Anda di halaman 1dari 26

Aborsi

Kelompok 9

Selawati 11181010000019
Euginia Violita 11181010000077
Klinik
Definisi Aborsi 01 02 Epidemiologi Aborsi

Dampak Aborsi Pada


Kesehatan dan 03 04 Pengaruh Sosial dari
Psikologi Aborsi
05
Aborsi dalam Islam
01
Definisi Aborsi
Abortus atau aborsi merupakan pengangkatan atau mengeluarkan secara paksa
embrio atau janin dari rahim. Aborsi biasanya digunakan untuk mencerminkan
penghentian kehamilan yang disengaja. Aborsi dapat dilakukan oleh dokter,
seorang yang awam, atau wanita itu sendiri (Merril, 2010). Menurut Kemenkes RI di
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 3 tahun 2016 tentang pelatihan dan
penyelenggaraan pelayanan aborsi atas indikasi kedaruratan medis dan kehamilan
akibat perkosaan, aborsi adalah upaya mengeluarkan hasil konsepsi dari dalam
rahim (Kemenkes, 2016).

Terdapat dua macam jenis abortus yaitu abortus provocatus medicinalis dan
abortus provocatus criminalis.
1. Abortus provocatus medicinalis adalah pengguguran kandungan yang dilakukan
dengan berdasarkan alasan/pertimbangan medis
2. abortus provocatus criminalis adalah pengguguran kandungan yang dilakukan
berdasarkan kesengajaan yang melanggar ketentuan hukum yang berlaku
02
Epidemiologi Aborsi
Global dan Regional
Pada 2010-2014, diperkirakan 55,9 juta aborsi terjadi setiap tahun. 49,3 juta di wilayah
berkembang dan 6,6 juta di wilayah maju. Secara keseluruhan, 35 aborsi terjadi setiap
tahun per 1.000 wanita berusia 15-44 tahun di seluruh dunia. angka aborsi di wilayah
maju secara signifikan lebih rendah daripada di wilayah berkembang (masing-masing 27
dan 36 per 1.000). Angka tahunan sebesar 35 per 1.000 menunjukkan bahwa, rata-rata,
seorang wanita akan melakukan satu kali aborsi dalam hidupnya.

Sebagian besar aborsi terjadi karena kehamilan yang tidak diinginkan. Perkiraan tingkat
kehamilan yang tidak diinginkan , pada 2010–2014 di negara maju dan berkembang
masing-masing adalah 45 dan 65 per 1.000 wanita berusia 15–44 tahun. Dengan kasus
tertinggi di Amerika Latin dan Karibia (96 per 1.000) dan Afrika (89 per 1.000). Secara
global, 56% kehamilan yang tidak diinginkan berakhir dengan aborsi
Insiden aborsi sedikit berbeda
menurut kondisi ekonomi negara:
kelompok pendapatan tertinggi (29
aborsi per 1.000 wanita usia 15-44
tahun) kelompok dengan pendapatan
menengah atas (38 aborsi per 1.000
wanita usia 15-44 tahun) kelompok
dengan pendapatan menengah
bawah (35 aborsi per 1.000 wanita
usia 15-44 tahun) dan kelompok
dengan pendapatan rendah (33 aborsi
per 1.000 wanita usia 15-44 tahun)
Secara regional, perkiraan angka
aborsi tertinggi ada di Amerika Latin
dan Karibia (44 aborsi per 1.000
wanita), dan angka terendah di
Amerika Utara dan Oseania
(masing-masing 17 dan 19 per 1.000).
Afrika dan Asia sangat dekat dengan
rata-rata dunia (34 dan 36 per 1.000)
Secara global, perkiraan jumlah aborsi tahunan meningkat 5,7 juta — atau 11%
antara 1990–1994 dan 2010–2014, dari 50,2 juta menjadi 55,9 juta. Jumlah
perempuan usia subur meningkat jauh lebih banyak (40% secara global), namun
hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah aborsi terutama mencerminkan
pertumbuhan penduduk perempuan usia subur.  Jumlah tahunan meningkat
sebesar 28% di wilayah berkembang (dari 38,4 juta menjadi 49,3 juta), tetapi
turun sebesar 44% di wilayah maju (dari 11,8 juta menjadi 6,6 juta)
Di Indonesia
Pada tahun 2000 di Indonesia diperkirakan bahwa sekitar dua juta aborsi terjadi.
Angka ini dihasilkan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan sampel yang
diambil dari fasilitasfasilitas kesehatan di 6 wilayah, dan juga termasuk jumlah
aborsi spontan. Estimasi aborsi berdasarkan penelitian ini adalah angka tahunan
aborsi sebesar 37 aborsi untuk setiap 1,000 perempuan usia reproduksi (15-49
tahun). Dari 4.5 juta kelahiran yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia.

Hasil Sensus Kependudukan tahun 2010 menunjukkan bahwa 90% kematian ibu
terjadi saat atau segera setelah proses persalinan. Persentase tertinggi sejak satu
dekade terakhir karena perdarahan. Walaupun aborsi hanya berkontribusi 1%
terhadap kematian ibu, data sesungguhnya mungkin lebih tinggi, bisa mencapai
11% - 15%. Hal ini disebabkan banyaknya kasus aborsi tidak aman tercatat sebagai
infeksi dan perdarahan akibat komplikasi persalinan
Di Indonesia hanya terdapat 38%
dari perempuan pernah kawin yang
pernah duduk di bangku Sekolah
Menengah. Dalam penelitian terbaru
ditemukan bahwa, 54% klien aborsi
adalah lulusan Sekolah Menengah
dan 21% dari mereka adalah lulusan
akademi atau universitas, dan 87%
dari klien aborsi yang tinggal di
daerah perkotaan sudah menikah.
Ditemukan bahwa hampir setiap
klien yang melakukan aborsi berusia
lebih dari 20 tahun (58% berusia
lebih tua dari 30 tahun), dan hampir
separuh dari
perempuan-perempuan tersebut
sudah memiliki paling sedikit dua
anak
Perempuan yang melakukan aborsi di
klinik 38% melaporkan bahwa prosedur
yang digunakan adalah aspirasi vakum,
yang merupakan prosedur yang aman
dan metode yang sudah terjamin untuk
aborsi pada kehamilan dini, atau
dilatasi dan kuret, metode yang
effektif tetapi tidak seaman metode
aspirasi vakum Sebanyak 25% dari
klien menggunakan pengobatan oral
dan dipijat agar terjadi penguguran;
13% menerima suntikan untuk
penguguran kandungan; 13%
memasukan benda asing ke dalam
vagina atau rahim dan 4% melakukan
aborsi dengan cara akupunktur
03
Dampak Aborsi Pada
Kesehatan dan Psikologi
Dampak Aborsi Pada Kesehatan

radang saluran reproduksi infertilitas sekunder kehamilan ektopik

02 04 06

01 03 05 07
perdarahan (perdarahan komplikasi kehamilan; dan
hebat) radang panggul risiko kanker payudara
kelahiran prematur
Dampak Aborsi Pada Psikologis
kondisi psikologis wanita pra-aborsi : kondisi psikologis wanita pasca-aborsi:
a. Merasa takut/cemas a. Ketakuatn yang intens
b. Butuh perlindungan tetapi laki-laki yang b. Perasaan kehilangan kontrol
berbuat pada umunya tidak c. Mati rasa secara emosional, sulit mengingat suatu
bertanggungjawab kejadian
c. Kebingungan sehingga menunda-nunda d. Merasa bersalah, persaan sedih yang mendalam,
persoalan depresi
d. Pada saat merasa sudah terdesak e. Cepat marah, marah yang meledak-ledak, perilaku
akhirnya memilih bantuan yang terjangkau agresif, teriak histersis
(murah dan mudah) dan akhirnya akan f. Sulit tidur, ketidak berfungsian secara seksual
membahyakan bila yang menangani adalah g. Flashback, mimpi buruk
bukan tenaga medis ahli yang bertanggung h. Menghindar dari hubungan, menolak anak-anak
jawab dan hal itu akan menyebabkan i. Pesimis terhadap masa depan
komplikasi j. Drug, alcohol abuse, dan berpikir untuk bunuh diri
k. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
l. Kehilangan harga diri
m. Ingin melakukan bunuh diri
n. Mulai menggunakan obat-obat terlarang
Efek pada hubungan dengan pasangan

Dampak Hubungan dengan orangtua dan keluarga


aborsi pada
psikososial Hubungan dengan teman sebaya

Hubungan dengan pasangan masa depan


04
Pengaruh Sosial dalam
melakukan aborsi
Faktor Faktor
Budaya Agama

• Norma serta budaya di seluruh • agama juga dapat menjadi faktor yang
dunia yang bervariasi dapat mempengaruhi dilakukannya aborsi.
mempengaruhi keputusan untuk Agama tertentu melarang adanya
melakukan aborsi di wilayah tindakan aborsi dikarenakan dianggap
masing-masing. Seperti halnya di menimbulkan moral yang tidak baik dan
Kuba dan Jepang yang cenderung membunuh jiwa yang tidak berdosa.
memiliki budaya aborsi. Aborsi Penentangan terhadap aborsi oleh
dianggap sebagai salah satu cara agama yang dikembagakan dapat
yang normal untuk dapat menjadi penghalang bagi perempuan
mengakhiri kehamilan yang tidak untuk ke pelayanan aborsi
diinginkan
Dampak Sosial dari Legalitas Aborsi

Dampak Positif Dampak Negatif

banyak sekali anak – anak yang


tidak dapat terlahir ke dunia. Dapat
Adanya penurunan kasus dikatakan begitu banyak anak – anak
pernikahan remaja. Selain itu, yang kehilangan nyawanya serta
legalisasi aborsi menyebabkan kesempatan untuk menempuh
penurunan langsung dalam jumlah penddikan dan memiliki keturunan
kelahiran untuk wanita berusia 21
tahun ke bawah
05
Aborsi dalam Islam
Melakukan aborsi menurut Pandangan Syariat Islam
secara umum adalah haram dikarenakan adanya
beberapa sebab yang merugikan. Diantaranya
adalah aborsi sangat bertentangan sekali dengan
tujuan utama pernikahan dan tindakan aborsi
merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah SWT.
Selain itu, aborsi sangat bertentangan sekali dengan
tujuan utama pernikahan dalam hal pernikahan
dilakukan untuk memperoleh keturunan.
Seperti Firman Allah dalam surah Al-Isra: 33

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka
sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli
waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang
mendapat pertolongan.” (QS. Al-Isra: 33)
Seperti Firman Allah dalam surah Al-Maidah:32

“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi. Maka
seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya.” (QS. Al-Maidah: 32).
Para ulama kontemporer membolehkan aborsi Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan
dengan syarat-syarat sebagai berikut : Fatwa tentang Abortus berdasarkan ketentuan
hukum :
a. Terbukti adanya penyakit yang 1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya
membahayakan jiwa sang ibu. implantasi blastosis pada dinding Rahim ibu.
b. Tidak ditemukannya cara penyembuhan 2. Aborsi dibolehkan karena ada uzur, baik
kecuali dengan cara aborsi. bersifat darurat maupun hajat.
c. Adanya keputusan dari seorang dokter yang a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan
dapat dipercaya bahwa aborsi adalah kehamilan
satu-satunya cara untuk menyelamatkan sang b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan
ibu. kehamilan
c. Aborsi yang dibolehkan karena uzur yaitu
kehamilan akibat pemerkosaan
d. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada
kehamilan yang terjadi akibat zina
SIMPULAN

Abortus atau aborsi adalah upaya pengangkatan atau mengeluarkan dengan paksa embrio atau janin
dari rahim upaya mengeluarkan hasil konsepsi dari dalam rahim sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Aborsi dilegalkan ketika kehamilan dalam kondisi dua hal yaitu terdapat indikasi
kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaaan. Sebagian besar aborsi terjadi karena kehamilan
yang tidak diinginkan. Pada 2010-2014, diperkirakan 55,9 juta aborsi terjadi setiap tahun. 49,3 juta di
wilayah berkembang dan 6,6 juta di wilayah maju. Secara keseluruhan, di seluruh dunia setiap
tahunnya terjadi aborsi sebanyak 35 aborsi per 1.000 wanita berusia 15-44 tahun. Tindakan aborsi tidak
hanya dipengaruhi oleh adanya legalitas secara hukum dan peraturan saja, tetapi dipengaruhi oleh
aspek sosial seperti norma, nilai budaya, dan nilai agama seseorang tersebut. Keputusan melakukan
tindakan aborsi rupanya memberikan dampak bagi seseorang tersebut baik secara fisk maupun
psikologis, serta baik dampak positif maupun dampak negatif. Begitu juga dengan dampak dari tingkat
aborsi di dunia atau suatu wilayah, dari masing – masing kebijakan daerah terkait aborsi memiliki
dampak yang berbeda – beda, ada dampak positif maupun dampak negative.
Daftar Pustaka
● Anonim. 2018. Abortion in Indonesia. Guttmacher Institute.
https://www.guttmacher.org/sites/default/files/report_pdf/ib_abortion_indonesia _0.pdf. Diakses pada 12 Mei 2021
pukul 10.30 WIB.
● Anonim. 2018. Abortion Worldwide 2017: Uneven Progress and Unequal Access. Guttmacher Institute.
https://www.guttmacher.org/report/abortion-worldwide-2017#. Diakses pada 12 Mei 2021. Pukul 10.40 WIB
● Lubis, N. L. (2016). Psikologi Kespro. Wanita dan Perkembangan Reproduksinya: Ditinjau dari Aspek Fisik dan
Psikologinya. Kencana.
● Singh, S. (2010). Global consequences of unsafe abortion. Women’s Health, 6(6), 849-860.
● WHO.2017. Worldwide, an estimated 25 million unsafe abortions occur each year.
https://www.who.int/news/item/28-09-2017-worldwide-an-estimated-25-million-unsafe-abortions-occur-each-year.
Diakses pada 12 Mei 2021 pukul 10.00 WIB.
● Kemenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia No. 3 Tahun 2016 Tentang Pelatihan dan
Penyelenggaraan Pelayanan Aborsi atas Indikasi Kedaruratan Medis dan Kehamilan Akibat Perkosaan. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
● Peraturan Pemerintah RI. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia.
● WHO. 2012. Facts on Induced Abortion Worldwide. New York : Guttmacher Institute.
https://www.guttmacher.org/fact-sheet/induced-abortion-worldwide. Diakses pada 23 Mei 2020 (14.12).
● WHO. 2019. Preventing Unsafe Abortion. Geneva : World Health Organization.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/329887/WHO-RHR-19.21- eng.pdf?ua=1. Diakses pada 23
Terimakasih ☺

Anda mungkin juga menyukai