ANTHRAX
KELOMPOK 3
PRAKTIKUM INVESTIGASI WABAH
04 Telaah Laporan
Tahapan Investigasi KLB Anthrax
1. Persiapan Lapangan
Hal-hal yang dilakukan yaitu mengonfirmasi terkait informasi, membuat rencana,
dan pertemuan dengan pejabat setempat. Konfirmasi terkait informasi meliputi
asal informasi, gambaran terkait penyakit yang dilaporkan, dan keadaan geografis
tempat yang dilapor. Terdapat hal- hal yang harus diperhatikan dalam persiapan
lapangan, yaitu:
• Investigasi dilakukan sesegera mungkin, dalam 24 jam sesudah adanya
informasi.
• Menyiapkan tim yang berkompeten dan memiliki pengetahuan ilmiah serta
menyiapkan peralatan yang sesuai untuk melakukan penyelidikan.
• Mengurus prosedur administrasi yang berlaku di lembaga setempat mengenai
perizinan dan pengamanan.
• Berkoordinasi dengan pihak yang bersangkutan yang memiliki peran dalam
permasalahan tersebut.
Tahapan Investigasi KLB Anthrax
2 Memastikan Adanya Kejadian Luar Biasa
Tujuan tahap ini adalah untuk memastikan apakah adanya peningkatan kasus yang
tengah berjalan memang benar-benar berbeda dibandingkan dengan kasus yang "biasa"
terjadi pada populasi yang dianggap mempunyai risiko terinfeksi. Apabila insidens yang tengah
berjalan secara menonjol melebihi insidens yang "biasa", maka biasanya dianggap terjadi KLB.
3. Konfirmasi Diagnosis
Tahapan ini bertujuan untuk memastikan bahwa masalah telah didiagnosis dengan benar dan menyingkirkan kesalahan uji
laboratorium, seiring meningkatnya jumlah kasus yang didiagnosis. Diagnosis antraks umumnya dapat dilakukan berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan di laboratorium untuk mengisolasi agen penyebab, uji serologis dan molekuler. Pengambilan
spesimen dilakukan oleh tim Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten dan Pengujian laboratorium. Pengujian
laboratorium terhadap spesimen yang diambil dilaksanakan di Balai Besar. Pengujian laboratorium ditujukan untuk diagnosa
terhadap penyakit antraks berupa isolasi dan identifikasi Bacillus anthracis. pengambilan sampel di lingkungan tersebut, hal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi sumber kontaminasi spora B. anthracis sehingga dapat menyebabkan hewan/manusia
terinfeksi, menelusuri rute infeksi/paparan, memperoleh galur B. metode diagnosis cepat dan akurat sehingga penanganan
kasus penyakit dapat dilaksanakan dengan segera .
Tahapan Investigasi KLB Anthrax
4. Membuat Definisi Kasus, Mengidentifikasi dan Menghitung Kasus
1. Menetapkan definisi kasus
Definisi kasus mencakup kriteria klinis seperti gejala, sumber penularan dan cara penularan dengan pembatasan variabel
waktu, tempat dan orang.
2. Mengidentifikasi dan menghitung kasus
Untuk mengidentifikasikan dan menghitung kasus yaitu dengan mengunjungi langsung pelayanan kesehatan yaitu rumah
sakit, puskesmas dan lain sebagainya dengan melakukan survey atau kuesioner. Lalu, dapat mewawancari masyarakat
secara langsung. Apabila dicurigai terjadi suatu KLB, harus dilakukan penghitungan awal dari kasus-kasus yang tengah
berjalan (orang-orang yang infeksinya atau keracunannya terjadi di dalam periode KLB) untuk memastikan adanya frekuensi
kasus baru yang "berlebihan”.
6. Mengembangkan Hipotesis
Tujuan hipotesis adalah untuk memberikan dasar yang
logis untuk merencanakan dan melaksanakan berbagai
penyelidikan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
penyelidikan KLB (penanggulangan KLB) dapat tercapai. 7. Evaluasi Hipotesis
Contohnya adalah manifestasi klinis pada orang yang Evaluasi Hipotesis sangat perlu dilakukan
terpapar antraks, yang ditandai dengan diterimanya untuk selalu mengecek atau apakah hipotesis
hipotesis minor : 1. Ada peningkatan titer anthrax tersebut dapat digunakan dan sesuai dengan
protective antigen (PA) Ig G ELISA pada orang yang keadaan kejadian luar biasa (KLB) yang
terpapar antraks. 2. Ada peningkatan titer anthrax terjadi disuatu wilayah tersebut.
protective antigen (PA) Ig G ELISA pada penderita dengan
manifestasi kulit. 3. Ada hubungan antara titer anthrax
protective antigen (PA) Ig G ELISA dengan manifestasi
kulit pada orang yang terpapar antraks.
Tahapan Investigasi KLB Anthrax
8 Memperbaiki Hipotesis dan Melakukan Studi Tambahan
Jika terjadi kesalahan dan ketidaksesuai terhadap hipotesis maka perlu adanya
perbaikan sehingga hipotesis tersebut sesuai dan dapat digunakan dalam
invetigasi kejadian luar biasa (KLB) antraks. Sementara itu, jika diperlukan studi
tambahan maka dalam melakukan studi tambahan yang dapat dilakukan penelitian
epidemiologi (epidemiologi analitik) dan Penelitian laboratoium dan lingkungan.