Anda di halaman 1dari 17

PREVALENSI DAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

TINGKAT PERTAMA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS


PULOMERAK KOTA CILEGON TAHUN 2019-2021

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:

PUTRI KURNIAWATI
11181010000026

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

1 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

1.4.1 Bagi masyarakat ...................................................................................... 4

1.4.2 Bagi Instansi Terkait ............................................................................... 4

1.4.3 Bagi Kesehatan Masyarakat .................................................................... 4

1.4.4 Bagi Peneliti ............................................................................................ 4

1.5 Kajian Teori .................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ...............15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang masih
menjadi permasalahan kesehatan baik di Indonesia maupun di dunia. DM
disebabkan oleh kelainan tubuh dalam memproduksi atau memanfaatkan hormon
insulin yang dihasilkan sel beta pankreas sehingga kadar gula dalam darah melebihi
ambang normal atau di atas 200 mg/dl (Rahmadani, Annisa,dkk 2021).
Perkembangan zaman saat ini berdampak terhadap perubahan pola gaya hidup
manusia yang serba instan serta kurangnya melakukan aktivitas fisik membuat
kejadian kasus diabetes mellitus terus meningkat. Saat ini tidak hanya menyerang
usia tua saja namun usia muda juga sudah banyak yang menderita DM. Berdasarkan
data (WHO, 2021) melaporkan bahwa sekitar 422 juta orang di seluruh dunia
menderita DM dan 1,5 juta kematian secara langsung dikaitkan dengan diabetes
setiap tahun. Sedangkan menurut (International Diabetes Federation (IDF), 2019)
463 juta orang pada usia 20-79 tahun menderita DM dengan prevalensi sebesar
9,3%, wilayah Asia Tenggara menempati uruan ke-3 dengan prevalensi DM
tertinggi sebesar 11,3% dan IDF memproyeksikan 10 negara dengan jumlah
penderita DM tertinggi, Indonesia menjadi urutan ke-7 dengan 10,7 juta penderita
DM dan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk kedalam daftar tersebut.
Berdasarkan hasil (Riskesdas, 2018) prevalensi DM di Indonesia sebesar
8,5% sesuai dengan hasil pemeriksaan gula darah, jika dibandingkan dengan tahun
2013 sebesar 6,9% maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan prevalensi
DM sebesar 1,6% dan Banten termasuk provinsi dengan peningkatan DM tertinggi
dari tahun 2013-2018. Berdasarkan profil kesehatan provinsi Banten tahun 2020
prevalensi DM sebesar 2,43 %. Terdapat 8 kota dan kabupaten di provinsi Banten,
salah satunya adalah kota Cilegon. Prevalensi DM di kota Cilegon cukup tinggi
yaitu sebesar 5% melebihi prevalensi DM di provinsi Banten. Namun, hanya
sebesar 63,4% yang mendapatkan pelayanan sesuai standar. Menurut American
Diabetes Association (ADA, 2013), DM terbagi atas 2 tipe yaitu DM tipe 1 atau
insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 atau Non-insulin-
dependent diabetes mellitus (NIDDM). Jenis DM yang banyak terjadi yaitu DM tipe
2 pada kelompok usia dewasa (WHO, 2016). Kelompok usia 51- 60 tahun yang

1
banyak mengalami diabetes melitus (Sharma, R & Prajapati, 2021). Bertambahnya
usia membuat kekuatan fisik dan pertahanan tubuh cenderung menurun yang pada
akhirnya menghasilkan manifestasi penyakit seperti DM. Berdasarkan penelitian
(Idris et al., 2017) prevalensi DM tahun 2013 di indonesia cenderung lebih besar
terjadi pada perempuan, serta pada kelompok usia > 55 Tahun, individu yang
tinggal di pedesaan, status gizi obesitas, tidak bekerja dan yang sudah menikah.
Meningkatnya kasus DM setiap tahunnya di Indonesia sehingga berdampak pada
pemanfaatan layanan kesehatan terutama di puskesmas yang merupakan fasyankes
tingkat pertama yakni diperlukannya upaya peningkatan dalam pelayanan dan
penanganan pasien.
Penelitian yang dilakukan di Yamoransa, Ghana menemukan bahwa
pendidikan, pendapatan, serta kepemilikan asuransi kesehatan berpengaruh pada
pemanfaatan kesehatan (Yeboah dan Ampomah, 2014). Terdapat juga hubungan
bermakna antara pekerjaan, pendapatan, dan jarak dari rumah ke fasyankes tingkat
pertama (Otovwe dan Elizabeth, 2017). Selain itu, studi yang dilakukan (Boachie et
al, 2015) yaitu usia dan kepemilikan asuransi kesehatan memiliki hubungan yang
bermakna dengan pemanfaatan layanan kesehatan rawat jalan di india. Temuan
Study on Global Ageing and Adult (Dou et al., 2015) mengemukakan bahwa usia,
jenis kelamin, kepemilikan asuransi kesehatan, dan pendapatan rumah tangga
berpengaruh pada pemanfaatan rawat jalan pada lansia di Cina. Selain itu, faktor
ekonomi berperan penting dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (Redondo-
Sendino et al., 2006). Menurut penelitian (Rao, et.all, 2020) terdapat hubungan
antara jenis kelamin, usia, wilayah pedesaan, pengecekan glikemik yang baik
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di primary health care (PHC).
Peningkatan jumlah penderita penyakit tidak menular khususnya DM di
Indonesia serta adanya bukti-bukti studi terdahulu mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh pada utilisasi fasilitas kesehatan. Sehingga membuat peneliti tertarik
untuk meneliti mengenai prevalensi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan tingkat
pertama penyakit diabetes mellitus di puskesmas Pulomerak kota Cilegon tahun
2019-2021.

2
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana prevalensi penderita diabetes melitus di Puskesmas Pulomerak kota
Cilegon tahun 2019-2021?
b. Bagaimana gambaran pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama pada penderita DM di Puskesmas Pulomerak kota Cilegon tahun 2019-
2021?
c. Bagaimana distribusi penderita DM berdasarkan usia, jenis kelamin,
kepemilikan asuransi, pekerjaan, komorbid, IMT, tekanan darah dan jarak
rumah di Puskesmas Pulomerak kota Cilegon Tahun 2019-2021?
d. Bagaimana distribusi poli, jenis kunjungan, akses dokter umum, jumlah resep,
jenis obat, dan lama pemeriksaan pada penderita DM di Puskesmas Pulomerak
kota Cilegon Tahun 2019-2021?
e. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin, pekerjaan, kepemilikan asuransi,
komorbid, dan jarak rumah terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan pada
penderita DM di Puskesmas Pulomerak kota Cilegon Tahun 2019-2021?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui prevalensi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan tingkat
pertama penyakit diabetes mellitus di puskesmas Pulomerak kota Cilegon
tahun 2019-2021.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui prevalensi penderita diabetes melitus di Puskesmas Pulomerak
kota Cilegon tahun 2019-2021.
b. Mengetahui gambaran pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama pada penderita DM di Puskesmas Pulomerak kota Cilegon tahun
2019-2021.
c. Mengetahui distribusi penderita DM berdasarkan usia, jenis kelamin,
kepemilikan asuransi, pekerjaan, komorbid, IMT, tekanan darah dan jarak
rumah di Puskesmas Pulomerak kota Cilegon Tahun 2019-2021.
d. Mengetahui distribusi poli, jenis kunjungan, akses dokter umum, jumlah
resep, jenis obat, dan lama pemeriksaan pada penderita DM di Puskesmas
Pulomerak kota Cilegon Tahun 2019-2021.
e. Mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, pekerjaan, kepemilikan

3
asuransi, komorbid, dan jarak rumah terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan pada penderita DM di Puskesmas Pulomerak kota Cilegon
Tahun 2019-2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi khususnya penderita


DM dan umumnya masyarakat sekitar tempat penelitian untuk
melakukan cek kesehatan ataupun pengobatan rutin di Puskesmas
Pulomerak kota Cilegon sebagai pemanfaatan fasyankes tingkat
pertama.

1.4.2 Bagi Instansi Terkait

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan evidance


based dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
khususnya penderita DM di Puskesmas Pulomerak kota Cilegon.

1.4.3 Bagi Kesehatan Masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian literatur untuk menambah


wawasan serta teori mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan
fasyankes tingkat pertama pada penderita DM.

1.4.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi tambahan informasi mengenai kejadian DM


serta pemanfaatan pelayanan kesehatan di fasyankes tingkat pertama
sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam membuat suatu hal yang
lebih baik disektor kesehatan.

4
1.5 Kajian Teori

GAMBAR 1. MIND MAP


FAKTOR PRESDISPOSISING
 USIA
 JENIS KELAMIN
 PENDIDIKAN
 PEKERJAAN
 SIKAP
 PENGETAHUAN
 KEPERCAYAAN
(Auliya Firdha Chusna Arifa,2018, WiwI, dkk, 2018, Agofure Otovwe,Sarki
Elizabeth, Adi Nur Rahman P., Priyadi Nugraha,2016, Prabamurti, Emmy Riyan)

FAKTOR ENABLING

Informasi tentang akses pelayanan kesehatan,
 Penghasilan, asuransi kesehatan, ketersediaan pelayanan
kesehatan, jarak dan transportasi, hubungan sosial,
 Tenaga kesehatan, fasilitas yang tersedia,dan waktu tunggu PEMANFAATAN PELAYANAN
 Kader kesehatan KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI
 Gaya hidup, penyakit kronis, status fungsional, defisit PUSKESMAS PULOMERAK KOTA
kognitif dan kualitas hidup terkait kesehatan CILEGON

(Auliya Firdha Chusna Arifa,2018, WiwI, dkk, 2018, Agofure Otovwe,Sarki


Elizabeth)

FAKTOR KEBUTUHAN
 Percieved need (penilaian individu terhadap penyakitnya)
dan evaluated (diagnosis penyakit oleh dokter)
 Persepsi Sakit dan Kebutuhan terhada Pelayanan Kesehatan

(Auliya Firdha Chusna Arifa,2018, , Agofure Otovwe,Sarki Elizabeth, Adi Nur
Rahman P., Priyadi Nugraha,2016,)

5
TABEL 1. MATRIKS LITERATUR
No. Tahun Nama dan Judul Jurnal Peneliti/ Variabel Metodologi Hasil umum peneltian Saran/Rekomendasi

Penulis

1 2018 Jurnal Administrasi Kesehatan Variabel indepen Analitik dengan Tidak ada saran dalam
Indonesia Auliya Firdha yang diteliti pendekatan Hasil penelitian ini menunjukan terdapatjurnal
pengaruh signifikan
PENGARUH INFORMASI Chusna Arifa adalah cross sectional. Prolanis (p=0,020) dan kesesuaian jadwal/waktu (p=0,0
PELAYANAN PROLANIS DAN (usia dan jenis Prolanis di PLK Unair. Sedangkanvariabelkelas BPJS, jar
KESESUAIAN WAKTU kelamin), struktur ketersediaan transportasi, jenis transportasi, hubungan sosial,
TERHADAP PEMANFAATAN sosial (pendidikan, kesehatan, waktu tunggu dan kebutuhan tidak berpengaruh sig
PROLANIS DI PUSAT pekerjaan, suku, .
LAYANAN KESEHATAN jejaring sosial,
UNAIR interaksi sosial, dan
budaya),
kepercayaan
kesehatan (sikap,
pengetahuan, dan
pandangan
seseorang terhadap
kesehatan dan
pelayanan
kesehatan). Faktor
pemungkin meliputi
sumberdaya
individu/keluarga
(informasi tentang
akses pelayanan
kesehatan,
penghasilan,
asuransi kesehatan,

6
ketersediaan
pelayanan
kesehatan, jarak
dan transportasi,
hubungan sosial),
komunitas (tenaga
kesehatan, fasilitas
yang tersedia,dan
waktu tunggu), dan
faktor genetik serta
karakteristik
psikologis. Faktor
kebutuhan dibagi
menjadi dua
kategori yaitu
percieved need
(penilaian individu
terhadap
penyakitnya) dan
evaluated
(diagnosis penyakit
oleh dokter)
Varibel
dependennya
adalah Pemanfaatan
pelayanan
kesehatan

7
2. 2018 JURNAL KESEHATAN ILMIAH Wiwi Wardani Variabel Desain Berdasarkan hasil uji statistik Disarankan kepada
INDONESIA Tanjung, Yanna independen yang penelitian yang dengan uji chi-square, ada pihak Posbindu perlu
(INDONESIAN HEALTH Wari Harahap, diteliti yaitu faktor digunakan hubungan faktor predisposisi melakukan penyuluhan
SCIENTIFIC JOURNAL) Meilina Sari predisposisi (umur, adalah yaitu umur (0,000 < 0,05), tentang manfaat
Faktor-Faktor Yang Panggabean jenis kelamin, Explanatory jenis kelamin (0,028 < 0,05), mengikuti kegiatan
Mempengaruhi Pemanfaatan pendidikan, Research pendidikan (0,043 < 0,05), posbindu penyakit
Program Pos Pembinaan Terpadu pekerjaan, pekerjaan tidak menular
Penyakit Tidak Menular Di pengetahuan, sikap (0,002 < 0,05), pengetahuan
Wilayah Kerja Puskesmas dan persepsi), (0,0002 < 0,05), sikap (0,007 <
Batang Toru KabupatenTapanuli faktor pemungkin 0,05), persepsi (0,001 < 0,05).
Selatan (petugas kesehatan, Ada hubungan faktor
Tahun 2017 fasilitas kesehatan pemungkin yaitu fasilitas
dan kesehatan (0,001 < 0,05),
kader) petugas kesehatan
Varibel depennya (0,018 < 0,05), kader (0,000 <
yaitu pemanfaatan 0,05)
posbindu PTM
3. 2016 JURNAL KESEHATAN Adi Nur Variabel Crossectional Variabel yang berhubungan Perlu adanya dukungan
MASYARAKAT Rahman P., indepennya yaitu dengan perilaku pencarian dari
Faktor-Faktor yang Berhubungan Priyadi Umur, pelayanan kesehatan, yaitu: kiai, ustadz dan
dengan Perilaku Pencarian Nugraha Jenis Kela akses pelayanan kesehatan pengurus
Pelayanan Kesehatan (Health Prabamurti, Min, Pendidikan, (pvalue= pondok pesantren
Seeking Behavior) pada Santri Emmy Riyanti Asal 0,032), persepsi sakit (pvalue= terhadap
di Pondok Pesantren Al Bisyri Daerah 0,013) dan kebutuhan perilaku pencarian
Tinjomoyo Semarang Lama terhadap pelayanan kesehatan pelayanan
Tinggal di (p-value= 0,007). kesehatan pada santri
Pondok 12. Kebutuhan terhadap dalam
Pengetahu pelayanan bentuk arahan yang
an, Sikap , kesehatan merupakan faktor diberikan
Keyakinan yang paling berpengaruh kepada para santri
terhadap terhadap perilaku pencarian ketika ceramah atau
Pelayanan pelayanan kesehatan pun pada saat

8
Kesehatan, santri belajar guna
Akses mengubah
Pelayanan pola piker santri
Kesehatan, terhadap health
Ketersedia seeking behavior,
an Sarana sehingga
Pelayanan setiapsantri yang
Kesehatan, mengalami
Ketersedia gangguan kesehatan
an SDM akan
Kesehatan, berupaya melakukan
Persepsi pencarian
Sakit, Kebutuhan pengobatan.
terhadap
Pelayanan
Kesehatan

Variabel
dependennya yaitu
Perilaku Pencarian
Pelayanan
Kesehatan (Health
Seeking Behavior)

9
4. 2018 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Variabel Crossectional Hasil penelitian menunjukkan Disarankan agar
Bambang indepennya yaitu bahwa hanya sebesar 43,8% pemahaman mengenai
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR Irawan, Usia , responden yang memanfaatkan program JKN bagi
YANG BERHUBUNGAN Asmaripa Jenis kelamin, layanan kesehatan. Paling masyarakat sangat
DENGAN PEMANFAATAN Ainy1 Tingkat pendidikan banyak responden diperlukan untuk
PELAYANAN KESEHATAN , Status pekerjaan, menunjukkan karakteristik efektifitas layanan
PADA PESERTA JAMINAN Persepsi mengenai sebagai berikut: usia≤46 tahun kesehatan di
KESEHATAN NASIONAL sikap petugas, (60,7%), perempuan (59,8%), puskesmas. Untuk
DI WILAYAH KERJA Persepsi mengenai pendidikan rendah (76,8%), peneliti selanjutnya
PUSKESMAS PAYAKABUNG, JKN , bekerja (66,1%), memiliki disarankan untuk
KABUPATEN OGAN ILIR Aksesibilitas persepsi yang baik mengenai menganalisis variabel-
layanan , sikap petugas (61,6%), variabel lain misalnya:
Persepsi memiliki persepsi yang baik status perkawinan,
sakit mengenai JKN (55,4%), jarak jumlah anggota
Variabel antara rumah dan puskesmas keluarga, sosial
dependennya yaitu dekat (67,9%) and memiliki budaya, penghasilan
Pemanfaatan persepsi positif mengenai sakit dan ketersediaan
pelayanan (58,9%). Ada hubungan fasilitas
kesehatan signifikan antara variable usia
(p-value < 0,0001), jenis
kelamin (p-value = 0,016),
persepsi mengenai JKN (p-
value = 0,039), aksesibilitas
layanan (p-value < 0,0001)
dengan pemanfaatan layanan
kesehatan bagi peserta JKN di
wilayah kerja Puskesmas
Payakabung

10
5. 2006 BMC Public Health Áurea Variabel Crossectional Dibandingkan dengan pria, Tidak ada saran
Gender differences in the Redondo- indepennya yaitu persentase wanita yang
utilization of health-care services Sendino, Pilar jenis kelamin, mengunjungi praktisi medis
among Guallar- faktor predisposisi lebih tinggi (ATAU:
the older adult population of Spain Castillón, José (usia dan 1,24; 95% batas kepercayaan
Ramón status kepala (CL): 1,07–1,44), menerima
Banegas and keluarga), faktor kunjungan medis ke rumah
Fernando kebutuhan (gaya (ATAU: 1,67; 95% CL: 1,34–
Rodríguez- hidup, penyakit 2.10) dan minum 3 obat
Artalejo kronis, status (ATAU: 1,54; 95% CL: 1,34-
fungsional, defisit 1,79), tetapi tidak ada jenis
kognitif) kelamin
dan kualitas hidup perbedaan dalam masuk rumah
terkait kesehatan sakit atau vaksinasi
(HRQL)) dan faktor influenza.Penyesuaian untuk
pendukung (tingkat kebutuhan atau faktor
pendidikan, status pendukung
perkawinan, menyebabkan penurunan OR
status pekerjaan perempuan dibandingkan
kepala keluarga dan dengan laki-laki untuk
jaringan sosial). pemanfaatan sejumlah layanan
Variabel dipelajari.Pada penyesuaian
depenpennya yaitu untuk jumlah penyakit kronis,
pemanfaatan OR (95% CL) wanita
pelayanan dibandingkan pria
kesehatan untuk konsumsi obat 3 adalah
1,24 (1,06-1,45).Setelah
penyesuaian untuk HRQL, OR
adalah 1,03
(0,89–1,21) untuk kunjungan
ke praktisi medis, 1,24 (0,98–
1,58) untuk kunjungan medis

11
ke rumah, 0,71 (0,58–1,51)
0,87) untuk rawat inap, dan
1,14 (0,97-1,33) untuk asupan
3 obat.
jumlah penyakit kronis dan
HRQL, OR rawat inap di
antara wanita versus pria
adalah 0,68 (0,56-0,84).
6. 2017 Ethiop J Health Sci. Variabel Crossectional Hasil penelitian menunjukkan Tidak ada saran
Agofure independennya bahwa hampir semua
Utilization of Primary Health Care Otovwe , Sarki yaitu karakteristik responden yaitu 333 (97,90%),
Services in Jaba Local Elizabeth1 sosial demografi, mengetahui adanya pelayanan
Government Area of Kaduna State Kesadaran dan jenis kesehatan dasar di
Nigeria layanan yang masyarakatnya, sedangkan 293
diberikan di antara (86,20%) dan 212 (62,40%)
responden merasa puas dengan jumlah
Variabel tersebut. retribusi pelayanan
dependennya yaitu dan penyediaan obat masing-
pemanfaatan masing Menurut responden,
pelayanan lemahnya pelayanan di
kesehatan. fasilitas kesehatan primer
meliputi; pendidikan higiene
perorangan dan gizi,
pengelolaan penyakit kronis
dan skrining kanker. Faktor-
faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan
kesehatan primer menurut
responden adalah ketersediaan
tenaga terlatih (AOR = 1,828
95% CI = 0,410-1,672), sikap
petugas (AOR = 1,114 95% CI

12
= 0,527) -2,355), waktu tunggu
(AOR = 1,110 95% CI =
0,584-2.224 ) dan ketersediaan
layanan diagnostik (AOR =
0,951 95% CI = 0,472-1,918).

13
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nur Rahman P., Priyadi Nugraha Prabamurti, E. R. (2016) ‘Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan (Health Seeking
Behavior) pada Santri di Pondok Pesantren Al Bisyri Tinjomoyo Semarang No Title’,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 4, pp. 246–258.
Arifa, A. F. C. (2018) ‘Pengaruh Informasi Pelayanan Prolanis Dan Kesesuaian Waktu
Terhadap Pemanfaatan Prolanis Di Pusat Layanan Kesehatan Unair’, Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(2), p. 95. doi: 10.20473/jaki.v6i2.2018.95-102.
Atlas, I. D. F. D. (1955) International Diabetes Federation, The Lancet. doi: 10.1016/S0140-
6736(55)92135-8.
Belakang, A. L. (2020) ‘Profil_Kesehatan_Provinsi_Banten_2019 (3)’.
Boachie, M. (2017) ‘Utilisation of outpatient healthcare services among elderly people with
Hypertension in Ghana’, Journal of Behavioral Health, 6(4), p. 1. doi:
10.5455/jbh.20170705063150.
Dou, L. et al. (2015) ‘Health care utilization in older people with cardiovascular disease in
China’, International Journal for Equity in Health. International Journal for Equity in
Health, 14(1), pp. 1–8. doi: 10.1186/s12939-015-0190-y.
Idris, H., Hasyim, H. and Utama, F. (2017) ‘Analysis of Diabetes Mellitus Determinants in
Indonesia: A Study from the Indonesian Basic Health Research 2013’, Acta medica
Indonesiana, 49(4), pp. 291–298.
Irawan, B. and Ainy, A. (2018) ‘Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Di
Wilayah Kerja Puskesmas Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir’, Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 9(3), pp. 189–197. doi: 10.26553/jikm.v9i3.311.
Kemenkes RI (2018) ‘Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018’, Kementrian Kesehatan RI,
53(9), pp. 1689–1699.
Of, D. and Mellitus, D. (2014) ‘Diagnosis and classification of diabetes mellitus’, Diabetes
Care, 37(SUPPL.1), pp. 81–90. doi: 10.2337/dc14-S081.
Otovwe, A. and Elizabeth, S. (2017) ‘Utilization of Primary Health Care Services in Jaba
Local Government Area of Kaduna State Nigeria’, Ethiopian journal of health
sciences, 27(4), pp. 339–350. doi: 10.4314/ejhs.v27i4.5.
Rahmadani, A. N. (2021) ‘Implementasi Kebijakan Standar Pelayanan Minimal Penderita
Diabetes’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9, pp. 149–156.
Rao, M. et al. (2020) ‘Utilization of diabetes management health care services and its

14
association with glycemic control among patients participating in a peer educator-
based program in Cambodia’, PLoS ONE, 15(6 June), pp. 1–14. doi:
10.1371/journal.pone.0235037.
Redondo-Sendino, Á. et al. (2006) ‘Gender differences in the utilization of health-care
services among the older adult population of Spain’, BMC Public Health, 6(March
2015). doi: 10.1186/1471-2458-6-155.
Sharma, R. and Prajapati, P. (2015) ‘Rising risk of type 2 diabetes among inhabitants of
Jamnagar, Gujarat: A cross-sectional survey’, AYU (An International Quarterly
Journal of Research in Ayurveda), 36(1), p. 10. doi: 10.4103/0974-8520.169014.
Wiwi, T. W., Yanna, H. W. and Panggabean, M. S. (2018) ‘Faktor Pemanfaatan Program
Posbindu PTM’, Kesehatan Ilmiah Indoneisa, 3(2), pp. 92–108.
Yeboah, I. A. and Gyamfuah, I. A. (2015) ‘Determinants of Healthcare Facilities and
Services Utilisation among the Aged: Evidence from Yamoransa in Ghana’, American
Scientific Research Journal for Engineering, Technology, and Sciences (ASRJETS),
8(1), pp. 42–55.

15

Anda mungkin juga menyukai