Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)


VAKSINASI COVID-19 TAHUN 2021

Putri Kurniawati1, Rifka Qatrunnida1, Dadang Mulyono1, Hoirun Nisa1

1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Tangerang Selatan 15419.

*Korespondensi Penulis : hoirun.nisa@uinjkt.ac.i

Abstrak   10 pt, bold, italic, arial

Kata kunci : COVID-19, Vaksinasi, KIPI

Abstract  10 pt, bold, italic, arial

Keywords : COVIDD-19, Vaccine, AEFI


PENDAHULUAN 11 pt, bold, times new roman

Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan
COVID-19. Saat ini program vaksinasi COVID-19 sedang gencar dilakukan diberbagai negara
termasuk Indonesia. Terdapat 7 jenis vaksin yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang penetapan jenis
vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yaitu AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax
Inc, Pfizer Inc., BioNTech, dan Sinovac Life Sciences Co. Menurut laporan Food and Drug
Administration (FDA) tahun 2021 vaksin COVID-19 yakni Pfizer-BioNTech dan Moderna memiliki
efektivitas sebesar 95% dan 94 % dalam mencegah infeksi COVID-19 (Polack, et.all, 2020). Dalam
pelaksanaannya terdapat efek atau gejala yang timbul setelah melakukan vaksinasi. Amerika Serikat
melaporkan, setelah pemberian 1.893.360 dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech sebanyak 4.393
(0,2%) mengalami efek samping setelah menerima vaksinasi COVID-19 (CDC, 2O21).

Efek samping yang terjadi setelah vaksinasi pada umumnya di Indonesia disebut dengan
kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Reaksi yang terjadi setelah vaksinasi COVID-19, antara lain
reaksi lokal terdiri dari nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan dan selulitis, sedangkan
reaksi sistemik terdiri dari demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan
lemah, dan sakit kepala, serta reaksi lain berupa alergi misalnya urtikaria, edema, reaksi anafilaksis
dan syncope (pingsan) (Koesnoe, 2021). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Noemie, et all,2021) yaitu sebanyak 34% melaporkan reaksi sistemik (kelelahan, sakit kepala, nyeri
otot) dan 66% reaksi lokal (nyeri di tempat suntikan dan eritema) serta gejala pasca vaksinasi
COVID-19 baik sistemik maupun lokal sering berlangsung selama 1-2 hari sejak penyuntikan.. Selain
itu, berdasarkan penelitian (Menni, Cristina, et all, 2021) KIPI lebih sering terjadi pada individu yang
usianya lebih muda, berjenis kelamin perempuan, dan yang sebelumnya memiliki riwayat COVID-19.

Penelitian ini dilakukan karena masih terbatasnya informasi mengenai KIPI vaksinasi
COVID-19. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan KIPI
vaksinasi COVID-19. Dengan diketahuinya pengaruh variabel tersebut diharapkan dapat diambil
upaya pencegahan ataupun penanganan yang tepat.

METODE

Desain studi yang digunakan yaitu cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi
penelitian yaitu masyarakat Indonesia usia >12 tahun dan sudah divaksinasi . Besar sampel berjumlah
160 responden diperoleh dengan menggunakan metode convenience sampling dengan estimasi
proporsi yang didapat dari penelitian sebelumnya. Kriteria inklusi penelitian ini adalah masyarakat
yang berusia >12 tahun, sudah melaksanakan vaksinasi COVID-19, dan bersedia menjadi responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner secara online melalui google form
mulai dari tanggal 12 - 20 Oktober 2021. Link pengisian kuesioner dibagikan melalui media sosial
agar masyarakat mudah mengaksesnya. Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian FIKES
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan nomor surat Un.01/F.10/kp.01.1/KE.SP/10.08.002/2021.
Responden mengisi informed consent terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner dan menyatakan
langsung melalui jawaban kuesioner.. Informasi yang dikumpulkan meliputi variabel dependen yaitu
kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang terbagi menjadi dua kategori yaitu mengalami kejadian
ikutan pasca imunisasi (KIPI) dan tidak mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Variabel
independen yang diteliti yaitu jenis kelamin, usia, tempat tinggal, IMT, penyakit komorbid, jenis
vaksin, durasi tidur, perilaku merokok, aktivitas fisik dan pola makan.

Kategori variabel usia dikelompokkan berdasarkan klasifikasi usia


menurut Kemenkes yaitu remaja awal (12-16 tahun), remaja akhir (17-25
tahun), dewasa awal (26-35 tahun), dewasa akhir (36-45 tahun), lansia
awal (46-55 tahun). Variabel tempat tinggal dikategorikan menjadi dua
yaitu kabupaten dan kota. Variabel IMT didapatkan dari hasil pengukuran
berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m2). Variabel ini dibagi
menjadi empat kategori pada usia >18 tahun sesuai dengan kategori IMT
dari Kementerian Kesehatan RI yakni IMT<18,5 (kurus), 18,5 – 25,0 (normal),
>25,0-27,0 (gemuk) dan >27(obesitas), untuk responden usia ≤18 tahun
pengukurannya adalah IMT/umur dikategorikan menjadi <-3SD (sangat
kurus), -3SD - <-2SD (kurus), -2SD – 1 SD (normal), >1SD – 2 SD (gemuk)
dan >2SD (obesitas). Variabel penyakit Komorbid terbagi dua kategori
yaitu memiliki penyakit Komorbid dan tidak. Variabel jenis vaksin dikategorikan menjadi
Sinopharm, Sinovac, Astrazeneca, Moderna dan Pfizer. Selanjutnya variabel durasi
tidur terbagi tiga kategori yaitu ≤ 6 Jam, 7-8 jam dan ≥9 jam (Peltzer, Karzl and
Pengpid, Supa,2017).

Variabel perilaku merokok dikategorikan menjadi dua yaitu merokok dan tidak merokok.
Variabel aktivitas fisik menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari International Physical Activity
Questionnaire (IPAQ) dengan tiga kategori yaitu ringan, sedang, dan berat. Data aktivitas fisik
dikategorikan menggunakan Metabolic Equivalent (MET). Kategori ringan (<600 MET
menit perminggu), kategori sedang (600-1499 MET menit perminggu),
kategori berat (≥1500 MET menit perminggu). Selanjutnya variabel pola
makan kategori pertanyaan diberikan skor 0=tidak pernah , skor 10= 1-2
kali/minggu, skor 15=3-5 kali/minggu, skor 25= 1x sehari,dan skor 50= >1
kali sehari. Setelah itu, di total dan dilihat nilai median, dibagi menjadi
2 kategori yaitu kurang baik<median dan baik ≥median (Kemenkes RI, 2018)

Penelitian ini menggunakan software IBM SPSS Statistic Version 25 dalam menganalisis data
univariat dan bivariat. Untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti dilakukan analisis
univariat. Serta, analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi-square agar terlihat hubungan antar
variabel.

Distribusi Jenis Reaksi Vaksin COVID-19

Reaksi Sistemik Reaksi Lokal Reaksi Lainnya Tidak Reaksi

16%

4%

15%
65%

Gambar 1. Distribusi Jenis Reaksi Vaksi COVID-19

HASIL
1. Analisis Univariat

Tabel 1 Karakteristik Responden, n=160


Karakteristik n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 28 47,5
Perempuan 132 52,5

Usia (tahun)
<21 78 47,5
≥21 84 52,5

Domisili
Kabupaten 63 39,4
Kota 97 60,6

Penyakit Komorbid
Memiliki 5 3,1
Tidak 155 96,9

Perilaku Merokok
Iya 1 0,6
Tidak 159 99,4

Dosis Timbul gejala

Dosis 1 36 22,5
Dosis 2 124 77,5

Jenis Vaksin yang


digunakan
Sinopharm 1 0,6
Sinovac 127 79,9
Astrazeneca 22 13,8
Moderna 6 3,8
Pfizer 4 2,5

IMT (kg/m2)
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas

Durasi Tidur
≤6 Jam 99 61,9
7-8 Jam 56 35,0
≥9 Jam 5 3,1

Aktivitas fisik
Ringan 47 29,4
Sedang 65 40,6
Berat 48 30,0

Pola Makan
Kurang Baik 148 92,5
Baik 12 7,5

KIPI
Iya 111 69,3
Tidak 49 30,7

Tabel 2
Hasil Bivariat
KIPI
Variabel Ya = 111 Tidak = 49 P-value
n % n %
Dosis Timbul Gejala
Dosis 1 30 27,0 6 12,2
0,042
Dosis 2 81 73,0 43 87,8

Pola Makan
Kurang Baik 106 71,6 42 28,4 0,047
Baik 5 41,7 7 58,3
Domisili
Kabupaten 46 73 17 27 0,484
Kota 65 33 32 67

PEMBAHASAN 11 pt, bold, times new roman

KESIMPULAN 11 pt, bold, times new roman


Kesimpulan berisi tentang pernyataan ringkas terkait denganhasil untuk menjawab
tujuan penelitian, dibuat dalam bentuk narasi paragraf, bukan poin-poin. Ditulis
menggunakan huruf Times New Roman ukuran 11, justify.

SARAN 11 pt, bold, times new roman


Saran diarahkan untuk menyelesaikan masalah sesuai temuan. Ditulis menggunakan
huruf Times New Roman ukuran 11, justify.

UCAPAN TERIMA KASIH 11 pt, bold, times new roman


Ucapan terima kasih disampaikan kepada lembaga dan/atau pihak yang membantu
penelitian dan pemberi dana penelitian. Ditulis menggunakan huruf Times New Roman
ukuran 11, justify.

DAFTAR PUSTAKA 10 pt, bold, times new roman

. 1. Kementerian Kesehatan RI. BUKU SAKU VAKSINASI COVID-19. 2021

2. Kemenkes RI. Modul Pelatihan Materi Inti 8 : Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI). 2017;

3. PP-KIPI KN. Surveilans KIPI dan Komunikasi Resiko. 2020;1:7–8.

4. Kemenkes RI. Surat Edaran Mitigasi Dampak Pemberitaan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi
Covid-19. 2021;

5. Kementerian Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/Menkes/12758/2020 Tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi.
2020;2019:1–4.

6. Informasi M. Amandemen Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA). 2021;2:1–43.

7. Polack FP, Thomas SJ, Kitchin N, Absalon J, Gurtman A, Lockhart S, et al. Safety and Efficacy
of the BNT162b2 mRNA COVID-19 Vaccine. N Engl J Med. 2020;383:1920-31
8. Type A, Number A, Date S, Date R, Authority S, Gruber MF, et al. Emergency Use
Authorization ( EUA ) Amendment for an Unapproved Product Review Memorandum
Identifying Information. 2021;2019:1–43.

9. Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021).

10. Koesnoe, S. (2021) ‘Teknis Pelaksanaan Vaksin Covid dan Antisipasi KIPI’, Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, pp. 1–65.

11.. Rachmania Eka Damayanti, Sri Sumarmi, Luki Mundiastuti. Hubungan Durasi Tidur dengan
Kejadian Overweight dan Obesitas pada Tenaga Kependidikan di Lingkungan Kampus C
Universitas Airlangga . Amerta Nutr. 2019;3(2):89–93.

12. Shimabukuro T, Nair N. Allergic Reactions including Anaphylaxis after Receipt of the First Dose
of Pfizer-BioNTech COVID-19 Vaccine. JAMA - J Am Med Assoc. 2021;325(8):780–1.

13. Menni C, Klaser K, May A, Polidori L, Capdevila J, Louca P, et al. Vaccine side-effects and
SARS-CoV-2 infection after vaccination in users of the COVID Symptom Study app in the UK:
a prospective observational study. Lancet Infect Dis [Internet]. 2021;21(7):939–49. Available
from: http://dx.doi.org/10.1016/S1473-3099(21)00224-3

14. Tissot N, Brunel A, Bozon F, Rosolen B, Chirouze C. Since January 2020 Elsevier has created a
COVID-19 resource centre with free information in English and Mandarin on the novel
coronavirus COVID- 19 .

Anda mungkin juga menyukai