Anda di halaman 1dari 8

Tutorial Skenario 5 Blok 5

Anggota Kelompok :
1. Annisa Sarah Salsabila Trizana - NIM 1961050006
2. Claudya Angellica Linggi - NIM 1961050015
3. Ribka Sebrina - NIM 1961050040
4. Venska Adriana Kadakolo - NIM 1961050071
5. Kilyon Gilbert Tandi Rante Toding - NIM 1961050080
6. Beryl Chotama Putra - NIM 1961050125
7. Danella Bonivania Kezia Napitu - NIM 1961050133
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai:
1. Definisi sindrom nefrotik
2. Etiologi sindrom nefrotik
3. Patofisiologi sindrom nefrotik
4. Faktor resiko sindrom nefrotik
5. Pemeriksaan penunjang sindrom nefrotik
6. Pencegahan sindrom nefrotik
Definisi Sindrom Nefrotik
 Sindrom Nefrotik (SN) adalah suatu sindrom yang mengenai ginjal yang
ditandai dengan adanya proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema dan
hiperkolesterolemia

 SN dibagi menjadi :

1. SN primer (idiopatik) : suatu penyakit yang terbatas hanya didalam ginjal


dan etiologinya tidak diketahui, diduga ada hubungannya dengan genetik,
imunologi, dan alergi.
2. SN sekunder : suatu penyakit yang etiologinya berasal dari eksternal,
seperti penyakit infeksi, keganasan, obat-obatan, penyakit metabolik, toksin
dll.
Etiologi Sindrom Nefrotik
 Sindrom nefrotik biasanya terjadi akibat dari perjalanan penyakit glomerular
primer dan sekunder
 Kelainan primer ini dapat berupa sindrom nefrotik kelainan minimal,
sklerosis segmental fokal, glomerulonefritis membranoproliferative
 Sindrom nefrotik sekunder berhubungan dengan penyakit yang telah
terdiagnosis dengan jelas yaitu sistemik lupus eritematosus, purpura
anafilaktoid, diabetes mellitus, dan lain-lain
 Etiologi sindrom nefrotik juga tergantung pada usia, dimana bila terjadi pada
tiga bulan pertama kehidupan maka disebut sindrom nefrotik kongenital.
 Sindrom nefrotik yang terjadi di atas 1 tahun, kasus terbanyak disebabkan
oleh sindrom nefrotik primer atau idiopatik, sedangkan sindrom nefrotik
sekunder lebih sering terjadi pada usia di atas 10 tahun
Patofisiologi Sindrom Nefrotik
Hipoalbuminemia terjadi pada sindrom nefrotik ketika kadar protein yang
hilang pada urin melebihi kemampuan hepar mensintesis albumin. Resultan
hipoalbuminemia menyebabkan rendahnya tekanan onkotik kapiler yang
meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler sehingga terbentuk udem.
Pembentukan udem kemudian menyebabkan volume di intravaskular
berkurang sehingga mencetuskan mekanisme kompensasi neurohumoral.
Mekanisme tersebut dimediasi oleh sistem saraf simpatik, sistem renin
angiotensin aldosteron (SRAA) dan vasopressin arginin, dengan hasilnya
retensi natrium dan air oleh ginjal (Gbadegesin dan Smoyer, 2008).
FAKTOR RESIKO SINDROM
NEFROTIK

MENGOSUMSI GAYA HIDUP MEMILIKI MENGALAMI


OBAT-OBATAN KURANG RIWAYAT INFEKSI
SECARA SEHAT PENYAKIT
BERLEBIH GINJAL
Pemeriksaan Penunjang
Pencegahan Sindrom Nefrotik
Menjaga Mengatur pola
Kesehatan Diri makan

Berolahraga Mengatur pola


secara teratur tidur yang baik

Selalu
mengikuti Imunisasi
resep dokter

Anda mungkin juga menyukai