PERBAIKAN TANAH
PERKERASAN JALAN
OLEH
i
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………… 1
1. PENGERTIAN UMUM……………………………………………………… 1
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………. 1
BAB IIPEMBAHASAN………………………………………………………………………… 2
2.1 PRINSIP TANAH DASAR…………………………………………………….. 2
2.2 JENIS PERBAIKAN TANAH DASAR……………………………………….. 3
2.3 TUJUAN DAN SARANA TINDAKAN PERBAIKAN TANAH…………….. 4
2.4 PEMILIHAN JENIS PERBAIKAN TANAH ………………………………… 5
2.5 BATASAN PENERAPAN METODE KIMIAWI……………………………... 6
2.6 MINEROLOGI LEMPUNG……………………………………………………. 6
2.7 PENGEMBANGAN METODE PERBAIKAN TANAH……………………… 7
2.8 PERBAIKAN DENGAN TEKNIK INCLUSION…………………………… 7
2.9 PERBAIKAN DENGAN TEKNIK VIBROFLOTATION………………….. 8
2.10 PERBAIKAN DENGAN TEKNIK STORE COLUM……………………. 8
2.11 PERBAIKAN DENGAN TEKNIK COMPACTION……………………… 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian Umum
Dalam perekayasaan konstruksi bangunan sipil, sering ditemukan lapisan tanah yang
memiliki daya dukung rendah (low stength), yang sangat mempengaruhi berbagai tahapan
rancang-bangun konstuksi, baik dalam tahap perencanaan (design), tahap pelaksanaan (perform),
maupun tahap operasional dan pemeliharaan (Operational and Maintenance).
Rendahnya daya dukung dari suatu jenis lapisan tanah di suatu tempat, sangat
dipengaruhi oleh minerologi tanah, yang mana minerologi tanah terbentuk dari proses pelapukan
material batuan (unorganik) dan/atau material organik. Hasil lapukan material unorganik dan
organik yang membentuk lapisan tanah pada suatu tempat, dapat merupakan material lapukan
setempat (residual soil), atau hasil lapukan yang terangkut dari tempat lain (transported soil).
Eksistensi kedua jenis material lapukan tersebut di dalam pembentukan lapisan tanah,
sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah pada suatu tempat. Baik sifat fisis maupun sifat teknis dari
pada lapisan tanah. Jika partikel lapukan tersebut bergradasi halus, maka cenderung memberikan
sifat yang kohesif dengan konsistensi fisis yang lunak. Sebaiknya jika partikel lapukan
pembentuk lapisan tanah bergradasi kasar, maka cenderung memberikan konsistensi yang keras
dan sifat yang cenderung non kohesif. Kedua karaktersitik tersebut (kohesivitas dan konsistensi),
sangat menentukan kinerja dari lapisan tanah dalam berbagai hal, seperti besaran daya dukung,
kapasitas permeabilitas tanah, perilaku kompresibilitas, dan potensi kembang susut (swelling
potensial) tanah.
2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini berkaitan tentang Teknik
dan Metode Perbaikan Tanah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Jenis Perbaikan Tanah
Dalam upaya memperbaiki parameter tanah, maka berbagai teknik perbaikan tanah yang
telah dihasilkan oleh para rekayasawan (engineer). Berbagai jenis perbaikan tanah yang telah
dikembangkan selama ini, antara lain :
1. Perbaikan tanah dengan semen (soil cement) ; yaitu perbaikan tanah dengan
menggunakan bahan semen sebagai pencampur.
2. Perbaikan tanah dengan kapur (soil lime) ; yaitu perbaikan tanah dengan menggunakan
kapur sebagai bahan pencampur tanah yang lemah. Cara ini merupakan metode paling tua
yang dikenal sejak zaman Romawi Kuno, ketika desakan mobilisasi alat perang dan
personil militer mereka semakin tinggi seiring dengan perkembangan ekspansi kekuasaan
pada zaman itu.
3. Perbaikan tanah dengan abu (soil ash) ; yaitu perbaikan tanah dengan menggunakan
bahan abu sebagai pencampur, dapat berasal dari abu batu, abu terbang, abu sekam, dan
lain sebagainya.
4. Perbaikan tanah dengan larutan kimia (solvent stabilization); yang mana berbagai bahan
kimia yang biasa digunakan untuk meningkatkan parameter tanah, seperti larutan soda
kaustik (NaOH), larutan asam sulfat (H2SO4), dan berbagai larutan lain. Cairan
pencampur yang sekarang banyak digunakan cukup bervarisi, yang mana beberapa
pabrikan telah mengembangkan berbagai jenis cairan additive sebagai bahan stabilizer
untuk perbaikan tanah.
5. Perbaikan tanah dengan pemadatan ; yaitu penyaluran enersi tumbukan dan/atau vibrasi
(dynamic load) secara langsung ke lapisan tanah yang kurang padat (gembur). Metode ini
dimaksudkan untuk memperbaiki parameter tanah yang berhubungan dengan daya
dukung, kuat geser, penurunan, dan permeabilitas tanah.
6. Perbaikan tanah dengan konsolidasi ; yaitu pemberian beban statis secara langsung di atas
lapisan tanah (static load), sehingga tanah akan terkompresi sebelum pelaksanaan
konstruksi dilakukan. Pemberian beban awal semacam ini disebut preloading, dengan
beban yang biasanya diambil lebih besar dari beban konstruksi yang akan bekerja.
Metode konsolidasi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan metode
pemadatan, namun bentuk bebannya yang berbeda, dan metode konsolidasi
membutuhkan waktu proses yang lebih lama.
3
menurun, dan meningkatkan tegangan efektif di dalam tanah. Metode ini banyak
menggunakan teknik saluran pasir vertikal (sand drain), yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga air di dalam tanah dapat mengalir ke luar dari massa tanah. Formasi sand drain
sudah banyak dikembangkan para engineer, sehingga air dalam massa tanah yang jenuh
dapat dialirkan baik pada arah vertikal (sand vertical drain), maupun pada arah horisontal
(sand horisontal drain).
8. Perbaikan tanah dengan penggantian tanah (replacement) ; yaitu perbaikan gradasi
dengan cara menambah tanah pada fraksi tertentu yang dianggap kurang baik, sehingga
tercapai gradasi yang rapat dan memiliki parameter yang lebih baik.
9. Perbaikan tanah dengan permeation resin ; yaitu pengaliran bahan perekat (resin) yang
memiliki viskositas rendah ke dalam pori-pori tanah tanpa menggusur atau mengubah
struktur tanah. Karakteristik tanah akan dimodifikasi oleh aliran perekat resin yang akan
menjadi busa atau gel.
Metode ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kekuatan dan kohesi tanah granular, sehingga akan meningkatkan
kapasitas bebannya.
4
6. Memperkecil potensi kembang-susut pada tanah (swelling potential).
2. Jenis dan karakteristik konstruksi yang akan dibangun, terutama beban konstruksi.
5. Sifat kimia dan sifat fisik dari bahan stabilizer yang akan digunakan.
6. Harga bahan stabilizer yang akan digunakan, terutama dikaitkan dengan efisiensi biaya
perbaikan.
5
Metode perbaikan tanah dengan bahan kimia dapat menggunakan larutan kimia dan/atau
bubuk kimia (powder), yang dicampurkan dengan tanah yang akan diperbaiki, dengan beberapa
metode pecampuran yang disesuaikan kondisi bahan stabilizer maupun kondisi tanahnya.
Kondisi tanah yang akan diperbaiki sangat penting diketahui secara konprehensif, baik sifat-sifat
fisik maupun sifat kimia tanah, terutama yang menyangkut tentang komposisi kimia dari mineral
tanah yang ada. Hal ini sangat menentukan dalam pemilihan jenis bahan stabilizer yang cocok
dipergunakan untuk perbaikan tanah, sehingga target perbaikan yang diinginkan dapat tercapai,
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan konstruksi yang akan dibangun di atas lapisan tanah
tersebut.
Jenis tanah yang lebih banyak diperbaiki melalui metode kimiawi biasanya adalah jenis tanah
berbutir halus (fine soil), namun tidak jarang perbaikan tanah dengan metode kimia terhadap
tanah berbutir kasar (granuler soil), seperti perbaikan sifat permeabilitas tanah berpasir yang
digunakan pada bangunan yang membutuhkan sifat yang lebih kedap air. Untuk
memperkecil permeabilitas pada tanah berpasir, bisanya dilakukan dengan penerapan soil-cement.
Penurunan permeabilitas tanah berpasir dapat pula menggunakan bahan kimia lain yang mampu
mengikat partikel tanah secara kimiawi, dengan mekanisme reaksi pembekuan (fluculated
reaction).
Batasan lain yang perlu diperhatikan di dalam penerapan perbaikan tanah dengan metode
kimia, adalah sifat-sifat reaksi kimia yang terjadi antara mineral tanah dengan zat kimia yang
dikandung oleh bahan stabilizer. Hal yang harus dihindarkan dalam penggunaan bahan kimia,
adalah perabatan atau penjalaran proses reaksi kimia ke massa tanah yang tidak menjadi target
perbaikan. Hal ini sangat merugikan lingkungan, bahkan dapat berakibat fatal apabila zona
perambatan reaksi tersebut menjangkau massa tanah yang telah mendukung bangunan lain.
Dengan demikian efek penjalaran reaksi tersebut akan berdampak langsung pada bangunan yang
didukungnya, yang dapat berupa deformasi akibat dekomposisi mineral tanah, atau dapat pula
terjadi differential settlement pada bangunan yang terdampak, dan lain sebagainya.
6
Partikel lempung tersebut berbentuk lembaran (sheet), yang mempunyai bidang
permukaan khusus (specific surface). Oleh karena itulah sehingga jenis tanah lempung sangat
dipengaruhi oleh gaya-gaya permukaan.
7
memungkinkan membentuk suatu konstruksi "sistem pondasi superfisial" dengan biaya yang
minim bila dibandingkan dengan sistem pondasi dalam konvensional.
8
Pengoperasioan Alat Stone Column
9
3. KESIMPILAN
Darimakalah ini dapat disimpulkan in bahwa pada bangunan mengupayakan untuk
meningkatkan kepadatan tanah dengan menggunakan gaya mekanis eksternal dalam jangka waktu
yang singkat dan semua konstruksi dan bangunan Teknik Sipil pasti berdiri di atas tanah, tanah
merupakan material yang sangat mempengaruhi kinerja konstruksi bangunan sipil. Perbaikan
tanah merupakan usaha meningkatkan kapasita tanah yang rendah/lemah, karena tanah yang
berada pada suatu daerah selalu memiliki karaktersitik yang berbeda dengan tanah di daerah yang
lainnya.
4.SARAN
Makalah ini banyak kekurangan, diharapkan kepada pembaca memberikan kritik dan
saran yang mendukung agar makalah ini lebih bermanfaat dan member wawasan kepada penbaca
DAFTAR PUSTAKA
10
11