Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkat
dan anugerah-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan tepat
waktu, dimana makalah ini berjudul “Tinjauan Teologis Etis Tentang Toleransi
dalam Keberagaman Masyarakat di Indonesia”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan agama Kristen Protestan dan mengajak para
pembaca untuk lebih mengenal tentang toleransi antar umat beragama.
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................................................................................................. 2
BAB III Tinjauan Teologis Etis Tentang Antar Umat Beragama di Indonesia .................. 17
di Indonesia ............................................................................................................. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Agama memang tetap menjadi basis moral dan benteng spiritual, tetapi
agama juga sering membuat masyarakat hancur, karena religisitas umat beragama
mudah terprovokasi. Karena, Agama tidak bisa dengan dirinya sendiri dan
dianggap dapat memecahkan semua masalah. Agama hanya salah satu faktor dari
kehidupan manusia. Mungkin faktor yang paling penting dan mendasar karena
memberikan sebuah arti dan tujuan hidup. Tetapi sekarang kita mengetahui bahwa
untuk mengerti lebih dalam tentang agama perlu segisegi lainnya, termasuk ilmu
pengetahuan dan juga filsafat. Yang paling mungkin adalah mendapatkan
pengertian yang mendasar dari agama-agama. Jadi, keterbukaan satu agama
terhadap agama lain sangat penting. Kalau kita masih mempunyai pandangan
yang fanatik, bahwa hanya agama kita sendiri saja yang paling benar, maka itu
menjadi penghalang yang paling berat dalam usaha memberikan sesuatu
pandangan yang baik.
Untuk itu sikap toleransi yang baik diperlukan dalam menyikapi
perbedaan-perbedaan tersebut agar kerukunan antar umat beragama dapat tetap
terjaga, sebab perdamaian nasional hanya bisa dicapai kalau masing-masing
golongan agama bisa menghormati golongan lain. Pergumulan umat Kristen di
Indonesia adalah bukan hanya menjalankan ajaran agama Kristen tetapi juga
menghadirkan kasih bagi seluruh umat beragama di Indonesia. Tindakan itu
dilakukan dengan menjaga rasa toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang di atas
adalah sebagai berikut:
4
BAB II
KLIPING
5
mispersepsi terhadap kegiatan Biksu Mulyanto. Sedangkan, petinggi di desa
tersebut mengklaim mereka tidak anti terhadap warga dari agama lain. Bahkan,
mereka menyebut sejak dulu selalu bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain
baik itu Nasrani, Buddha atau Khonghucu.
6
IDN TIMES, ISTIMEWA - Selain penyerangan gereja, pada hari yang
sama juga terjadi ancaman ledakan bom di Kelenteng Kwan Tee Koen, Karawang,
Jawa Barat. Tersangka bernama Dadang Purnama alias Daeng alias Dawer Bin
Adang Rahmat. Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan
ancaman bom bermula dari kedatangan Dawer ke kelenteng, untuk memberikan
Alquran kecil kepada pengurus kelenteng pada Minggu 11 Februari 2018, sekitar
pukul 05.15 WIB. Setelah membuka Alquran, Handy mengatakan, pengurus
menemukan selembar kertas berisi ancaman bom dan permintaan puluhan juta
rupiah. Kertas tersebut bertuliskan, "Rp63.000.000, Sejarah Pembodohan Uang.
Sudah terungkap sekarang mending loe TF : ke Rek gua 1091620125 (BCA) atau
GUA BOM ini tempat loe'." Setelah menyelidiki kasus ini, Senin (12/2), sekitar
pukul 01.00 WIB polisi menangkap Dawer di rumah orang tuanya di Babakan
Sananga Timur, RT 001 RW 004, Kelurahan Adiarsa Timur, Kecamatan
Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Polisi menyita sejumlah
barang bukti dari penangkapan pelaku yang kelahiran Cirebon, 1 September 1993
itu, di antaranya satu Alquran kecil sampul warna merah yang ditemukan di
kelenteng), uang selembar pecahan Rp10 ribu, satu lembar kertas berisi ancaman,
dan satu buku berjudul Aku Cinta Islam.
7
HELOPANTURA.COM - Belum usai kasus perusakan gereja di Yogya
dan pengusiran Bikhsu di Tangerang, penyerangan tempat ibadah kembali terjadi.
Kali ini, masjid Baiturrahim di Tuban, Jawa Timur diserang sekolompok orang.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera
mengatakan, perusakan masjid terjadi pada Selasa (13/2) pukul 01.00 WIB. Pada
pukul 03.00 WIB, Polres Tuban langsung mengamankan para pelaku yang
berjumlah dua orang. Satu pelaku bernama M Zaenudin (40) warga Desa
Karangharjo RT 02 RW 01, Kecamatan Kragan, Rembang, Jawa Tengah.
Zaenudin diamankan di Polda Jatim karena indikasi gangguan jiwa, satu lain
masih dalam penangangan Polres Tuban. Sebelum kejadian, pelaku Zaenudin
pada malam hari mencari-cari seorang Kiai Pondok Al Ishlahiyah, Gus Mad.
Seorang warga, Muhammad, sempat menanyakan tujuan pelaku mencari-cari
hingga ke belakang masjid. Namun, pelaku malah marah dan memukul
Muhammad. Pelaku kemudian pemecahan kaca masjid, hingga masyarakat sekitar
menangkapnya. Pelaku kemudian diserahkan kepada kepolisian setempat. Dalam
proses pemeriksaan, kepolisian menemukan buku-buku ilmu sufi dan buku
makrifat. Namun dugaan ilmu menyimpang dan lain-lain masih dikembangkan
Polda Jatim.
8
IDN TIMES, ARDIANSYAH FAJAR - Tak hanya Lamongan, di hari
yang sama, masyarakat Lumajang juga digegerkan dengan perusakan sebuah Pura
di daerah Senduro. Para pelaku menghancurkan setidaknya tiga arca. "Pelaku ini
sepertinya memanfaatkan kasus yang ada sekarang ini. Makanya harus diusut
mulai sekarang. Jangan sampai meluas," tegas Kabid Humas Polda Jatim, Kombes
Pol Frans Barung Mangera saat melakukan konferensi pers, Senin (19/2). Tak
hanya Polda Jawa Timur, Frans mengatakan bahwa kasus ini juga mendapat
perhatian dari Mabes Polri. Wakapolri, Komjen Syafruddin langsung turun ke
lapangan untuk memeriksa kejadian tersebut.
9
bertemu saat sedang beribadah di Masjid An Naas Argosari, dirinya sudah
mewanti-wanti untuk tidak membicarakan cerita kelam masa lalu. "Saya tidak
mau bicara politik, sudah bosan. Lebih baik bicara soal keagamaan saja," kata
Maman kepada Liputan6.com, Jumat (10/5/2019). Maman merupakan salah
seorang eks tapol Argosari yang jumlahnya kian menyusut. Faktor usia yang
membuat mereka satu per satu berpulang sejak Argosari beridir pada 1970.
"Sudah banyak yang meninggal dunia. Mungkin tersisa enam orang saja dari
dulunya mungkin ratusan orang," ungkap Maman. Maman yang asli Sunda
merupakan korban konflik masa lalu. Tanpa persidangan dirinya langsung ditahan
dan diasingkan ke Kalimantan, hingga akhirnya terdampar di Argosari. "Biasanya
yang sering cerita masa lalu itu Untung Suyanto, Sugito Kasirin, M Kapli. Kalau
saya sudah malas mengingat lagi," katanya. Maman mulai bisa 'move on',
hidupnya kini fokus sepenuhnya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dan
mengurus Masjid An Naas Argosari. "Kalau sudah seumuran saya ini, apa lagi
yang mau dicari? Mencari ketenangan jiwa dengan menekuni kegiatan keagamaan
lebih bermakna," ujarnya. Maman mengatakan, suasana perkampungan sangat
mendukung keinginannya menyingkir dari keramaian duniawi. Argosari sendiri
dihuni oleh orang-orang yang senasib sepenanggungan dengannya. Rata-rata
mereka hanya ingin menghabiskan masa tuanya dengan tenang. Argosari bisa
diibaratkan Indonesia kecil dengan beragam suku bangsa dan kepercayaan.
Jakarta, CNN Indonesia - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang baru
saja dilantik Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya bukanlah menteri
10
yang hanya mengurusi agama Islam saja. Sebab ada lima agama yang diakui di
Indonesia. "Saya kan bukan menteri agama Islam, saya menteri agama Republik
Indonesia yang di dalamnya ada lima agama," kata Fachrul seusai dilantik di
Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10) dikutip dari Antara. Fachrul mengakui meski
ia tidak berlatar belakang pendidikan agama Islam, namun ia pun kerap menjadi
khatib dalam ibadah. "Kedua, saya memang suka ibadah, dan memberikan
ceramah, jadi khatib meski saya bukan kiai-kiai, tapi setiap ceramah saya temanya
tidak lain Islam yang damai, kedua toleransi, ketiga bagaimana memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa. Itu saja tema-tema saya," tambah Fachrul. Fachrul
pun menilai bahwa Presiden Jokowi berharap dengan tema-tema khotbah yang ia
sampaikan dapat membantu untuk menangkal radikalisme. Apalagi ia sudah
malang melintang di dunia militer. "Termasuk juga karena latar belakang ada
banyak pengalaman saya. Saya sebagai bintelkam saat saya di Kodam, Kodim,
saya banyak berhubungan dengan ini. Setiap ada benturan saya selesaikan dari
aspek agama," mantan Wakil Panglima TNI ini. Atas dasar itu, dengan jabatannya
sebagai Menag kini, Fachrul bertekad untuk menjaga komunikasi dengan para kiai
maupun pemuka agama lainnya. Tak terkecuali dengan ormas-ormas Islam seperti
MUI, NU, maupun Muhammadiyah. "Pasti kita komunikasi yang baik dengan
semua, memang kita superman bisa selesaikan semuanya? Kita komunikasi
dengan organisasi, dengan NU, Muhammadiyah, majelis ulama dan saya dibantu
banyak dengan teman-teman di kementerian," tutur Fachrul.
11
Liputan6.com, Kebumen - Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dikenal
dengan slogannya, ‘Beriman’. Pastinya tagline Kebumen ini punya hubungan
khusus pula dengan julukan Kebumen lainnya, kota santri. Kebumen memang
dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam pada masa silam.
Pesantren-pesantren berusia ratusan tahun adalah jejak sejarah yang tak lekang
oleh zaman. Ada pula yang khas di Kebumen, toleransi dijunjung tinggi.
Peradaban keagamaan yang tua membuat masyarakat Kebumen dewasa dalam hal
keagamaan. Tak ada ceritanya konflik berlatar belakang agama di wilayah pesisir
selatan Jawa ini. Tentu saja, harmoni, keselarasan dan toleransi itu mesti dijaga.
Dan itu, menjadi tugas seluruh elemen masyarakat, termasuk kepolisian. Soal
toleransi, sekelumit cerita ini barangkali bisa menggambarkan betapa masyarakat
di Kebumen sangat menunjung kebersamaan dan keberagaman. Perbedaan itu
pasti, tinggal bagaimana penyikapannya. Muslim meyakini bahwa Jumat adalah
hari penuh keberkahan. Itu makanya, ada istilah Jumat berkah untuk menunjukkan
betapa mulianya hari ini. Jumat adalah hari besar per pekan. Biasanya, umat
muslim membersihkan rumah ibadah pada Jumat pagi. Siang harinya, masjid akan
digunakan untuk ibadah Jumat. Pun dengan personel Polres Kebumen yang tiap
jumat terbiasa bekerja bakti membersihkan masjid dan lingkungan. Tetapi, ada
yang berbeda pada Jumat, 15 Oktober 2019. Selain membersihkan lingkungan
masjid, personel Polres Kebumen juga membersihkan lingkungan rumah ibadah
umat Nasrani, gereja. Ada pesan toleransi dalam kegiatan ini.
12
Liputan6.com, Cilacap - Selasa, 1 Oktober 2019, adalah hari ulang tahun
ke-9 Gereja Katolik Paroki Santa Theresia, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.
Misa syukur dipimpin oleh Bapa Uskup Purwokerto, Mgr Tri Harsono, yang
diketahui adalah sahabat Gus Dur. Pada hari istimewa itu, Bapa Uskup Tri
ditemani oleh Pastor Paroki Majenang Romo Boni Abas dan Romo Ontong
Kusuma. Warga NU sudah lama mengetahui Uskup Tri dekat dengan Gus Dur
alias KH Abdurahman Wahid, tokoh legendaris NU sekaligus Presiden ke-4
Republik Indonesia. Murtadlo, pegiat Gusdurian mengatakan, Romo Tri sendiri
mengaku sebagai murid Gus Dur. Ia juga lulusan Kairo, Mesir, dan sangat dekat
dengan Gus Dur. Semangatnya pun sama, inklusi dan toleransi. Semasa Gus Dur
menjadi presiden, Romo Tri ini lah yang menemani sang Presiden dalam lawatan
kenegaraan ke Italia dan Vatikan. Di sana, Gus Dur dan Romo Tri bertemu
dengan Paus Yohanes Paulus II. Kembali ke misa, perayaan dimulai sekitar pukul
17.00 WIB. Hal yang luar biasa terjadi saat Perayaan Ekaristi hampir sampai pada
liturgi penutup. Mendadak, rombongan pegiat NU dari berbagai organisasi dan
badan otonomnya tiba di Gereja Santa Theresia. Di antara mereka, ada pengurus
NU, pegiat Gusdurian, Banser, Ansor, dan Lesbumi. Para pegiat NU ini ke gereja
dengan membawa sembilan tumpeng dengan niat ikut mangayubagyo ultah Paroki
Majenang. Kasatkorcab alias Komandan Banser Cilacap, Jamaludin Albab
mengatakan pegiat NU turut bergembira bisa turut merayakan ultah Paroki.
Kunjungan itu dilakukan untuk memupuk persaudaraan dalam keragaman.
"Dengan niat yang tulus membawakan sejumlah sembilan tumpeng ini sebagai
tanda ikut bergembira dan harapan akan persaudaraan sejati antara umat Muslim
dan jemaat Katolik," ucap dia. Dia mengemukakan, Muslim dan Katolik terus
menjaga komitmen kerukunan dan keberagaman. Terbukti, sejak puluhan tahun
silam, toleransi di kota ini selalu terjaga dengan baik. Pengiriman tumpeng
berjumlah sembilan juga menyimbolkan komitmen yang lebih kuat antara NU
dengan Paroki untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama. Angka
sembilan adalah angka dengan nilai tertinggi. Dan NU, juga memiliki logo dengan
bintang berjumlah sembilan buah.
13
Liputan6.com, Karanganyar - Puluhan umat Hindu melakukan
sembahyang untuk memperingati Hari Raya Nyepi di Pura Jonggol Shanti Loka
yang terletak di Dusun Jlono, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso,
Karanganyar. Dalam keheningan melakukan ritual sembahyang, warga dusun
yang beragama Islam dan Nasrani menjunjung semangat toleransi dengan
berpatroli menjaga keamanan dusun agar umat Hindu lancar dalam melaksanakan
ritual catur brata. Caranya dengan patroli keliling untuk menjaga rumah milik
umat Hindu yang sedang ditinggal sembahyang di Pura. Bahkan, mereka juga
berjaga di jalan masuk menuju dusun tersebut untuk menghalau warga luar yang
akan masuk. Tujuannya supaya tidak mengganggu kekhusyukan umat Hindu
menggelar sembahyang pada Hari Besar Nyepi. Kehidupan warga yang penuh
toleransi di Dusun Jlono memang sudah terjadi sejak turun temurun. Saking rukun
dan harmonisnya kehidupan antar umar beragama di dusun tersebut sehingga
ditetapkan sebagai ‘Kampung Toleransi’ sejak tujuh tahun silam. Sebagai
penandanya, sebuah spanduk dengan tulisan 'Jlono Kampung Adat dan Budaya,
Berbeda Itu Indah' terpasang di salah satu sudut jalan masuk menuju dusun
tersebut. Salah satu tokoh masyarakat Dusun Jlono, Andi Sutarto mengatakan
toleransi antar umat beragama di Dusun Jlono telah menjadi tradisi secara turun
temurun. Selain umat Hindu, warga yang tingggal di dusun itu juga terdiri dari
umat Islam dan Nasrani. Alhasil kampung ini penuh dengan kemajemukan dan
keberagaman antar umat beragama. "Sekali pun kami dari umat non Hindu, tapi
kami juga ikut menjaga ketenteraman agar warga Hindu di sini merasa khidmat
dan nyaman saat merayakan Nyepi," kata dia.
14
Rangkuman Kliping:
Rasa toleransi anatar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika
semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-
masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk
agama yang baik haruslah hidup rukun, damai, dan tidak saling membedakan.
Karena itu rasa toleransi antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap
15
fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang
lain. Untuk itu toleransi antar umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi
konflik-konflik anatar umat beragama terutama di masyarakat Indonesia yang
multikultural dalam hal agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling
tolong menolog, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu
bangsa Indonesia.
16
BAB III
1. W.J.S Poerwadarminto
Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang berupa menghargai serta
membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang
lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri.
2. Dewan Ensiklopedia Indonesia
Toleransi dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu sikap membiarkan orang
untuk mempunyai suatu keyakinan yang berbeda. Selain itu menerima pernyataan
ini karena sebagai pengakuan dan menghormati hak asasi manusia.
17
Selain itu toleransi mempunyai unsur-unsur yang harus ditekankan dalam
mengekspresikannya terhadap orang lain. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Memberikan Kebebasan atau Kemerdekaan
Setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat, bergerak maupun
berkehendak menurut dirinya sendiri dan juga di dalam memilih suatu agama atau
kepercayaan. Kebebasan ini diberikan sejak manusia lahir sampai nanti ia
meninggal dan kebebasan atau kemerdekaan yang manusia miliki tidak dapat
digantikan atau direbut oleh orang lain dengan cara apapun. Karena kebebasan itu
adalah datangnya dari Tuhan YME yang harus dijaga dan dilindungi. Di setiap
negara melindungi kebebasankebebasan setiap manusia baik dalam Undang-
Undang maupun dalam peraturan yang ada. Begitu pula di dalam memilih satu
agama atau kepercayaan yang diyakini, manusia berhak dan bebas dalam
memilihnya tanpa ada paksaan dari siapapun.
4. Saling Mengerti
Tidak akan terjadi, saling menghormati antara sesama manusia jika
mereka tidak ada saling mengerti. Saling anti dan saling membenci, saling berebut
pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling
menghargai antara satu dengan yang lain.
18
3.2 Bagaimana Tinjauan Teologis Etis Kristen Tentang Toleransi
Sebagai manusia yang hidup di tengah-tengah dunia yang pluralistik /
penuh dengan keberagaman ini, orang Kristen mau tidak mau harus berjumpa,
berinteraksi, berurusan, berkaitan dengan orang-orang yang tidak seiman baik
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun bermasyarakat. Di negara
Indonesia misalnya, mau tidak mau, suka tidak suka, orang Kristen hidup
berdampingan dengan orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan. Dalam
kondisi semacam ini adalah penting bagi orang Kristen untuk memikirkan
bagaimana relasinya dengan orang-orang berkepercayan lain. Jika tidak maka
semua itu berpotensi untuk mengakibatkan banyak bentrokan, kekacauan, bahkan
kerusakan yang akan mengganggu ketentraman dan kedamaian hidup bersama.
Dalam Alkitab sudah jelas bahwa rasa toleransi tersebut sudah ada dan
bahkan Yesuslah yang mengatakan hal demikian terlebih dahulu. Dalam Ulangan
10:18-19 tertulis (17) “Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan
segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu
ataupun menerima suap; (18) yang membela hak anak yatim dan janda dan
menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya
makanan dan pakaian. (19) Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu
kepada orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.”
19
Dengan demikian, sangat jelas bahwa Yesus Kristus tidak pernah membedakan
agama, suku, atau golongan dalam memberitakan dan melakukan kabar baik
selama hidup-Nya. Apa yang dilakukan Yesus merupakan suatu ajaran bagi umat
Kristen agar dapat melakukan hal serupa sebagaimana yang pernah dilakukan
Yesus. Oleh sebab itu, menciptakan rasa toleransi antar umat beragama
merupakan panggilan iman bagi umat Kristen.
Yesus juga menginginkan kita agar menjadi garam dan terang dunia
dimana tertulis di Matius 5:13-16. Kita tidak perlu harus menunggu kebaikan
seseorang lalu membalasnya, tetapi kita harus menjadi contoh bagi lingkungan
sekitar agar orang-orang disekeliling kita merasakan dampak positif tersebut
sehingga menimbulkan rasa toleransi terhadap sesama tanpa membeda-bedakan
golongan.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk
dapat hidup bersama masyarakat yang menganut agama lain dengan memiliki
kebebasan untk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan masing-masing, tanpa
adanya paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
4.2. Saran
Dari kesimpulan diatas kita dapat mengetahui bahwa harmonisasi antar
umat beragama itu sangat penting. Masyarakat harus menjalin komunikasi yang
lebih baik lagi dan saling tolong-menolong apabila ada kesusahan agar tercipta
suasana yang harmonis ditengah-tengah masyarakat. Dan kita juga harus saling
menghargai satu sama lain agar tidak terjadi konflik-konflik yang dapat
merugikan berbagai pihak dan membuat kita menjadi terpecah-belah.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Sumber Koran:
Sumber Internet:
22