Anda di halaman 1dari 6

BIMBINGAN PELAYAN IBADAH

Minggu II Agustus 2023


Pdt. Ny. Dessy Maspaitella-Aipassa, S.Th

C. TEMA BULANAN:
Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat

Tema ini mengandung pesan kepada semua warga gereja untuk menjaga keutuhan
hidup dengan menjamin perdamaian, hidup yang harmonis, toleran, yaitu dengan jalan
saling menghormati, saling menerima dan rela berbagi, serta menghindari hal-hal yang
dapat merusak kebersamaan atau keutuhan hidup. Tidak boleh membiarkan diri
dihasut oleh berbagai ajaran, rayuan, godaan, yang ujung-ujungnya memecah-belah atau
merusakkan keharmonisan hidup dalam keluarga dan dengan sesama. Juga tidak boleh
mau dikotak-kotakkan dalam relasi di tengah masyarakat hanya karena perbedaan latar
belakang sosial, ras, bahasa, agama dan afiliasi/aliran politik. Karena keluarga, gereja
dan masyarakat yang utuh adalah wujud keluarga, gereja dan masyarakat yang diberkati
TUHAN.

B. TEMA MINGGUAN:
Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan

Tema ini mengandung pesan agar kita mengembangkan cara hidup yang saling
menghormati, saling menerima, rela berbagi dan tidak menjadikan perbedaan sebagai
pemicu untuk terjadi perpecahan. Sebaliknya menjalin keharmonisan hidup sehingga
tidak ada sekat yang dapat memisahkan. Dalam relasi keluarga, itu berarti harus
memelihara kudusnya pernikahan, suami-istri saling menghormati, orang tua-anak
saling mengasihi, anak-anak saling memiliki dan mencintai. Dalam relasi bergereja,
pelayan dan pelayan mesti saling menghormati dan melengkapi, pelayan dengan jemaat
mesti saling percaya, jemaat dengan jemaat mesti saling mengasihi. Dalam relasi
berbangsa, semua warga bangsa harus saling menghormati dan mengelola perbedaan
sebagai kekayaan membangun bangsa.

C. DISKUSI WADAH PELAYANAN LAKI-LAKI – Selasa, 15 Agustus 2023

1. Nas Bacaan: Roma 14:13-18

2. Materi Diskusi

(dalam ibadah nanti harus dibaca sesuai cerita dalam materi Bina LPJ)

Resume: Ada seorang penatua yang tidak puas dengan sikap rekan penatuanya
sendiri (jadi ini terjadi di satu jemaat yang sama), dan ia menghadapi dilema
karena materi SHK yang dibaca mengilustrasikan gereja sebagai surga di muka
bumi, tetapi ada ketegangan antara dia dengan rekan pelayannya dan ia juga
tahu bahwa ada konfik lain dalam kehidupan gereja/jemaatnya, sehingga
gambaran gereja sebagai surga di bumi itu jauh dari realitas yang disadarinya.
2

3. Pertanyaan Diskusi
a) Bagaimana pendapat saudara terhadap curahan hati penatua dalam cerita
di atas, benarkah banyak konflik sedang terjadi dalam gereja?
b) Bagaimanakah cara mengatasi masalah atau perselisihan demi kehidupan
gereja dan masyarakat yang utuh dan harmonis, berdasarkan nas ini?

4. Pesan Teks (sebagai penegasan saja atas materi LPJ)


a) “jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung” (ay.13) –
merupakan nasehat penting, supaya kita tidak menyebabkan seorang
saudara celaka atau tertimpa dosa (=tersandung). Artinya kita
bertanggungjawab menjaga agar saudara kita hidup aman, damai dan
dijauhkan dari dosa.
b) Jangan sampai makanan menjadi “batu sandungan” yang membuat timbul
perselisihan di antara kita. Ada dua pengertian tentang hal makanan pada
ay.14 dan 15 – yaitu, pertama, hal memberi/berbagi – sehingga tidak baik
kita tidak rela berbagi dengan sesama, atau kedua, kita memberi makanan
yang dinajiskan oleh seorang saudara. Penting dimengerti teks ini bukan
menyoroti antara orang Kristen dengan Islam, melainkan orang Yahudi
dengan orang Kristen di Roma, sebab dalam ajaran Yahudi ada juga jenis
makanan (daging binatang) yang dinajiskan.
c) Jangan biarkan orang memfitnah apa yang baik yang kita miliki, termasuk
soal makanan. Sebab hidup itu bukan soal makanan, kerajaan Allah dan
masuk surga juga bukan soal makanan. Tetapi jangan juga karena makanan
kita jauh dari hukum kasih. Maka yang penting adalah melayani sesama
dari apa yang kita miliki. Sebab itu berarti kita melakukan hukum kristus
dan pelayanan kasih itu membuat kita berkenan di hadapan Allah.

5. Simpulan Umum (Pegangan Pemimpin Ibadah)


a) Tidak baik kita membiarkan relasi pelayanan kita terganggu hanya karena
tersinggung dengan seorang rekan dan membiarkan ketersinggungan itu
menjadi batu sandungan. Baiknya di antara para pelayan, kita juga
mengembangkan komunikasi pastoral untuk saling mengingatkan dan
menasehati (=pastor-pastorum), sebab kita sama-sama dikuduskan untuk
melayani jemaat sebagai domba-domba Kristus. Perpecahan di antara para
pelayan membuat domba-domba Kristus kehilangan gembala yang baik.
Karena itu para pelayan mesti memiliki kedewasaan dalam melayani. Selain
itu kita harus hidupkan komunikasi yang saling menghormati di antara
pelayan. Jika pelayan saling menghormati dan menopang, jemaat juga akan
hidup dalam hal yang sama dan dengan demikian tugas pelayanan gereja
bisa dikerjakan bersama antara pelayan dengan jemaat. Kebersamaan,
keharmonisan di antara pelayan dengan pelayan, jemaat dengan jemaat,
pelayan dengan jemaat adalah hal utama untu memelihara keutuhan
gereja/jemaat/unit/wadah pelayanan.
b) Cara mengatasi masalah dalam pelayanan termasuk di tengah masyarakat
adalah pertama-tama dengan mewujudkan komunikasi yang baik. Apapun
yang terjadi, mari bicara bersama-sama sebagai saudara. Kemudian,
penting saling menghormati, supaya kita tidak melakukan hal yang menjadi
batu sandungan kepada sesama. Sejalan dengan itu penting saling
3

menerima termasuk menerima perbedaan yang ada, baik perbedaan


pendapat maupun latar belakang sosial lainnya. Tujuannya adalah untuk
saling melengkapi. Di atas semuanya hiduplah dalam saling mengasihi
seorang dengan lainnya

D. DISKUSI WADAH PELAYANAN PEREMPUAN – Rabu, 16 Agustus 2023

1. Nas Bacaan: Amsal 19:13-14

2. Materi Diskusi

(dalam ibadah nanti harus dibaca sesuai cerita dalam materi Bina LPJ)

Resume: Cerita pada materi itu hendak mempersoalkan tentang ungkapan


“istri” agar tidak dipahami seakan-akan tugas istri itu hanya sebatas
mengerjakan hal-hal yang terkait dengan urusan rumah tangga, namun bisa
juga berperan secara luas di masyarakat.

3. Pertanyaan Diskusi
Apa yang anda pahami tentang keberadaan seorang perempuan sebagai istri,
dan apa yang anda pahami tentang sebutan istri dalam kedudukan dan
tanggungjawabnya yang setara dengan suami demi kehidupan yang harmonis?

4. Pesan Teks
a) Ayat 13 – menerangkan tentang tugas dan peran suami/ayah dan istri/ibu
dalam rumah tangga secara bersama-sama. Artinya perilaku anak dibentuk
oleh kedua orang tua secara bersama-sama. Jadi jika hubungan suami-istri
harmonis, tidak pernah ada pertengkaran, anak mereka menjadi anak yang
baik, penurut, tidak keras kepala dan tidak berjalan pada jalan yang sesat.
Sebaliknya jika hubungan suami-istri tidak harmonis, anak menjadi anak
bebal dan itu memalukan suami/ayah tetapi juga ibu/istri.
b) Ayat 14 – kemewahan, yakni harta dalam rumah tangga adalah barang
peninggalan orang tua atau apa yang kita cari. Di tangan istri yang berakal
budi, keluarga itu akan bahagia bukan karena harta melimpah, tetapi
karena kecakapannya (sesuai hikmat) untuk mengatur hidup rumah
tangga. Sebab itu istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan yang
melebihi harta apapun.

5. Simpulan Umum (Pegangan Pemimpin Ibadah)


a) Orang tua (papa-mama/suami-istri) adalah teladan bagi anak-anak. Jika
mereka baik, anak-anak mereka juga baik. Jika mereka menunjukkan
teladan yang buruk, anak-anak mereka tidak akan mendengar satu pun
nasehatnya. Jadi menciptakan hubungan suami-istri yang harmonis,
membuat anak-anak mewarisi kekayaan hidup abadi yaitu teladan
kebaikan. Sebaliknya menunjukkan perselisihan dan perpecahan dalam
relasi suami-istri mengorbankan anak. Suami-istri yang baik itu hidup
4

dalam tuntunan hikmat sehingga mereka memahami apa yang baik untuk
dilakukan sebagai teladan kepada anak-anak.
b) Seorang istri tidak harus dipasung untuk hanya menjalankan peran dalam
rumah tangga (tugas domestik). Ia bisa menjalankan peran yang lebih luas
di masyarakat, dalam gereja maupun dalam bangsa. Namun ia haruslah
seorang perempuan yang berhikmat, agar terwujud pula keseimbangan
dalam rumah tangganya. Karena keberhasilannya di luar ditentukan oleh
keberhasilannya membina rumah tangga. Sebab tidak benar jika ia hanya
fokus pada tugas di luar rumah dan mengabaikan tanggungjawab terhadap
anak. Kecakapan seorang istri mengatur rumah tangga adalah bukti bahwa
ia akan berhasil mengatur perannya di masyarakat, gereja dan bangsa.

E. DISKUSI AMGPM – Kamis, 17 Agustus 2023

1. Nas Bacaan: Mazmur 133:1-3

2. Materi Diskusi

(dalam ibadah nanti harus dibaca sesuai cerita dalam materi Bina LPJ)

Resume: Wily dan Anis adalah sahabat rasa saudara yang bertumbuh bersama
sejak kecil. Saat beranjak dewasa hubungan mereka retak karena tawuran antar
sekolah dan Wily terlibat dalam tawuran itu sehingga ia kena lempar batu. Ia
benci kepada Anis padahal Anis tidak terlibat dalam tawuran. Suatu waktu Wily
alami kecelakaan lalu-lintas, Anis dan papanya langsung menolong dengan
membawanya ke Rumah Sakit untuk menjalani perawatan. Kesalahapahaman
Wily terhadap Anis yang membuat hubungan mereka koyak itu dipulihkan
kembali.

3. Pertanyaan Diskusi
Berikan pendapat saudara mengenai kisah persahabatan Wily dan Anis dalam
kaitan dengan tema Mingguan: Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan!

4. Pesan Teks
a) Hal “diam bersama dengan rukun” merupakan gambaran dari hidup yang
baik. Sebab persaudaraan sejati itu membuat kita terhindar dari cemburu,
amarah, dendam – orang bisa menyelesaikan masalahnya hanya karena ada
kasih persaudaraan.
b) Ungkapan “seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun, dan ke leher jubahnya” menerangkan tentang
hari penobatan Harun sebagai imam, bahwa minyak itu adalah minyak
urapan yang menerangkan bahwa Tuhan berkenan atasnya. Artinya
persaudaraan sejati itu diperkenankan Tuhan, Tuhan cinta akan
persaudaraan itu.
c) Ungkapan “seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-
gunung sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan
untuk selama-lamanya” mengandung arti bahwa persaudaraan itu mampu
5

menghidupkan orang banyak. Persaudaraan itu berkat yang diberi Tuhan


sepanjang masa dan tidak pernah berhenti.

5. Simpulan Umum (Pegangan Pemimpin Ibadah)


a) Komunikasi antar-saudara merupakan kunci menghindari salah-paham,
sebab salah-paham bisa menyulut pertengkaran, rasa marah, benci dan
dendam yang semata-mata menghancurkan/mengoyakkan persaudaraan.
Sebaliknya komunikasi antar-saudara membangun kesepahaman, cinta
kasih, pengampunan, dan rasa hormat satu dengan lainnya. Itulah kunci
hidup harmonis. Dalam semangat keIndonesiaan, sikap yang intoleransi
dan menjurus pada perpecahan bangsa disebabkan oleh miss-komunikasi
sehingga ada yang mempertebal perbedaan antar-suku, agama, ras dan
bahasa. Miss-komunikasi itu virus yang berbahaya karena dapat
mempengaruhi masyarakat dan merusak sendi hidup warga sebagai
saudara sebangsa. Miss-komunikasi menciderai persaudaraan bangsa.
b) Persaudaraan itu berkat kehidupan yang tidak pernah habis, sebab
persaudaraan itu adalah anugerah Tuhan bagi kehidupan manusia di muka
bumi. Dalam kasih persaudaraan, Tuhan ada. Di luar Tuhan, orang akan
hidup dalam permusuhan/perpecahan. Jadi jika kita membangun hidup
yang harmonis dalam kasih persaudaraan, kita hidup bersama Tuhan.
Indonesia yang satu adalah berkat Tuhan. Indonesia yang damai adalah
anugerah-Nya. Maka bangsa Indonesia juga harus hidup di dalam Tuhan.

F. DISKUSI UNIT PELAYANAN – Jumat, 15 Agustus 2023

1. Nas Bacaan: Amsal 29:22-23

2. Materi Diskusi

(dalam ibadah nanti harus dibaca sesuai cerita dalam materi Bina LPJ)

3. Pertanyaan Diskusi
a) Apakah yang membuat seseorang lekas gusar, menjadi pemarah dan
angkuh serta bagaimana cara mengatasi hal tersebut, termasuk dampaknya
seperti pertengkaran?
b) Selain rendah hati, hal baik apakah yang perlu dimiliki orang yang
bijaksana?

4. Pesan Teks
a) Si pemarah itu seseorang yang tidak pernah mau dikendalikan oleh hikmat
melainkan hawa nafsu yang membara. Nafsu si pemarah itu setara dengan
pendendam, dan itu diluar kendali hikmat. Ia adalah orang yang cepat
gusar, sehingga tidak mau mendengar nasehat/mengikuti petunjuk. Jadi
apapun yang ia lakukan, semuanya salah dan menjurus pada bahaya.
Sebaliknya orang berhikmat lebih tenang menghadapi masalah yang berat,
termasuk fitnahan. Jadi ia tidak lekas marah, tetapi mencerna semuanya
dan merenunginya.
6

b) Keangkuhan membuat seseorang mudah jatuh. Sebaliknya kerendahan hati


membuat seseorang dipuji. Sebab orang yang angkuh selalu merasa bahwa
dia yang paling utama. Maka ketika ia jatuh, penyesalannya sudah
terlambat, sebab ia tidak mau mendengar nasehat. Namun orang yang
rendah hati tidak pernah jatuh, sebalinya ia akan terus berbahagia sebab ia
suka pada nasehat.
5. Simpulan Umum (Pegangan Pemimpin Ibadah)
a) Hidup harmonis dalam rumah tangga, gereja dan masyarakat itu ditandai
oleh sejauhmana kita ramah seorang dengan lain, tidak sombong dan cepat
marah, melainkan merenungi segala sesuatu dengan tenang, sabar dan
meminta hikmat Tuhan supaya kita sanggup menyelesaikan masalah-
masalah tersebut.
b) Selain rendah hati, supaya berhikmat/bijaksana, seseorang harus
kedapatan tekun berdoa. Karena orang yang tekun berdoa itu akan hidup
dalam kepasrahannya pada kehendak Tuhan.
c) Keluarga yang harmonis ditandai oleh adanya suami-istri yang mampu
menjadi teladan kebaikan kepada anak, yang mampu mengkomunikasikan
setiap masalah dengan sabar dan rendah hati, tidak saling mendominasi,
dan mendidik anak dengan tetap menjadikan doa, ibadah keluarga sebagai
aktifitas kudus, suatu kegemaran rumah tangga.

Tuhan memberkati!

©3ed-production, Agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai