PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Ekstrakulikuler yang bergerak di bidang seni vokal, khususnya
paduan suara adalah Paduan Suara SMK Negeri 3 Kota Bekasi yang
merupakan salah satu unit kegiatan yang bergerak dalam bidang seni.
Dalam pelaksanaannya, terdapat kegiatan belajar mengajar, dengan
metode pembelajaran yang bervariasi sehingga membuat ekstrakulikuler
ini berkembang.
5
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin meneliti
pelakanaan pembelajaran paduan suara yang baik untuk digunakan di
Ekstrakulikuler Paduan Suara SMKN 3 Kota Bekasi, guna meningkatkan
potensi dan melatih anggotanya. Dengan demikian peneliti memberikan
judul “Strategi pembelajaran Paduan Suara Kegiatan Ekstrakulikuler di
SMK Negeri 3 Kota Bekasi”
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran paduan suara yang diterapkan di SMK Negeri 3 Kota
Bekasi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana penerapan strategi dan pelaksanaan
pembelajaran paduan suara di SMK Negeri 3 Kota Bekasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Akademisi atau institusi program studi seni musik
Bagi akademisi atau institusi program studi seni musik adalah
penelitian ini dapat menjadi kontribusi bagi kepustakaan dengan
harapan dapat menjadi inspirasi dalam memperbaiki pelaksanaan
pembelajaran yang lebih kogmitif.
2. Penulis
Manfaat bagi penulis adalah dapat menambah wawasan dalam
pelaksanaan pembelajaran bidang vokal khususnya paduan suara
3. Paduan Suara SMK Negeri 3 Kota Bekasi
Manfaat bagi Paduan Suara SMK Negeri 3 Kota Bekasi adalah
dapat menjadi gambaran atau deskripsi tertulis tentang pelaksanaan
pembelajaran paduan suara yang digunakan di Ekstrakulikuler Paduan
Suara SMK Negeri 3 Kota Bekasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.1 Belajar
Kegiatan pembelajaran akan melibatkan pada beberapa aspek yaitu (1) materi
pelajaran, (2) tujuan pembelajaran, (3) karakteristik siswa, (4) kemampuan guru dan (5)
sarana atau fasilitas yang dimiliki sekolah, Suharto (dalam jurnal Harmonia, 2007).
7
Kemudian Djamarah (2002:48), mengatakan bahwa terdapat beberapa komponen yang
mempengaruhi dalam pembelajaran yang meliputi: tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, pendidik, siswa, metode, evaluasi, dan alat (sarana dan prasarana).
9
jamalus dan Mahmud (1981: 37-38) yaitu Metode ceramah, Metode demonstrasi,
Metode Tanya jawab, Metode eksperimen.
2 Ekstrakulikuler
Kegiatan Ekstrakulikuler atau biasa disebut ekskul merupakan kegiatan tambahan yang
dilakukan di luar jam pelajaran sekolah yang dilakukan di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan keterampilan, wawasan dan
pengetahuan serta membantuk untuk membentuk karakter peserta didik sesuai dengan
minat dan bakat masing-masing.
Tidak hanya diberikan pembelajaran rutin pada jam pelajaran di dalam Pendidikan
informal, peserta didik juga diberikan wadah untuk mengembangkan potensi diri atau
juga sebagai pembinaan peserta didik. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, siswa
mendapatkan hal positif dari kegiatan ektrakulikuler yang diikutinya. Minat dan bakat
para siswa yang terlihat dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler diharapkan dapat
mengasah kretivitasnya dan mengembangkan potensi diri yang dimili siswa.
Menurut Sutisna (1989: 69) tujuan kegiatan ekstrakulikuler terbagi menjadi tiga,
yaitu bersifat individual, bersifat sosial dan sivic serta etis. Tujuan yang bersifat individual
dapat dijabarkan seperti berikut.
Tujuan ekstrakulikuler yang bersifat sivic dan etis, dijabarkan sebagai berikut.
1) Memupuk ikatan persaudaraan antara siswa-siswi tanpa membedakan dareh,
suka, agama, dan status ekonomi. Hal ini memberikan pehamanan bahwa
11
tidak semua orang pada tempat yang sama.
2) Membangun minat dan gairah terhadap program sekolah
3) Menyediakan sarana dimana siswa dapat menyumbang pada kesejahteraan
dirinya sendiri.
Menurut Mulyono (2014: 188) secara khusus kegiatan ekstrakurikuler
memiliki tujuan dan fungsi untuk sebagai berikut.
1) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.
2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat siswa sehingga menjadi
kreatif dan karya yang tinggi.
3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab dalam
menjalankan tugas
4) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada siswa agar
memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
5) Memberikan peluang kepada siswa agar memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara baik, secara verbal maupun non verbal.
3 Paduan Suara
Harahap (2005: 1) mengungkapkan bahwa, paduan suara berasal dari kata suara
yang terpadu yang terdiri dari paduan suara besar atau kecil. Dengan demikian paduan
suara adalah bernyanyi secara serentak, terpadu dengan keselarasan volume yang baik dan
terkontrol, mengikuti keselarasan harmoni dan juga memberikan interpretasi yang sedekat-
dekatnya pada kemauan komposer. Paduan suara merupakan bentuk penyajian musik vokal
yang dihadirkan oleh suatu grup, baik secara unisono maupun dalam beberapa suara.
Wujud paduan suara (sehingga disebut paduan suara) adalah perpaduan antar suara
menjadi satu warna suara, yaitu warna paduan suara dengan memperhatikan
keseimbangan antar kelompok suara, satu ekspresi, dan merupakan satu kesatuan yang
utuh, Suharto ( 2009 ). Suara paduan suara adalah bunyi serempak dari banyak anggota
paduan suara. Untuk mencapai suara koor, syarat yang harus dilatih anatara lain warna
vokal yang disuarakan harus sama dan jangan ada penonjolan warna suara perorangan,
Simanungkalit (2008:44).
Paduan suara ialah sebuah ansambel musik, terdiri dari penyanyipenyanyi yang
terbagi menjadi beberapa suara dan menghasilkan perpaduan antar suara tersebut menjadi
satu kesatuan yang utuh, menjadi satu warna. Penyajian paduan suara dapat dibedakan
menjadi dua bentuk, menurut Simanungkalit (2008:46) yaitu:
13
Pengertian paduan suara besar dapat dilihat dari jumlah anggota yang besar atau
banyak, namun jumlah anggota yang banyak tersebut belum ditetapan jumlah
minimumnya, tetapi salah satu ciri bahwa itu paduan suara besar dengan adanya
seorang dirigent (conductor) yang memimpin kelompok paduan suara tersebut.
Berikut hal-hal yang harus disiapkan untuk membentuk paduan suara:
a. Pemilihan anggota
b. Partiture lagu
c. Pelatih
d. Jadwal Latihan
e. Dirigen
f. Instrument pengiring
g. Personal pengiring
Sopran umumnya memiliki ciri suara yang terang dan ringan, wilayah nada suara
sopran merupakan yang tertinggi dari suara lainnya. Alto, suara ini bunyinya “dalam‟,
dan dalam pembawaannya terkesan berat, jangkauan nadanya lebih rendah daripada
sopran, kemudian di antara suara sopran dan alto, terdapat suara mezzo-sopran,
jangkauan nadanya berada di antara sopran dan alto, ciri suaranya tidak terlalu berat
namun juga tidak terlalu ringan. Untuk suara pria, tenor merupakan suara yang
memiliki jangkauan nada tertinggi di antara semua suara pria, cirinya suara ini juga
terdengar ringan, terang dan nyaring. Lalu ada suara bass yang mempunyai
jangkauan nada terendah dari semua suara pria maupun wanita, pembawaannya
berat dan dalam. Di antara tenor dan bass dapat ditemui suara baritone, sama halnya
seperti mezzo-sopran, suara baritone juga tidak terlalu ringan ataupun terlalu berat
Paduan suara biasa dinyanyikan dalam empat suara, namun bukan berarti jumlah
penyanyinya hanya empat suara. Paduan suara yang memiliki kualitas baik adalah
paduan suara yang antar suaranya seimbang. Jika komposisinya soprannya ada 9,
tidak bisa jika formasi suara yang lain hanya ada 2. Dengan sopran yang berjumlah 9,
maka paling tidak alto diisi oleh 5 hingga 6 orang, tenor 6 orang dan bass 7 orang.
Jenis suara wanita dan anak-anak digolongkan menjadi: sopran, mezzo-sopran, dan
alto. Sedangkan untuk pria menjadi: tenor, baritone, dan bass. Paduan suara campur
meliputi suara sopran, alto, tenor, dan bass. Paduan suara wanita dan anak-anak
termasuk ke dalam kategori paduan suara sejenis.
a. Pimpinan
Sitompul (1988: 9-13) mengungkapkan bahwa pengaba atau yang sering disebut
sebagai dirigen atau conductor perlu memiliki kemampuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang pengaba, antara lain:
1) Hal-hal yang berhubungan dengan musik
Tugas pemimpin paduan suara ketika membawakan lagu ialah menjaga dan
memelihara kekompakan dan kerapihan di dalam persembahan lagu. Cara-cara
memimpin itu memakai isyarat atau gerak aba-aba dengan kedua tangan menurut
pola tertentu. Penguasaan gerak atau aba-aba itu oleh dirigen masih harus diberi
“nyawa‟, karena gerakan-gerakan tangan ini akan bersifat sugestif bagi anggota
paduan suara yang akan menerapkannya pada pembawaan lagu.
4) Hal-hal yang sifatnya “non-musik”, yaitu secara langsung tidak ada hubungannya
dengan musik
Hal yang sifatnya non-musik maksudnya sifat dan kepribadian dari sang
pemimpin paduan suara. Pemimpin paduan suara (pelatih) harus mempunyai
kepribadian yang stabil dan cara-cara berlatih yang effisien, efektif dan
menyenangkan, tidak lekas marah, mampu bersikap fair dan adil dan didukung
kesehatan yang mantap.
b. Anggota
Paduan suara tentu tidak akan terbentuk tanpa memiliki anggota, maka harus
ditentukan dulu siapa anggota atau penyanyinya. Anggota paduan suara erat
kaitannya dengan jenis paduan suara. Menurut Prier (2003: 13), jenis-jenis paduan
suara ada empat jenis dan sudah umum dipakai di Indonesia, yakni: 1) paduan suara
anak-anak, 2) paduan suara remaja, 3) paduan suara dewasa, dan 4) paduan suara
sejenis. Penjabarannya sebagai berikut:
1) Paduan suara anak
Paduan suara remaja sebaiknya memiliki jumlah anggota antara 15-50 orang,
di bawah 15 orang belum dapat dikatakan sebagai paduan suara, sedangkan lebih
dari 50 orang akan menimbulkan kurang terjaganya kekompakan. Ciri khasnya
ada pada semangat remaja dalam bernyanyi terutama dalam lagu yang
mencerminkan semangat, misalnya lagu-lagu perjuangan atau lagu-lagu daerah
yang memiliki ritme agak cepat. Persoalan khusus untuk putera yang berumur
antara 12-13 tahun ialah mengalami mutasi suara karena memasuki masa
pubertas, sehingga akan mengalami kesulitan dalam menyanyikan nada-nada
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Siswa yang berumur belasan tahun
biasanya masuk ke jenjang pendidikan SMP. Prier (2003: 13) mengungkapkan
kemungkinan komposisi paduan suaranya adalah: a) Sopran1 Sopran2 Alto
(S1S2A) tanpa putera yang suaranya telah berubah dan b) Sopran Alto Tenor
(SAT) dengan putera yang suaranya telah berubah.
3) Paduan suara dewasa
Jumlah anggota dalam paduan suara sejenis antara 25-30 orang. Paduan
suara sejenis terdiri atas: a) suara sejenis wanita Sopran1 Sopran2 Alto (S1S2A)
dan Sopran Mezzo-sopran Alto (SMsA), b) suara sejenis pria Tenor1 Tenor2 Bass
(T1T2B) dan Tenor Bariton Bass (TBrB), dan c) suara sejenis anak-anak Sopran
Alto (SA). Menurut Prier (2003: 14), paduan suara dengan 2 atau 3 suara jika
dinyanyikan dengan halus akan tampak suatu keindahan meskipun tidak diiringi.
Jadi, anggota paduan suara tergantung juga dari jenis paduan suaranya.
Berdasarkan anggotanya, ada empat jenis paduan suara yang umum di Indonesia,
paduan suara anak-anak, paduan suara remaja, paduan suara dewasa, dan
paduan suara campur.
c. Pengiring
19
Bernyanyi dalam paduan suara tanpa iringan alat musik dinamakan a capella.
Namun jika menggunakan iringan, iringannya bisa satu alat music (umumnya
piano atau gitar), dua alat musik bahkan bisa satu orkestra penuh. Iringan yang
unik misalnya lonceng, triangle, jimbe, kendang, dll. Iringan hendaknya memberi
dukungan kepada paduan suara dalam penyajiannya, misalnya mengisi
kekosongan, menjadikan semakin semarak, dll. Menjadi pengiring paduan suara
tentu menjadikan pengiring sebagai tim kerja paduan suara, maka harus
mengikuti latihan dan semua proses yang penyanyi lewati pula.
Untuk menjadi pengiring paduan suara yang baik, dalam hal ini dengan alat
musik piano, seseorang perlu latihan untuk harmoni (progresi akor dan
bagaimana menyuarakannya) agar dapat lebih kaya dalam mengembangkan pola
chords yang digunakan dalam sebuah lagu, dan agar nantinya mampu
mengembangkan bunyi yang dihasilkan dari akor yang dimainkan. Harmonisasi
perlu dilatih agar bagus, dan nantinya dapat tercipta suatu kesatuan yang baik.
Dengan memiliki pengetahuan harmoni yang baik, maka dapat membuat
aransemen yang enak dan paham posisi sebagi musisi, sebagai pengiring.
Bahan atau komposisi menjadi hal yang penting pula, karena latihan dan
penggarapan lagu tidak akan mungkin terlaksana tanpa adanya bahan lagu yang
akan dinyanyikan. Untuk paduan suara siswa, lagu yang dipakai tidak terlalu
sederhana dan tidak terlalu sulit pula, sederhana maksudnya dari segi lirik, notasi,
dan akornya. Lirik lagunya sederhana, berisi kisah keseharian dan umumnya
memuat rima. Akor yang digunakan juga tidak terlalu banyak perpindahan. Lagu
yang biasa dibawakan oleh paduan suara anak adalah lagu anak, lagu daerah,
lagu popular, serta lagu nasional. Melodinya sederhana dengan range nada yang
tidak terlalu jauh dan sesuai dengan ambitus siswa. Menurut Wulandari (2012:
10), wilayah suara anak terdiri dari 3 jenis yaitu wilayah suara tinggi, sedang, dan
rendah.
Dalam bernyanyi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lains: teknik
pernapasan, sikap badan, frasering, teknik resonansi, artikulasi, vibrasi, dan
intonansi, Oktara (2011:41).
Sikap badan yang benar sangatlah penting sebab berpengaruh terhadap sirkulasi
pernapasan yang merupakan unsur terpenting dalam bernyanyi dan langsung
berakibat pada pembentukan suara (Pranadjaja dalam Sukrisno, 2015:3). Menurut
Linggono (2008:92), untuk dapat menyanyi dengan baik, diperlukan sikap tubuh yang
rileks namun penuh tenaga. Tubuh yang rileks adalah sikap yang baik dan benar.
Secara fisik, sikap bernyanyi adalah seluruh bagian tubuh harus selalu dalam keadaan
tidak kaku. Menggerakan kaki, tangan, kepala dan badan seperlunya. Secara
psikispun, dalam menyanyi perlu jiwa yang lentur atau tidak tegang. Pikiran harus
positif dan jiwa perlu dilarutkan pada gerak musik. Sikap tubuh waktu bernyanyi
merupakan hal yang penting. Untuk menjaga agar tidak menimbulkan ketegangan,
maka berlatih untuk tidak selalu mengangkat bahu dan tidak menggerakan dada
keatas harus dikuasi oleh seoarang penyanyi.
3.4.2 Pernapasan
a. Pernapasan Dada
b. Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah cara bernapas dengan menggunakan perut sebagai daya
tampung pernapasan, sehingga mengembang dan mengempisnya paru-paru selalu
diikuti mengembang dan mengempisnya perut. Meskipun mampu menampung udara
lebih banyak dibanding dengan pernapasan dada, cara pernapasan perut ini belum
cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan bernyanyi. disebut
belum cukup baik, karena teknik pernapasan perut ini selain tidak cukup panjang,
juga sulit dikontrol dan dimanfaatkan sebagai pengantar nada yang stabil.
c. Pernapasan Diafragma
Pernapasan diafragma ini sebagai jenis pernapasan terbaik dari semua jenis
pernapasan. Karena jenis pernapasan ini mampu menampung udara cukup banyak
dan dapat dikendalikan dengan baik. Pernapasan diafragma menggunakan dua
rongga tubuh sekaligus, yaitu rongga dada dan rongga perut, dan diatur oleh
difragma.
Difragma adalah sekat diantara rongga dada dan rongga perut yang dalam sistem
pernapasan ini adalah pengendali besar kecilnya udara yang dikeluarkan. Sehingga
dengan demikian udara yang masuk cukup besar dan dikendalikan. Dalam bidang
menyanyi, sangat mutlak diperlukan penguasaan terhadap teknik pernapasan ini,
karena dalam menyanyi diperlukan napas-napas panjang untuk menggapai nada
tinggi dan rangkaian nada yang panjang dalam lagu. Oleh sebab itu menjadi syarat
utama bagi calon penyanyi untuk belajar dan menguasai teknik pernapasn diafragma
ini.
3.4.3 Artikulasi
Suatu bentuk lirik dalam nyanyian suatu karya musik terdapat suatu pesan yang
akan disampaikan. Agar pesan dan kata-kata tersebut dapat dimengerti, maka saat
bernyanyi harus memperhatikan artikulasi atau cara pelafalan kata demi kata dengan
baik dan jelas sehingga memberikan pengertian yang jelas kepada pendengar, Oktara
(2011:42).
3.4.4 Resonasi
Resonansi adalah fenomena yang ada sangkut pautnya dengan banyaknya rongga
dalam tubuh manusia. Setiap orang yang menyanyi, resonansi akan timbul dari suara
yang dihasilkan. Oleh sebab itu resonansi membantu memperbesar luas suara dan
memperkuat daya tahan suara. Ruang resonansi utama terdapat di dalam kepala,
dengan banyak bilik udara yang besar atau kecil, dan berpengaruh terhadap
pembentukan suara. Getaran-getaran pita suara menjalar ke dalam bilik-bilik yang
meresonansi suara, Linggono (2008:105).
Resonansi adalah suatu gejala ‘bunyi kembali’ dari suatu ruangan, semacam gema
yang timbul karena adanya ruangan yang memiliki dinding-dinding yang keras
sehingga sanggup memantulkan suara. Hal yang sama seperti ini dapat terjadi pada
manusia. Tapa ruang resonansi pita suara hanya mampu menimpulkan bunyi yang
lemah sekali, karena panjangnya hanya 1,5-2 cm. Baru dengan adanya ruangan udara
23
yang beresonansi, suara manusia tidak hanya diperkeras tetapi terutama dapat
diperindah dengan nada-nada yang gemilang.
3.4.5 Intonasi
Intonasi adalah teknik yang berhubungan dengan ketepatan nada (pitch). Ini
sangat bersifat individu. Artinya, setiap anggota paduan suara harus memiliki
kepekaan nada yang kuat sehingga mampu mengendalikan tinggi suaranya, dan tidak
lagi terdengar nada-nada fals yang muncul saat penyajian. Satu orang terdengar fals
maka rusaklah paduan suara itu. Jika banyak yang fals maka suara menjadi keruh.
Penguasaan ini akan menjamin nada-nada fals pada grup itu. Sangat dianjurkan
seluruh anggota paduan suara mampu membaca notasi musik. Latihan ini harus sering
dilakukan, terutama saat vokalisi. Cara ini akan berguna baik yang sudah mampu
membaca notasi maupun yang belum, Suharto (2009).
3.4.6 Frasering
Frasering adalah teknik pemenggalan kalimat lagu. Teknik ini terkait juga dengan
teknik pernafasan, dan interpretasi. Teknik ini penting karena salah mengiterpretasi,
terutama dalam pemenggalan kalimat, akan mengurangi keindahan termasuk juga
maknanya, Suharto (2009).
3.4.7 Vibrasi
Vibrasi umumnya diterapkan di setiap akhir kalimat dari sebuah lagu. Seseorang
penyanyi memang perlu memperindah suara dengan memberikan vibrasi pada lagu
yang dibawakan. Vibrasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memperindah lagu
dengan jalan memberi gelombang atau suara yang mengalun teratur, Oktara
(2011:43).
Vibrasi adalah suatu bentuk suara yang bergetar dan bergelombang. Dalam teknik
olah vokal, vibrasi merupakan tahap finishing. Jika diibaratkan dengan memasak,
vibrasi merupakan bumbu penyedap rasa yang membuat masakan terasa sempurna,
lezat dan membangkitkan selera. Bila menyanyi diibaratkan memasak, maka vibrasi
merupakan unsur penting dalam menyanyi, Linggono (2008:85). Lebih lanjut menurut
Destiannisa (2012:162), vibrasi boleh digunakan asal jangan terlalu besar intensitasnya
dan jangan menonjolkan individu. Sebaiknya hanya beberapa saja kecuali dia solois.
Teknik ini cukup penting terutama berkaitan dengan bagaimana lagu itu
dinyanyikan. Pesan lagu, karakter lagu, sampai pada bagian-bagian lagu (termasuk
tanda-tanda ekspresi atau dinamik) harus bisa ditangkap oleh pelatih dengan baik.
Tugas ini banyak dilakukan oleh pemimpin atau pelatih paduan suara. Penafsiran dan
pengungkapan yang baik akan membawa penampilan paduan suara lebih baik pula.
Pelatih harus bekerja keras untuk mencermati seluruh isi partitur lagu dan
menerapkannya dalam paduan suaranya. Kegiatan ini bisa dilakukan secara bertahap
mulai saat proses latihan sampai pada tahap penggosokan (finishing).
Beberapa faktor penting dalam bernyanyi selain teknik sikap tubuh, pernafasan,
membentuk suara, artikulasi, resonansi, intonasi, frasering, pembawaan dan
interpretasi, yaitu keterpaduan (blend), keseimbangan (balance) dan sonoritas
Ciri utama music paduan suara menurut Suharto (2009) yaitu bulat, menyatu
(blend). Suara-suara dari banyak peserta dan kelompok suara yang berbeda harus
menjelma menjadi satu warna dan satu bahasa yaitu warna paduan suara. Beberapa
syarat untuk mencapai blend di dalam lingkungan satu kelompok suara: Tinggi nada
(pitch) harus tepat-bersih. Nada yang tidak tepat antar suara menjadikan suara keruh.
Di sinilah perlunya pemanasan (vokalizi) sebelum membawakan lagu. Kualitas suara
yang baik ini tergantung dari cara membentuk suara dan cara membentuk vokal
(vowels). Menggunakan register yang sama. Penggunaan register yang berbeda (ada
yang falseto dan ada yang suara leher), juga antara sopran dan alto yang jauh warnanya
menjadikan suara tidak padu
Faktor keseimbangan tidak lepas dari blend. Jika dalam blend adalah untuk
menciptakan kesamaan atau kepaduan antar personil dan kelompok suara maka teknik
keseimbangan ini untuk menciptakan keseimbangan antar kelompok suara.
Keseimbangan ini untuk menghindari tidak ada kelompok suara yang paling dominan
suaranya. Keseimbangan ini bisa meliputi kekuatan, warna, dinamik, irama, dan
sebagainya (Suharto, 2009).
Dalam paduan suara harus ada keseimbangan antara suara sopran, alto, tenor
dan bass. keseimbangan ini untuk menghindari adanya kelompok suara yang
mendominasi suara dalam lagu yang sedang dinyanyikan, keseimbangan ini bisa
meliputi kekuatan suara, irama dan sebagainya, Simanungkalit (2008:68).
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan seni atau yang disebut senI budaya merupakan mata pelajaran kesenian yang
telah tercantum di dalam kurikulum sekolah, yang termasuk di dalamnya Pendidikan musik.
Selain sebagai mata pelajaran formal yang tercantum di kurikulum juga dapat dipelajari
melalui kegiatan ekstrakulikuler. Salah satu bentuk kegiatan ekstrakuliker yaitu paduan
suara.
Paduan suara adalah bentuk dari penyajian vokal secara bersama dalam suatu kelompok
dengan memadukan berbagai jenis suara menjadi satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari
satu suara atau lebih. Sehingga, ikatan dan tujuan tersebut memiliki tanggung jawab
bersama-sama dalam paduan suara. Pembeljaran paduan suara merupakan kebutuhan
sekolah yang sangat penting karena itu merupakan media pengembangan keterampilan,
minat, dan bakat setiap siswa dalam bidang seni khususnya olah vokal yang didalamnya
terdapat nilai-nilai Pendidikan moral bagi siswa. Oleh karena itu, SMK Negeri 3 Kota Bekasi
mengadakan kegiatan ekstrakulikuler paduan suara di sekolah.
Pembelajaran
Persiapan 27
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Evaluasi
Keberhasilan Pembelajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
29
sistem pengaturan-pengaturan yang secara historis bersifat khusus (Howarth,
Norval dan Stravrakakis, 2000: hal.2). Setiap diskursus adalah kontruksi politik
dan sosial, dimana posisi subjek dari pelaku menunjukkan dan memberikan
makna terhadap objek dan praktek.
2. Triangulasi
Ahmad, S. (2007). Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Peneliitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Darsono, Max, & dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang.
Istarto, Y. (2012). Pembentukan Choral Sound: Studi Kasus PAda "Voice Of Satya Wacana
Christian University:. Skripsi. Bandung.
Jamalus. (1998). Musik Dan Praktik Perkembangan Buku Sekolah Pendidikan Guru. Jakarta: CV
Titik Terang.
Linggono, B. (2008). Seni Musik Nonklasik Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Menengah Kejuruan.
Simanungkalit, N. (2008). Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Simanungkalit, N. (2008). Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sitompul, B. (1986). Paduan Suara Dan Pemimpinnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
31
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sukrisno, C. (2015). Pembelajaran Vokal dengan Metode Solfegio Pada Paduan Suara Gracia
Gita Suara di GKJ Cilacap Utara Kabupaten Cilacap. Jurnal Seni Musik Online, Vol 4,
No.1.
Tamala, A. (2016). Strategi Inovasi Pembelajaran Seni Musik Di SMP Negeri 34 Semarang.
Skripsi. Semarang.
GLOSARIUM
Vocal : bunyi / bahasa yang dihasilkan dari pita suara tanpa ada hambatan dari
indra kecap
Irama : Tempo dan ketukan yang menyatakan fell atau penjiwaan sebuah lagu.
Sopran : Vokal wanita tinggi atau sebutan bagi alat musik dengan wilayah yang
tinggi.
Tenor : Vokal pria jangkauan suara tinggi,atau alat musik yang wilayah rendah
Bass : Vokal pria jangkauan re dah,atau alat musik yang wilayah sangat rendah
33
Repertoire : Daftar rencana sandiwara, opera, balet, komposisi music, lagu, atau
peran yang telah dipersiapkan dan dipelajari oleh artis, grup music, orchestra, atau kelompok
sandiwara sebelum mengadakan pertunjukan di depan penonton.
Balans : Keseimbangan
Lampiran Pertanyaan
1. Bagaimana asal usul terbentuknya kegiatan ekstrakulikuler paduan
suara di SMK Negeri 3 Kota Bekasi?
2. Berapa jumlah pengajar dan siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler paduan suara di SMK Negeri 3 Kota
Bekasi?
3. Apakah ekstrakulikuler paduan suara bermanfaat dalam menunjang
keterampilan siswa di SMK Negeri 3 Kota Bekasi?
4. Apakah ekstrakulikuler paduan suara dapat menunjang prestasi sekolah
di bidang kesenian?
5. Strategi pembelajaran apa yang digunakan ekstrakulikuler paduan suara
di SMK Negeri 3 Kota Bekasi?
6. Bagaimana teknik vokal yang diajarkan pengajar kepada siswa
ekstrakulikuler paduan suara di SMK Negeri 3 Kota Bekasi?
7. Bagaimana pengajar mengelompokkan siswa sesuai jenis suara?
8. Kapan dan dimana kegiatan ekstrakulikuler paduan suara di SMK Negeri 3
Kota Bekasi?
9. Bagaimana pengajar memulai pelaksaan kegiatan ekstrakulikuler paduan
suara di SMK Negeri 3 Kota Bekasi?
10. Permasalahan apa yang di hadapi pengajar saat memberikan pengajaran
Paduan Suara kepada siswa di SMK Negeri 3 Kota Bekasi?
11. Apakah ada kendala yang di hadapi Ekstrakulikuler Paduan Suara di SMK
Negeri 3 Kota Bekasi? Adakah solusi yang telah sekolah lakukan untuk
mengatasi kendala tersebut?
35
Lampiran Hasil Wawancara
2.2 Apakah ekstrakulikuler paduan Ya, diharapkan kelompok paduan suara mampu
suara dapat menunjang prestasi bersaing di perlombaan antar sekolah.
sekolah di bidang kesenian?
3.1 Strategi pembelajaran apa yang SMK Negeri 3 Kota Bekasi menggunakan stategi
digunakan ekstrakulikuler pembelajaran ekspositori, yaitu menekankan
paduan suara di SMK Negeri kepada proses penyampaian materi dari seorang
3Kota Bekasi? guru kepada siswa dengan maksud agar siswa
mampu menguasai materi secara optimal;
strategi pembelajaran kooperatif, yaitu system
pengelompokan/tim kecil yang mempunyai latar
belakang kemampuan atau jenis kelamin yang
bebeda.
Guru atau pengajar mengelompokan
ekstrakulikuler paduan suara menjadi 3-4
kelompok dari kelas 10 maupun kelas 11 dan 12
sesuai dengan pembagian suara yang terbentuk.
3.2 Bagaimana teknik vokal yang Teknik vocal yang diajarkan dengan melatih sikap
diajarkan pengajar kepada siswa tubuh, pernafasan, pembentukan suara dan
ekstrakulikuler paduan suara di pengucapan artikulasi, resornasi dan
SMK Negeri 3 Kota Bekasi? interprestasi.
3.3 Bagaimana pengajar Dalam proses ini apabila jumlah siswa yang mengikuti
mengelompokkan siswa sesuai proses latihan dirasa cukup memadai, pengajar akan
jenis suara? membagi menjadi paduan suara dengan 4 suara
campuran yaitunya sopran, alto, tenor, dan bass
4.1 Kapan dan dimana kegiatan Pelaksanakan ektrakurikuler paduan suara
ekstrakulikuler paduan suara di dilaksanakan setiap hari sabtu.
SMK Negeri 3 Kota Bekasi?
4.2 Bagaimana pengajar memulai Pengajar memulai kegiatan ekstrakulikuler
pelaksaan kegiatan paduan suara dengan :
ekstrakulikuler paduan suara di a. Pengisian Absensi Kehadiran
SMK Negeri 3 Kota Bekasi? Pengisian daftar hadir ini berfungsi untuk melihat
keaktifan dan respon siswa dalam mengikuti
ekstrakurikuler
paduan suara.
b. Pengambilan Nada Dasar
Pengajar melakukannya dengan membunyikan
nada pada keyboard sehingga para siswa dapat
menyamakan suara mereka pada nada tersebut.
37
Pengambilan nada dasar bertujuan untuk
menentukan nada dasar yang sesuai dengan
range vocal yang dimiliki siswa. Setelah
mendapatkan nada dasar suara, pengajar
mengajak seluruh siswa untuk menyanyikan
tangga nada secara bersamaan. Tangga nada
yang telah dipaparkan oleh pengajar dimulai
dengan solmisasi tangga nada dasar C dan
melakukan pengulangan agar siswa benar-benar
mengerti dan mampu melakukannya dengan baik
dan benar.
c. Melatih Tangga Nada
Pengajar melakukan pelatihan kepada seluruh
siswa satu persatu untuk menyanyikan tangga
nada dan arpeggio untuk melihat dan menilai
setiap siswa yang melakukan pengulangan
dengan baik dan siswa yang masih belum
mengerti atau belum tepat dalam membawakan
tangga nada dan arpeggio tersebut. Dalam hal ini
pengajar melatih dengan cara memainkan tangga
nada pada keyboard dan diikuti oleh masing-
masing siswa. Disinilah seorang pengajar dapat
menentukan apakah para siswa sudah mampu
atau belum dalam memainkan atau menyanyikan
setiap tangga nada. Jika masih ada siswa yang
dianggap belum tepat menyanyikan tangga nada
dan arpeggio dengan baik, pengjar akan terus
melakukan pengulangan permainan tangga nada
sampai semua anak dianggap baik atau tepat
dalam menyanyikan tangga nada yang dipaparkan
pengajar. Hal ini dilakukan bertujuan agar siswa-
siswa terbiasa dengan nada-nada yang dilatihkan
dan dapat dengan cepat menangkap nada-nada
yang ada pada lagu yang akan dilatihkan.
39
artukulasi siswa bisa lebih tepat.
5.1 Permasalahan apa yang dihadapi Beberapa masalah yang dihadapi pengajar antara
pengajar saat memberikan lain :
pengajaran Paduan Suara a. Tidak disiplinnya siswa dalam proses latihan
kepada siswa di SMK Negeri 3 ekstrakurikuler paduan suara.
Kota Bekasi?
b. Kurangnya motivasi dari orang tua murid.
c. Ketepatan nada masih sering siswa
membunyikan dengan nada-nada yang fals
d. Pengucapan artikulasi lagu
e. Dalam pembagian suara, satu kelompok suara
masih sering terpengaruh oleh
kelompok suara lainnya.
Apakah ada kendala yang di Kendala yang dihadapi adalah minimnya tenaga
hadapi Ekstrakulikuler Paduan pengajar dan pelatih, minimnya minat siswa/i
Suara di SMK Negeri 3 untuk berperan aktif karena siswa/i merasa
Kota Bekasi? ekstrakulikuler ini bukan pembelajaran
formal/wajib dan dilakukan di luar jam sekolah.
Lampiran Pernyataan Narasumber
Narasumber
Dian Marfika
41
Biodata/CV Narasumber
43