Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana

dalam menyampaikan gagasan, ide, dan hasil ekspresi jiwa manusia melalui bunyi

yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

harmoni dan irama. Secara umum musik merupakan kegiatan kesenian yang

mencakup kegiatan bernyanyi dan memainkan alat musik. Kegiatan musik bukan

hanya sekedar mendengarkan musik, namun juga dapat dilakukan dengan

bernyanyi (vokal) dan memainkan alat musik (instrumen). Musik melekat hampir

pada seluruh aspek kehidupan manusia dan musik tersebut sangat erat kaitannya

dengan kegiatan-kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Pada hakikatnya semua manusia dapat menikmati musik secara berkala,

termasuk juga anak-anak yang memiliki kekurangan dalam fisik maupun mental

seperti anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam hal mendengarkan dan

memainkannya. Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk

menggantikan kata anak luar biasa yang menandakan adanya kelainan khusus.

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki suatu kondisi yang

menyimpang dari rata-rata anak pada umumnya. Berdasarkan pengertian tersebut,

anak yang dikategorikan memiliki kelainan dalam aspek fisik meliputi anak yang

1
memiliki kemampuan kelainan mental yang sangat rendah atau yang disebut

dengan tunagrahita.

Anak berkelainan mental atau tunagrahita merupakan anak yang

diidentifikasi memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (dibawah

normal) sehingga dalam melaksanakan tugas memerlukan bantuan secara khusus,

termasuk didalam kebutuhan program pendidikan dan perkembangannya. Salah

satu kategori anak berkebutuhan khusus adalah Tunagrahita yang merupakan kata

lain dari retardasi mental (mental retardation)yang berarti keterbelakangan

mental. Sesuai pendapat Mangunsong (2009:129) yang mengatakan bahwa :

“Tunagrahita merupakan kata lain dari retardasi mental (mental retardation) yang

berarti terbelakang secara mental.” Anak dengan perkembangan kemampuan fisik

yang kurang (tunagrahita) memiliki problema belajar yang menyebabkan adanya

hambatan perkembangan intelegensi, mental, emotional, sosial dan fisik.

Pembelajaran merupakan suatu proses dalam penyampaian pengetahuan

yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai murid untuk

mencapai tujuan kurikulum yang sudah ditentukan. Sebagai kegiatan yang

bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya

diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditunjukan. Dapat pula dikatakan

bahwa pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik atau sekelompok

orang dewasa lainnya untuk membuat pelajar dapat belajar dan mencapai hasil

belajar yang maksimal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi edukatif antara

dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa) yang melakukan kegiatan belajar

dengan pendidik (guru, pelatih) yang melakukan kegiatan mengajar dan


melakukan metode dalam pembelajaran agar interaksi tersebut dapat terlaksana

dengan baik. Dengan demikian guru akan mengetahui sampai di mana anak didik

dalam proses pembelajaran, dan pembelajaran juga dapat dikatakan berhasil jika

siswa dapat mencapai tujuan secara optimal, yaitu mampu berfikir secara kreatif,

penambahan ilmu pengetahuan, memiliki jati diri, mampu mengembangkan segala

potensi yang ada pada dirinya, mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.

Pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia yang seutuhnya yang positif.

Kegiatan belajar juga dapat dilihat dalam pembelajaran ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan diluar jam belajar biasa agar dapat

memperkaya serta memperluas wawasan pengetahuan dan juga kemampuan siswa

tersebut. Ekstrakurikuler memiliki manfaat untuk pembentukan pribadi siswa,

dapat mengetahui dan membedakan antara satu pelajaran yang lain, serta mampu

mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju

pembinaan seutuhnya yang positif.

Berbagai macam bentuk ekstrakurikuler yang dilaksanakan disekolah

dalam pengembangan bakat, minat, serta kemampuan siswa diantaranya :

olahraga, tari-tarian, musik, vokal, dan lain-lain. Beragam kegiatan

ekstrakurikuler yang diadakan disekolah, salah satunya ekstrakurikuler vokal yang

diadakan disekolahUnit Pelaksanaan Teknis (UPT) SLB-E Negeri Pembina

Medan yang bertujuan untuk mengembangkan bakat peserta didik, dan untuk

mengembangkan kepercayaan diri mereka serta memberi wawasan tentang olah

vokal yang nantinya diharapkan dapat menjadi pendukung bagi peserta didik yang

memiliki potensi dibidang tersebut. Selain dari pada itu, tujuan diadakannya
ektrakurikuler vokal tersebut diharapkan juga dapat membangun karakter peserta

didik yang memiliki keinginan untuk terus maju kedepan.

Pada umumnya vokal merupakan alat penghantar atau penyalur antara ide-

ide komponis yang tertulis dalam partitur dan realisasinya dalam bentuk bunyi

musikal yang aktual melalui suara manusia. Untuk dapat menguasai vokal secara

baik dan benar, pada hakikatnya dibutuhkan kemampuan penguasaan pengucapan,

ritme, ketepatan nada, penghafalan lagu, tempo, dan lain sebagainya. Hal tersebut

menunjukan bahwa semua panca indera kita berperan menjadi satu kesatuan

dalam mempelajari vokal. Tetapi sebaliknya vokal yang terdapat disekolah luar

biasa Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) SLBE-E Negeri Pembina Medan ini

mempunyai ciri khas tersendiri. Siswa-siswa tersebut tidak mampu membaca

notasi musik yang tertulis seperti siswa normal, tetapi melalui salah satu

pendekatan individual, mereka mampu mengandalkan pendengaran, perasaan dan

ingatan mereka dengan baik. Salah satu yang menarik dari judul penelitian ini

adalah proses pembelajaran yang berlangsung dan juga dalam mengasah peserta

didik dalam bidang vokal khusunya bernyanyi.

Kemampuan dibidang seni suara bukan hanya dimiliki oleh manusia yang

memiliki fisik sempurna saja, tetapi juga manusia yang mempunyai kekurangan

dari fisiknya seperti anak-anak cacat di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)SLB-E

Negeri Pembina Medan di Jalan Guru Sinumba Karya Ujung Medan Helvetia.

SLB ini merupakan satu sekolah negeri yang berada di Provinsi Sumatera Utara

yang berupaya mendorong anak tunagrahita dengan memberikan layanan

pendidikan yang relevan dengan kebutuhannya serta mengembangkan pola


pengembangan serta kreativitas anak-anak berkebutuhan khusus di berbagai

bidang akademik dan ekstrakurikuler. Dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal

di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ini, siswa-siswi yang mengikuti

pembelajaran ekstrakurikuler vokal tersebut memiliki usia yang bervariasi tetapi

dalam tingkat akademik yang sama, baik pada kelas SD, SMP dan tingkat kelas

SMA. Siswa-siswi tersebut juga tergolong dalam kalsifikasi anak tunagrahita

ringan, yang memiliki pendengaran yang baik terutama pendengaran dalam

musik sehingga siswa-siswi tersebut dapat mengikuti kegiatan pembelajaran

ekstrakurikuler vokal disekolah tersebut.

Pihak sekolah menyadari bahwa aktivitas bermain musik merupakan salah

satu media yang efektif dalam mengembangkan bakat dan kreativitas peserta didik

dan dapat merangsang kinerja oak sehingga organ-organ tubuh dapat bekerja ke

arah yang lebih baik. Di samping itu ada efek psikologis, yaitu tumbuhnya motif

berprestasi dan meningkatkan harga diri anak tunagrahita. Pada tahun 2014, siswa

tunagrahita turut mengikuti festival vokal solo pada acara Suaracantika yang

diadakan di Taman Budaya Medan. Pembelajaran musik dapat dijadikan terapi

bukan semata-mata untuk penyembuhan saja melainkan mencakup upaya untuk

pengembangan dan peningkatan pendidikan dan ekstrakurikuler pada vokal ini

juga bertujuan untuk mengembangkan segala potensi, bakat, minat yang dimiliki

oleh para siswa berkebutuhan khusus seperti tunagrahita sehingga kelak menjadi

pribadi yang berintelektual, dan terampil di masa depan mereka khususnya

ditengah-tengah masyarakat.
Metode pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus didasarkan pada

kompetensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Peserta didik yang mengalami

kesulitan dalam berfikir disebabkan oleh adanya permasalahan pada

perkembangan fungsionalnya, maka prinsip-prinsip khusus yang diperlukan antara

lain pengulangan, pemberian contoh dan arahan, ketekunan, dan kasih sayang.

Dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana

pembelajaran ekstrakurikuler vokal yang diberikan oleh pengajar pada siswa-siswi

berkebutuhan khusus (tunagrahita) didalam kegiatan ekstrakurikuler vokal. Hal ini

menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal Pada Anak Berkebutuhan Khusus

(Tunagrahita) Di UPT SLBE-E Negeri Pembina Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil dari uraian

latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup

permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar

penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu

luas. Dari uraian tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang

menyatakan bahwa : “Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan

akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-

keadaan, dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan”


Berdasarkan pendapat dan uraian yang disajikan dalam latar belakang

masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai

berikut :

1. Bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan

Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ?

2. Apa bahanyang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada

Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan ?

3. Apakendala yang dihadapi guru dalam mengajarkan Anak Berkebutuhan

Khusus (tunagrahita) dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal di UPT SLB-E

Negeri Pembina Medan ?

4. Bagaimanakah hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak

Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ?

5. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada

Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan ?

6. Apakah faktor yang menjadi pendukung dalam pembelajaran ekstrakurikuler

vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri

Pembina Medan ?
C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai

masalah yang diidentifikasi. Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi

lebih khusus, lebih sederhana, dan gejalanya akan lebih mudah kita amati karena

dengan pembatasan masalah maka seseorang peneliti menjadi lebih fokus dan

terarah sehingga tahu kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan

selanjutnya. Sugiyono (2009:207) mengatakan bahwa : “Pembatasan dalam

penelitian kualitatif lebih didasarkan kepada tingkat kepentingan, urgensi, sera

faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti

membatasi masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan

Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan?

2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada

Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan ?

3. Apa bahan lagu yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal

pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina

Medan ?

4. Bagaimanakah hasil dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak

berkebutuhan khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ?


5. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembelajaran ekstrakurikuler

vokal pada anak berkebutuhan khusus di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang

hendak dilakukan, mengingat penelitian merupakan upaya untuk menentukan

jawaban pada setiap pertanyaan. Maka perlu dirumuskan dengan baik, sehingga

mendukung untuk menemukan jawaban pada pertanyaan. Sugiyono (2009:209)

menyatakan bahwa : “Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang

disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui

pengumpulan data”.

Berdasarkan pendapat Sugyono dan uraian pada latar belakang, identifikasi,

serta pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam peelitian ini adalah

“Bagaimanakah Pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan

Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya harus memiliki tujuan yang hendak

dicapai. Tanpa adanya satu tujuan yang jelas maka kegiatan tersebut menjadi tidak

akan dapat terarah karena ttidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan yang

dilakukan tersebut. Berhasil tidaknya suatu kegiatan peneliti yang dilaksanakan

terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.


Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:290) yang mengatakan

bahwa :

“Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan


membuktikan pengetahuan yang sebelumnya belum pernah ada atau
belum diketahui”

Maka tujuan yang hendak dicapai penulis adalah :

1. Untuk mengetahui pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak

Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler

vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri

Pembina Medan.

3. Untuk mengetahui bahan yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler

vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri

Pembina Medan.

4. Untuk mengetahui hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak

berkebutuhan khsusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

5. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat dalam pembelajaran

ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus (tunagrahita) di UPT

SLB-E Negeri Pembina Medan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yangmerupakan

sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka

peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :


1. Bahan informasi bagi pembaca dan kepada masyarakat.

2. Sebagai informasi/masukan bagi peneliti lain dan masyarakat dalam menambah

pengetahuan dan wawasan peneliti untuk menuangkan gagasan, ide, kedalam

gagasan karya tulis tentang pengajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak

Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penulis berikutnya yang memiliki

keterkaitan dengan topik penulisan ini.

4. Untuk menambahpengetahuan bagi penulis dalam mengajarkan siswa-siswi

yang memiliki keterbatasan

5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik UNIMED

Anda mungkin juga menyukai