Anda di halaman 1dari 18

Proposal

Bagaimana Pola Belajar Etnopedagogik pada


sanggar Bisopo

MIRNA LENITRA KASSE


NIM :220101037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA

FAKULTAS GEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengatahuan, keterampilan dan kebiasaan
sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui
pengajaran, pelatihan dan penelitian. Selain itu pendidikan juga diartikan sebagai suatu usaha
sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajara-mengajar agar para
peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat juga diartikan sebagai
suatu proses pemindahan maupun penyempurnaan informasi yang melibatkan bermacam-macam
komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan pengertian pendidikan yang bermuara pada tujuan maka kita dapat melihat
tujuan dari pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 yakni untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dengan adanya pendidikan maka
sesorang dapat memiliki kemampuan, berkepribadian baik, berakhlak mulia, memiliki
keterampilan yang dapat bermanfaat bagi dirinya serta masyarakat.
Mengacu pada pengertian pendidikan dan tujuan pendidikan di atas terdapat tiga jenis
pendidikan di indonesia yang pertama Pendidikan Formal adalah jenis pendidikan yang
terstruktur dan memiliki jenjang,mulai dari pendidikan usia dini (PAUD), Pendidikan Dasar
(SD), Pendidikan Menengah (SMP), pendidikan Atas (SMA), dan pendidikan Tinggi
(Universitas), yang kedua pendidikan Non formal adalah pendidikan di luar pendidikan formal
yang bisa dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur, pendidikan non formal ini bisa
disetarakan dengan hasil dari pendidikan formal, penyelenggra pendidikan non formal terbagi
atas kelompok bermain, Lembaga Kursus, Sanggar, Lembaga pelatihan, kelompok belajar.dan
yang ketiga adalah pendidikan informal adalah jenis pendidikan yang berasal dari keluarga dan
lingkungan dimana peserta didiknya dapat belajar secara mendiri.
Salah satu pendidikan yang ada di indonesia adalah pendidikan seni, Pendidkan seni
adalah segala usaha untuk meningkatkan kreatifitas anak didik dalam mewujudkan kegiatan
artistiknya berdasarkan aturan-aturan estetika tertentu. Pendidikan seni bertujuan untuk
menciptakan rasa keindahan dan kemampuan mengolah rasa, karsa serta mampu mencipta. selain
itu melalui pendidikan seni mampu mengolah berbagai keterampilan berpikir
(kreatif,inovatif,kritis) Pendidikan seni dibagi menjadi seni rupa, seni musik, seni tari, seni
drama. Dalam kamus besar bahasa indonesia seni musik diartikan sebagai ilmu atau seni
menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi,dan hubungan temporal untuk menghasilan
komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Menurut Wikipedia
pengertian seni musik yaitu suara yang disusun demikain rupa sehingga mengandung irama, lagu
dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan
irama.menurut David Ewen pengertian seni musik yaitu ilmu pengetahuan serta seni memgenai
kombinasi ritmik dan beberapa nada, baik vokal maupun instrumental yang mencakup melodi
serta harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan. Berdasrkan
pengertian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa seni musik adalah bunyi atau suara
berkesinambungan yang berirama baik itu vokal maupun instrumental yang mencakup melodi
dan harmoni. Pendidikan seni yang akan diteliti peneliti adalah pendidikan seni musik yang
berkembang pada masyarakat sebagai warisan budaya yang merupakan warisan turun temurun
sehingga Seni musik juga menjadi sarana dalam kebudayaan.
Entopedagogik adalah praktek pendidikan berbasis kearifan lokal, dimana kearifan lokal
sebagai sumber inovasi dan keterampilan yang dapat diberdayakan oleh masyarakat, jika
berbicara tentang pendidikan etnopedagogik maka pendidikan seni lebih mengarah pada
pendidikan informal melihat hal tersebut maka timbulah pertanyaan bagi peneliti bagaimana cara
masyarakat tradisional menyelengarakan etnopedagogik musik, dari manakah masyarakat
tradisional ini belajar memainkan alat musik,bagaimana cara mereka meyampaikan pembelajaran
musik yang merupakan tradisi kepada generasi mereka.nDimana kita ketahui bahwa yang
meraka ajarkan kepada generasi mereka merupakan sumber lisan yang mereka peroleh dari
orangtua terdahulu.
Manurut Alan P.Merriam dalam buku etnomusikologi yang perlu diidentifikasi dalam
etnopedagogik adalah training untuk menjadi pemusik dan cara-cara untuk menjadi seorang
pemusik. Apakah seseorang dipaksa oleh masyarakatnya atau ia memilih sendri kariernya?
Apakah metode trainingnya? apakah pemusik yang handal mengandalkan kemampuannya
sendiri, apakah ia mendapatkan pengetahuan dasar tentang teknik memaninkan instrumet atau
teknik menyanyi dari orag lain atau apakah ia mengalami latihan yang ketat dalam waktu
tertentu? Siapa saja pengajarnya dan bagaimanakah metode mengajarnya? Hal ini mengarahkan
kepada masalah profesionalitas. Suatu masyarakat mungkin membedakan tingkatan-tingkatan
kemampuan, membuat klasifikasi dengan istilah khusus, dan memberikan penghargaan tertinggi
kepada sesuatu yang dianggap benar-benar profesional. Apakah pemusik dianggap sebagai
seorang yang mempunyai bakat yang luar biasa atau apakah semua masyarakat dianggap
memiliki bakat yang sama, apakah pemusik mewariskan kemampuannya dan apabila demikian
dari siapa dan dengan cara apa? Sebagai suatu anggota masyarakat pemusik dapat memandang
kemampuannya sebagai sesuatu yang membedakannya dengan orang lain dengan demikian ia
dapat melihat dirinya dan masyarakat. Berdasarkan identifikasi masalah diatas peneliti ingin
melihat bagaimana pola pembelajaran etnopedagogik yang berlangsung di sanggar seni Bisopo
dimana sanggar ini dikelolah oleh masayarakat tradisional yang mampu mengembangkan
sanggar seni tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka Yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini
adalah Bagaimana Pola Belajar Etnopedagogik pada sanggar Bisopo?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah :
a. Mengetahui proses etnopedagogik
b. Mengetahui pola penerapan etnopedagogik
1.4 Manfaat penelitian
a. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi teoritis bagi pembaca untuk
mengetahui dan memahami tentang variabel dalam penelitian ini. Sebagai acuan untuk peneliti
selanjutnya yang ingin memperdalam penelitian tentang hal-hal yang berhubungan dengan
variabel penelitian ini.
b. Praktis
Hasil penelitian ini menjadi acuan bagi mahasiswa/i jurusan musik gereja sehingga dapat
mengambangkan pembelajaran pada sanggar seni yang ada di kota kupang

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pendidikan Informal


Pengertian pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilakukan di lingkungan
keluarga dan lingkungan, dimana kegiatan belajarnya dilakukan secara mandiri. Jalur pendidikan
ini diberikan kepada setiap individu sejak lahir dan sepanjang hayatnya, baik melalui keluarga
maupun lingkungannya. Jalur pendidikan ini akan menjadi dasar yang akan membentuk
kebiasaan, watak, dan perilaku seseorang di masa depan. Hasil pendidikan informal mendapat
pengakuan sama seperti halnya pendidikan formal dan pendidikan non formal setelah peserta
didik lulus ujian sesuai standar nasional pendidikan dari pemerintah.
A. Fungsi dan peranan pendidikan Informal
Mengacu pada pengertian pendidikan informal di atas, fungsi dan peranan utama
pendidikan ini adalah untuk membentuk karakter dan kepribadian seseorang, yang berperan
penting dalam pendidikan informal adalah orangtua diman orang tua harus menjadi pendidik,
orang tua sebagi pembimbing, orang tua sebagai pengontrol, orang tua sebagai fasilitator,
orangtua sebagai motivator dan orangtua sebagai inovator, kita dapat menjabarkan fungsi dan
peranannya adalah sebagai berikut:
a. Membantu meningkatkan hasil belajar anak baik;
b. Mengontrol dan memotivasi anak agar lebih giat belajar;
c. Membantu pertumbuhan fisik anak baik dalam keluarga maupun lingkungan;
d. Membentuk kepribadian anak dengan metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan,kemampuan, dan perkembangan anak;
e. Memotivasi anak agar dapat mengembangkan bakat yang ada dalam diri;
f. Membantu anak sehingga anak dapat mandiri dan dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya
Keluarga dalam hal ini orang tua memiliki peran yang besar terhadap pertumbuhan
seorang anak, oleh kerena itu orang tua akan terus terlibat dalam proses pembelajaran seorang
anak sepanjang hidupnya.selain fungsi dan peran kita juga dapat melihat ciri dari pendidikan
informal

B. Ciri-ciri Pendidikan Informal


Setiap jenis pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga kita dapat
melihat perbedaan jenis pendidikan dimaksud, ciri yang membedakan pendidikan informal dari
jenis pendidikan yang lain adalah:
a. Tidak ada persyaratan yang harus di lengkapi sebelum proses pembelajar
berlangsung;
b. Anak tidak perlu mengikuti ujian;
c. Proses pendidikan dilakukan oleh keluarga dan masyarakat/lingkungan;
d. Tidak ada kurikulum yang harus dijalankan;
e. Tidak ada jenjang dalam proses pendidikan;
f. Proses pendidikan dilakukan terus menerus tanpa melihat ruang dan waktu
g. Orangrua merupakan guru bagi anak
h. Tidak terdapat manejeman yang jelas dalam proses pembelajaran
Setelah kita mengetahui pengertian,fungi dan peran pendidikan informal mak kita dapat
melihat pengartian dari belajar dan pembelajaran
2.2 Pembelajaran
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu aktivitas yang tak terlepas dari beberapa hal yaitu; berpikir,
melaksanakan/mengalami/proses dan sampai pada hasil pembelajaran. Pengertian Belajar
menurut para tokoh:
Ernes ER. Hilgard Menurut Hilgard, belajar adalah: The process by which an activity
originates or is charged throught training procedures (wheter in laboratory in the natural
environments) as distingustihed from change by factor but attributable to training. Artinya;
seseorang dikatakan belajar bila dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-latihan sehingga
yang bersangkutan menjadi berubah. Contoh: belajar matematika, melakukan latihan, mengerti
rumus-rumus.
Winkel menurut Winkel Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan/pemahaman, ketrampilan dan nilai/sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif
konstan/tidak berubah dan berbekas. Penekanan lebih pada relasi dengan lingkungan melalui
pengamatan/interaksi.
Gagne menurut Gagne Belajar merupakan kecenderungan perubahan pada diri manusia
yang dapat dipertahankan selama proses pertumbuhan. Tiga hal yang ditekankan dalam teori ini
ialah pengamatan, perubahan dan control/pengawasan. Penekanannya adalah selalu harus ada
proses pengamatan, perubahan dan control/evaluasi untuk mengetahui sejauhmana hasilnya.
Degeng menurut Dageng Belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur
kognitif (suatu system/ susunan pengetahuan) yang sudah dimiliki oleh pihak yang sudah belajar
(individu bersangkutan). Artinya dalam proses belajar, siswa akan menghubung-hubungkan
ilmu atau pengetahuan yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian
menghubungkannya dengan pengetahuan baru yang diperoleh. Siswa harus memiliki
pengetahuan awal sebelum mendengar uraian materi dari guru/pembimbing.
Berdasarkan uraian di atas, maka definisi belajar yaitu: Belajar pada hakekatnya adalah
proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang
sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman,
sehingga muncul kesimpulan sederhana bahwa belajar adalah:
a. Tidak tahu→tahu→perubahan tingkah laku
b. Interaksi dengan lingkungan
c. Motivasi→mencapai tujuan pembelajaran
B. Tujuan Belajar
Tujuan dari belajar adalah Membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman (kognitif,
afektif dan psikomotorik) dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi
pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
prilaku siswa.
Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan
dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku
yang positif dari siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang
secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behavior) yang dapat diamati melalui
alat indera oleh orang lain baik tutur kata, motorik dan gaya hidup.
C. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan konsep baru menggantikan konsep mengajar sebagai konsep
lama. Konsep mengajar dianggap sebagai konsep yang tidak relevan lagi oleh karena muatannya
lebih menekan-kan peran guru dalam keseluruhan kegiatan di kelas. Oleh karena itu, model
pendidikan (pengertian mengajar) perlu diredefinisi agar memberi makna baru. Menurut Keneth
D. Moore sebagaiman dikutip oleh Rosyada bahwa mengajar ialah sebuah tindakan dari seorang
yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal
mungkin sesuai dengan potensinya. Menurut Madeline Hunter bahwa mengajar adalah sebuah
proses membuat dan melaksanakan sebuah keputusan sebelum, selama dan sesudah proses
pengajaran, yakni keputusan yang akan diambil oleh seorang guru akan meningkatkan
kemungkinan siswa untuk belajar, jika guru memutuskan dalam sebuah perencanaan
mengajarnya tentang demokrasi, maka siswa akan mempelajari, memahami, dan menghayati
demokrasi, serta memahami praktek-praktek demokrasi, maupun mengimplementasikannya.
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dapat dibedakan menjadi Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Tujuan tersebut dipahami sebagai sasaran yang harus
dicapai oleh siswa. Karena itu, guru berperan untuk memperhitungkan kemampuan dan
kebutuhan siswa. Tujuan pembelajaran, menjadi panduan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dijabarkan dari kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut.
Kurikulum tersebut dijabarkan dari tujuan Pendidikan Nasional yang terumus dalam Undang-
undang pendidikan yang berlaku, dalam hal ini Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003.
E. Ciri–ciri pembelajaran
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis
Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran
dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa, Pembelajaran dapat
menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik, Pembelajaran dapat menciptakan
suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa, Pembelajaran dapat membuat siswa
siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
F. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam pembelajaran ada prinsip-pronsip pembelajaran yang harus diperhatikan antara
lain :
a. Kesiapan Belajar. Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi
awal suatu kegiatan belajar.
b. Perhatian. Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Belajar
sebagai suatu aktifitas yang kompleks membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar.
Oleh karena itu, guru perlu mengetahui barbagai kiat untuk menarik perhatian siswa
pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
c. Keaktifan Siswa. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif.
Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya.
d. Pengulangan. Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu
membaca, berpikir, mengingat dan latihan..Materi Pelajaran Yang Menantang
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap seperti ini
motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan pelajaran
yang bersifat menantang atau problematis.
e. Balikan Dan Penguatan Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa
maupun bagi guru. Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana
kemampuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya.
f. Perbedaan Individual Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik
maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta kemampuan belajar
mereka tidak sama.
G. Faktor-Faktor yang mempengaruhi belajar
Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat keberhasilan studi yaitu faktor Intern dan
faktor ekstern yang juga terbagi dalam beberapa bagian yang menjadi faktor yang mempengaruhi
belajar antara lain :
1) Fakotr intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seperti :
Yang pertama adalah Faktor jasmani dalam hal ini adalah Kesehatan, Proses belajar seseorang
akan terganggu jika kesehatannya kurang baik, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemas, kurang darah ataupun ada
gangguan /kelainan fungsi inderanya. Cacat tubuh.Cacat tubuh dapat berupa buta, tuli, setengah
tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dll. Yang kedua adalah Faktor Psikologis. Dalam faktor
psikologis terbagi lagi dalam tujuh (7) faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: (1).
Intelegensi dalam hal ini adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan diri dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat. (2). Perhatian yang berkaitan dengan pemusatan energi psikis yang tertuju kepada
suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.
(3). Minat kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan
diminati, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan
perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,
sedangkan minat diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. (4). Bakat:
kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih. Bahan pelajaran yang diambil sesuai dengan bakat maka hasilnya
siswa yang bersangkutan akan senang belajar dan giat dalam meraih prestasinya. (5). Motivasi
berkaitan erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai, untuk mencapai tujuan perlu
bertindak/berbuat. Sedangkan yang manjadi penyebab bertindak ialah motivasi sebagai daya
penggerak dan pendorong. Dalam proses belajar guru harus memperhatikan tujuan apa yang
hendak dicapai agar memotivasi siswa sehingga siswa memiliki perhatian dalam merencanakan
dan melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar. (6). Kematangan adalah suatu tingkat/fase
dalam pertumbuhan seseorang. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).
Artinya, anak memiliki pemahaman dan tujuan yang jelas dan benar dalam belajar. (7).
Kesiapan. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons. Kesediaan itu timbul dari dalam
diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan
untuk melaksanakan kecakapan.
2) Faktor ekstern
Faktor Ekstern adalah faktor dari luar seperti; guru, sekolah, orang tua, lingkungan: Keluarga
(cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan) Faktor sekolah (metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajaran
di atas ukuran, keadaan gedung, fasilitas dan tugas rumah).Faktor masyarakat (kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
2.3 Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran Secara Umum
Model pembelajaran adalah unsur penting
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012: 133)
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan
kegiatan, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain
Menurut Adi (dalam Suprihatiningrum, 2013:
142) memberikan definisi model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Winataputra (1993) mengartikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar-
mengajar (Suyanto dan Jihad, 2013: 134).
Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan pola pilihan
para guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapakan. Model pembelajaran merupakan suatu
prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berfungsi sebagi pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
melaksanakan proses belajar mengajar.
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Merujuk pada penjelasan di atas maka diperoleh
bahwa model pembelajaran merupakan suatu stategi
untuk menggambarkan proses belajar mengajar di
dalam kelas sehingga dapat memudahkan peserta didik
untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Model
pembelajaran memiliki ciri-ciri melatih partisipasi
dalam kelompok secara demokratis model
pembelajaran juga harus memiliki misi atau tujuan
pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif
dirancanguntuk mengembangkan proses berpikir
induktif. Guru juga harus memiliki pedoman bila akan
melaksanakan suatu model pembelajaran pertama
memiliki langkah-langkah pembelajaran (syntax),
kedua adanya prinsip-prinsip reaksi, ketiga system
social, keempat system pendukung. Pembelajaran harus
memiliki dampak sebagai akibat dari terapan model
pembelajaran, dampak tersebut meliputi dampak
pembelajaran yaitu hasil belajar yang diukur serta
dampak pengiring yaitu hasil belajar jangka panjang.
(Rusman, 2013 : 136).
c. Macam-Macam Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang
dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah:
a. Model Pembelajaran Kontekstual
(constextual teaching and learning-CTL) menurut
Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong
guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.

b. Model Pembelajaran Kooperatif


(Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif
Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model
pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil
yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling
kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran.

c. Model Pembelajaran Quantum menurut


Sugianto (2009:70) merupakan ramuan atau rakitan dari
berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan
pemograman neurologi/ neurolinguistik yang jauh
sebelumnya sudah ada.

d. Model Pembelajaran Terpadu menurut


Sugianto (2009:124) pada hakikatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa
baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,
menggali, dan menemukan model yang mencoba
memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui
pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah
kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya.

e. Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)


menurut Sugianto (2009:151) dirancang untuk
membantu mencapai tujuan-tujuan seperti
meningkatkan keterampilan intelektual dan
investigative, memahami peran orang dewasa, dan
membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri

f. Model Pembelajaran Langsung (Direct


Instruction) merupakan salah satu model pengajaran
yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar
siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat
dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif
Khoiru Ahmadi, 2010:39).

g. Model Pembelajaran diskusi menurut Sofan


Amri & Iif Khoiru Ahmadi (2010:165) adalah sebuah
interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih
(sebagai suatu kelompok). Biasanya komunikasi antara
mereka/ kelompok berupa salah satu ilmu atau
pengetahuan dasar yang akhirnya memberikan rasa
pemahaman yang baik dan benar

2.4 Kearifan Lokal


Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian
budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa
tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah
kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lai menjadi
watak dan kemampuan sendiri Wibowo (2015:17).
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu
pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang
berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat
lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing
sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat
local wisdom atau pengetahuan setempat “local
knowledge” atau kecerdasan setempat local genious
Fajarini (2014:123). Berbagai strategi dilakukan oleh
masyarakat setempat untuk menjaga kebudayaannya.
Selanjutnya Istiawati (2016:5) berpandangan
bahwa kearifan lokal merupakan cara orang bersikap
dan bertindak dalam menanggapi perubahan dalam
lingkungan fisik dan budaya. Suatu gagasan konseptual
yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang
secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat dari
yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral
sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari
hidup dan sifatnya biasa-biasa saja). Kearifan lokal atau
local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan
setempat local yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakat. Kearifan lokal menurut (Ratna, 2011:94)
adalah semen pengikat dalam bentuk kebudayaan yang
sudah ada sehingga didasari keberadaan. Kearifan lokal
dapat didefinisikan sebagai suatu budaya yang
dicitptakan olek aktor-aktor lokal melalui proses yang
berulang-ulang, melalui internalisasi dan interpertasi
ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan dalam
bentik norma-norma dan dijadikan pedoman dalam
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat.
2.5 Sanggar Seni
Menurut Wikipedia Sangar seni adalah suatu
tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu
komunitas atau sekumpulan orang untuk berkegiatan
seni seperti seni tari, seni lukis, seni kerajinan atau
kriya, seni peran dls. Kegiatan yang ada dalam sebuah
sanggar seni berupa kegiatan pembelajaran tentang
seni, yang meliputi proses dari pembelajaran,
penciptaan hingga produksi dan semua proses hampir
sebagian besar dilakukan di dalam sanggar (tergantung
ada tidaknya fasilitas dalam sanggar), sebagai contoh
apabila menghasilkan karya berupa benda (patung,
lukisan, kerajinan tangan dll) maka proses akhir adalah
pemasaran atau pameran,apabila karya seni yang
dihasilkan bersifat seni pertunjukan (teater, tari,
pantomim dll) maka proses akhir adalah pementasan.
Sanggar seni termasuk ke dalam jenis
pendidikan nonformal. Sanggar seni biasanya didirikan
secara mandiri atau perorangan, mengenai tempat dan
fasilitas belajar dalam sanggar tergantung dari kondisi
masing-masing sanggar ada yang kondisinya sangat
terbatas namun ada juga yang memiliki fasilitas
lengkap, selain itu sistem atau seluruh kegiatan yang
terjadi dalam sanggar seni sangat fleksibel, seperti
menyangkut prosedur administrasi, pengadaan
sertifikat, pembelajaran yang menyangkut metode
pembelajaran hingga evaluasi dll, mengikuti peraturan
masing-masing sanggar seni, sehingga antara sanggar
seni satu dengan lainnya memiliki peraturan yang
belum tentu sama. Karena didirikan secara mandiri,
sanggar seni biasanya berstatus swasta, dan untuk
penyetaraan hasil pendidikannya harus melalui proses
penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah agar bisa setara
dengan hasil pendidikan formal.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan penelitian deskrispi kualitatif
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Lokasi kegiatan penelitian adalah di sanggar seni Bisopa Jalan Oe’ekam sikumana kota
kupang Kupang, Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian akan dilasanakanan pada bulan
Okttober sampai bulan november 2019
3.3 Subjek dan objek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah pengelola serta pemain musik sanggar Bisopo
Sedangkan objek dari penelitian ini adalah proses etnopedagogik
3.4 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Observasi
Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi secara langsung proses etnopedagogik yang
belangsung pada sanggar bisopo
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara bertanya kepada pengelola sanggar dan anak didik
bagaiaman pola belajar pada sanggar seni bisopo untuk meningkatkan keterampiulan bermain
musik mereka
3.5 Instrumet penelitian
a. Lembar observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati suasana dalam pembelajaran musik, mengamati
antusias anak didik dalam pertemuan
b. Pedoman wawancara
Pedoman ini digunakan untuk mengatahui respon atau tanggapan pengelola dan anak
didik mengenai pembelajaran etnopedagogik
3.6 Teknik analisis data
Teknik analisis data adalah teknik reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data,
peyederhaan data serta transformasi dari hasil catatan lapanagan dan penyajian data berupa
sekumpulan informasi dalam bentuk teks narasi yang disusun ,diatur, diringkas sehingga mudah
dipahami.

Anda mungkin juga menyukai