Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


REFLEKSI PRIBADI MENGENAI KERAGAMAN PESERTA DIDIK DAN
PEMENUHAN TARGET KURIKULUM

Oleh:
Muhamad Aldo Kurniawan
PPG Prajabatan Gelombang 1 Unsri Jurusan Sejarah

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keragaman yang ada di negara kita (baik suku, agama, etnis, ras) merupakan anugrah yang putut
disyukuri. Keragaman ini merupakan modal sosial dalam hidup bermasyarakat dan memberikan
wawasan berbangsa dan bernegara untuk membangun toleransi dan memperkuat kerukunan umat
beragama. Secara tidak langsung memberikan pengalaman sosial masyarakat untuk hidup rukun
dan bersatu dalam perbedaan. Seyogyanya pengalaman sosial ini juga berdampak kepada
pemahaman peserta didik di sekolah.

Karena Indonesia ini sendiri merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman maka sudah
barang tentu didalam kelas pembelajaran pun perbedaan atau keberagaman tersebut akan dapat
terlihat, baik secara fisik maupun nonfisik. Perbedaan-perbedaan tersebut akan menimbulkan
banyak karakter yang berbeda-beda pula dari setiap peserta didik. Karena itu untuk proses
pembelajaran yang maksimal, diperlukan pula berbagai pendekatan serta strategi yang
berdiferensiasi pula. Selain dari pendidik, pemerintah juga hendaknya harus memiliki andil nyata
dalam membuat kebijakan maupun kurikulm yang mendukung dan mengayomi perbedaan-
perbedaan yang ada diantara peserta didik ini. Salah satunya yaitu melalui kurikulum merdeka.

Saya sendiri telah merasakan keberagaman peserta didik secara langsung didalam kelas melalui
kegiatan PPL 1 yang dilakukan beberapa minggu yang lalu, dimana didalam satu kelas saja
terdapat begitu banyak perbedaan entah itu dari suku, agama, bahasa, modalitas belajar dan lain-
lain. Maka dari itu, untuk merepresentasikan keberagaman tersebut saya akan membahasnya
lebih jauh dalam paper ini.
1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana bentuk keberagaman siswa?

B. Bagaimana hubungan keberagaman siswa dengan pemenuhan target kurikulum?

1.3 Tujuan

A. Untuk mengetahui bentuk keberagaman yang ada pada siswa didalam suatu kelas

B. Untuk mengetahui hubungan keberagaman siswa dengan pemenuhan target kurikulum

2. PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Keberagaman Siswa

A. Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Keberagaman Siswa

Istilah keberagaman berasal dari kata dasar “ragam”, yang mana dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), memiliki arti macam, jenis, warna, corak, dan tingkah laku. Maksudnya
adalah ragam ini berarti sesuatu yang memiliki jenis, warna, atau corak yang berbeda-beda dan
hidup bersama di suatu kehidupan nyata. Apabila mengikuti konteks keragaman didalam
pendidikan, maka keberagaman ini menunjuk pada suatu kondisi dalam kehidupan didalam
suatu kelas dimana setiap individunya memiliki perbedaan di berbagai bidang baik secara fisik
maupun nondisik mulai dari gender, suku bangsa, ras, agama, bahasa, karakteristik hingga
modalitas belajar (Arum, 2021:1).

Adapun faktor yang mempengaruhi keberagaman tersebut dapat diidentifikasikan menjadi 2 hal
yaitu letak geografis wilayah dan lingkungan sekitar tempat individu tumbuh dan berkembang.

a) Letak Geografis Wilayah

Letak geografis sangat menentukan dalam pembentukan karakter seorang indivudu. Letak
geografis sendiri adalahposisi keberadaan sebuah wilayah berdasarkan letak dan
bentuknya dimuka bumi. Peserta didik yang tumbuh dan berkembang didaerah yang
memiliki letak geografis pegunungan dipulau sumatera tentu akan berbeda fisik maupun
kebudayaanya dengan peserta didik yang memiliki letak geografis didaerah dataran
rendah dijawa. Begitu pula dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang membuat
mereka memiliki warna kulit, bahasa maupun kebudayaan yang berbeda satu sama
lainnya. Hal ini membuat keberagaman di Indonesia menjadi sangat kompleks dan dapat
ditemukan didalam sebuah lingkungan pendidikan nantinya.

b) Keluarga

Keluarga menjadi faktor penting dalam membentuk karakteristik seorang anak.


Lingkungan keluarga menjadi lingkungan paling menentukan dalam membentuk
karakter, kepribadian dan keterampilan awal seorang anak. Karena keluarga lah yang
menjadi orang-orang yang paling banyak berinteraksi dengan seorang anak, keluarga
menjadi lingkungan pertama tempat anak menyerap dan menerima pengetahuan sehingga
apabila lingkungan keluarga seorang anak cukup baik maka karakter yang dihasilkan dan
diilhami oleh seorang anak tersebut nantinya akan baik pula

c) Lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar juga mempunyai andil dalam membentuk begitu banyak


keberagaman pada peserta didik didalam kelas. Lingkungan sekitar ini meliputi orang-
orang dimana seorang anak berinteraksi diluar keluarganya, entah itu berbentuk teman,
kebudayaan dan pergaulan. Seorang anak yang tinggal didaerah yang lingkungannya
masih kental dengan kebudayaan tentu perkembangan maupun karakternya akan berbeda
dengan anak yang memiliki lingkungan tempat tinggal yang berada dikota yang memiliki
pergaulan lebih bebas.

B. Memetakan Keberagaman Peserta Didik di Dalam Kelas

Menurut Tomlinson didalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed
Ability Classroom mengatakan bahwa pemetaan kebutuhan belajar peserta didik dapat dilakukan
berdasarkan 3 (tiga) aspek yaitu kesiapan belajar, minat dan profil belajar peserta didik (Bayumi
dalam Eka, 2021).

a) Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar peserta didik bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih
kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki peserta
didik saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Adapun tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan tingkat
kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran,
sehingga dapat dipastikan peserta didik terpenuhi kebutuhan belajarnya
b) Minat Peserta Didik

Minat peserta didik juga merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran
berdiferensiasi ini. Hal ini dikarenakan, jika peserta didik sudah berminat dalam
pembelajaran maka ia akan termotivasi untuk terus belajar. Jika guru sudah mengenali
minat peserta didik dalam pembelajaran maka guru akan lebih mudah merancang
pembelajaran yang lebih menarik dan bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan
terjadi jika ide-ide baru ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui pengamatannya
sendiri dan berhubungan dengan lingkungan sehari-harinya.

c) Profil Belajar Peserta Didik

Profil belajar Peserta didik berkaitan dengan banyak faktor, seperti bahasa, budaya,
kesehatan, keadaan keluarga dan lain sebagainya. Profil belajar peserta didik terdiri dari
gaya belajar, kecerdasan dan prefensi lingkungan. Profil belajar peserta didik sendiri
dapat dilakukan melalui kegiatan profiling yang harus dilakukan oleh seorang pendidik
pada awal proses pembelajaran dimana didalamnya terdapat berbagai aspek yang
ditanyakan, mulai dari gaya belajar, suku, agama dan sebagainya. Dari hasil profiling
tersebut kemudian pendidik dapat mendapat gambaran perbedaan yang ada didalam
kelasnya dan dapat menyusun strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dapat
mengakomodir semua perbedaan tersebut.

C. Bentuk-Bantuk Keberagaman Siswa

Suatu proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan
oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik peserta didiknya.
Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai,
aktivitas yang perlu dilakukan, Dan asesmen yang tepat bagi peserta didik. Atas dasar ini,
sebenarnya karakteristik peserta didik harus jadi menjadi perhatian dan pijakan pendidik dalam
melakukan seluruh aktivitas pembelajaran, terlebih didalam satu kelas saja sudah begitu banyak
bentuk keragaman yang ada pada peserta didik itu sendiri. Adapun bentuk keragaman yang ada
pada peserta didik yaitu:

a) Etnik

Etnis atau suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuanyang
lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa. Dengan kata lain etnis
adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali
dikuatkan oleh kesatuan bahasa (Koentjaraningrat, 2007). Berdasarkan pengalaman yang
saya alami saat melaksanakan kegiatan PPL, saya benar mendapati bahwa didalam satu
kelas saja seringkali terdapat keragaman etnis yang ada mulai dari etnis palembang, etnis
padang, etnis tionghoa, etnis jawa dan lain sebagainya. Keberagaman etnis didalam suatu
kelas ini sendiri dapat dilakukan berdasarkan pengamatan secara langsung dan dapat pula
dilakukan melalui kegiatan profiling dengan memberikan angket kepada siswa.

b) Kultural/Budaya

Keragaman kultural atau budaya ini masih berkaitan erat dengan keberagaman etnik yang
telah dijabarkan tadi, bahwa setiap anak yang berasal dari berbagai etnik atau suku yang
berbeda tentu akan memiliki kebudayaan yang berbeda pula satu sama lain. Peserta didik
kita sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu
menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah
beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat.

c) Status Sosial

Manusia diciptakan Tuhan dengan diberi rezeki seperti berupa pekerjaan, kesehatan,
kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbeda-beda. Peserta didik dengan
bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu untuk saling berinteraksi dan saling
melakukan proses pembelajaran. Kondisi ini perlu untuk diketahui dan dipahami oleh
seorang pendidik agar tidak menimbulkan suatu permasalahan didalam proses
pembelajaran yang kebamyakan akan dirasakan oleh peserta didik dengan tingkat status
sosial yang tidak terlalu baik.

d) Minat

Minat seseorang khususnya minat belajar peserta didik memegang peran yang sangat
penting. Sehingga perlu untuk terus ditumbuh kembangkan sesuai dengan minat yang
dimiliki seorang peserta didik. Namun sebagaimana kita ketahui bahwa minat belajar
peserta didik tidaklah sama, ada peserta didik yang memiliki minat belajarnya tinggi, ada
yang sedang, dan bahkan rendah. Untuk mengetahui apakah peserta didik memiliki minat
belajar yang tinggi atau tidak sebenarnya dapat dilihat dari indikator minat itu sendiri.
Indikator minat meliputi: perasaan, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam belajar,
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, manfaat dan fungsi mata pelajaran.
Sebagai seorang pendidik hendaknya kita dapat memahami bahwa tidak setiap peserta
didik akan memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran yang diberikan, karena setiap
peserta didik memiliki minat mereka masing-masing dan kita tidak dapat
memaksakannya.

e) Modalitas Belajar

Gaya peserta didik merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan
proses pembelajaran karena dapat mempengaruhi proses dan hasil belajarnya. Modalitas
belajar peserta didik sendiri dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu visual, audio,
kinestetik, serta audio-visual. Modalitas belajar ini merupakan hal yang sangat perlu
untuk diketahui oleh pendidik agar dapat menyesuaikan strategi pembelajaran dengan
modalitas belajar yang ada didalam kelasnya. Saya dapat mengambil contoh saat
pelaksanaan PPL di SMAN 2 Palembang kelas XII IPA 3 bahwa saat dilakukan profiling
ternyata modalitas belajar siswa dikelas tersebut 54% adalah visual, 17% kinestetik,
audio-visual 17% serta auditori sebanyak 12%. Hal ini membuat saya kemudian dapat
menentukan strategi pembelajaran yang tepat saat mengajar dikelas yaitu dengan model
pembelajaran Problem Based Learning dan metode ceramah-diskusi.

2.2 Hubungan Keberagaman Siswa dengan Pemenuhan Target Kurikulum

A. Pengertian dan Tujuan Kurikulum

Secara etimologis, istilah kurikulum (Curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya “Pelari” dan curere yang berarti “Tempat berpacu”. Istilah kuriulum berasal dari dua olah
raga, terutama dalam bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa
Perancis, istilah kuriulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum
berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis star sampai dengan garis
finish untuk memperoleh mendali atau penghargaan.

Secara modern kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang
telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halam sekolah maupun di luar
sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada juga pengertian
kurikulum yang lebih luas lagi yaitu semua kegiatan dan pengalaman belajar serta “segala
sesuatu” yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi peserta didik, baik mencapai tujuan
pendidikan (Erna, 2015:7).

Setidaknya ada dua jenis tujuan yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah, yaitu:

a) Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan

Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang ingin
dicapainya (tujuan lembaga pendidikan atau tujuan institusional). Tujuan–tujuan tersebut
biasanya digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diharapkan dapat dimiliki murid-siswa setelah mereka menyelesaikan seluruh program
pendidikan dari sekolah tersebut.

b) Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi

Setiap bidang studi dalam kurikulum suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan
yang ingin dicapainya. Tujuan inipun digambarkan dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki murid/siswa setelah mempelajari
suatu bidang studi pada suatu sekolah tertentu. Tujuan-tujuan setiap bidang studi dalam
kurikulum itu ada yang disebut tujuan kurikuler dan ada pula yang disebut tujuan
instruksional, di mana tujuan intruksional merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan
kurikuler.

B. Keberagaman Siswa dan Target Kurikulum

Didalam lingkungan sehari-hari keberagaman sudah menjadi hal yang lumrah ditemui, tidak
terkecuali dilingkungan pendidikan. Bahkan dalam lingkup yang kecil sekalipun seperti kelas,
keberagaman sudah dapat terlihat dengan jelas pada setiap peserta didiknya. Seperti kita ketahui
bahwa setiap peserta didik itu unik, mereka memiliki karakteristik, latar belakang dan modalitas
belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal tersebut tentu akan menjadi suatu kelebihan
atau malah dapat menjadi tantangan tersendiri dalam proses pemenuhan target kurikulum.

Keberagaman siswa tentu akan membuat sekolah memiliki sumber daya manusia dengan
karakteristik yang berbeda satu sama lain sehingga dapat menjadi kelebihan sendiri bagi mereka.
Dalam segi minat dan bakat, didalam lingkungan sekolah pasti terdapat beberapa anak yang
memiliki minat lebih terhadap kegiatan-kegiatan olahraga seperti sepakbola, volly, basket serta
sebagainya. Ada pula anak yang memiliki minat lebih terhadap mata pelajaran tertentu. Hal ini
jika dikelola serta dikembangkan potensinya dengan baik, maka akan memberikan dampak
positif sendiri bagi sekolah. Mereka dapat berprestasi sesuai minat bakat mereka masing-masing.

Namun, keragaman ini tidaklah selalu menjadi kelebihan dalam proses pendidikan. Keragaman
terkadang rentan menimbulkan suatu permasalahan apabila tidak ada bimbingan dan rasa
toleransi antar warga sekolah. Keberagaman juga akan menjadi tantangan khusus pagi pendidik
karena pendidik akan dihadapkan pada perancangan proses pembelajaran yang dapat
mengakomodir semua keragaman tersebut sehingga pembelajaran dapat diikuti oleh semua
peserta didik secara maksimal didalam kelas.

Untuk mengatasi hal ini pemerintah sendiri sudah membuat suatu kurikulum yang dapat
memberikan kemerdekaan bagi pelaku pendidikan, baik itu pendidik maupun peserta didik.
Kurikulum ini adalah kurikulum merdeka. Dalam kurikulum merdeka, proses pembelajaran
benar-benar harus berpusat pada peserta didik dan guru diberikan kebebasan untuk menentukan
strategi pembelajaran yang akan mereka terapkan didalam kelas yang mampu mengakomodir
semua perbedaan yang ada pada peserta didik. Kurikulum merdeka ini merupakan wujud
implemntasi dukungan pemerintah pada proses pembelajaran disekolah dengan begitu banyak
keberagaman yang ada.
Setidaknya ada tiga hal yang dapat dijadikan indikator pencapaian target kurikulum didalam
suatu sekolah, yaitu:

a) Pemahaman Peserta Didik Terhadap Pelajaran

Siswa mampu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang pelajaran yang diajarkan serta siswa
mampu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan yang mereka miliki.

Jika menilik pada hasil observasi yang saya lakukan pada saat PPL, saya mendapati
bahwa tidak sepenuhnya peserta didik didalam kelas yang saya ajar memiliki pemahaman
yang baik akan materi yang telah disampaikan. Beberapa siswa memang telah mampu
memahami, menganalisis, menalar dan menyaji materi pembelajaran dengan baik namun
itu tidak semuanya. Hanya segelintir peserta didik saja dan peserta didik lainnya
cenderung belum memahami betul pelajaran yang diberikan. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi pendidik agar dapat memberikan/menyampaikan materi pembelajaran
dengan strategi yang lebih tepat dan berdiferensiasi agar pemahaman peserta didik dapat
lebih baik akan materi pembelajaran yang diberikan meskipun dengan banyak keragaman
yang ada.

b) Hasil Evaluasi

Ketika guru selesai menjelaskan pelajaran yang diajarkan oleh siswa, maka guru
mengevaluasi siswa dengan cara siswa diberi kesempatan untuk mengulangi apa-apa saja
yang sudah dijelaskan oleh gurunya. Kemudian jika siswa mampu menjelaskan atau
menanggapi apa yang telah diberikan oleh guru maka pencapaian siswa dalam belajar
yang diperoleh dari evaluasi dan dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai sudah mampu
menangkap pelajaran yang diajarkan, dan guru sudah dianggap berhasil dalam
membawakan mata pelajaran.

Dan jika menilik kembali berdasarkan pengalaman saat PPL, saya mendapati bahwa pada
hasil evaluasi ini masih hanya segelintir kembali siswa yang benar-benar aktif dalam
menyampaikan kesimpulan yang ia dapat dari materi yang diberikan. Sedangkan siswa
yang lain dominan memilih diam dan tidak berani menyampaikan pendapatnya entah
karena faktor takut atau memang belum memahami pembelajaran yang disampaikan.

c) Pemberian Tugas

Pemberian tugas kepada siswa ditujukan agar peserta didik dapat mendapatkan
pengalaman dan eksplorasi nyata akan materi yang dipelajari. Pemberian tugas ini juga
dapat dijadikan indikator ketercapaian kurikulum karena tugas ini merupakan salah satu
representasi dari pemahaman siswa akan materi yang diajarkan. Tugas sendiri dapat
berupa tugas tertulis mandiri, tugas projek maupun tugas berkelompok.

Berdasarkan pengalaman saat kegiatan PPL, pemberian tugas ini akan lebih efektif bila
dikerjakan secara berkelompok dengan menghasilkan suatu produk tertentu. Dengan
penugasan berkelompok biasanya projek atau penugasan dapat dihasilkan dengan lebih
baik daripada penugasan mandiri. Pemberian tugas juga hendaknya memperhatikan
keberagaman peserta didik yang ada dikelas, dengan memberikan bentuk penugasan yang
berdiferensiasi sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing.

d) Mengadakan Ujian

Setelah siswa menyelesaiakan tugas yang di berikan oleh guru, maka siswa akan di
berikan ujian guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam mata pelejaran dengan
menilai apa-apa yang sudah diajarkan, apakah siswa mampu menjawab soal-soal yang
dijadikan pertanyaan atau tidak, jika siswa menjawab dengan benar maka nilai ujiannya
mencapai KKM yang sudah di tentukan dan akan mencapai pada keberhasialan yang
sudah ditetapkan disekolah.

Ujian sumatif ini dapat dilakukan secara mandiri oleh guru setelah materi pembelajaran
disampaikan seluruhnya namun dapat pula dilakukan secara serentak oleh sekolah.
Berdasarkan pengalaman saat PPL, saya mendapati bahwa nilai ujian sumatif yang telah
dilakukan oleh siswa rata-rata masih belum mencapai nilai ketuntasan secara maksimal.
Hanya beberapa peserta didik saja yang telah mencapai nilai ketuntasan tersebut namun
secara keseluruhan kebanyakan memang belum mencapai target. Hal ini

3. KESIMPULAN

Keberagaman adalah suatu kondisi dalam kehidupan didalam suatu kelas dimana setiap
individunya memiliki perbedaan di berbagai bidang baik secara fisik maupun nondisik mulai dari
gender, suku bangsa, ras, agama, bahasa, karakteristik hingga modalitas belajar. Didalam
lingkungan pendidikan ada beberapa hal yang biasanya ditemui mengenai keberagaman peserta
didik yaitu:

a) Etnik

b) Kultural/Budaya

c) Status Sosial

d) Minat
e) Modalitas Belajar

Sedangkan keberagaman ini sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap target pencapaian
kurikulum yang ada, adapun indikator-indikator yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pencapaian kurikulum disuatu sekolah yaitu:

a) Pemahaman peserta didik terhadap pelajaran

b) Hasil evaluasi

c) Pemberian tugas

d) Hasil ujian

DAFTAR PUSTAKA

Arum, Rifa. 2021. Pengertian Keberagaman: Faktor Penyebab, Unsur, dan Implementasinya.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-keberagaman-dan-faktornya/. Diakses
pada 15 Desember 2022 Pukul 22:35 WIB.

Simanullang, Eka Natasya. 2022. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Terhadap


Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 4 Medan.
http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/7739 . Diakses pada 15 Desember 2022
Pukul 23:07 WIB.

Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Erna. 2015. Hubungan Antar Pencapaian Target Kurikulum Dengan Daya Serap Siswa pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah Disamakan Wilayah
Kota Makkasar. Makasar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai