Anda di halaman 1dari 79

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA ABAD 21


4TH INDUSTRIAL REVOLUTION
Potensi Revolusi Industri 4.0 Pada Dunia Pendidikan
CLOUD KECERDASAN INTERNET OF
COMPUTING BUATAN THINGS

Kemudahan menambah Artificial Intelligence


IoT mendukung pembelajaran
Kemudahan menambah akses Menjadi kunci layanan yang k cvgolaboratif dan kreatif
bahan pembelajaran dan pembelajaran berbasis di kelas. IoT mendorong proses
pengguna layanan digital personalisasi (personalized belajar yang lebih efektif dan
(UNBK, e- rapor, DAPODIK, learning) interaktif.
Sumber: https://builtin.com/internet-things/iot-
ANBK, dll Sumber: Barbara Bray & Kathleen McClaskey education-examples

5G DIGITALISASI BIG DATA

Pembelajaran berbasis Digitalisasi akan mendorong


Big Data mendukung
AR danVR akan semakin tumbuhnya aplikasi dan
integrasi layanan Pendidikan
mudah dilakukan di konten pembelajaran
bagi guru, siswa disekolah
dalam dan di luar kelas berbasis digital (Rumah
(DAPODIK)
Belajar- Jateng Pintar)
PENDIDIKAN 4.0
masadepan pendidikan yang akan menerapkan
teknologi cyber ke dalam metode pembelajaran.

EKOSISTEM DIGITAL DI SEKOLAH


efektifitas belajar mengajar dapat dilakukan
secaraEfisien jika terjadi sinergi antarasekolah
dan ekosistem digital.

MENGEMBANGKAN INFRASTRUKTUR SEKOLAH


masih banyak sekolah yang kesulitan memenuhi standar infrastruktur pendidikan.
Misalnya, komputer yangdimiliki sekolahbisa dibilang kualitasnya masihjauh dari standar
untuk dapat menunjang platform teknologipendidikan.

DINAS PENDIDIKAN DANKEBUDAYAANPROV.JATENG


Literasi
Menghadapi Era
Literasi Data
Teknologi Revolusi Industri 4.0 &
Memahami cara kerja
Society 5.0?
Kemampuan untuk (Aoun, MIT, 2017)
membaca, analisis, mesin, aplikasi teknologi
dan menggunakan (coding, artificial
informasi (big data) di intelligence, machine
learining, engineering
dunia digital. principles, biotech).

Literasi Manusia
Pembelajar
Humanities, Komunikasi,
SepanjangHayat/ life long
& Desain. learning
(Soft Skills,
Kepemimpinan, Kerja
Sama Tim)
(#MerdekaBelajar)
Dunia pendidikan juga
diajak untuk melakukan
adaptasi kenormalan
baru
• FENOMENA
• REVOLUSI TANTANGAN KREATIVITAS
DIGITAL ERA GLOBAL ABAD 21

• PERUBAHAN
PERADABAN
MASYARAKAT
DAMPAK REVOLUSI DIGITAL
KETERGANTUNGAN PADA HP
DAMPAK REVOLUSI DIGITAL
REVOLUSI 4.0
PERUBAHAN PERADABAN

PASAR MODERN BAYAR CUKUP PAKAI KARTU


FENOMENA KREATIVITAS ABAD 21
EMPAT PERTANYAAN MENDASAR SEBAGAI BEKAL MERANCANG
PEMBELAJARAN AGAR PESERTA DIDIK MEMILIKI KECAKAPAN HIDUP
ABAD 21 (Trilling dan Fadel, 2009)
1. Seperti apa dunia ini untuk dua puluh tahun yang akan
datang?

(Pikirkan tentang kehidupan seperti dua puluh tahun yang lalu


dan semua perubahan yang telah Ibu/Bpk alami. Kemudian
bayangkan apa yang akan terjadi dalam dua puluh tahun ke
depan).
Pertanyaan yang kedua”

Keterampilan apa saja yang dibutuhkan putra/putri Ibu/Bpk


untuk dua puluh tahun ke depan?
Pertanyaan ketiga:

Pengalaman belajar apa yang paling berkesan dalam hidup


anda sehingga memberikan pengaruh yang kuat di dalam
hidup anda?
Pertanyaan keempat

berdasarkan 3 jawaban di atas strategi pembelajaran


seperti apa yang akan bapak ibu rancang?
Bagaimana merancang pembelajaran
yang mampu memberikan bekal
kecakapan abad 21 bagi peserta didik?

• Pendekatan pembelajaran?
• Strategi pembelajaran?
• Metode pembelajaran?
• Teknik pembelajaran ?
• Taktik pembejaran?
• Model pembelajaran?
Pendekatan pembelajaran

• Adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
• Pendekatan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: teacher centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada
siswa).
• Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajaran tersebut disajikan.
• Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif, atau
mempelajari operasi perkalian dengan pendekatan Kartesius.
• Contoh lainnya bagaimana peserta didik memperoleh, mengorganisasi dan
mengkomunikasikan hasil belajarnya lewat pendekatan keterampilan proses.
Contoh pendekatan pembelajaran
Pendekatan Uraian
pembelajaran
Pendekatan menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan sumber belajar
pembelajaran kepada peserta pembelajaran. lebih cocok untuk jenis bahan belajar yang bersifat
ekspositori. informatif dan umum dan jumlah peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
relatif lebih banyak
Pendekatan induktif pendekatan yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus
kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip, atau aturan.
Pendekatan deduktif cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum kemudian
menarik kesimpulan yang bersifat khusus
Pendekatan pemecahan Mendorong peserta didik untuk memperoleh pengalaman menggunakan
masalah pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin atau jarang ditemui
Strategi pembelajaran
• Suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran bisa dicapai secara efektif dan efisien. Atau
• Tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu termasuk juga pengaturan materi
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik

Strategi mengajar adalah seperangkat kebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan dengan
faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu:
o Pemilihan materi pelajaran (guru atau murid)
o Penyaji materi pelajaran (perorangan, kelompok, atau belajar mandiri)
o Cara materi pelajaran disajikan (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal
atau non formal).
o Sasaran penerima materi pelajaran (perorangan, kelompok, heterogen atau
homogen).
Contoh strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran Uraian
Strategi pembelajaran guru mengambil peranan yang sangat penting karena sebagai sumber ilmu dan
ekspositori. keterampilan. Metode ceramah dan tutorial bisa dipakai dalam strategi
ekspositori.
Strategi pembelajaran serangkaian kegiatan pembelajaran dengan cara menekankan proses berpikir
inkuiri kritis sehingga orientasi siswa akan lebih terbentuk.
Strategi pembelajaran rangkaian aktivitas pembelajaran yang telah menekankan pada proses
berbasis masalah atau penyelesaian masalah yang telah dihadapi secara ilmiah.
SPBM Melalui strategi pembelajaran ini, maka secara perlahan siswa akan mulai
berkembang lebih baik lagi. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan siswa
terjadi melalui aspek efektif dan juga psikomotor.
Strategi pembelajaran merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru antara situasi dunia nyata
kontekstual atau CTL para siswa dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Secara tidak
langsung strategi pembelajaran kontekstual dapat mendorong siswa menjadikan
hubungan antara kehidupan dengan pengetahuan bisa diterapkan dengan baik.
Metode pembelajaran
• langkah operasional dari strategi pembelajaran yang
dipilih dalam mencapai tujuan belajar.
• sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
• Contoh Meode pembelajaran : (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium;
(6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat,
(9) simposium,
• cara yang dilakukan seseorang guru dalam
Teknik mengimplementasikan suatu metode
pembelajaran secara spesifik. Atau
pembelajaran • Teknik mengajar adalah penerapan secara
khusus suatu metode pembelajaran yang telah
disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan
guru, ketersediaan media pembelajaran serta
kesiapan peserta didik.
• Contoh: teknik mengajar perkalian dengan
penjumlahan berulang, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri,
yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada
kelas yang jumlah siswanya terbatas
Taktik
• gaya seseorang dalam melaksanakan
pembelajaran metode atau teknik pembelajaran tertentu
yang sifatnya individual.
• Contoh: terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik
yang digunakannya. Dalam penyajiannya,
yang satu diselingi dengan humor,
sementara yang satunya lagi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik.
• Model pembelajaran merupakan konsepsi untuk
mengajar suatu materi dalam mencapai tujuan
tertentu.
• bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran.
• Model mempunyai empat ciri khusus, yaitu: (1)
rasional teoritik yang logis, (2) tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, (3) tingkah laku belajar-mengajar
yang diperlukan untuk berhasilnya pelaksanaan model,
dan (4) lingkungan belajar yang mendukung.
• Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran,
sering peserta didik menggunakan berbagai macam
Model keterampilan, prosedur pemecahan masalah, dan
berpikir kritis.

pembelajaran
Model Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran (student or teacher


centered)

Strategi Pembelajaran (CTL, inquiri dll)

Metode Pembelajaran (ceramah, diskusi dll)

Teknik&Taktik Pembelajaran (Spesifik, individual


& unik)
Dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran
• tujuan yang hendak dicapai. (a) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan
dengan kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu
diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor? b) Bagaimana kompleksitas tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai? Dan c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan
keterampilan akademik?)
• bahan atau materi pembelajaran (a) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum
atau teori tertentu? b) Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat
atau tidak? c) Apakah tersedia bahan atau sumber–sumber yang relevan untuk mempelajari
materi itu?)
• Karakteristik peserta didik (a) Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan
peserta didik? b) Apakah model pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta
didik? c) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik? )
• Non teknis (a) Apakah untuk mencapai tujuan cukup dengan satu model saja? b) Apakah model
pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu–satunya model yang dapat digunakan? c) Apakah
model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?)
Ciri-ciri- model pembelajaran
1. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif
2. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya
model project based learning dirancang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik sehingga mampu menciptakan produk yang berkualitas.
3. Memiliki bagian–bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah–langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip– prinsip reaksi, (3) sistem sosial, dan (4) sistem
pendukung.
4. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi
: (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak pengiring,
yaitu hasil belajr jangka panjang.
5. Membuat persipan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya
Contoh model pembelajaran
Model pembelajaran Uraian
Pembelajaran pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi
Kontekstual pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta
(Contextual Teaching didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil
Learning) belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran merupakan model pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
kooperatif bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari empat hingga lima orang siswa dengan
struktur kelompok bersifat heterogen. Konsep heterogen di sini
adalah struktur kelompok yang memiliki perbedaan latar belakang
kemampuan akademik, perbedaan jenis kelamin, perbedaan ras dan
bahkan mungkin etnisitas.
Pendekatan adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah
pembelajaran sebagai fokus untuk mengembangkan ketrampilan pemecahan
berbasis masalah masalah, materi, dan pengaturan diri
Bagaimana penguatan
kecakapan abad 21 di dalam
pembelajaran
•Guru harus mempersiapkan peserta didik
untuk
• Pekerjaan yang belum diciptakan
• Produk-produk baru yang belum ditemukan
• Kecakapan-kecakapan baru untuk
membangun ke depan
PENTINGNYA
PEMBELAJARAN ABAD 21
• Pembelajaran yang mengedepankan:
• berpikir kritis & pemecahan masalah,
• kolaboratif,
• komunikatif,
• kreatif dan inovasi yang diperlukan untuk bekerja
dan hidup.
Berlatih berpikir kritis
Berlatih berpikir kritis
CONTOH PENERAPAN 4C
Pada saat ini dunia sedang menghadapi pandemi Covid19.
• Peserta didik diberi tugas: buat laporan tentang pandemi Covid19
yang berisi:
1. Penyebab pandemi Covid19
2. metode yang paling efektif untuk mencegah atau mengatasi
pandemi Covid19 ,
3. Data orang yang terdampak akibat pandemi Covid19 di Jawa
tengah,
4. respon sosial dan pemerintah untuk memantau dan
mengendalikan pandemi Covid19 .
Desain pembelajaran sesuai kasus pandemi Covid19 :
Peserta didik diberi tugas:
➢ Mencari informasi tentang penyebab pandemi Covid19
➢ Mencari data pada penyebaran pandemi Covid19 ,
➢ Mencari informasi tentang metode yang paling efektif untuk
mencegah pandemi Covid19 ,
➢ Memberikan gambaran respon sosial dan pemerintah untuk
memantau dan mengendalikan pandemi Covid19 .
➢ Buat laporan tentang pandemi Covid19
CONTOH KARYA HASIL BERPIKIR KRITIS
Model Pembelajaran Discovery
• Belajar discovery memberi penekanan pada keakifan siswa, berpusat pada siswa
dimana siswa menemukan ide dan mendapatkan maknanya.
• Belajar pemecahan masalah memberikan suatu struktur untuk diskoveri yang
membantu internalisasi belajar dan mengarah kepada pemahaman yang lebih besar.

• Learning by doing
• guru berperan sebagai pembimbing
• Peserta didik menjadi problem solver.
• Peserta didik melakukan berbagai kegiatan: menghimpun informasi, membandingkan,
mengategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan-kesimpulan.
• kegiatan berbentuk eksperimen→ inductive learning.
Keuntungan Model Pembelajaran Discovery

• Membantu peserta didik memperbaiki dan meningkatkan keterampilan dan


proses kognitif.
• Pengetahuan yang diperoleh menjadi sangat pribadi dan melekat.
• Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki.
• Metode ini memungkinkan peserta didik berkembang sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
• Peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.
• Siswa lebih percaya diri karena tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan sangat
tinggi (high level engegement).
• Siswa dan guru sama-sama berperan aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Guru
bahkan dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi
diskusi.
• Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
• Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses
belajar yang baru;
• Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
• Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi
lebih terangsang;
• Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya;
• Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
• Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
• Implementasi belajar diskoveri disesuaikan dengan level pengalaman siswa:
guided discovery, modified discovery, dan open discovery.
Langkah-Langkah Operasional
1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan
awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang akan didiskusikan (dari
contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya.
f. Mengatur topik-topik pembahasan dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak
2. Langkah-Langkah Pelaksanaan
No Sintak Uraian
1 Stimulation ❖Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
(stimulasi/pemberian kebingungannya,
rangsangan) ❖Tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri.
❖Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
❖Stimulasi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan.
2 Problem statement ❖Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
(pernyataan/ identifikasi mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah
masalah) yang relevan dengan bahan pelajaran,
❖Salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
No Sintak Uraian
3 Data collection ❖ Guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk
(Pengumpulan Data) mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,
2004:244).
❖ Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya.
4 Data Processing ❖ Merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
(Pengolahan Data) diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan.
❖ Semua informai diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
No Sintak Uraian
5 Verification (Pembuktian) ❖ Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing.
❖ Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya.
Penilian pembelajaran
pada model discovery
Dalam Model Pembelajaran Discovery
Learning, penilaian dapat dilakukan
dengan menggunakan tes maupun non
tes.

Penilaian yang digunakan mencakup


penilaian kognitif, proses, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa.
Contoh Rancangan pembelajaran menggunakan model Discoveri
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat menerapkan prinsip penjumlahan vector
melalui kegiatan pengamatan dan diskusi
NO Sintak Kegiatan pembelajaran
1. Stimulation Guru menyajikan animasi berupa perahu yang menyeberang
(memberi sungai dengan arah tegak lurus arus sungai. Ternyata perahu
stimulus) bergerak menyimpang terhadap garis tegak lurus arus.
2. Problem Peserta didik mengidentifikasi hal hal yang mempengaruhi
Statement gerakan perahu yang menyeberangi sungai melalui
(mengidentifikasi pertanyaan " mengapa arah perahu menyimpang? Berapa
masalah) Panjang lintasan yang ditempuh perahu tersebut?
3. Data Collecting Peserta didik mengumpulkan data ytang meliputi kecepatan
(mengumpulkan perahu saat menyeberang, sudut penyimpangan, lebar sungai
data) melalui pengamatan data-data yang ada di tayangan animasi.
NO Sintak Kegiatan pembelajaran
4. Data Processing Peserta didik melakukan diskusi dan Malukan analisis data
(mengolah data) untuk untuk menjawab permasalahan yang diberikan
5. Verification Peserta didik membandingkan hasil diskusi antar kelompok
(memverifikasi) melalui sesi presentasi kelompok dan proses pembelajaran
diarahkan ke bentuk tanya jawab yang berhubungan dengan
penjumlahan vektor
6. Generalization Peserta didik membuat kesimpulan jawaban mengapa arah
(menyimpulkan) perahu mengalami penyimpangan saat menyeberang dengan
arah tegak lurus arus sungai.
MODEL: Problem based learning
• Problem based learning merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
• Dalam pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim
untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
• Pembelajaran ini menantang peserta didik untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
• Masalah yang diberikan mendorong peserta didik memiliki
rasa ingin tahu pada pembelajaran itu.
5 STRATEGI
PENERAPAN
MODEL 1. Permasalahan sebagai kajian.
PROBLEM BASED 2. Permasalahan sebagai penjajakan
LEARNING pemahaman
3. Permasalahan sebagai contoh
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari proses
5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas
autentik
Contoh Pemecahan masalah:
Seorang desain taman akan membuat taman unik dengan memberi tanaman
rumput khusus pada area seperti gambar yang diarsir di bawah
D C

G F

A E
B
Panjang AB = BC = 30 m, BE = EF dan panjang AE = 50 m. Jika biaya penanaman
rumput khusus Rp 100.000,-/m2 maka biaya total yang diperlukan adalah?
• Konsep Dasar (Basic • 2. Pendefinisian Masalah
Prinsip- Concept) (Defining the Problem)

prinsip dasar • Fasilitator memberikan
konsep dasar, petunjuk,
Dalam langkah ini fasilitator
menyampaikan skenario atau
permasalahan dan peserta
dalam PBL referensi, atau link dan
skill yang diperlukan
didik melakukan berbagai
kegiatan brainstorming dan
dalam pembelajaran semua anggota kelompok
tersebut. Hal ini mengungkapkan pendapat, ide,
dan tanggapan terhadap
dimaksudkan agar peserta skenario secara bebas,
didik lebih cepat masuk sehingga dimungkinkan muncul
dalam atmosfer berbagai macam alternatif
pembelajaran dan pendapat
mendapatkan ‘peta’ yang
akurat tentang arah dan
tujuan pembelajaran
(lanjutan)
Prinsip-prinsip dasar dalam PBL
• 3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
• Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas
isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam
bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web,
atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

• Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta
didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang
relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2)
informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di
kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
(lanjutan)
Prinsip-prinsip • 4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange
dasar dalam knowledge)
• Setelah mendapatkan sumber untuk
PBL keperluan pendalaman materi dalam
langkah pembelajaran mandiri,
selanjutnya pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam
kelompoknya untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan
cara peserrta didik berkumpul sesuai
kelompok dan fasilitatornya.
(lanjutan)
• 5. Penilaian (Assessment)

• Penilaian dilakukan dengan memadukan


tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude).
Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan
Prinsip- dengan ujian akhir semester (UAS), ujian
tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen,
prinsip dasar •
dan laporan.

dalam PBL • Penilaian terhadap kecakapan dapat


diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware,
maupun kemampuan perancangan dan
pengujian.
Contoh Penerapan
▪ Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik
terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
▪ Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
▪ Setelah itu tugas guru adalah merangsang peserta didik untuk berpikir kritis
dalam memecahkan masalah yang ada.
▪ Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan
asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
Contoh Penerapan
• Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan
peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

• Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman
langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan
aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangkamencapai
penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
Tahapan-Tahapan Model Problem Based Learning
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 • Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi peserta didik kepada logistik yg dibutuhkan
masalah • Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan dan
Mengorganisasikan peserta didik mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan individu informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
dan kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan
Mengembangkan dan menyajikan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
hasil karya laporan, model dan berbagi tugas dengan teman

Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang


Menganalisis dan mengevaluasi telah dipelajari /meminta kelompok presentasi
proses pemecahan masalah hasil kerja
Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru
harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan
bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran.
Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL
juga mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat
memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa dimana
masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
• Penyelidikan adalah inti dari PBL.
• Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda,
namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan
data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
• Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting.
• Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan
melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memahami dimensi situasi permasalahan.
• Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk
menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya
• Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
• Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia.
• Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa.
• Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai
organisator pameran.
• Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
• Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses
mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan.
• Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas
yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
Sistem Penilaian PBL
• Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

• Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu


pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan
pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft
skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam
tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut
ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
(lanjutan)
Sistem Penilaian PBL
• Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment.
Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang
sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan
belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan
pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri
(self-assessment) dan peer-assessment.
• Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
• Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah
dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya
Model Project Based Learning (PJBL)
Model Project Based Learning (PJBL)
• Project Based Learning (PJBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan
siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan
melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.
• PJBL menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara
langsung dengan berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar
bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat
interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku mulai dari merancang,
melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).
Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka:
• Mendorong dan membiasakan siswa untuk menemukan sendiri (inquiry),
malakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam
merencanakan (planning skills), berfikir kritis (critical thinking), dan
menyelesaikan masalah (problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu
kegiatan/proyek.
• Mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap tertentu ke dalam berbagai konteks (a variety of contexts) dalam
menuntaskan kegiatan/proyek yang dikerjakan.
• Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan
interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang
bekerjasama dalam sebuah tim di lingkungan kerja/kehidupan nyata.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
▪ Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
▪ Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
▪ Meningkatkan kolaborasi, tanggung jawab, dan displin dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
▪ Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
• Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang
untuk berkembang sesuai dunia nyata.
• Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
• Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek

• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam melakukan


penelitian/percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami
kesulitan.
• Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
• Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik
secara keseluruhan
Langkah-Langkah Operasional

1
2
PENENTUAN 3
MENYUSUN
PERTANYAAN MENYUSUN JADUAL
PERECANAAN PROYEK
MENDASAR

6
5 4
EVALUASI
MENGUJI HASIL MONITORING
PENGALAMAN
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential
Question)
• Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
• Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam dan topik yang diangkat relevan untuk para peserta
didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Peserta
didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
aturan kegiatandalam penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian
proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) membuat timeline penyelesaian proyek,
2) membuat deadline penyelesaian proyek,
3) membimbing peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the
Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek, menggunakan rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetens,
mengevaluasi kemajuan masing - masing peserta didik, memberi umpan
balik terhadap pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan
membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada
tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamanya
selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru
(new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap
pertama pembelajaran.
Sistem Penilaian pada PJBL
• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data.
• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan
peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
• Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi, yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian, yaitu proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik.
CONTOH KARYA HASIL BERPIKIR KRITIS
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai