TEKNOLOGI PENDIDIKAN
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD IQBAL
NIM: P2A119005
Assalamualaikum.wr.wb...
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dari mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan dengan judul
“Ruang Lingkup, Tujuan, Teori-teori dan Penelitian-penelitian Teknologi Pendidikan”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Jambi, 2019
Penulis
Muhammad Iqbal
NIM. P2A119005
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Teknologi akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini
berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Demikian pula pada saat
melakukan pertukaran data dan informasi antar sekolah, sekolah dengan masyarakat,
sekolah dengan pemerintah daerah dan pusat, utamanya dalam pendidikan Islam dan
lain-lain, semuanya akan lebih efektif dan efisien jika memanfaatkan teknologi dalam
kemjuan pendidikan tersebut.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Kawasan Desain
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi
belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain
paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: desain
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik
pembelajar.
B. Kawasan Pengembangan
C. Kawasan Pemanfaatan
D. Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui:
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan
pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan
media. Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan
ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan
cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber
teknologikal dalam kurikulum.
E. Penilaian
Penilaian dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-
hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian
berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu. Penilaian merupakan proses
penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, mencakup analisis
masalah, pengukuran acuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.
a. Kawasan Desain
Kawasan desain adalah suatu proses untuk menentukan kondisi belajar dengan
tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Jadi desain pembelajaran adalah
sebagai inti dari teknologi pendidikan dan menciptakan produk pada tingkat
makro seperti program pembelajaran dan kurikulum, tingkat mikro seperti
pelajaran dan modul. Cakupan kawasan desain adalah:
- Desain Pesan
Desain pesan adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan (Grabowski, 1991). Agar terjadi komunikasi antara pengirim dan
penerima dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, Persepsi dan daya
tangkap, karakteristik yang lain dari desain pesan adalah harus bersifat
spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Desain pesan akan
berbeda tergantung kepada jenis medianya, apakah bersifat statis atau dinamis.
Pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan,
strategi belajar atau hafalan.
- Strategi Pembelajaran
- Karakteristik Siswa.
b. Kawasan Pengembangan
- Teknologi Cetak
Cara untuk membuat atau menyampaikan bahan pelajaran, seperti buku,
bahan visual yang statis terutama melalui pencetakan mekanis atau
photografis.
- Teknologi Audiovisual
- Teknologi Terpadu
c. Kawasan Pemanfaatan
- Pemanfaatan Media
- Divusi Inovasi
d. Kawasan Pengelolaan
- Pengelolaan Proyek
- Pengelolaan Sumber
- Analisis masalah,
- Penilaian formatif
- Penilaian sumatif.
C. Bersifat tidak linier, dengan kata lain kawasan- kawasan tersebut saling
melengkapi dengan di tujukannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap kawasan.
A. Teori Behaviorisme
B. Teori Kognitivisme
Dalam teori ini mereka lebih menyukai metode belajar aktif dan berinteraksi
dengan teman untuk memperoleh umpan balik dan informasi. Implementasi
prinsip ini dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Materi pembelajaran harus memasukan aktivitas gaya belajar yang berbeda,
sehingga siswa dapat memilih aktivitas yang tepat berdasarkan kecenderungan
gaya berlajarnya.
- Sebagai tambahan aktivitas, dukungan secukupnya harus diberikan kepada
siswa dengan perbedaan gaya belajar. Siswa dengan perbedaan gaya belajar
memiliki perbedaan pilihan terhadap dukungan, sebagai contoh, assimilator
lebih suka kehadiran instruktur yang tinggi. Sementara akomodator lebih suka
kehadiran instruktur yang rendah.
- Informasi harus disajikan dalam cara yang berbeda untuk mengakomodasi
perbedaan individu dalam proses dan memfasilitasi transfer ke long-term
memory.
- Pembelajar harus dimotivasi untuk belajar, tanpa memperdulikan sebagaimana
efektif materi, jika pembelajar tidak dimotivasi mereka tidak akan belajar.
- Pada saat belajar, pembelajar harus diberi kesempatan untuk merefleksi apa
yang mereka pelajari. Bekerja sama dengan pembelajar lain, dan mengecek
kemajuan mereka.
- Psikologi kognitif menyarankan bahwa pembelajar menerima dan memproses
informasi untuk ditransfer ke long term memory untuk disimpan.
C. Teori Konstruktivisme
- Belajar harus menjadi suatu proses aktif. Menjaga pembelajar tetap aktif
melakukan aktivitas yang bermakna menghasilkan proses tingkat tinggi, yang
memfasilitasi penciptaan makna personal.
- Pembelajar mengkonstruksi pengetahuan sendiri bukan hanya menerima apa
yang diberi oleh instruktur. Konstruksi pengetahuan difasilitasi oleh
pembelajaran interaktif yang bagus, karena siswa harus mengambil inisiatif
untuk berinteraksi dengan pembelajar lain dan dengan instruktur, dan karena
agenda belajar dikontrol oleh pembelajar sendiri.
- Bekerja dengan pembelajar lain memberi pembelajar pengalaman kehidupan
nyata melalui kerja kelompok, dan memungkinkan mereka menggunakan
keterampilan metakognitif mereka.
- Pembelajar harus diberi control proses belajar.
- Pembelajar harus diberi waktu dan kesempatan untuk refleksi. Pada saat
belajar online siswa perlu merefleksi dan menginternalisasi informasi.
- Belajar harus dibuat bermakna bagi siswa. Materi belajar harusmemasukan
contoh-contoh yang berhubungan dengan pembelajar sehingga mereka dapat
menerima informasi yang diberikan.
- Belajar harus interaktif dan mengangkat belajar tingkat yang lebih tinggi dan
kehadiran sosial, dan membantu mengembangkan makna personal. Pembelajar
menerima materi pelajaran melalui teknologi, memproses informasi, dan
kemudian mempersonalisasi dan mengkontekstualisasi informasi tersebut.
Untuk dapat memahami hal ikhwal penelitian dalam teknologi pendidikan ada
baiknya dilihat status penelitian teknologi pendidikan pada masa lalu, khususnya yang
ditulis oleh Hannafin (1985), seperti disitir oleh Hannafin dan Hannafin, 1991).
menemukan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
penelitian teknologi pendidikan sebelum tahun 1985: tradisi penelitian ilmu
behavioural, identitas penelitian yang nirfokus, dan sikap bidang ini terhadap
penelitian.
Tradisi dan standar penelitian yang telah dikembangkan dalam sains behavioural
yang melingkupi pelaksanaan penelitian bidang ilmu telah diterapkan dalam
penelitian teknologi pendidikan karena bidang teknologi pendidikan pada hakikatnya
berakar pada sains behavioural. Ukuran yang dipakai adalah yang berlaku dalam
penelitian eksperimental. Dapat dikatakan bahwa bidang teknologi pendidikan belum
memiliki identitas intelektual tersendiri. Akibatnya, jumlah penelitian yang khas
teknologi pendidikan makin menurun. Identitas inteiektual khas teknologi pendidikan
tidak muncul meskipun dasar teoretis kuat dapat dibangun dari psikologi. Bidang
teknologi pendidikan masih tetap didominasi oleh penelitian eksperimental, meskipun
sudah ada tawaran paradigma-paradigma lain. Misalnya, Driscoll (1984), seperti
disitir oleh Hannafin & Hannafi (1991) menawarkan 13 model penelitian teknologi
pendidikan, termasuk model etnografi, penclembangan teknik, dan efektivitas-biaya.
Begitu kuatnya pengaruh dari tradisi sains behavioural, bidang teknologi pendidikan
menjadi makin dibentuk oleh R&D yang dihasilkan oleh peneliti di luar bidang ini.
Sampai tahun 1985 para akadernisi teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai
pemakai dari pada pelaku penelitian karen berbagai alasan. Kurangnya penelitian
teknologi pendidikan merupakan akibat dari ketidakpedulian atau kekurangpahaman
terhadap metode yang ada, tuntutan kompetitif, atau karena tidak bermanat dalam
penelitian. Apapun alasannya, yang jelas baru sedikit pakar teknologi pendidikan
yang melakukan penelitian. Beberapa faktor telah memberikan andil pada keadaan ini.
Faktor-faktor tersebut termasuk: kurangnya dukungan lembaga, besarnya beban
mengajar, dan tuntutan layanan untuk program teknologi pendidikan tidak
proporsional terhadap program akademik lainnya. Faktor lainnya adalah kurangnya
keahlian dalam merencanakan dan menerbitkan R&D yang asli.
Versi yang lebih populer dari model ini dapat ditemukan pada Berlo
(1960) yang menekankan fakta bahwa sesungguhnya oranglah (bukan media)
yang merupakan jantung proses komunikasi. Model ini menguraikan
hubungan yang sirkuler antara pengirim, pesan, saluran, dan penerima.
Schram yang bergerak dalam bidang komnikasi massa juga menerapkan karya
Shannon dan Weaver untuk audiens yang lebih besar dan menekankan pada
aspek perilaku manusia dalam komunikasi.
Pada saat ini, para teknolog pembelajaran terus menggali gagasan baru
dari McLuhan, dengan harapan gagasan tersebut mungkin akan memberi
penjelasan beberapa keanehan dalam bidang komunikasi massa karena bidang
komunikasi massa dan teknologi pembelajaran menggunakan media sang
sama, konsep komunikasi massa masih tetap dalam cakupan teknologi
pembelajaran. Sebagai contoh, penelitian tentang pengaruh televisi berasal
dari dua bidang, yakni televisi pembelajaran dan media massa. Contoh
penelitian pada level mikro yang telah mempengaruhi perancangan teks dan
teknik pengembangan materi pembelajaran dengan menggunakan teknologi,
adalah perancangan perancangan layar komputer.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Secara keseluruhan dapat diambil benang merah dalam pengertian dan penjelasan
pemaparan diatas bahwa konsep teknologi pendidikan sangat berperan penting karena
memberi manfaat dalam segi nilai dan estetika. Dengan peran serta teknologi dalam
dunia pendidikan memberikan efiensi kinerja, bahan baku serta peran serta pendidik.
https://levinlme.wordpress.com/2015/06/25/konsep-dasar-teknologi-pendidikan/
https://www.academia.edu/17655003/Makalah_Teknologi_Pendidikan
https://www.academia.edu/11497502/MAKALAH_TEKNOLOGI_PENDIDIKAN_AYATU
LLOH_OK_BROO