Anda di halaman 1dari 20

RUANG LINGKUP, TUJUAN, TEORI-TEORI DAN PENELITIAN-PENELITIAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Dibuat Untuk Tugas Mata Kuliah


Landasan Teknologi Pendidikan

MAKALAH

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD IQBAL
NIM: P2A119005

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb...

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dari mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan dengan judul
“Ruang Lingkup, Tujuan, Teori-teori dan Penelitian-penelitian Teknologi Pendidikan”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Jambi, 2019

Penulis

Muhammad Iqbal

NIM. P2A119005
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi berjalan sangat cepat. Seiring dengan


perkembangan teknologi, penyimpanan dan pengiriman data semakin murah dan
semakin baik kualitasnya. Baik individu, institusi, lembaga pendidikan, maupun
pemerintah ikut melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan perkembangan
teknologi. Bahkan dalam dunia pendidikan Islam, sudah saatnya kita memanfaatkan
teknologi tersebut.

Teknologi akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini
berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Demikian pula pada saat
melakukan pertukaran data dan informasi antar sekolah, sekolah dengan masyarakat,
sekolah dengan pemerintah daerah dan pusat, utamanya dalam pendidikan Islam dan
lain-lain, semuanya akan lebih efektif dan efisien jika memanfaatkan teknologi dalam
kemjuan pendidikan tersebut.

Dalam pendidkan tekonologi memberikan dampak yang begitu signifikan


terhadap berjalannya proses pendidkan tersebut. Bidang teknologi pendidikan
merupakan bidang kajian ilmu aplikasi yang memiliki spektrum cukup luas. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang ruang lingkup kajian teknologi pendidikan

2. Rumusan Masalah

A. Apa Saja Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan?

B. Bagaimana Hubungan Antar Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan?

C. Teori-teori Pembelajaran Apa Saja Yang Relevan Dengan Teknologi Pendidikan?

D. Apa Saja Penelitian-penelitian Tentang Teknologi Pendidikan?

3. Tujuan

A. Memahami Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan.

B. Memahami Hubungan Antar Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan.


C. Memahami Teori-teori Pembelajaran Yang Relevan Dengan Teknologi
Pendidikan.

D. Mengetahui Penelitian-penelitian Tentang Teknologi Pendidikan.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Ruang Lingkup Dan Tujuan Teknologi Pendidikan

1.1. Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan

Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5


kawasan teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi
hubungan timbal balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang
dilakukan untuk melihat kebenaran teori yang ada. Setiap kawasan dalam
teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan
praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap
kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan
yang sistematik. Hubungan antar kawasan ini bersifat saling melengkapi.

Penjelasan mengenai masing-masing kawasan/ruang lingkup teknologi


pendidikan adalah sebagai berikut:

A. Kawasan Desain

Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi
belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain
paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: desain
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik
pembelajar.

B. Kawasan Pengembangan

Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam


bentuk fisik, di dalamnya meliputi: teknologi cetak, teknologi audio-visual,
teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.

C. Kawasan Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.


Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara
pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran.

D. Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui:
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan
pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan
media. Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan
ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan
cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber
teknologikal dalam kurikulum.

E. Penilaian

Penilaian dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-
hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian
berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu. Penilaian merupakan proses
penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, mencakup analisis
masalah, pengukuran acuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.

Dengan memacahkan masalah pembelajaran, ruang lingkup dari teknologi


pendidikan sangatlah luas namun dapat diperinci menjadi :

a. Kawasan Desain

Kawasan desain adalah suatu proses untuk menentukan kondisi belajar dengan
tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Jadi desain pembelajaran adalah
sebagai inti dari teknologi pendidikan dan menciptakan produk pada tingkat
makro seperti program pembelajaran dan kurikulum, tingkat mikro seperti
pelajaran dan modul. Cakupan kawasan desain adalah:

- Desain Sistem Pembelajaran

Meliputi langkah-langkah diantaranya:

* Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari)

* Perancanagan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya),

* Pengembangan (proses penulisan atau produksi bahan bahan pelajaran),

* Pelaksanaan atau aplikasi (pemanfaatan dan strategi),

* Penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).

- Desain Pesan
Desain pesan adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan (Grabowski, 1991). Agar terjadi komunikasi antara pengirim dan
penerima dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, Persepsi dan daya
tangkap, karakteristik yang lain dari desain pesan adalah harus bersifat
spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Desain pesan akan
berbeda tergantung kepada jenis medianya, apakah bersifat statis atau dinamis.
Pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan,
strategi belajar atau hafalan.

- Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi


serta mengurutkan peserta mengurutkan peristiwa belajar atau
kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Teori tentang strategi
pembelajaran meliputi situasi belajar,dan komponen belajar dan
mengajar.

- Karakteristik Siswa.

Segi-segi latar belakang pengalaman pembelajar yang


mempengaruhi terhadap efektifitas proses belajarnya. Secara psikologis yang
perlu diperhatikan darikarakteristik pembelajar ialah kemampuan yang bersifat
potensialmaupun kecakapan nyata, dan kepribadiannya seperti: sikap, emosi,
motivasi, dan aspek kepribadian lain.

b. Kawasan Pengembangan

Kawasan Pengembangan adalah proses pengubahan dari bentuk desain


menjadi bentuk yang dapat digunakan. Di dalam kawasan pengembangan saling
keterkaitan antara teknologi teori dengandesain pesan maupun strategi
pembelajaran. Hal ini terjadi karena pesan yang didorong oleh isi, strategi
pembelajaran yang didorong oleh teori, yang berbentuk fisik dari
teknologi perangkat keras dan lunak dan bahan pembelajaran. Kawasan
pengembangan meliputi:

- Teknologi Cetak
Cara untuk membuat atau menyampaikan bahan pelajaran, seperti buku,
bahan visual yang statis terutama melalui pencetakan mekanis atau
photografis.

- Teknologi Audiovisual

Merupakan cara membuat dan menyampaikan bahan pelajaran dengan


menggunakan peralatan dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio
dan visual.

- Teknologi Berbasis Komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara-cara membuat dan


menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikroprosesor.

- Teknologi Terpadu

Merupakan cara terpadu untuk memproduksi dan menyampaikan bahan


dengan memadukan beberapa jenismedia yang dikendalikan komputer.

c. Kawasan Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar.


fungsi pemanfaatan sangat penting karena mempelajari kaitan antara pembelajar
dengan bahan atau sistim pembelajar. Bagian-bagian dari kawasan pemanfaatan
adalah:

- Pemanfaatan Media

Menggunakan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Misalnya,


bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindak lanjuti dan dipolakan sesuai
dengan bentuk belajar yang diinginkan.

- Divusi Inovasi

Divusi inovasi adalah Proses berkomunikasi melalui strategi yang


terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai
adalah untuk terjadinya perubahan.

- Implimentasi dan Institusionalisasi


Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasi). Sedangkan institusionalisasi
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu
struktur atau budaya organisasi. Untuk menilai pemanfaatan harus ada
implimentasi. Bidang implimentasi dan institusioanal didasarkan pada
penelitian, tujuan implimentasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh
individu dalam organisasi. Jadi implimentasi dan institusionalisasi tergantung
pada perubahan individu maupun organisasi.

- Kebijakan dan Regulasi

Aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi dan pemanfaatan


teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan pemerintah mempengaruhi
pemanfaatan teknologi, kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh
permasalahan etika dan ekonomi.

d. Kawasan Pengelolaan

Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang teknologi


pembelajaran dan dari peran kebanyakan para teknologi pembelajaran. Ada empat
kategori dalam kawasan pengelolaan:

- Pengelolaan Proyek

Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring dan


pengendalian proyek desain dan pengembangan.

- Pengelolaan Sumber

Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan dan


pengendalian system pendukung dan pelayanan sumber. Pengertian sumber
dapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber
pembelajaran.

- Pengelolaan Sistem Penyampaian

Meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian, cara pendistribusian


bahan pembelajaran diorganisasikan. Hal tersebut merupakan suatu gabunagan
medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi
pembelajaran kepada pelajar.
- Pengelolaan Informasi

Meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara menyimpan,


pengiriman/pemindahan atau pembrosesan informasi dalam rangka
tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Pengelolaan informasi penting
untuk memberikan akses dan keakraban revolusi kurikulum dan aplikasi
desain pembelajaran. Pengelolaan sistem penyimpanan informasi untuk
tujuan pembelajaran tetap akan merupakan komponen penting dari bidang
teknologi pembelajaran.

e. Kawasan Evaluasi (Penilaian)

Evaluasi adalah proses penentuan berhasil tidaknya suatu pembelajaran.

Kawasan penilaian mencakup empat subkawasan yaitu:

- Analisis masalah,

- Pengukuran acuan patokan,

- Penilaian formatif

- Penilaian sumatif.

1.2. Tujuan Tekologi Pendidikan

Teknologi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran


manusia.

2. Hubungan Antar Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan

Masing-masing kawasan teknologi pendidikan bersifat saling melengkapi setiap


kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi pada penegembangan
teori dan praktik atau pun seballiknya dijadikan perkembangan kawasan. Setiapa
kawasan tidak dapat berdiri sendiri. hubungan antara kawasanini meliliki beberapa
sifat Yaitu:
A. Bersifat Sinergi misalnya seorang praktisi yang berkerja dalam kawasan
pengembangan mengunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain sistem
pembelajaran dan desain pesan.

B. Sifat saling melengkapi, setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan


yang lain dan kepada penelitian mampu teori yang digunakan bersama oleh semua
kawasan.

C. Bersifat tidak linier, dengan kata lain kawasan- kawasan tersebut saling
melengkapi dengan di tujukannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap kawasan.

3. Teori-teori Pembelajaran Yang Relevan Dengan Teknologi Pendidikan

Penelitian terkini mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang


bermedia teknologi dapat meningkatkan nilai para pelajar, sikap mereka terhadap
belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka. Teknologi juga dapat
membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar, dan membuat
proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented). Dengan kata lain,
penggunaan media menggunakan audio visual atau komputer media dapat membantu
siswa itu memperoleh pelajaran bermanfaat. Guru sebagai pengembang media
pembelajaran harus mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar
dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih
untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia
seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong
terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual. Terdapat beberapa teori
belajar yang melandasi penggunaan teknologi/komputer dalam pembelajaran yaitu
teori behaviorisme, kognitifisme dan konstruktivisme.

A. Teori Behaviorisme

Behaviorisme memandang fikiran sebagai „kotak hitam” dalam merespon


rangsangan yang dapat diobsevasi secara kuantitatif, sepenuhnya mengabaikan
proses berfikir yang terjadi dalam otak. Kelompok ini memandang tingkah laku
yang dapat diobservasi dan diukur sebagai indikator belajar. Implementasi prinsip
ini dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Siswa harus diberitahu secara eksplisit outcome belajar sehingga mereka dapat
mensetting harapan-harapan mereka dan menentukan apakah dirinya telah
mencapai outcome dari pembelajaran online atau tidak. Pembelajar harus diuji
apakah mereka telah mencapai outcome pembelajaran atau tidak. Tes
dilakukan untuk mencek tingkat pencapaian pembelajar dan untuk memberi
umpan balik yang tepat.
- Materi belajar harus diurutkan dengan tepat untuk meningkatkan belajar.
Urutan dapat dimulai dari bentuk yang sederhana ke yang kompleks, dari yang
diketahui sampai yang tidak diketahui dan dari pengetahuan sampai
penerapan.
- Pembelajar harus diberi umpan balik sehingga mereka dapat mengetahui
bagaimana melakukan tindakan koreksi jika diperlukan.

B. Teori Kognitivisme
Dalam teori ini mereka lebih menyukai metode belajar aktif dan berinteraksi
dengan teman untuk memperoleh umpan balik dan informasi. Implementasi
prinsip ini dalam mendesain suatu media pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Materi pembelajaran harus memasukan aktivitas gaya belajar yang berbeda,
sehingga siswa dapat memilih aktivitas yang tepat berdasarkan kecenderungan
gaya berlajarnya.
- Sebagai tambahan aktivitas, dukungan secukupnya harus diberikan kepada
siswa dengan perbedaan gaya belajar. Siswa dengan perbedaan gaya belajar
memiliki perbedaan pilihan terhadap dukungan, sebagai contoh, assimilator
lebih suka kehadiran instruktur yang tinggi. Sementara akomodator lebih suka
kehadiran instruktur yang rendah.
- Informasi harus disajikan dalam cara yang berbeda untuk mengakomodasi
perbedaan individu dalam proses dan memfasilitasi transfer ke long-term
memory.
- Pembelajar harus dimotivasi untuk belajar, tanpa memperdulikan sebagaimana
efektif materi, jika pembelajar tidak dimotivasi mereka tidak akan belajar.
- Pada saat belajar, pembelajar harus diberi kesempatan untuk merefleksi apa
yang mereka pelajari. Bekerja sama dengan pembelajar lain, dan mengecek
kemajuan mereka.
- Psikologi kognitif menyarankan bahwa pembelajar menerima dan memproses
informasi untuk ditransfer ke long term memory untuk disimpan.

C. Teori Konstruktivisme

Penekanan pokok pada konstruktivis adalah situasi belajar, yang memandang


belajar sebagai yang kontekstual. Aktivitas belajar yang memungkinkan
pembelajar mengkontekstualisasi informasi harus digunakan dalam mendesain
sebuah media pembelajaran. Jika informasi harus diterapkan dalam banyak
konteks, maka strategi belajar yang mengangkat belajar multi-kontekstual harus
digunakan untuk meyakinkan bahwa pembelajar pasti dapat menerapkan
informasi tersebut secara luas. Belajar adalah bergerak menjauh dari pembelajaran
satu-cara ke konstruksi danpenemuan pengetahuan. Implementasi pada online
learning adalah sebagai berikut:

- Belajar harus menjadi suatu proses aktif. Menjaga pembelajar tetap aktif
melakukan aktivitas yang bermakna menghasilkan proses tingkat tinggi, yang
memfasilitasi penciptaan makna personal.
- Pembelajar mengkonstruksi pengetahuan sendiri bukan hanya menerima apa
yang diberi oleh instruktur. Konstruksi pengetahuan difasilitasi oleh
pembelajaran interaktif yang bagus, karena siswa harus mengambil inisiatif
untuk berinteraksi dengan pembelajar lain dan dengan instruktur, dan karena
agenda belajar dikontrol oleh pembelajar sendiri.
- Bekerja dengan pembelajar lain memberi pembelajar pengalaman kehidupan
nyata melalui kerja kelompok, dan memungkinkan mereka menggunakan
keterampilan metakognitif mereka.
- Pembelajar harus diberi control proses belajar.
- Pembelajar harus diberi waktu dan kesempatan untuk refleksi. Pada saat
belajar online siswa perlu merefleksi dan menginternalisasi informasi.
- Belajar harus dibuat bermakna bagi siswa. Materi belajar harusmemasukan
contoh-contoh yang berhubungan dengan pembelajar sehingga mereka dapat
menerima informasi yang diberikan.
- Belajar harus interaktif dan mengangkat belajar tingkat yang lebih tinggi dan
kehadiran sosial, dan membantu mengembangkan makna personal. Pembelajar
menerima materi pelajaran melalui teknologi, memproses informasi, dan
kemudian mempersonalisasi dan mengkontekstualisasi informasi tersebut.

4. Penelitian-penelitian Tentang Teknologi Pendidikan


A. Penelitian Dalam Kawasan Teknologi Pedidikan

Untuk dapat memahami hal ikhwal penelitian dalam teknologi pendidikan ada
baiknya dilihat status penelitian teknologi pendidikan pada masa lalu, khususnya yang
ditulis oleh Hannafin (1985), seperti disitir oleh Hannafin dan Hannafin, 1991).
menemukan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
penelitian teknologi pendidikan sebelum tahun 1985: tradisi penelitian ilmu
behavioural, identitas penelitian yang nirfokus, dan sikap bidang ini terhadap
penelitian.

Tradisi dan standar penelitian yang telah dikembangkan dalam sains behavioural
yang melingkupi pelaksanaan penelitian bidang ilmu telah diterapkan dalam
penelitian teknologi pendidikan karena bidang teknologi pendidikan pada hakikatnya
berakar pada sains behavioural. Ukuran yang dipakai adalah yang berlaku dalam
penelitian eksperimental. Dapat dikatakan bahwa bidang teknologi pendidikan belum
memiliki identitas intelektual tersendiri. Akibatnya, jumlah penelitian yang khas
teknologi pendidikan makin menurun. Identitas inteiektual khas teknologi pendidikan
tidak muncul meskipun dasar teoretis kuat dapat dibangun dari psikologi. Bidang
teknologi pendidikan masih tetap didominasi oleh penelitian eksperimental, meskipun
sudah ada tawaran paradigma-paradigma lain. Misalnya, Driscoll (1984), seperti
disitir oleh Hannafin & Hannafi (1991) menawarkan 13 model penelitian teknologi
pendidikan, termasuk model etnografi, penclembangan teknik, dan efektivitas-biaya.
Begitu kuatnya pengaruh dari tradisi sains behavioural, bidang teknologi pendidikan
menjadi makin dibentuk oleh R&D yang dihasilkan oleh peneliti di luar bidang ini.

Hal tersebut menyebabkan melemahnya identitas intelektual bidang teknologi


pendidikan. Tidak banyak yang ditulis tentang tema-tema khas teknologi pendidikan.
Seperti disitir Hannafin dan Haanafin (1991) dari Sach (1984), hanya sedikit sekali
tema-tema khas teknologi pendidikan yang ditemukan dalam literatur, dan relatif
sedikit jumiah pakar teknologi pendidikan. Bahkan di antara pakar-pakar yang telah
diidnetifikasi, beberapa sebenarnya pakar psikologi yang memiliki minat kuat
terhadap teknologi pendidikan, meskipun bukan minat utama ataupun eksklusif,
misalnya David Ausubel, Rodert Gagne, clan Jeremy Bruner. Dari tinjauan
pustakanya, Sach menyimpulkan bahwa para pakar jarang menyitir karya pakar IT
sebelumnya. Beberapa peneliti menggunakan karya dengan kerangka berpikir mereka
sendiri; pengarang sering menerbitkan secara terpisah dari penelitian yang ada. Jadi
identitas intelektual teknologi pendidikan saat itu masih sangat lemah.

Sampai tahun 1985 para akadernisi teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai
pemakai dari pada pelaku penelitian karen berbagai alasan. Kurangnya penelitian
teknologi pendidikan merupakan akibat dari ketidakpedulian atau kekurangpahaman
terhadap metode yang ada, tuntutan kompetitif, atau karena tidak bermanat dalam
penelitian. Apapun alasannya, yang jelas baru sedikit pakar teknologi pendidikan
yang melakukan penelitian. Beberapa faktor telah memberikan andil pada keadaan ini.
Faktor-faktor tersebut termasuk: kurangnya dukungan lembaga, besarnya beban
mengajar, dan tuntutan layanan untuk program teknologi pendidikan tidak
proporsional terhadap program akademik lainnya. Faktor lainnya adalah kurangnya
keahlian dalam merencanakan dan menerbitkan R&D yang asli.

Kawasan teknologi pendidikan meliputi teori dan praktik dalam merancang,


mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan menilai proses, sumber dan sistem
belajar. Pemecahan masalah belajar secara empirik dapat dilakukan dengan berbagai
cara, strategi dan prosedur.

Kawasan penelitian teknologi pendidikan sangat luas sekali bahkan boleh


dikatakan hampir tidak terbatas, sepanjang penelitian itu berkaitan dengan pemecahan
masalah belajar. Dasar pertimbangan kesimpulan ini adalah sebagai berikut: (Miarso,
2007:204) (1) Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja, baik secara perorangan
(individu) maupun secara kelompok, (2) Belajar dapat dilakukan mengenai apa saja,
meskipun yang menjadi perhatian utama kita adalah yang bertujuan, terarah, dan
disengaja serta yang sesuai dengan norma dan nilai dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa, (3) Belajar dapat berlangsung kapan saja, sejak dalam kandungan
hingga akhir hayat. (4) Belajar dapat dilaksanakan dimana saja, di sekolah, di rumah,
di tempat kerja, di tempat ibadah, di masyarakat luas. (5) Belajar dapat berlangsung
dengan cara bagaimana saja (aneka proses), baik dilakukan secara individu maupun
secara massal. (6) Belajar dapat dilakukan dengan rangsangan internal dan eksternal,
yaitu dari dalam diri sendiri atau dari apa dan siapa saja di luar diri (aneka sumber).
(7) Belajar dapat dilakukan untuk kepentingan apa saja, tentunya yang bermanfaat
untuk diri sendiri dan lingkungannya.

B. Penelitian Pengembangan Dalam Kawasan Teknologi Pendidikan


a. Teori yang mempengaruhi domain pengembangan

Orang yang bergerak dalam bidang pembelajaran audiovisual menyadari


bahwa usaha mereka ditujukan untuk mengkomunikasikan ide-ide melalui
perangkat baru yang telah lama digunakan oleh para pendidik. Para teknolog
pembelajaran menemukan penjelasan yang tepat tentang apa yang sedang
mereka kerjakan dengan teori Shannon dan Weaver. Shannon dan Weaver
menjelaskan tentang proses penyampaian pesan dari pengirim kepada
penerima dengan menggunakan sarana sensorik.

Versi yang lebih populer dari model ini dapat ditemukan pada Berlo
(1960) yang menekankan fakta bahwa sesungguhnya oranglah (bukan media)
yang merupakan jantung proses komunikasi. Model ini menguraikan
hubungan yang sirkuler antara pengirim, pesan, saluran, dan penerima.
Schram yang bergerak dalam bidang komnikasi massa juga menerapkan karya
Shannon dan Weaver untuk audiens yang lebih besar dan menekankan pada
aspek perilaku manusia dalam komunikasi.

Pada saat ini, para teknolog pembelajaran terus menggali gagasan baru
dari McLuhan, dengan harapan gagasan tersebut mungkin akan memberi
penjelasan beberapa keanehan dalam bidang komunikasi massa karena bidang
komunikasi massa dan teknologi pembelajaran menggunakan media sang
sama, konsep komunikasi massa masih tetap dalam cakupan teknologi
pembelajaran. Sebagai contoh, penelitian tentang pengaruh televisi berasal
dari dua bidang, yakni televisi pembelajaran dan media massa. Contoh
penelitian pada level mikro yang telah mempengaruhi perancangan teks dan
teknik pengembangan materi pembelajaran dengan menggunakan teknologi,
adalah perancangan perancangan layar komputer.

Kawasan pengembangan juga telah dipengaruhi oleh gerakan


literasi visual melalui penerapan teori berfikir visual, belajar visual dan
komunikasi visual. Hcinich, Molenda, dan Russell (1993) mendefinisikan
literasi visual sebagai kemampuan yang dipelajari untuk menerjemahkan
pesan visual dalam membuat pesan visual. Asumsi yang mendasari literasi
visual adalah bahwa bahasa visual itu ada yaitu bahwa orang berfikir dan
belajar secara visual, dan orang dapat menyatakan dirinya secara visual Teori
berfikir visual sangat berguna dalam pengembangan materi pembelajaran
terutama dalam mencari ide untuk perlakuan visual.

Berfikir visual merupakan reaksi internal. Berfikir visual itu meliputi


manipulasi bayangan mental dan asosiasi sensori dan emosi daripada tahap
berpikir yang lain. Berfikir visual sebagai pikiran kiasan dan dibawah sadar.
Berpikir visual menuntut kemampuan mengorganisasi bayangan sekitar unsur
garis, bentuk, warna, tekstur atau komposisi. Unsur-unsur visual digunakan
untuk membuat penyataan visual vang memberikan dampak besar terhadap
proses belajar orang pada semua usia Aplikasi teori belajar visual berfokus
pada perancangan visual yang merupakan bagian penting dalam berbagai tipe
pembelajaran yang menggunakan media. Dalam hal ini, prinsip-prinsip
estetika juga merupakan dasar proses pengembangan. Heinich, Molenda, dan
Russel (1993) mengidentifikasi unsur kunci seni yang digunakan dalam
perancangan visual (pengaturan, keseimbangan, dan kesatuan). Kecuali itu
masih banyak lagi daftar unsur dan prinsip perancangan visual yang lain.
Prinsip komunikasi visual juga memberi arah yang mendasar dalam
pengembangan materi pembelajaran. Prinsip-prinsip ini digunakan sebagai
panduan dalam merancang dan mengedit grafik.

b. Penelitian yang mempengaruhi domain pengembangan.

Ada empat bidang kegiatan dalam sub domain pengembangan, yaitu


teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi komputer, dan teknologi
terpadu. Masing-masing sub domian, proses dan prosedur produksi juga telah
mengalami perkembangan. Pada era perkembangan teknologi komputer,
teknik-teknik baru muncul akibat dari hasil penelitian pengembangan dan
kreativitas pemakai. Teknik pemrograman mulai banyak diaplikasikan pada
berbagai hal. Sering kali sekumpulan pengetahuan tentang hal itu
dikombinasikan dengan teori-teori yang bersifat lebih umum.
Pengembangan program belajar jarak jauh mungkin memerlukan prinsip-
prinsip komunikasi umum, prinsip-prinsip desain grafis, prinsip-prinsip belajar
interalaif, dan teknik elektronik canggih. Termasuk dalam hal ini adalah
proses pengembangan pembelajaran dengan multi media atau media terpadu
yang menggabungkan prinsip audio dan video, prinsip penyusunan berbasis
komputer, prinsip desain grafis, dan prinsip desain pembelajaran. Sebagian
besar prinsip-prinsip yang mengacu pada teknologi yang lebih baru berakar
dari penelitian dan teori terdahulu yang banyak terkait dengan teknologi
audiovisual.

Pada saat terjadi kelangkaan kerangka teoritis yang jelas mengenai


penelitian media, peranan media pembelajaran telah menjadi hal yang sangat
penting di bidang ini. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya bahwa bertahun-tahun para peneliti telah melakukan sejumlah
eksperimen yang dikenal sebagai studi perbandingm media yang mencoba
mendemontrasikan efektivitas suatu media dibandingkan dengan media yang
lain, atau tentang efektivitas pembelajaran dengan menggunakan media
dibandingkan dengan pembelajaran yang non media. Penelitian tersebut telah
memacu perbaikan-perbaikan dalam proses pemilihan media, termasuk
validitas penggunaan teknologi yang ada sekarang. Penelitian pengembangan
terbaru sudah lebih inovatif dan banyak mengarah pada pemanfaatan multi
media bersama IT yang sangat canggih.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Secara keseluruhan dapat diambil benang merah dalam pengertian dan penjelasan
pemaparan diatas bahwa konsep teknologi pendidikan sangat berperan penting karena
memberi manfaat dalam segi nilai dan estetika. Dengan peran serta teknologi dalam
dunia pendidikan memberikan efiensi kinerja, bahan baku serta peran serta pendidik.

Teknologi pendidikan adalah suatu disiplin yang berkepentingan dengan


pemecahan masalah belajar yang berlandaskan pada serangkaian prinsip dan
menggunakan berbagai macam pendekatan. Masalah belajar itu terdapat di mana saja
dan pada siapa saja (orang maupun organisasi, kapan saja, dan mengenai apa saja).
Penyertaan teknologi dalam pendidikan memberikan perkembangan luar biasa sampai
kepelosok daerah, seperti didunia pendidikan penerapan dalam kuliah terbuka,
sekolah online, home schooling dan banyak lagi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://levinlme.wordpress.com/2015/06/25/konsep-dasar-teknologi-pendidikan/

https://www.academia.edu/17655003/Makalah_Teknologi_Pendidikan

https://www.academia.edu/11497502/MAKALAH_TEKNOLOGI_PENDIDIKAN_AYATU
LLOH_OK_BROO

Abdul Majid. Percenanaan Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya). 2011.

Bambang Warsita. Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2008.

Miarso,Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media


Group). 2009

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara). 1994.

Yusufhadi Miarso dkk., Definisi Teknologi Pendidikan, (Rajawali: Jakarta). 1986.

Anda mungkin juga menyukai