Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI BERBASIS DIGITAL

OLEH
ERIS GODU
221012036
Email : erisngodu@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan teknologi digital dalam pendidikan telah meningkat dalam
beberapa tahun terakhir. Artikel ini membahas tentang pengembangan bahan ajar
digital pendidikan agama Islam (PAI). Tujuan pengembangan ini adalah untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran PAI melalui pemanfaatan teknologi
digital.
Artikel ini mengidentifikasi beberapa langkah penting dalam pengembangan
bahan ajar PAI berbasis digital. Pertama, perlu dilakukan analisis kebutuhan untuk
memahami tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan tantangan yang dihadapi
saat mempelajari IAP. Selanjutnya, perancangan materi pendidikan digital
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti struktur pembelajaran,
konten yang relevan, dan interaktivitas.
Setelah dilakukan perancangan, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan bahan ajar PAI digital. Proses ini meliputi pembuatan konten,
penggunaan media digital yang sesuai, serta pengujian kesesuaian dan efektivitas
materi pendidikan yang dikembangkan. Evaluasi dilakukan untuk memastikan
bahan ajar PAI digital dapat mencapai tujuan pembelajaran dan memberikan
pengalaman belajar yang positif bagi siswa.
Artikel ini juga membahas tentang manfaat pengembangan bahan ajar PAI
berbasis digital. Dengan memanfaatkan teknologi digital, materi pendidikan dapat
disajikan secara menarik dan interaktif sehingga meningkatkan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran IAP. Selain itu, materi pendidikan digital juga
memungkinkan akses yang lebih luas dan fleksibilitas belajar yang lebih besar,
sehingga siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja.
Namun, artikel ini juga mengakui beberapa tantangan yang terkait dengan
pengembangan materi pembelajaran PAI berbasis digital. Tantangan-tantangan
tersebut antara lain ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai, pelatihan
guru tentang cara menggunakan teknologi, dan memastikan keamanan dan privasi
data saat menggunakan materi pendidikan digital.
Secara ringkas, pengembangan bahan ajar PAI berbasis digital berpotensi
meningkatkan pembelajaran PAI melalui pemanfaatan teknologi digital. Penting
untuk melibatkan pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, dan pemangku
kepentingan pengembangan teknologi, untuk memastikan keberhasilan dan
efektivitas implementasi materi pendidikan teknis PAI digital.
Kata Kunci : Pengembangan, Digital, PAI
Pendahuluan
Pendidikan telah mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan
kemajuan teknologi digital. Perkembangan teknologi tersebut memberikan
peluang baru dalam pengembangan materi pendidikan yang lebih interaktif,
fleksibel dan menyenangkan bagi siswa. Dalam konteks ini, pengembangan materi
pendidikan digital menjadi pusat perhatian dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran. Pemanfaatan teknologi digital dalam pendidikan mempunyai
sejumlah manfaat penting. Pertama, materi pendidikan digital dapat menyajikan
informasi dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Melalui pemanfaatan
multimedia, seperti gambar, audio, video, dan animasi, bahan ajar dapat
memperkaya pengalaman belajar siswa dan meningkatkan pemahaman konsep
yang dibahas.
Selain itu, materi pendidikan digital juga memberikan fleksibilitas dalam
akses pembelajaran. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran kapanpun dan
dimanapun melalui perangkat digital seperti komputer, tablet atau smartphone.
Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan menyesuaikan
pembelajaran mereka dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing.
Mengembangkan materi pendidikan digital juga dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Fitur interaktif, seperti tes atau
latihan interaktif, simulasi, dan permainan edukatif, dapat memotivasi siswa untuk
aktif terlibat dalam pembelajaran. Hal ini dapat membantu meningkatkan minat
dan motivasi siswa dalam mempelajari materi pembelajaran yang disampaikan.
Selain manfaat yang nyata, perkembangan materi pendidikan digital juga
memenuhi kebutuhan era yang semakin terhubung dan bergantung pada teknologi.
Masyarakat saat ini sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam berbagai bidang
kehidupan, khususnya di bidang pendidikan.
Dengan menerapkan teknologi digital dalam pembelajaran, pendidikan
dapat menjadi lebih relevan dengan kehidupan siswa dan mempersiapkan mereka
menghadapi tantangan masa depan yang semakin digital. Meskipun memiliki
banyak keuntungan, pengembangan materi pendidikan digital juga menghadapi
beberapa tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur teknologi
yang memadai. Tidak semua institusi pendidikan memiliki akses terhadap
perangkat keras dan koneksi internet yang diperlukan untuk menyebarkan materi
pendidikan digital.
Selain itu, pelatihan guru dalam pemanfaatan teknologi juga merupakan
faktor penting dalam keberhasilan pengembangan dan penerapan bahan ajar
digital.
Singkatnya, pertumbuhan materi pendidikan digital merupakan respon terhadap
kebangkitan teknologi digital yang telah mengubah cara kita belajar dan mengajar.
Dengan menggunakan teknologi digital, pengembangan materi pendidikan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan keterlibatan siswa dan
memberikan fleksibilitas dalam akses pembelajaran. Namun, tantangan
infrastruktur dan pelatihan harus diatasi untuk memastikan keberhasilan dan
efektif penerapan materi pembelajaran digital di lingkungan pendidikan.
Keberhasilan pembelajaran pada perguruan tinggi sangat bergantung pada
tingkat kesiapan belajar siswa, ketersediaan sumber belajar yang memadai, serta
upaya guru dalam mengelola lingkungan belajar melalui penerapan strategi dan
metode pembelajaran yang tepat. Adanya koordinasi yang baik antara siswa, guru
dan sumber belajar dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam proses
pembelajaran antara lain ketersediaan sumber belajar yang dirancang sesuai
dengan karakteristik isi bidang studi dan karakteristik siswa.
Sumber Belajar merupakan menu utama yang wajib disediakan untuk
membantu siswa berhasil menyelesaikan tugas belajarnya. Sumber belajar
berfungsi untuk meningkatkan produktivitas belajar, menciptakan pembelajaran
yang dipersonalisasi, memungkinkan kegiatan belajar secara instan,
memungkinkan representasi pengetahuan yang lebih luas dan yang dimiliki
seseorang dapat belajar sesuai kecepatannya sendiri dengan waktu yang tersedia.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk
membantu individu memperoleh kemampuan atau keterampilan yang diinginkan,
atau disebut juga kegiatan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk
memfasilitasi proses belajar siswa secara aktif dan efektif. Buku teks merupakan
salah satu sumber belajar yang digunakan siswa dalam proses pembelajaran.
Buku teks merupakan alat dan informasi tekstual yang diperlukan untuk
merencanakan dan mengkaji pelaksanaan pembelajaran. Buku Pedoman ini
diharapkan dapat membantu para pendidik (profesor) dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas .
Selain manfaat yang nyata, pengembangan bahan ajar digital juga
memenuhi kebutuhan akan peningkatan konektivitas dan ketergantungan terhadap
teknologi. Masyarakat saat ini sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam
berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan
menerapkan teknologi digital dalam pembelajaran, pendidikan dapat menjadi
lebih relevan dengan kehidupan siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi
tantangan masa depan yang semakin digital.
Meskipun memiliki banyak manfaat, pengembangan bahan ajar berbasis
digital juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satunya adalah
ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai. Tidak semua institusi
pendidikan memiliki akses yang memadai ke perangkat keras dan konektivitas
internet yang diperlukan untuk mengimplementasikan bahan ajar berbasis digital.
Selain itu, pelatihan bagi guru dalam penggunaan teknologi juga menjadi faktor
penting dalam kesuksesan pengembangan dan implementasi bahan ajar berbasis
digital.
Dalam kesimpulannya, pengembangan bahan ajar berbasis digital
merupakan respons terhadap perkembangan teknologi digital yang telah
mengubah cara kita belajar dan mengajar. Dengan menggunakan teknologi digital,
pengembangan materi pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
meningkatkan keterlibatan siswa dan memberikan fleksibilitas dalam akses
pembelajaran. Namun, tantangan infrastruktur dan pelatihan harus diatasi untuk
memastikan keberhasilan dan efektif penerapan materi pembelajaran digital di
lingkungan pendidikan.
Metode
Pembahasan menggunakan metode tinjauan literatur yang komprehensif
tentang Pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Selain itu, Pembahasan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode kajian
pustaka. Teknik pengumpulan data dengan menelaah berbagai sumber
kepustakaan dari berbagai dokumen. Perlu diketahui bahwa sifat utama dari data
dokumen ini adalah tidak terbatas ruang dan waktu, sehingga memberikan
kesempatan bagi peneliti untuk mengeksplorasi hal-hal yang terjadi di masa lalu.
Pembahasan
Bahan Ajar
Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat
sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di
samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan
ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran
tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya
untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu.
Setiap guru dalam pelajaran apapun pasti mereka tidak mungkin langsung
mengajar begitu saja. Semua guru harus mempunyai atau menyiapkan materi
ajarnya sendiri dan media pembelajarannya sendiri untuk membantu dalam proses
belajar mengajar. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.
Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi
pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi
bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok
Konsep PAI
Istilah pendidikan berasal dari kata didik, setelah mempunyai awalan me
sehingga menjadi education yang berarti mengasuh dan melatih, untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan pengajaran dan bimbingan serta kepemimpinan dalam
etika dan kecerdasan. Kata pendidikan setelah ditambah awalan dan akhiran
dengan kata dasar sebelum pendidikan mempunyai arti proses perubahan sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk menjadi
manusia yang cerdas melalui pengajaran dan pelatihan. Dalam bahasa Inggris,
pendidikan disebut education, yang berasal dari kata “educate” yang berarti
membawa kemajuan dan perkembangan. Pendidikan secara sempit didefinisikan
sebagai proses tindakan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan.
Pendidikan agama Islam merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
mengambil tanggung jawab dalam mendorong, mengembangkan dan
mengarahkan potensi peserta didik agar dapat berperan dan berfungsi sesuai
dengan hakikatnya. Pihak yang disebut “bertanggung jawab” dalam definisi di
atas adalah orang tua anak, dan guru serta pendidik lainnya diberi sejumlah
tanggung jawab sebagai orang tua. Jadi, maksud dari ungkapan “agar mereka
mempunyai fungsi dan peranan sesuai dengan fitrah yang terjadi” tidak lebih dari
menjamin bahwa orang-orang yang terpelajar akan menjadi hamba Allah dengan
penuh ketaqwaan, ketaatan dan kesetiaan sesuai dengan kodratnya.
Secara teoritis pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan
sikap mental yang diungkapkan dalam perbuatan baik, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap orang lain. Pada hakikatnya pendidikan agama Islam adalah
pendidikan keimanan sekaligus pendidikan amal shaleh. Oleh karena itu,
pendidikan agama Islam mencakup sikap dan perilaku individu atau kelompok
dengan tujuan mendatangkan kebahagiaan dalam hidup, oleh karena itu berkaitan
dengan pendidikan individu dan masyarakat.1
Pendidikan agama Islam adalah suatu proses pembelajaran yang bertujuan
untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan yang komprehensif tentang
ajaran dan prinsip-prinsip agama Islam kepada individu. Tujuan utama dari
pendidikan agama Islam adalah membentuk manusia yang taat beragama,
memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam, serta mampu
mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Konsep
1
Sudadi, “Konsep Pendidikan Agama Islam (Pai) Berbasis Pesantren Di Lembaga
Pendidikan Umum,” INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan 25, no. 2 (2020): 174–
88.
pendidikan agama Islam melibatkan berbagai aspek, termasuk pengajaran tentang
keyakinan dan doktrin-doktrin Islam, pemahaman tentang Al-Qur'an sebagai kitab
suci, pengajaran tentang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai
contoh teladan, serta nilai-nilai moral dan etika Islam.
Pendidikan agama Islam juga mencakup pemahaman tentang ibadah,
seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, serta pentingnya menjaga hubungan yang
baik dengan Allah SWT dan sesama manusia. Selain itu, pendidikan agama Islam
juga memberikan pengetahuan tentang sejarah Islam, kajian tentang fiqh (hukum
Islam), dan akhlak mulia yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pendidikan agama Islam, penting untuk dipahami bahwa Islam adalah
agama yang inklusif dan menghormati kebebasan beragama setiap individu. Oleh
karena itu, pendidikan agama Islam juga melibatkan pemahaman tentang toleransi
antar umat beragama, dialog antar umat beragama dan menghargai perbedaan
dalam masyarakat multikultural.2
Agama Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umat manusia
mengenai berbagai aspek kehidupan, baik dalam perihal duniawi ataupun
ukhrawi. Seperti yang kita pahami, salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan
melaksanakan pendidikan. Selain pendidikan merupakan ilmu pengetahuan
untuk bekal dan kehidupan, dipahami pula pendidikan merupakan
kebutuhan hidup manusia yang harus dipenuhi demi mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia akhirat. Mengemukakan bahwa
pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani yang
berdasarkan hukum-hukum Agama Islam untuk menuju terbentuknya
kepribadian muslim.
Kepribadian muslim adalah kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama
Islam, memilih dan memutuskan serta melakukan sesuatu berdasarkan nilai-nilai
dalam Islam. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam
merupakan sumber nilai kebenaran dan juga kekuatan yang dapat menghantarkan

2
Moh. Iqbal Assyauqi. Pengembangan Modul Pembelajaran Pai Berbasis Digital Untuk
Anak Berusa Dini, dalam jurnal Tarbiyah Islamiyah, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2020
peserta didik kearah pencapaian pendidikan. Dasar acuan pada pendidikan
Islam adalah Al-Quran dan Sunnah (Hadist).
Karakteristik peserta didik digital
Pada era digital yang semakin berkembang, peserta didik atau generasi
digital telah mengalami perubahan dalam cara mereka belajar, berinteraksi, dan
beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang. Karakteristik peserta didik
digital mencerminkan dunia digital yang mereka tempati, yang ditandai dengan
kemampuan beradaptasi yang cepat, orientasi teknologi yang kuat, serta
kecenderungan untuk bersosialisasi secara daring3
 Digital Natives (Generasi Digital) : Peserta didik digital sering disebut
sebagai “digital natives” atau generasi digital, karena mereka telah tumbuh
dan terbiasa dengan teknologi digital sejak lahir. Mereka memiliki
kecenderungan alami dalam berinteraksi dengan perangkat teknologi,
seperti smartphone, tablet, dan komputer.21 Generasi ini sering memiliki
tingkat literasi digital
 Kemampuan Multitasking : Peserta didik digital memiliki kemampuan
multitasking yang lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Mereka mampu menjalankan beberapa tugas secara bersamaan, seperti
membaca, menulis, dan mencari informasi secara daring dalam waktu
yang singkat.22 Meskipun ini dapat menjadi kelebihan, tetapi juga
berpotensi mengurangi tingkat konsentrasi dan memengaruhi kemampuan
mereka dalam memahami informasi secara mendalam.
 Literasi Digital : Peserta didik digital memiliki literasi digital yang tinggi,
yaitu kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, menggunakan, dan
menciptakan konten digital dengan bijaksana. Mereka cenderung mahir
dalam mencari informasi melalui mesin pencari, memilah dan
mengevaluasi keaslian informasi yang ditemukan, serta memahami privasi
dan keamanan dalam menggunakan teknologi digital
 Kreativitas dan Inovasi: Generasi digital sering kali memiliki kreativitas
dan inovasi yang tinggi dalam memanfaatkan teknologi digital. Mereka
3
Kosasih, E. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2021
mampu menggunakan berbagai alat dan platform digital untuk
mengekspresikan ide-ide mereka, seperti dalam bentuk vlog, blog, desain
grafis, atau aplikasi kreatif lainnya. Selain itu, mereka juga memiliki
kemampuan untuk menghasilkan solusi inovatif dalam menyelesaikan
masalah menggunakan teknologi digital
 Ketergantungan pada Media Sosial : Salah satu karakteristik peserta didik
digital yang signifikan adalah ketergantungan pada media sosial. Generasi
ini cenderung menghabiskan banyak waktu mereka dalam berinteraksi
dengan platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan
TikTok. Ketergantungan ini dapat memengaruhi waktu belajar dan
produktivitas mereka jika tidak diatur dengan baik. Penting bagi pendidik
dan orang tua untuk mengajarkan keterampilan pengelolaan waktu dan
kesadaran diri dalam penggunaan media social
 Pemahaman Teknologi : Peserta didik digital memiliki pemahaman
teknologi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Mereka dapat dengan mudah memahami dan menggunakan berbagai
perangkat dan aplikasi teknologi, serta memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah teknis yang mungkin timbul. Hal ini memberikan
mereka keunggulan dalam menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin
digital dan teknologi.
 Keterampilan Kolaboratif : Dalam era digital, kolaborasi menjadi
keterampilan kunci yang diperlukan. Peserta didik digital cenderung
memiliki kemampuan kolaboratif yang baik dalam lingkungan digital.
Mereka terbiasa bekerja dalam tim secara daring, berbagi ide, dan
berkolaborasi melalui platform dan alat digital. Kemampuan ini penting
untuk menghadapi tantangan yang kompleks dalam dunia kerja dan
masyarakat yang semakin terhubung secara global
 Fleksibilitas : Generasi digital memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi
dalam mengadaptasi perubahan teknologi. Mereka mampu dengan cepat
menguasai dan mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia digital.
Karena teknologi terus berkembang dengan cepat, kemampuan untuk
beradaptasi dan belajar hal baru menjadi sangat penting. Peserta didik
digital mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ini lebih mudah
dibandingkan dengan generasi sebelumnya
 Kritis Terhadap Informasi : Meskipun peserta didik digital terbiasa dengan
akses cepat ke informasi, mereka juga perlu mengembangkan keterampilan
dalam mengevaluasi dan menyaring informasi yang ditemukan di dunia
digital. Mereka perlu memiliki kemampuan kritis untuk memilah
informasi yang akurat dan berdasarkan fakta dari yang tidak benar atau
bias. Pendidikan perlu memperkuat keterampilan ini melalui pembelajaran
literasi informasi dan kritis.
Karakteristik peserta didik digital mencerminkan adaptasi mereka terhadap
dunia digital yang terus berkembang. Kemampuan mereka dalam
beradaptasi dengan teknologi, literasi digital yang tinggi, kreativitas, dan
kemampuan multitasking adalah beberapa ciri khas yang muncul. Namun,
ketergantungan pada media sosial juga menjadi tantangan yang perlu
diatasi. Dengan pemahaman yang baik tentang karakteristik peserta didik
digital, pendidik dan orang tua dapat menciptakan pendekatan yang efektif
dalam mendukung perkembangan dan pengembangan potensi generasi
digital. Menghadapi karakteristik peserta didik digital ini, pendidik dan
sistem pendidikan harus mengadaptasi metode pembelajaran dan strategi
yang relevan dengan kebutuhan generasi digital.
Pendidikan harus berfokus pada pengembangan literasi digital yang lebih
dalam, kemampuan pemecahan masalah, kolaborasi daring, serta penggunaan
teknologi sebagai alat untuk memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan
keterlibatan dan partisipasi peserta didik, serta memberikan mereka kesempatan
untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia digital. Pendidik
juga perlu memahami kebutuhan individu peserta didik digital dan memberikan
panduan dan dukungan yang tepat untuk memastikan penggunaan teknologi yang
bertanggung jawab dan efektif.4
Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek kecenderungan peserta didik
digital dalam bersosialisasi secara daring. Dalam lingkungan digital, mereka
cenderung lebih nyaman dan terbiasa berkomunikasi melalui pesan teks, media
sosial, dan platform digital lainnya. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk
menciptakan ruang dan kesempatan bagi peserta didik digital untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal secara langsung,
seperti melalui diskusi kelompok, presentasi, atau kegiatan sosial lainnya di luar
lingkungan digital.
Peran orang tua juga sangat penting dalam membantu peserta didik digital
mengembangkan keseimbangan antara penggunaan teknologi digital dan kegiatan
non-digital. Orang tua perlu memberikan pengawasan yang bijaksana terhadap
penggunaan teknologi, membatasi waktu layar, dan mendorong peserta didik
untuk terlibat dalam aktivitas fisik, interaksi sosial langsung, dan minat di luar
dunia digital.5
Pentingnya pengembangan bahan ajar PAI berbasis digital dalam era
teknologi informasi
Pada era yang didominasi oleh kemajuan teknologi informasi,
pengembangan bahan ajar berbasis digital telah menjadi sebuah keharusan dalam
bidang pendidikan. Perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang luar
biasa terhadap cara kita belajar dan mengajar. Di tengah perubahan ini, para
pendidik dan pengembang kurikulum perlu memahami betapa pentingnya
mengadopsi bahan ajar yang sesuai dengan zaman.6
Pengembangan bahan ajar berbasis digital memiliki peran yang sangat
penting dalam era teknologi informasi saat ini. Dalam konteks pendidikan,
penggunaan bahan ajar digital telah memberikan manfaat signifikan bagi para

4
Makdis, Nasrul. “Penggunaan E-Book Pada Era Digital.” Al-Maktabah 19, no. Mei
(2020): 77–84
5
Nurul Zainab. 2021. Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam Berbasis
Digital. Lintas Nalar, CV
6
Ishaac, Muhammad. 2020. “Pengembangan Model-Model Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.” Guepedia
pelajar dan pengajar. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pengembangan
bahan ajar PAI berbasis digital penting:
 Aksesibilitas yang lebih luas. Bahan ajar berbasis digital memungkinkan
aksesibilitas yang lebih luas bagi para pelajar. Dengan adanya internet dan
perangkat teknologi, siswa dapat mengakses materi pelajaran kapan saja dan di
mana saja. Ini memungkinkan pembelajaran jarak jauh, memungkinkan siswa
untuk belajar secara mandiri, dan mengatasi hambatan geografis7
 Interaktivitas yang lebih baik. Bahan ajar berbasis digital sering kali
menawarkan elemen interaktif yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa.
Fitur seperti video, animasi, dan simulasi membantu siswa memahami konsep
secara visual dan memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang lebih
menarik dan interaktif
 Diversifikasi metode pembelajaran. Dengan bahan ajar digital, pengajar dapat
menyajikan materi dalam berbagai bentuk, termasuk teks, audio, video, dan
gambar. Ini memungkinkan diversifikasi metode pembelajaran yang
mempertimbangkan gaya belajar yang berbeda. Siswa memiliki kesempatan
untuk belajar melalui berbagai cara yang lebih sesuai dengan preferensi dan
kebutuhan belajar mereka.8
 Pemantauan dan evaluasi yang lebih efisien. Bahan ajar digital sering
dilengkapi dengan fitur pemantauan dan evaluasi yang membantu pengajar
memantau kemajuan belajar siswa. Data dapat dikumpulkan dan dianalisis
dengan lebih efisien, memungkinkan pengajar untuk memberikan umpan balik
yang lebih cepat dan tepat sasaran kepada siswa. Hal ini juga membantu siswa
dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam pembelajaran
mereka.
 Penghematan biaya. Penggunaan bahan ajar digital dapat mengurangi biaya
yang terkait dengan cetakan dan distribusi materi pelajaran tradisional. Selain

7
Nugraha, Dahwadin &. Farhan Sifa. 2019. Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Mangku Bumi.
8
Indrianto, Nino. 2020. Pendidikan Agama Islam Interdisipliner Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: CV BUDI UTAMA
itu, penggunaan bahan ajar digital juga dapat mengurangi kebutuhan akan
ruang fisik yang besar, sehingga menghemat biaya infrastruktur.
 Dalam era teknologi informasi, pengembangan bahan ajar berbasis digital
menjadi semakin penting untuk mendukung pembelajaran yang efektif dan
inovatif. Manfaat yang ditawarkan oleh bahan ajar digital mencakup
aksesibilitas yang lebih luas, interaktivitas yang lebih baik, diversifikasi
metode pembelajaran, pemantauan dan evaluasi yang lebih efisien, serta
penghematan biaya.
Pengembangan Bahan ajar PAI berbasis e-learning adalah bahan ajar yang
disiapkan, dijalankan dan dimanfaatkan melalui media web. Bahan ajar ini
memiliki tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar, yaitu: (a)
menyajikan multimedia; (b) menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi;
(c) hyperlink (pertautan). Dari ketiga karakteristik tersebut, fasilitas hyperlink
merupakan karakter yang paling menonjol. Hyperlink memungkinkan sesuatu
subjek nge-link ke subjek lain tanpa ada batasan fisik dan geografis, selama
subjek yang bersangkutan tersedia pada web. Dengan adanya fasilitas hyperlink
maka sumber belajar menjadi sangat kaya.
Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan.Tujuan harus dirumuskan
secara jelas dan terukur mencakup kriteria A B C D (audience, behavior, criterion,
dan degree).Sasaran perlu dirumuskan secara spesifik untuk siapa bahan ajar itu
ditujukan. Sasaran bukan sekedar mengandung pernyataan subjek orang, namun
juga harus mencakup kemampuan apa yang menjadi prasyarat yang harus sudah
mereka kuasai agar dapat memahami bahan ajar ini.9
Prinsip-prinsip e-learning atau digital pada pembelajaran PAI yang
dituangkan dalam web sama sebagaimana pengembangan halaman web pada
umumnya, yaitu: (a) merumuskan standar kompetensi, (b) kompetensi dasar (KD),
(c) memberikan bantuan (help) dan kemudahan bagi siswa untuk mempelajari
materi pembelajaran, (d) memberikan bantuan dan kemudahan bagi siswa untuk
mengerjakan evaluasi atau tugastugas dengan perintah dan arahan yang jelas, (e)

9
Miftakhul Muthoharoh. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis E-Learning Di
Era Digital 4.0. Attanwir : Jurnal Kajian Keislaman dan Pendidikan Volume 12 (1) Maret (2020)
materi pembelajaran yang disampaikan sesuai standar yang berlaku secara umum
dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (f) materi pembelajaran
disampaikan dengan sistematis dan mampu memberikan motivasi belajar serta
pada bagian akhir setiap materi pembelajaran dibuat ringkasan atau
rangkumannnya, (g) materi pembelajaran disampaikan sesuai dengan kenyataan,
sehingga mudah dipahami, diserap, dan dipraktikkan langsung oleh siswa, (h)
metode penjelasannya efektif, jelas dan mudah dipahami oleh siswa dengan
disertai ilustrasi, contoh dan elemen multimedia lainnya, dan (i) perlu dilakukan
evaluasi dan umpan balik (feedback) untuk mengetahui keberhasilan
pembelajaran siswa.10
Keuntungan dan tantangan pengembangan bahan ajar PAI berbasis digital
Pendidikan Agama Islam (PAI) memegang peranan penting dalam
pembentukan nilai dan karakter individu dalam masyarakat. Dalam era digital
yang terus berkembang, penggunaan teknologi dalam pengembangan bahan ajar
PAI menjadi semakin relevan. Bahan ajar PAI berbasis digital menawarkan
sejumlah keuntungan yang signifikan, namun juga menghadapi tantangan yang
perlu diatasi. Dalam tulisan ini, akan dibahas tinjauan singkat tentang keuntungan
dan tantangan pengembangan bahan ajar PAI berbasis digital
Keuntungan pertama dari pengembangan bahan ajar PAI berbasis digital
adalah keterjangkauan dan aksesibilitas yang lebih luas.6 Melalui platform digital,
bahan ajar PAI dapat diakses oleh siswa di mana saja dan kapan saja, asalkan
mereka memiliki akses internet. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar secara
mandiri dan memperoleh materi pembelajaran yang relevan dengan mudah.
Dalam situasi di mana akses fisik ke buku-buku dan sumber daya pembelajaran
terbatas, bahan ajar berbasis digital dapat menjadi solusi yang efektif
Selain itu, bahan ajar PAI berbasis digital juga menawarkan fleksibilitas
dalam pengaturan waktu dan metode belajar.7 Siswa dapat mengakses materi
pembelajaran sesuai kebutuhan mereka dan mempelajarinya dalam ritme yang
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Berbagai format multimedia seperti

10
Supradaka. (2022). Pemanfaatan Canva sebagai Media Perancangan Grafis. Jurnal
Ikraith Teknologi Vol. 1(1): 42-68
video, audio, dan animasi juga dapat digunakan untuk menjelaskan konsep-
konsep agama yang kompleks dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Hal
ini dapat meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran PAI.
Keuntungan lainnya adalah adanya kemungkinan untuk melacak dan
mengevaluasi kemajuan belajar siswa secara lebih efisien.8 Bahan ajar berbasis
digital memungkinkan penerapan alat dan aplikasi penilaian otomatis yang dapat
memberikan umpan balik langsung kepada siswa. Dengan demikian, guru dapat
memahami tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan
memberikan bantuan atau dorongan yang diperlukan secara tepat waktu. Selain
itu, data yang dihasilkan oleh sistem pengajaran digital dapat digunakan untuk
menganalisis tren belajar siswa secara menyeluruh dan meningkatkan strategi
pengajaran di masa depan
Meskipun bahan ajar PAI berbasis digital memiliki sejumlah keuntungan,
ada juga tantangan yang perlu diatasi dalam pengembangannya. Salah satu
tantangan utama adalah keterbatasan akses internet dan infrastruktur teknologi di
beberapa daerah. Tidak semua siswa memiliki akses internet yang stabil atau
perangkat yang memadai untuk mengakses bahan ajar digital.9 Oleh karena itu,
perlu ada upaya untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang
sama dalam mengakses bahan ajar PAI berbasis digital.
Selain itu, tantangan lainnya adalah kualitas konten pembelajaran. Dalam
pengembangan bahan ajar PAI berbasis digital, penting untuk memastikan bahwa
konten yang disajikan akurat, sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam, dan
dapat mendorong pemahaman yang mendalam. Konten yang tidak akurat atau
tidak memadai dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman siswa
tentang ajaran agama. Tantangan terakhir yang harus diatasi adalah
kecenderungan penyalahgunaan teknologi.10 Dalam penggunaan bahan ajar
berbasis digital, perlu ditekankan pentingnya pengawasan dan pengendalian
penggunaan teknologi agar siswa tidak terjebak dalam penggunaan yang tidak
tepat atau tidak produktif. Selain itu, perlu juga memastikan bahwa penggunaan
teknologi tidak menggantikan interaksi manusia yang penting antara siswa dan
guru.
Secara keseluruhan, pengembangan bahan ajar PAI berbasis digital
menawarkan berbagai keuntungan dalam hal keterjangkauan, fleksibilitas, dan
penilaian. Namun, tantangan terkait dengan aksesibilitas, kualitas konten, dan
pengawasan penggunaan teknologi juga harus diperhatikan. Dalam menghadapi
tantangan ini, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan,
dan masyarakat untuk memastikan bahwa pengembangan bahan ajar PAI berbasis
digital dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam pendidikan agama Islam
Mengembangkan Bahan Ajar
Menurut Borg dan Gallprosedur yang ditempuh dalam tahap
definemerupakan tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat yang
dibutuhkan dalam pengembangan pembelajaran. Penetapan syarat-syarat yang
dibutuhkan dilakukan dengan memperhatikan serta menyesuaikan kebutuhan
pembelajaran untuk peserta didik.
Tahap define mencakup lima langkah pokok, yaitu analisis ujung
depan (front-end analysis), analisis peserta didik (learner analysis), analisis
konsep (concept analysis), analisis tugas (task analysis) dan perumusan
tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives). Kegiatan mengajar
adalah pekerjaan seorang akademisi yang profesional. Faktanya, banyak
sekali pengajar yang tidak mempunyai karakter seperti itu, mereka pergi ke kelas
tanpa membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sama sekali karena mengajar
dianggap sebuah rutinitas dari tahun ke tahun yang membedakan adalah
pergantian siswanya saja. Banyak guru yang menggunakan bahan ajar serta
materi yang sama selama bertahun-tahun, mereka menyampaikan materi menurut
ingatan yang ada pada saat itu.
Guru semacam ini tidak bisa diharapkan hasil evaluasinya atas
perkembangan yang dialami oleh anak didiknya. Mereka tidak memikirkan
apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh siswa-siswanya dikelasmaupun
mempersiapkan kebutuhan siswanya di masa mendatang. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan guna pengembangan bahan ajar PAI yaitu
dengan melakukan identifikasi terlebih dahulu tentang SK, KD, serta
indikator mata pelajaran PAI sendiri.
Setelah itu dilanjutkan dengan mengidentifikasi materi yang akan
diajarkan kepada siswa apakah berkaitan dengan aspek kognisi, afektif, ataupun
psikomotor. Setelah itu semua dilalui, baru guru PAI di sana menentukan
bahan ajar yang sesuai dengan kondisi dan situasi murid di kelas. Dalam
penyusunan perencanaan pembelajaran seorang guru juga menggunakan
sumber bahan ajar yang memadai demi keberhasilan proses pembelajaran.
Dengan buku-buku penunjang, peserta didik diharapkan mampu untuk menerima
pelajaran dengan mudah. Begitu juga bagi pendidik, tidak merasa kesulitan
dalam menyampaikan materi pelajaran karena telah dipersiapkan secara
matang sebelum proses belajar mengajar terlaksana.11
Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan gurumata pelajaran PAI
dalam mengembangkan sumber bahan ajar mata pelajaran PAI adalah: (1)
mengetahui terlebih dahulu standar kompetensi, kompetensi dasar berikut
dengan indikatornya; (2) mengidentifikasi apakah materi yang termasuk
dalam unsur kognisi, afektif, maupun psikomotor; (3) setelah itu materi
tersebut disusun berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta
indikator; langkah terakhir adalah dengan (4) menentukan serta mencari sumber
bahan ajar yang sesuai dengan tema yang akan diajarkan. Langkah guru dalam
mengembangkan sumber bahan ajar mata pelajaran PAI selanjutnya adalah
dengan cara menentukan sumber bahan ajar yang relevan dengan materi
pembelajaran PAI. Jadi guru berupaya untuk mengembangkan referensi
atau rujukan dari buku ataupun kitab lain yang mendukung proses
pembelajaran.
Pada dunia pendidikan sumber belajar memiliki pengaruh yang sangat
besar. Sumber belajar pada dasarnya sebuah bahan ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran yang memiliki tujuan mempermudah proses pembelajaran
tersebut berlangsung. Sumber belajar dibuat agar dapat mendorong
proses pembelajaran lebih efektif dan efisien serta menarik agar
pembelajarsemangat dalam belajar. Sumber belajar dipahami sebagai

11
Mahmudin, A. S. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar. Sittah Education, Journal Of Primary, 2(2)
seperangkat, bahan/materi, peralatan, pengaturan dan orang dimana
pembelajardapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga
bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja.Sumber
belajar dapat meningkatkan keaktifan pada proses pembelajaran, terdapat
sumber belajaryang dapat digunakanuntuk proses pembelajaran anta lain dapat
berupa narasumber, lingkungan sekitar, media cetak, media elektronik, dan
sebagainya.
Kebutuhan pengembangan bahan ajar PAI sangat penting untuk
diterapkan dalam pendidikan. Baik dalam pendidikan dasar menengah maupun
perguruan tinggi, maka peran pendidik sangat penting untuk dapat dan mampu
mengusai dan menerapkan pengembangan bahan ajar, agarpendidik mampu
untuk memberikan materi pelajaran secara maksimal kepada peserta
didik.Sumber bahan ajar adalah salah satu bagian penting dalam
pembelajaran, sumber bahanajar digunakan ketika dalam pembelajaran yang di
pergunakan oleh pendidik kepada murid, bisa berupa buku, videodan Audio.
Penentuan bahan ajar yang baik dan tepat dalam pembelajaran
perludiperhatikan, penyaluran materi ajar yang disampaikan oleh guru kepada
murid apabila jenis bahan ajarnya tidak tepat maka tidak akan maksimal
dalam pembelajaran, Ketika guru menggunakanbahan ajar yang tepat dan
benar dalam materi pelajaran tertentu, maka pembelajaranakan lebih efektifdan
efisien, dengan bahan ajar yang tepat maka siswa akan lebih cepat memahami
materi yang diberikan oleh guru
Kesimpulan
Pengembangan bahan ajar berbasis digital memiliki potensi besar dalam
meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran. Dengan memanfaatkan
teknologi digital, bahan ajar dapat disajikan secara interaktif, menarik, dan
fleksibel, sehingga meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Selain itu, bahan ajar berbasis digital juga memungkinkan akses yang lebih luas
dan fleksibilitas waktu dan tempat dalam pembelajaran.
Namun, pengembangan bahan ajar berbasis digital juga dihadapkan pada
beberapa tantangan, seperti ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai
dan pelatihan bagi guru dalam penggunaan teknologi. Oleh karena itu, perlu
melibatkan stakeholder terkait, termasuk guru, siswa, dan pihak-pihak yang
terlibat dalam pengembangan teknologi, untuk memastikan implementasi yang
sukses dan efektif dari bahan ajar berbasis digital.
Pengembangan bahan ajar berbasis digital merupakan langkah yang
relevan dan penting dalam menghadapi perkembangan teknologi digital dalam
pendidikan. Bahan ajar berbasis digital memiliki potensi untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran, keterlibatan siswa, dan fleksibilitas akses pembelajaran.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, bahan ajar dapat disajikan secara
interaktif, memanfaatkan multimedia dan fitur-fitur interaktif untuk meningkatkan
pemahaman siswa. Selain itu, bahan ajar berbasis digital memberikan fleksibilitas
akses, memungkinkan siswa untuk belajar kapan saja dan di mana saja sesuai
dengan kebutuhan mereka.
Dengan memperhatikan manfaat dan tantangan yang terkait,
pengembangan bahan ajar berbasis digital dapat menjadi solusi yang relevan dan
efektif dalam meningkatkan pembelajaran di era digital. Melalui pendekatan yang
terintegrasi antara teknologi dan pendidikan, kita dapat menciptakan pengalaman
pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan adaptif bagi siswa, sehingga
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal.
Daftar Pustaka
Indrianto, Nino. 2020. Pendidikan Agama Islam Interdisipliner Untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA
Ishaac, Muhammad. 2020. “Pengembangan Model-Model Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.” Guepedia
Kosasih, E. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2021
Mahmudin, A. S. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar. Sittah Education, Journal
Of Primary, 2(2)
Makdis, Nasrul. “Penggunaan E-Book Pada Era Digital.” Al-Maktabah 19, no.
Mei (2020): 77–84
Miftakhul Muthoharoh. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis E-
Learning Di Era Digital 4.0. Attanwir : Jurnal Kajian Keislaman dan
Pendidikan Volume 12 (1) Maret (2020)
Moh. Iqbal Assyauqi. Pengembangan Modul Pembelajaran Pai Berbasis Digital
Untuk Anak Berusa Dini, dalam jurnal Tarbiyah Islamiyah, Volume 10,
Nomor 2, Juli-Desember 2020
Nugraha, Dahwadin &. Farhan Sifa. 2019. Motivasi Dan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Mangku Bumi.
Nurul Zainab. 2021. Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam
Berbasis Digital. Lintas Nalar, CV
Sudadi, “Konsep Pendidikan Agama Islam (Pai) Berbasis Pesantren Di Lembaga
Pendidikan Umum,” INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
25, no. 2 (2020): 174–88.
Supradaka. (2022). Pemanfaatan Canva sebagai Media Perancangan Grafis.
Jurnal Ikraith Teknologi Vol. 1(1): 42-68

Anda mungkin juga menyukai