Anda di halaman 1dari 14

Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2

ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

JURNAL ILMU PENDIDIKAN, PSIKOLOGI, BIMBINGAN & KONSELING

HUBUNGAN LONELINESS DENGAN KECENDERUNGAN


SOCIAL MEDIA ADDICTION PADA MAHASISWA
DI MASA PANDEMI COVID-19

Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2


Universitas Kristen Satya Wacana

e-mail:
widyaangelichasiregar22@gmail.com1, nugraheni.maria@uksw.edu2

Abstract

The high use of social media in students during the COVID-19 pandemic will have an impact on
the emergence problems in daily life, one of the factors causing it isloneliness, which is a situation
that arises when expectations are not in accordance with the reality that accours. Therefore, this
study aims to examine the relationship between loneliness and the tendency of social media
addiction in students during the COVID-19 pandemic. Participants in this study were obtained
usingincidental sampling method, as much as 281 students aged 18-25 years and currently living
in Central Java. The measuring instrument used refers to 6-Items Cross Cultural Social Isolation
and SMAS-SF. Statistical analysis technique used IBM SPSS program version 16.00with a
correlation value of 0,356 and a significance value of 0,000 (P<0,05) which means that the higher
the loneliness, the higher the tendency of social media addiction in students, thus it can be
concluded from the results of this study that there is a significant positive relationship between
loneliness and the tendency to social media addiction in students.

Keywords: Social Media Addiction Tendency; Loneliness; Students

Abstrak

Tingginya penggunaan media sosial pada mahasiswa di masa pandemi COVID -19 akan
berdampak pada munculnya permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu faktor
penyebabnya adalahkesepian yaitu situasi yang muncul ketika harapan tidak sesuai dengan
kenyataan yang terjadi. Maka dari itu, dalam penelitian ini bertujuanmenguji hubungan loneliness
dengan kecenderungan social media addiction pada mahasiswa di masa pandemi COVID-19.
Partisipan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode sampling incidentalyaitu
sebanyak 281 mahasiswa yang berusia 18-25 tahun dan saat ini tinggal di Provinsi Jawa Tengah.
Alat ukur yang digunakan mengacu pada6-Items Cross Cultural Social Isolation Scaledan SMAS-
SF. Teknik analisis statistik menggunakan bantuan programIBM SPSS versi 16.00 dengan nilai
korelasi yang diperoleh sebesar 0,356 dan memiliki nilai signifikansi 0,000 (P<0,05) yang berarti
semakin tinggi kesepian maka semakin tinggi kecenderungan adiksi media sosial pada mahasiswa,
sehingga dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan positif signifikan
antara kesepian dengan kecenderungan adiksi media sosial pada mahasiswa.

Kata Kunci: Kecenderungan Adiksi Media Sosial; Kesepian; Mahasiswa

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 335 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

PENDAHULUAN 2019; Fajarina, Firmansyah, Siregar &


Pandemi COVID-19 menjadikan Yustiawati, 2021). Hal ini mengarah pada
segala aktivitas dilakukan secara daring permasalahan dan pemanfaatan yang
dengan tujuan mengurangi penyebaran seragam mulai dari membantu pekerjaan,
virus corona, tuntutan ini menjadikan transaksi online, berbagi informasi dan
jaringan internet sebagai salah satu pandangan dengan mudah dan cepat
kebutuhan yang tidak bisa terlepas dari (Latief & Retnowati, 2018; Baltaci, 2019;
kehidupan. Hal ini meningkatkan Fajarina, dkk, 2021). Namun pemanfaatan
penggunaan internet, data survei APJII media sosial yang memberikan
(2020) melaporkan situasi Pandemi kenyamanan dapat menjadi suatu
COVID-19 menyebabkan peningkatan permasalahan apabila tidak adanya kontrol
pengguna internet menjadi 73,7% dari yang baik yaitu munculnya
populasi dengan intensitas penggunaan kecenderungan adiksi media sosial
lebih dari 8 jam dalam sehari, terutama terutama pada mahasiswa. Sesuai
Provinsi Jawa Tengah yang mengalami pernyataan Kandell (1998) mahasiswa
peningkatan penggunaan internet menjadi lebih rentan mengalami ketergantungan
26,5 juta pengguna sehingga media social (dalam Soliha, 2015).
menjadiprovinsi pengguna internet Data penelitian Rismala,
terbesar nomer 2 se-Jawa. Novamizanti, Ramadhani, Rohmah,
Pengguna internet didominasi oleh Parjuangan dan Mahayan (2021)
pengguna media sosial sebesar 53% dari menyebutkan peluang kecenderungan
populasi global dengan mayoritas adiksi media sosial terbesar terjadi pada
pengguna kalangan usia 18-34 tahun atau kelompok usia mahasiswa (20,2%)
sebesar 64,8% (Hootsuite, 2021). Selain dengan durasi pemakaian >8 jam/hari.
itu penelitian dalam Saputra (2019) Data dari Gomez dan Galan (2020) juga
menyebutkan bahwa sebesar 97% memperoleh hasil sebesar 21,9%
mahasiswa aktif menggunakan media mahasiswa mengalami adiksi media
sosial. Kehadiran berbagai platform media sosial, selain itu penelitian Gunawan,
sosial dari masa ke masa menyajikan fitur- Aulia, Supeno, Wijanarko,
fitur yang semakin kompleks (Singh, Uwiringiyimana dan Mahayana (2020)
Singh, Kharya, Shukla, Singh & Singh, menyebutkan bahwa mahasiswa menjadi

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 336 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

bagian dari kelompok yang mengalami kesehatan fisik dan mental. Hasil
adiksi media sosial sebesar 75%. penelitian menunjukkan bahwa dampak
Menurut Sahin (2018) dari kecenderungan adiksi media sosial
kecenderungan adiksi media sosial (social adalah kemunculan depresi, rasa cemas,
media addiction) merupakan bentuk stress, gangguan harga diri, kontrol diri
perilaku individu yang memusatkan yang rendah, mengganggu aktivitas
perhatian pada media sosial dengan sehari-hari dan kerusakan dalam relasi
intensitas waktu penggunaan yang interpersonal serta menimbulkan beberapa
berlebihan. Variabel kecenderungan adiksi masalah kesehatan (Morahan-Martin &
media sosial terdiri dari 4 aspek yang Schumacher, 2003; Bnirostam & Saberi,
terdiri dari virtual tolerence yaitu 2017; Budury, Fitriasari & Khamida,
kebutuhan untuk selalu berupaya 2019; Fernandes, Biswas, Tan-
terhubung dengan media sosial guna Mansukhani, Vallejo & Essau, 2020;
mencapai kepuasan, virtual Fajarina, dkk, 2021).
communication yaitu komunikasi melalui Untuk memahami fenomena,
media sosial lebih disukai dibandingkan peneliti melakukan wawancara awal
komunikasi secara tatap muka dengan dengan sepuluh mahasiswa pengguna aktif
orang lain, virtual problem yaitu media sosial yang tinggal di Provinsi Jawa
munculnya berbagai masalah yang Tengah pada tanggal 21 dan 30 September
mengakibatkan pada pelarian dari kondisi 2021. Hasil wawancara menyebutkan
nyata dengan mengakses media sosial bahwa delapan subjek menghabiskan lebih
secara terus menerus untuk memunculkan dari 6 jam untuk mengakses media sosial
perasaan bahagia, dan virtual information dalam satu hari mulai dari aplikasi
yaitu keinginan untuk selalu mendapatkan WhatsApp, Instagram, YouTube, Twitter,
berita atau informasi yang terbaru (Sahin, TikTok dan Telegram. Tujuh subjek
2018). menyampaikan bahwa mereka mengakses
Perilaku kecenderungan adiksi internet sebagai bentuk strategi pelarian
media sosial akan memunculkan berbagai diri dari masalah, kebutuhan untuk
permasalahan mulai dari terganggunya berkomunikasi dan memperoleh informasi
kegiatan sehari-hari, relasi sosial, atau berita terbaru. Delapan subjek
kehilangan kendali, permasalahan mengaku telah mengabaikan pekerjaan

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 337 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

rumah, tugas sekolah dan merasa individu lajang (Berk, 2012). Kehadiran
terganggu aktivitas kesehariannya akibat dari produk media sosial dapat
dari penggunaan media sosial, seperti pola mempermudah pemenuhan akan
tidur yang berantakan. kebutuhan individual maupun
Hasil wawancara ini sejalan dengan interpersonal sesuai dengan pernyataan
penelitian sebelumnya yang menyebutkan Papalia, Old dan Feldman (2011) bahwa
bahwa individu yang mengalami media sosial menjadi wadah dalam
kecenderungan adiksi media sosial akan pemenuhan kebutuhan sosial dan
melakukan tindakan berupa menghabiskan emosional dengan tujuan terhindar dan
terlalu banyak waktu selama 21,2 jam mengurangi kondisi kesepian. Hal ini
perminggu di media sosial (Yang & Tung, menunjukkan bahwa kesepian merupakan
2007). Penelitian terdahulu juga salah satu penyebab dari munculnya
menyebutkan bahwa individu yang kecenderungan adiksi media sosial,
mengalami kecenderungan adiksi media sejalan dengan hasil penelitian Caplan
sosial memiliki keinginan untuk segera (2003) menyebutkan bahwa kesepian
memperoleh informasi terbaru, menjalin memprediksi perilaku kecenderungan
komunikasi, media pelarian dari masalah, adiksi media sosial.
ingin selalu terhubung dalam media sosial, Kesepian merupakan suatu kondisi
dan berdampak pada perilaku kurang perasaan yang tidak baik akibat dari
memprioritaskan tugas dan kewajiban ketidakseimbangan antara kehidupan
yang mengarah pada terganggunya pola sosial yang diharapkan dengan
tidur (Sahin, 2018; Andreassen, 2012). kenyataannya (Russel, 1996). Terdapat 3
Mahasiswa yang sedang berada aspek dari variabel kesepian yaitu trait
dalam fase emerging adulthood akan loneliness yaitu kepribadian individu
menggunakan media sosial sebagai berupa ketidakpercayaan dan ketakutan
pemenuhan kebutuhan perkembangan. pada orang lain yang berdampak pada
Dalam fase emerging adulthood munculnya kondisi kesepian, social
mahasiswa menjalani tugas perkembangan desirability loneliness yaitu kesenjangan
sosio-emosional yang ditandai dengan antara harapan situasi sosial dengan
munculnya konflik psikologis intimacy kenyataan sebenarnya yang berdampak
yaitu kondisi kesepian terutama bagi pada munculnya kondisi kesepian,

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 338 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

depression loneliness yaitu perasaan persentase sebesar 98% dan mayoritas


sedih, tidak memiliki semangat merasa partisipan berada di tahap usia dewasa
gagal, dan tidak berharga (Russel, 1996). serta berdomisili di pulau Jawa salah
Masa usia mahasiswa sangat rentan satunya provinsi Jawa Tengah. Sejalan
mengalami kondisi kesepian, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan pernyataan Berk (2012) individu Purnomo, Dwijayanti dan Sabtana (2020)
yang memasuki masa dewasa akan yang menyebutkan gambaran kondisi
mengalami peningkatan kondisi kesepian kesepian dari beberapa universitas salah
dan akan menurun stabil saat usia 70-an. satunya dari Provinsi Jawa Tengah dengan
Mahasiswa yang mengalami kondisi hasil keseluruhan dari partisipan
kesepian cenderung melibatkan hubungan mengalami kondisi kesepian tinggi (33%).
secara virtual di masa pandemi COVID- Selain itu penelitian yang dilakukan
19 dengan tujuan memfasilitasi perasaan oleh Bnirostam dan Saberi (2017)
kesepian sehingga mereduksi hubungan menunjukkan bahwa individu yang
dalam ruang lingkup dunia nyata. Sesuai memiliki rasa kesepian tinggi akan
dengan penelitian yang dilakukan oleh mengandalkan dunia maya sebagai tempat
Fernandes, dkk (2020) pada mahasiswa di untuk mengekspresikan diri guna
beberapa negara dengan hasil, terjadi menghindari lingkup sosial dunia nyata.
peningkatan skor pada kondisi kesepian Hasil penelitian lainnya juga menunjukan
saat situasi pandemi COVID-19. adanya hubungan positif yang signifikan
Penelitian dari Primack, Shensa, Sidani, antara kesepian dengan kecenderungan
Whaite, Lin, Rosen, Colditz, Radovic dan adiksi internet (Bozoglan, Sahin &
Miller (2017) yang dilakukan pada Demirer, 2013; Kim & Cha, 2016; Latief
individu berusia 19-32 tahun di U.S. juga & Retnowati, 2018). Namun dalam
mengungkapkan bahwa individu yang penelitian Baker dan Oswald (2010)
mengalami perasaan terisolasi secara fisik mengindikasikan bahwa tidak adanya
akan cenderung mengakses media hubungan yang signifikan antara kesepian
sosial. Selain itu survei yang dilakukan dengan kecenderungan adiksi media
oleh change.org Indonesia menunjukkan sosial, sehingga perlu untuk melakukan
bahwa semua partisipan merasa kesepian penelitian lebih lanjut. Berdasarkan uraian
saat pandemi COVID-19 dengan di atas hipotesis yang diajukan dalam

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 339 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

penelitian adalah terdapat hubungan butir item (“Saya selalu terdorong untuk
positif signifikan antara kesepiandengan membuka media sosial”). Kedua skala ini
kecenderungan adiksi media sosial pada menggunakan skala Likert untuk skala
mahasiswa di masa pandemi COVID-19. kesepian 4 pilihan jawaban yaitu: tidak
pernah, jarang, biasanya dan sering.
METODE PENELITIAN Sedangkan untuk skala kecenderungan
Penelitian ini menggunakan adiksi media sosial menggunakan 5
pendekatan penelitian kuantitatif pilihan jawaban yaitu: sangat tidak sesuai,
korelasional pada dua variabel yaitu tidak sesuai, agak sesuai, sesuai, sangat
kesepian sebagai variabel bebas dan sesuai.
kecenderungan adiksi media sosial Analisis item pada kedua skala
sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini menggunakan uji
penelitian ini adalah mahasiswa pengguna diskriminasi item dengan koefisien
aktif media sosial yang tinggal di Provinsi korelasi item sebesar ≥ 0,30 (Azwar,
Jawa Tengah dengan karakteristikberusia 2012). Dari hasil pengujian validitas6-
18-25 tahun, berstatus lajang, dan items cross cultural social isolation scale
mengakses media sosial lebih dari 3 jam dari 6 butir pertanyaan diperoleh skor item
dalam satu hari (selama Pandemi COVID- 0,317-0,669 dan SMAS-SF dari 26 butir
19). Teknik sampling yang digunakan pertanyaan diperoleh skor item 0,385-
dalam penelitian ini menggunakan teknik 0,703, setiap butir pertanyaan dari kedua
sampling incidental. skala memiliki skor item sebesar > 0,30,
Pengumpulan data dalam penelitian sehingga dapat dinyatakan valid dan dapat
ini menggunakan alat ukur 6-items cross dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Hasil
cultural social isolation scale oleh uji reliabilitas dari 6-items cross cultural
Hudiyana, dkk (2021). Skala ini terdiri social isolation scale yaitu 0,780 dan
dari 6 butir item (“Saya mempunyai SMAS-SF sebesar 0,930 sehingga dapat
sedikit sahabat). Sedangkan skala dari disimpulkan kedua alat ukur bersifat
variabel kecenderungan adiksi media konsisten dan dapat digunakan. Peneliti
sosial menggunakan social media melakukan uji hipotesis menggunakan uji
addiction scale-student form (SMAS-SF) korelasi setelah dilakukan uji asumsi yang
oleh Sahin (2018).Skala ini terdiri dari 26 meliputi uji normalitas dan uji linieritas.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 340 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

Semua hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test


bantuan SPSS 16. dan diperoleh nilai signifikansi
berdistribusi normal karena P>0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel kesepian memiliki nilai
Sebesar 281 partisipan mengisi signifikansi sebesar 0.070 dan variabel
survei online yang disebar mulai dari 21 kecenderungan adiksi media sosial
Januari hingga 25 Februari 2022. Sebesar memiliki nilai signifikansi sebesar 0.719.
190 partisipan (67,6%) berjeniskelamin Setelah uji normalitas peneliti melakukan
perempuan dan sebesar 91 (32,4%) perhitungan uji linieritas. Dari hasil uji
partisipan berjenis kelamin laki-laki. Pada linieritas, diperoleh hasil kedua variabel
Tabel 1 diketahui partisipan memiliki linier dengan nilai signifikansi deviations
persentase kesepian sebesar 19% untuk from linearity sebesar 0.268 (P>0,05)
kategori tinggi, 51% untuk kategori
Tabel 2. Uji Korelasi
sedang dan sebesar 30% untuk kategori Kesepian Kecenderungan
rendah. Pada kecenderungan adiksi media Kesepian Pearson 1 .356**
Correlati
sosial diketahui sebesar 17% partisipan on
berada pada kategori tinggi, 69% untuk Sig. (1- .000
tailed)
kategori sedang dan sebesar 14% untuk
N 281 281
kategori rendah.
Kecender Pearson .356** 1
Tabel 1. Kategorisasi Kesepian dan ungan Correlati
Kecenderungan Adiksi Media Sosial
Adiksi on
Kecenderungan
Media Sig. (1- .000
Kesepian Adiksi Media
Sosial tailed)
No Kategori Sosial
N % N % N 281 281
1 Tinggi 54 19% 48 17% Pada Tabel 2 hasil analisis uji
2 Sedang 142 51% 193 69%
3 Rendah 85 30% 40 14% korelasi menunjukkan terdapat hubungan
Jumlah 281 100% 281 100% positif signifikan antara kesepian dengan
kecenderungan adiksi media sosial (r=
Perhitungan uji asumsi berupa uji
0,356, p <0,05) dan hipotesis diterima.
normalitas dan uji linieritas akan
Hasil analisis data hipotesis yang
dilakukan terlebih dahulu sebelum
ditetapkan oleh peneliti sebelumnya yaitu
melakukan uji hipotesis. Peneliti
terdapat hubungan positif antara kesepian
melakukan uji normalitas dengan

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 341 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

dengan kecenderungan adiksi media sosial untuk berekspresi dan berelasi dengan
pada mahasiswa lajang yang tinggal di individu yang lainnya.
Jawa Tengah diterima. Hal tersebut Russel (1996) menyatakan terdapat
ditunjukkan dari hasil uji hipotesis dengan aspek-aspek dari kesepian meliputi trait
hasil korelasi sebesar 0.356 dan loneliness. Kepribadian individu yang
signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). kesepian berupa tidak percaya diri
Hasil hipotesis dari penelitian ini cenderung tidak percaya diri di tengah
mendukung hasil penelitian sebelumnya lingkungan sosial, dan lebih percaya diri
Caplan (2003); Bozoglan, dkk (2013); serta memilih untuk berinteraksi melalui
Kim dan Cha (2016); Latief dan media sosial. Dalam penelitian Morahan-
Retnowati (2018) menunjukan bahwa Martin dan Schumacher (2003) individu
adanya hubungan positif yang signifikan yang kesepian lebih nyaman apabila
antara kesepian dengan kecenderungan menjalin relasi sosial secara online
adiksi media sosial pada mahasiswa. Hasil dibandingkan secara tatap muka. Terdapat
tersebut mengartikan bahwa semakin juga aspek social desirability loneliness
tinggi tingkat kesepian maka akan (Russel, 1996) yaitu kesenjangan antara
semakin tinggi tingkat kecenderungan harapan dan kenyataan kehidupan sosial
adiksi media sosial dan sebaliknya yang dimiliki oleh individu yang
semakin rendah tingkat kesepian maka mengalami kesepian. Untuk memenuhi
akan semakin rendah tingkat hal tersebut individu yang kesepian akan
kecenderungan adiksi media sosial. memanfaatkan media sosial sebagai
Individu dengan kondisi kesepian sarana pemenuhan kebutuhan emosional
memiliki permasalahan relasi sosial dan dan sosial. Penelitian Morahan-Martin dan
lebih cenderung mengembangkan relasi Schumacher (2003) yang menyatakan
sosial melalui media sosial. Sejalan bahwa individu yang kesepian cenderung
dengan penelitian yang dilakukan oleh menggunakan media sosial guna
Bnirostam dan Saberi (2017) individu memenuhi kebutuhan dukungan emosi
dengan kondisi kesepian cenderung yang diperoleh dari orang lain.
menghindari komunikasi secara tatap Aspek depression loneliness
muka dengan individu lain, melainkan (Russel, 1996) yaitu perasaan negatif
menggunakan media sosial sebagai media mulai dari perasaan sedih, tidak berharga,

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 342 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

dan tidak bersemangat. Untuk perilaku kecenderungan adiksi media


memfasilitasi perasaan negatif tersebut sosial.
individu yang mengalami kondisi Berdasarkan hasil analisis data
kesepian akan menggunakan media sosial diperoleh juga besaran kontribusi yang
untuk mencari hiburan. Penelitian Booth dihasilkan antara kesepian dengan
(2000) menyebutkan bahwa individu yang kecenderungan adiksi media sosial sebesar
kesepian mencari pelarian dari dunia 12,6% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor
nyata dengan mencari hiburan melalui lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
media sosial guna mengurangi perasaan Dalam penelitian Baltaci (2019); Savci
negatif (dalam Morahan-Martin & dan Aysan (2018); Latief dan Retnowati
Schumacher, 2003). (2018) menyebutkan bahwa faktor yang
Selain itu, kelompok yang rentan mempengaruhi kecenderungan adiksi
mengalami peningkatan kondisi kesepian media sosial tidak hanya kesepian tetapi
adalah kelompok mahasiswa yang sedang terdapat juga faktor kecemasan sosial,
berada di fase emerging adulthood. Fase kebahagiaan, keterampilan interpersonal,
ini ditandai dengan munculnya ketakutan akan evaluasi negatif dan harga
permasalahan dalam hubungan diri.
interpersonal, emosional dan kurang Hasil analisis deskriptif menemukan
stabil. Terutama bagi mahasiswa dengan bahwa sebagian besar subjek penelitian ini
status lajang akan merasa lebih kesepian mengalami tingkat kecenderungan adiksi
dan mencari pemenuhan kebutuhan sosial media sosial sedang (61%) yang berarti
dari pertemanan (Hartup & Stevens, partisipan penelitian ini berada di kondisi
1999). Mahasiswa akan menggunakan tingkat sedang dalam penggunaan media
media sosial untuk mengatasi sosial yang berlebih mulai dari mencari
permasalahan perkembangannya, sesuai informasi, menjalin komunikasi, dan
dengan pernyataan dari Boyd dan Ellison mencari hiburan yang mengarah pada
(2007) media sosial adalah sarana yang terganggunya aktivitas sehari-hari. Selain
digunakan oleh mahasiswa untuk itu beberapa subjek dalam penelitian ini
memenuhi kebutuhan perkembangannya. memiliki tingkat kecenderungan adiksi
Apabila hal ini tidak dikontrol dengan media sosial tingkat tinggi (14%) yang
baik akan mengarah pada munculnya artinya partisipan dalam penelitian ini

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 343 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

memiliki perilaku penggunaan media luas lagi permasalahan yang ada dalam
sosial berlebihan pada tingkat tinggi dan lingkungan sosial dan mengetahui cara
mengakibatkan pada terganggunya terbaik untuk mengurangi kesepian
aktivitas sehari-hari. sehingga tidak menimbulkan
Sedangkan pada variabel kesepian kecenderungan adiksi media sosial.
diperoleh hasil analisis deskriptif
partisipan penelitian ini berada dalam PENUTUP
tingkat sedang (59%) hal ini mengartikan KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa subjek penelitian ini mengalami Berdasarkan hasil penelitian dapat
kesenjangan tingkat sedang antara kondisi disimpulkan bahwa kesepian memiliki
yang diharapkan dengan kondisi yang kontribusi sebesar 12,6% terhadap
sedang terjadi mencakup kepribadian, kecenderungan adiksi media sosial dan
perasaan takut dan perasaan negatif terdapat hubungan positif signifikan
lainnya ketika berinteraksi dengan orang antara kesepian dengan kecenderungan
lain. Perlu diperhatikan juga bahwa dalam adiksi media sosial pada mahasiswa
penelitian ini terdapat partisipan yang sehingga hipotesis diterima. Hasil ini
mengalami kesepian dengan tingkat tinggi menunjukkan bahwa semakin tinggi
(30%) yang artinya sedang mengalami kesepian maka semakin tinggi juga
kesenjangan tingkat tinggi akan kehidupan kecenderungan adiksi media sosial
sosial yang diharapkan dengan kehidupan seorang individu. Dari hasil analisis
sosial yang terjadi. deskriptif mayoritas partisipan dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan penelitian ini memiliki tingkat
adanya hubungan antara kesepian dengan kecenderungan adiksi media sosial sedang
kecenderungan adiksi media sosial pada (61%) dan tingkat kesepian yang sedang
mahasiswa hal ini mengandung implikasi (59%).
bagi semua kalangan terutama bagi Untuk penelitian selanjutnya
mahasiswa agar kedepannya dapat diharapkan untuk lebih merata dalam
membenahi diri guna mempersiapkan diri mengambil partisipan karena dalam
menjalani tahap perkembangannya. penelitian ini lebih didominasi oleh
Diharapkan melalui hasil penelitian ini partisipan yang berasal dari daerah
juga, banyak pihak yang melihat lebih Salatiga dan Surakarta saja. Peneliti

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 344 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

selanjutnya dapat mengembangkan DAFTAR PUSTAKA


penelitian sejenis dengan menambah Andreassen, C. S., Torsheim, T.,
Brunborg, G. S., & Pallesen, S.
variabel yang terkait dengan
(2012). Development of a
kecenderungan adiksi media sosial facebook addiction scale.
Psychological Reports, 110, 501-
mengingat faktor yang mempengaruhi
517.
kecenderungan adiksi media sosial tidak http://dx.doi.org/10.2466/02.09.18.
PR0.110.2.501-517
hanya kesepian. Peneliti selanjutnya juga
dapat melakukan penelitian berupa Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia. (2020). Laporan survei
eksperimen untuk mengurangi kondisi internet APJII 2019-2020 (Q2).
kesepian dan menurunkan tingkat https://apjii.or.id/survei2019x/dow
nload/r74sOjPqQ1iVxIdM0Jg6l85
kecenderungan adiksi media sosial. Saran mwkEubF
untuk pihak-pihak lainnya terkhususnya Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan
mahasiswa diharapkan untuk mengurangi Validitas. Pustaka Pelajar.
kondisi kesepian agar tidak muncul Baker, L., & Oswald, D. L. (2010).
perilaku kecenderungan adiksi media Shyness and online social
networking services. Journal of
sosial, hal-hal yang dapat dilakukan mulai Social and Personal Relationships,
dari menyibukkan diri dengan kegiatan 27(7), 1-21.
https://doi.org/10.1177/026540751
yang positif dan disenangi, memulai serta 0375261
meningkatkan interaksi sosial dengan Baltaci, O. (2019). The predictive
lingkungan sekitar. relationships between the social
media addiction and social
Implikasi bagi bidang ilmu dari anxiety, kesepian, and happiness.
penelitian ini dapat menjadi referensi bagi International Journal of
Progressive Education, 15(4), 73-
mahasiswa ataupun peneliti lainnya 82.
mengenai hubungan loneliness dengan https://doi.org/10.29329/IJPE.2019
.203.6
kecenderungan social media addiction
sehingga kedepannya dapat menjadi Berk, L. E. (2012). Development
through the lifespan dari dewasa
langkah awal dalam mencegah ataupun awal sampai menjelang ajal.
menyelesaikan permasalahan yang terjadi Pustaka Belajar.

di lingkungan sosial. Bnirostam, T., & Saberi, H. (2017).


Study of kesepian and identity
styles among internet addicted
students in faculty of engineering,
islamic azad university, central

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 345 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

tehran branch. Italian Journal of Fajarina, Firmansyah, A., Siregar, B.,


Science & Engineering, 1(2), 82- Yustiawati. (2021). Fenomena
88. adiksi penggunaan media sosial
youtube pada remaja usia 15-19
Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2007). tahun: studi fenomenologi di rw 18
Social network sites: definition, dasana indah tangerang. Forum
history, and scholarship. Journal Ilmiah, 18(1), 41-54.
of Computer-Mediated
Communication, 13(1), hal 210- Fernandes, B., Biswas, U. N., Tan-
230. Mansukhani, R., Vallejo, A., &
https://doi.org/10.1111/j.1083- Essau, C. A. (2020). The impact of
6101.2007.00393.x covid-19 lockdown on internet use
and escapism in adolescents.
Bozoglan, B., Sahin, I., & Demirer, V. Revista de Psicologia Clinica con
(2013). Loneliness, self-esteem, Ninos y Adolescentes, 7(3), 59-65.
and life satisfaction as predictors https://doi.org/10.21134/rpcna.202
of internet addiction: a cross- 0.mon.2056
sectional study among turkish
university students. Scandinavian Gunawan, R., Aulia, S., Supeno, H.,
Journal of Psychology, 54(4), hal Wijanarko, A., Pierre, U., &
313-319. Mahayana, D. (2020). Adiksi
https://doi.org/10.1111/sjop.12049 media sosial dan gadget bagi
pengguna internet di indonesia.
Budury, S., Fitriasari, A., & Khamida. Jurnal Techno-Socio Ekonomina,
(2019). Penggunaan media sosial 14(1), 1-14.
terhadap kejadian depresi,
kecemasan dan stress pada Gomez, G.G., Lopez, J. A. M., Perez,
mahasiswa. Bali Medika Jurnal, C. L., & Serrano, J. L. S. S.
6(2), 205-208. (2020). Social networks
https://doi.org/10.36376/bmj.v6i2 consumtion and addiction in
college students during the covid-
Caplan, S. E. (2003). Preference for 19 pandemic: educational
online social interaction: a theory approach to responsible use.
of problematic internet use and Sustainability, 12(7737), 1-16.
psychosocial wellbeing. https://doi.org/10.3390/su1218773
Communication Research, 30(6), 7
625-648.
https://doi.org/10.1177/009365020 Hudiyana, J., Lincoln, T. M., Hartanto,
3257842 S., Shadiqi, M. A., Milla, M. N.,
Muluk, H., & Jaya, E. S. (2021).
Change.org Indonesia. (2021). Banyak How universal is a construct of
yang sedang kesepian dan loneliness? measurement
berpikiran menyakiti diri sendiri invariance of the ucla loneliness
cek hasil survei kita yuk. scale in indonesia, germany, and
https://www.change.org/l/id/survei the united states. SAGE Journals,
apakabarmu 1-11.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 346 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

https://doi.org/10.1177/107319112 adiksi internet dan media sosial di


11034564 indonesia menggunakan xgboost.
Jurnal Edukasi dan Penelitian
Hootsuite. (2021). Digital 2021. Informatika, 7(1), 1-11.
https://datareportal.com/reports/di
gital-2021-indonesia Russel, D. W. (1996). UCLA kesepian
scale (version 3): reliability,
Kim, K., & Cha, H. (2016). Factors validity, and factor structure.
influencing on SNS addiction Journal of Personality Assessment,
tendency of university students. 66(1), 20-40.
Indian Journal of Science and
Technology, 9(43), 1-7. Sahin, C. (2018). Social media
https://doi.org/10.17485/ijst/2016/ addiction scale-student form: the
v9i43/105035 reliability and validity study.
TOJET: The Turkish Online
Latief, N. S. A., & Retnowati, E. Journal of Educational
(2018). kesepian dan harga diri Technology, 17(1), 169-182.
sebagai prediksi dari kecanduan
internet remaja. Jurnal Ecopsy, Saputra, A. (2019). Survei penggunaan
5(3), 130-137. media sosial di kalangan
mahasiswa kota padang
Morahan-Martin, J., & Schumacher, P. menggunakan teori uses and
(2003). kesepian and social uses of gratifications. Jurnal Dokumentasi
the internet. Computers in Human dan Informasi, 40(2), 207-216.
Behavior, 19, 659-671. https://doi.org/10.14203/j.baca.v40
https://doi.org/10.1016/S0747- i2.476.
5632(03)00040-2
Savci, M., & Aysan, F. (2018).
Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, Interpersonal competence,
R. D. (2011). Human development kesepian, fear of negative
(psikologi perkembangan). evaluation, and reward and
Kencana. punishment as predictors of social
media addiction and their accuracy
Primack, B. A., Shensa, A., Sidani, J.
in classifying adolescent social
E., Whaite, E. O., Lin, L., Rosen,
media users and non-users.
D., Colditz, J. B., Radovic, A., &
ADDICTA: The Turkish Journal
Miller, E. (2017). Social media use
on Addictions,5(3), 27-41.
and perceived social isolation
https://doi.org/10.15805/addicta.20
among young adults in the U.S.
18.5.3.0032.
American Journal of Preventive
Medicine, 53(1), 1-8. Singh, N.,Singh, N. P., Kharya, P.,
https://doi.org/10.1016/j.amepre.2 Shukla, S., Singh, V., Singh, D. R.
017.01.010 (2019). Whatsapp addiction:
assessing pattern of whatsapp
Rismala, R., Novamizanti, L.,
usage and its impact on medical
Ranadhani, K. N., Rohmah,Y. S.,
students at U.P.U.M.S. Saifai,
Parjuangan, S., Mahayana, D.
Etawah, India. International
(2021). Kajian ilmiah dan deteksi
Journal of Community Medicine

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 347 |


Widya Angelicha Siregar1, Maria Nugraheni Mardi Rahayu2
ISSN: 2615-3297 (Online) & 2548-6500 (Print)

and Public Health, 2(6), 2505-


2509.
Soliha, S. F. (2015). Tingkat
ketergantungan pengguna media
sosial dan kecemasan sosial.
Jurnal Interaksi, 4(1), 1-10.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 7, NO: 2 Desember 2022 | 348 |

Anda mungkin juga menyukai