Usulan Penelitian
Mengetahui,
Dekan
u.b Ketua Program Akuntansi
Dr.Betri,S.E.,M.Si.,AK.,CA
NIDN/NBM : 0216056801/944806
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
membawa dampak baik bagi keuangan maupun non keuangan. Kondisi ini
investor dan masyarakat. Sejatinya setiap entitas harus mampu menghasilkan laba
dan nilai tambah bagi entitas tersebut. Oleh karena itu, Para pelaku bisnis dan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh
calon investor untuk menentukan investasi saham. Laporan keuangan adalah akhir
dari proses akuntansi dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan yang
dapat menjelaskan kondisi perusahaan dalam suatu periode dan sebagai bahan
sudah baik atau belum. Banyak entitas dalam pelaporan keuangannya berusaha
untuk memberikan gambaran yang baik dalam laporan keuangan untuk menarik
tahun tersebut pemerintah terus berupaya membuat perbankan menjadi jauh lebih
baik. Kinerja Keuangan perbankan saat ini memang jauh telah baik pasca krisis
tersebut, namun dibutuhkan pengawasan dan pengaturan agar krisis tersebut tidak
terulang kembali karena Bank merupakan salah satu pemegang terpenting dalam
penyaluran kredit dan hal ini disebabkan karena lemahnya kondisi internal bank
seperti manajemen yang kurang baik serta dalam memberikan kredit tidak melihat
risiko-risiko yang diterima sehingga kredit tidak dapat ditutup dengan modal bank.
Bank yang tidak dapat mengembalikan kredit dan dana nasabah dapat
menunjukkan bahwa kinerja bank tersebut buruk. Apabila sebuah bank memiliki
berdampak pada pihak investor akan enggan menanamkan modal pada bank
tersebut.
kinerja yang baik agar memperoleh return yang tinggi. Dampak yang dihasilkan
apabila suatu bank memiliki kinerja yang buruk yakni berdampak pada sulitnya
kebijakan yang akan diambil oleh manajemen. Oleh karena itu, kinerja perusahaan
merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Irham Fahmi, 2012: 2).
terjadinya penurunan kinerja keuangan yang ada pada perbankan tersebut dan
meningkatkan kinerja perusahaan. Audit Internal memiliki peran yang kuat dalam
peristiwa yang terjadi saat krisis ekonomi dan krisis global telah mempengaruhi
terutama dirasakan oleh sektor perbankan. Dampak yang terjadi pada perbankan
atau melalui pemeriksaan oleh auditor internal agar dapat mengetahui kondisi
dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh pihak lain. Selain
itu sebagai pihak intern, auditor internal lebih memahami kondisi perusahaan
perusahaan dijadikan sebagai laporan publikasi pada Bank Indonesia dan laporan
kepada pimpinan bank namun tidak dipublikasikan kepada seluruh karyawan yang
berada di bank tersebut. Hal ini berdampak tidak dapatnya dilakukan pengukuran
bekerja. Oleh karena itu, Audit Internal secara menyeluruh terhadap laporan
memberikan konsultasi bagi pihak intern yang membutuhkan. Hal tersebut sangat
penting, karena Audit Internal akan memberikan nilai tambah dan meningkatkan
yang jika tidak diungkap dapat mendistorsi laporan atas kegiatan yang direviu
(revisi 2000) mengenai aktiva tidak berwujud. PSAK No. 19 menjelaskan bahwa
aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk
tujuan administratif. Namun Intellectual Capital masih belum dikenal secara luas
melalui inovasi kreatif yang dihasilkan oleh Intellectual Capital yang dimiliki
daya tersebut telah secara efisiensi dimanfaatkan oleh perusahaan. Sejak dari itu
digunakan untuk pengukuran efisiensi dari nilai tambah yang dihasilkan oleh
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Juni 2006. Mal
yaitu: (1) semakin meningkatnya risiko yang dihadapi bank maka kebutuhan
terhadap GCG menjadi semakin meningkat pula, (2) pelaksanaan GCG diperlukan
nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, (3) peningkatan
kualitas pelaksanaan GCG adalah salah satu upaya untuk memperkuat kondisi
(4) dewan komisaris dan direksi adalah organ perusahaan yang memegang
peranan yang sangat penting dalam menciptakan GCG, dan karena itu diberi
tanggung jawab khusus untuk penerapannya, (5) adanya check and balance dari
pihak-pihak independen terhadap pihak yang terkait dengan pemegang saham
penggelapan, pembobolan dan korupsi yang dilakukan oleh oknum bank itu
perbankan yang banyak terjadi di Indonesia membuat banyak pihak yang mulai
sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan. Dalam
Bank Dunia, lemahnya penerapan sistem tata kelola perusahaan atau yang biasa
parahnya krisis yang terjadi di Asia Tenggara. Kelemahan tersebut antara lain
aktivitas manajemen oleh dewan komisaris dan auditor, serta kurangnya intensif
yang sehat. Berikut ini tabel kinerja keuangan dengan perhitungan variabel
Tabel I.1
Kinerja Keuangan, GCG, Intellectual Capital dan Audit Internal
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2020-2022
Kinerja Audit
No Nama Perusahaan Tahun GCG IC
Keuangan Internal
2020 0,081 1,23 3,2 13
1 Bank Sinarmas Tbk 2021 0,079 2,1 3,1 12
2022 0,082 2,1 3,2 14
2020 0,012 1,2 2,3 8
2 Bank Maybank Tbk 2021 0,014 1,1 2,2 8
2022 0.013 1,2 2,4 10
2020 1,4 0,7 2,1 11
3 Bank CIMB Niaga Tbk 2021 2 1,1 2,5 14
2022 1,9 1 2,3 12
2020 1,9 2,1 2 15
Bank Rakyat Indonesia 2021 2,3 2,2 2,51 17
4
Tbk
2022 2,2 2,1 2,53 17
2020 1,7 2,32 2,7 13
5 Bank Mandiri Tbk 2021 2,3 2,35 3,1 15
2022 2,4 2,39 3,2 19
Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Bank Sinarmas mengalami
Capital dan persentase pertemuan antara komite audit dan audit internal. Pada
yang setiap tahun mengalami kenaikan secara signifikan yang disebabkan oleh
Governance. Hal ini tentunya menjadi fenomena menarik untuk diteliti, apalagi
Perusahaan.
Penelitian Sebelumnya yang dilakukan oleh Afni Eliana Saragih (2017) yang
yang berjudul Pengaruh Audit Internal, Intellectual Capital dan Good Corporate
Penelitian Sebelumnya yang di lakukan oleh Sri Candra Asih dan Aditya
Septiani (2018) yang berjudul Pengaruh Audit Internal, Intellectual Capital dan
penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan yang pertama bahwa adanya
pengaruh yang signifikan dan positif antara auditor internal terhadap kinerja
pengaruh yang signifikan dan positif antara intellectual capital terhadap kinerja
keuangan. Dapat disimpulkan Hipotesis dua (H2) diterima. Ketiga, tidak adanya
keuangan. Dapat disimpulkan Hipotesis tiga (H3) ditolak. Dan yang keempat
secara simultan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara auditor
internal,intellectual capital, dan good corporate governance terhadap kinerja
Penelitian Sebelumnya yang di lakukan oleh Mistari Bettri dkk (2022) yang
2020-2022”.
B. Rumusan Masalah
2020-2022?
C. Tujuan Penelitian
mengetahui :
2020-2022
Periode 2020-2022
akan datang.
BAB II
A. Kajian Kepustakaan
Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku terpenting dalam
mengenai perbankan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bank bentuk-bentuk
dalam menghadapi era perdagangan bebas dan globalisasi, baik sebagai perantara
antara sektor defisit (lack of funds) dan sektor surplus (surplus of funds) maupun
tahun tersebut pemerintah terus berupaya membuat perbankan menjadi jauh lebih
baik. Kinerja Keuangan perbankan saat ini memang jauh telah baik pasca krisis
tersebut, namun dibutuhkan pengawasan dan pengaturan agar krisis tersebut tidak
terulang kembali karena Bank merupakan salah satu pemegang terpenting dalam
1. Kinerja Keuangan
sasaran, tujuan, misi, dan visi suatu perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat
dirumuskan sebagai hasil kerja yang didapatkan dari pelaksanaan
Sedangkan profit, dipakai sebagai salah satu tolak ukur yang penting terhadap
penilaian kinerja suatu Perusahaan (Afni, 2018). Menurut Nalal Muna (2014),
bahwa kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prestasi yang dapat dicapai
Keuangan adalah salah satu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan kinerja keuangan merupakan salah satu analisis untuk melihat suatu
pelaksanaan keuangan.
Kinerja bank dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai suatu bank dengan
mengelola sumber daya yang ada dalam bank seefektif dan seefisien mungkin guna
kinerja bank menjadi sangat penting dilakukan karena posisi perbankan yang vital
berikut :
Assets (CFROA). Cash Flow Return On Assets (CFROA) adalah salah satu alat
CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dibagi
dengan total aktiva (Sam’ani, 2018). Arus kas (cash flow) yang terdapat di dalam
perusahaan, arus kas (cash flow) yang terdapat di dalam laporan keuangan
mempunyai nilai lebih baik untuk menjamin kinerja keuangan perusahaan di masa
yang akan datang. Arus kas menunjukkan hasil operasi yang dananya telah
diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai
𝑬𝑩𝑰𝑻+𝑫𝒆𝒑
Cash Flow Return On Assets (CFROA) = 𝑨𝒔𝒆𝒕
Keterangan :
2. Audit Internal
(control), dan proses tata kelola yang baik (governance processes). Menurut
proses tata Kelola yang baik bagi suatu entitas atau Perusahaan,
Aktivitas audit memberi nilai tambah bagi perusahaan dan pemangku
keuangannya
sistem pengendalian internal perusahaan yang andal untuk menjaga kekayaan dan
pengendalian internal atau unit kerja bertanggung jawab membantu direksi untuk
akuntansi yang akurat yaitu cepat dan dapat dipercaya. Catatan yang telah
yang sesuai. Hal ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kesimpulan
menjelaskan bahwa unsusr-unsur audit internal terdiri dari tiga unsur yang
merupakan unsur dari kegiatan audit internal itu sendiri, yang dilakukan
secara bertahap.
komite audit (Amaliyah Nurul, 2022). Pengukuran audit internal dilakukan dengan
melihat intensitas pertemuan antara auditor internal dengan komite audit bisa
digambarkan sebagai berikut :
Menurut Nurrahman Wahid (2013: 5), komite audit melakukan penilaian pada
kegiatan dan hasil audit dari auditor internal maupun audit eksternal, guna
mencegah adanya tindak pelaksanaan dan pelaporan yang tidak sesuai atau tidak
pengawasan komite audit terhadap audit internal. Hal ini diharapkan akan semakin
3. Intellectual Capital
daya perusahaan yang berbasis pengetahuan dan berupa aset tidak berwujud yang
dapat dijadikan nilai tambah bagi perusahaan untuk menciptakan inovasi dan
kompetensi, komitmen, dan pengendalian kerja dari karyawan yang dapat dilihat
pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan. Selain itu Aditya Eka Laksana (2013),
menyatakan bahwa konsep modal intelektual merujuk pada sumber daya berupa
menghasilkan aset bernilai tinggi dan manfaat ekonomi di masa mendatang dan
didukung proses informasi untuk menjalin hubungan dengan pihak luar. Menurut
diatas dapat disimpulkan intellectual capital adalah sumber daya yang dihasilkan
oleh Perusahaan dan menghasilkan asset yang bernilai tinggi dan manfaat
value added adalah hal pertama yang diukur dalam model ini. Value added
merupakan indikator yang paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan
Human Capital merupakan inti dari modal intelektual karena sumber dari
dalam perusahaan dan membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai
materialnya. SC meliputi seluruh non- human storehouse of knowledge dalam
proses manual, strategis, rutinitas dan segala hal yang membuat nilai
menciptakan barang dan jasa yang berbeda dan memiliki nilai lebih dimata
konsumen.
c. Customer Capital
ingin di bidik dan memprediksikan perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat
struktural yang akhirnya mengsilkan hubungan yang baik dengan pihak luar.
jelas dan dapat diukur. CC merupakan bentuk hubungan atau jaringan yang
capital adalah sumber value bagi perusahaan yang diperoleh melalui eksternal
dikembangkan oleh Pulic yang disebut sebagai Value Added Intellectual Capital
efficency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tak berwujud (intangible
seberapa besar rasio kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis (value
VA = OUT – IN
Keterangan :
VA : Value Added
Input : Beban (Beban Bunga dan beban operasional ) dan biaya lain ( selain
beban karyawan)
Sedangkan input (IN) dapat diukur dengan melihat beban (cost) perusahaan yang
digunakan untuk memperoleh revenue. Meskipun begitu, tidak semua biaya bisa
dimasukkan ke dalam input (IN). Ada biaya/beban yang tidak dapat dimasukkan ke
dalam IN, yaitu beban karyawan (labour expenses). Menurut Pulic, itu disebabkan
karena karyawan atau tenaga kerja dibutuhkan perannya dalam proses penciptaan
diciptakan oleh satu unit physical capital. Pulic mengasumsikan bahwa jika satu
unit dari CE (capital employed) menghasilkan return yang lebih besar daripada
Employed (CE)
Keterangan :
VA : Value added
VAHU mengacu pada nilai kolektif dari modal intelektual perusahaan yaitu
Capital Efisiensi). HCE merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal manusia.
Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap jumlah rupiah yang
Capital (HC)
Keterangan :
VA : Value added
diperlukan untuk menghasilkan Rp 1 dari VA. Dengan begitu, ini bisa dijadikan
sebagai alat ukur keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. rumus dan cara
Keterangan
VA : Value Added
Setelah mendapatkan nilai dari VACA, VAHU, dan STVA, kini saatnya
VAHU, dan STVA. Berikut rumus dan cara menghitung intellectual capital VAIC :
nilai VAIC, maka semakin tinggi pula nilai tambah (value added) yang diperoleh
menciptakan nilai tambah bagi para pemengku kepentingan. Tunggal (2012: 24)
suatu system yang mengatur hubungan peran dewan komisaris, peran direksi,
suatu system yang mengatur, mengelola dan mengawasi suatu Perusahaan demi
Financial Aspects of Corporate Governance: The Code of Best Practice atau yang
lazim disebut dengan Cadbury Report pada tahun 1992 (Mahdan, 2010). Komite
ini dibentuk oleh London Stock Exchange pada bulan Mei 1991 sebagai wujud
keprihatinan atas skandal yang terjadi pada Maxwell Communication pada tahun
yang sama
adalah jumlah keseluruhan anggota dewan komisaris baik yang berasal dari
Anggota dalam dewan komisaris terdiri dari anggota yang terafiliasi dan
yang tidak terafiliasi dengan manejemen serta bebas dari hubungan bisnis
komisaris.
∑ 𝑲𝒐𝒎𝒊𝒔𝒂𝒓𝒊𝒔 𝑰𝒏𝒅𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏
Proporsi Dewan Komisaris = ∑ 𝑫𝒆𝒘𝒂𝒏 𝑲𝒐𝒎𝒊𝒔𝒂𝒓𝒊𝒔
2) Komite Audit
intern dan efektivitas tugas auditor eksternal dan auditor internal (Hito, 2015)
berikut perhitungan komite audit dengan menghitung banyaknya komite
3) Kepemilikan Manajerial
pemegang saham dari pihak manajemen yang yang secara aktif ikut dalam
∑ 𝑷𝒆𝒎𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎
Kepemilikan Manajerial = ∑ 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒆𝒓𝒅𝒆𝒅𝒂𝒓
4) Kepemilikan Institusional
∑ 𝑷𝒆𝒎𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎
Kepemilikan Institusional = ∑ 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒆𝒓𝒅𝒆𝒅𝒂𝒓
Banyak manfaat yang ditimbulkan dari penerapan GCG yang tidak hanya
sehat.
saham mereka dan juga nilai dividen yang akan mereka terima. Bagi
Negara ini juga akan menaikan jumlah pajak yang akan dibayarkan
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Sri Candra Asih dan Aditya
Septiani (2018) yang berjudul Pengaruh Audit Internal, Intellectual Capital dan
penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan yang pertama bahwa adanya
pengaruh yang signifikan dan positif antara auditor internal terhadap kinerja
pengaruh yang signifikan dan positif antara intellectual capital terhadap kinerja
keuangan. Dapat disimpulkan Hipotesis dua (H2) diterima. Ketiga, tidak adanya
secara simultan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara auditor
yang berjudul Pengaruh Audit Internal, Intellectual Capital dan Good Corporate
Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Mistari Bettri dkk (2022) yang
C. Kerangka Pemikiran
Audit Internal
(X1) H1.a
H1.c
Good Corporate Governance
(X3)
H2
Sumber : Penulis, 2024
D. Hipotesis
2020-2022
2020-2022
H1.c : Good Corporate Governance Berpengaruh terhadap kinerja
Periode 2020-2022
Periode 2020-2022
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Deskriptif
2. Penelitian Komparatif
3. Penelitian Asosiatif
2020-2022.
B. Lokasi Penelitian
C. Operasional Variabel
Operasional variabel atau variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
Tabel III.1
Operasionalisasi Variabel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
2015:65-80)
2. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari
diteliti.
maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena obyek
sebagai populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2018: 118) “Sampel adalah bagian dari
Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang
sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik
dalam penelitian. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2. Bank Konvensional
Tabel III.2
Daftar Kriteria Sampel Penelitian
Tabel III.3
Daftar Sampel Perbankan
No Nama Perbankan
1 PT Bank Raya Indonesia, Tbk
2 PT Bank MNC Internasional,Tbk
2
3 PT Bank Central Asia, Tbk
3
4 PT Bank Allobank, Tbk
5 PT Bank Bukopin, Tbk
6 PT Bank Mestika Dharma, Tbk
7 PT Bank Nasional Indonesia, Tbk
8 PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk
9 PT Bank Tabungan Negara, Tbk
10 PT Bank Danamon, Tbk
11 PT Bank Pembangunan Daerah Banten, Tbk
12 PT Bank Ganesha, Tbk
13 PT Bank Ina Perdana, Tbk
14 PT Bank Mandiri, Tbk
15 PT Bank Bumi Arta, Tbk
16 PT Bank CIMB Niaga, Tbk
17 PT Bank Maybank, Tbk
18 PT Bank Permata, Tbk
19 PT Bank Sinarmas, Tbk
20 PT Bank BTPN, Tbk
21 PT Bank Mega
22 PT Bank OCBC NISP
Sumber : www.idx.co.id
Jadi Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perbankan
berikut :
1. Data primer
Data Primer primer adalah data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada
yaitu berupa laporan keuangan perbankan tahun 2020, 2021 dan 2022 yang ada di
merupakan dokumen yang berisi catatan-catatan masa lalu, dapat berupa buku,
jurnal, surat kabar dan lainnya. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data yang peneliti kumpulkan dalam bentuk angka-angka absolut dari laporan
1. Analisis Data
a. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu analisis data yang dikelompokkan
frekuensi persentase atau dapat juga dikemas lebih menarik secara visual
b. Analisis Kuantitatif
angka, uji statistik, dan uji statistic tersebut disesuaikan dengan rumusan atau
2. Teknik Analisis
a. Analisis Deskriptif
mendeskripsikan sebuah data yang tercermin dari mean, standar deviasi, dan nilai
suatu data menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dalam
risetpun menjadi proses perubahan data ke dalam bentuk tabulasi. Dalam tabulasi
ini disajikan suatu ringkasan, pengaturan ataupun penyusunan data dalam bentuk
tabel numerik maupun grafik Maka dapat disimpulkan bahwa statistik deskriptif
adalah teknik analisis untuk meringkas data dalam angka, tabel, dan grafik, sehingga
yang spesifik. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji data dengan
asusmsi klasik.
Uji asumsi klasik dilakukan guna menguji apakah persamaan regresi yang
sudah ditentukan adalah persamaan yang bisa menghasilkan estimasi tak biasa. Uji
1. Uji Normalitas
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residu yang
variabel tetapi pada nilai residunya. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji
histogram, uji normal P Plot, Skewness dan Kurtosis atau Kolmogorov Smirnov
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh
dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
2. Uji Multikolinearitas
tinggi antara variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada
a) Jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 nilai
tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas
Tolerance
c) Jika nilai koefisien determinasi, baik nilai R2 ditas 0,60, namun tidak
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
pada pengamatan yang lainnya. Apabila variance dari residual satu pengamatan
pengamatan. Uji statistik yang dipakai yaitu uji dengan model scatter plot.
1. Apabila terbentuk pola tertentu pada grafik scatter plot, misal titik-titik
2. Apabila tidak terbentuk pola yang jelas dan titik- titik menyebar, maka
4. Uji Autokorelasi
satu dengan yang lainnya. Problem ini muncul disebabkan oleh residual
(kesalahan pengganggu) tak bebas dari satu observasi pada observasi yang
lainnya. Hal tersebut kerap terdapat pada data yang time series (runtut waktu)
“gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode selanjutnya.
Model regresi yang baik yaitu regresi yang terbebas dari autokorelasi. Terdapat
beberapa cara yang bisa dilakukan guna mengetahui ada atau tidaknya
autokorelasi, yakni uji Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier, dan Run Test,
serta uji Box Pierce dan Ljung Box. Dalam riset ini, peneliti menggunakan uji
Tabel III.4
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Uji hipotesis dalam riset ini dilaksanakan atas tiga variabel dengan rumus
Keterangan:
α : Konstanta (tetap)
β1-β3 : Koefisien variabel bebas (independen), jika nilai β adalah (+) maka
akan terjadi kenaikan pada variabel terikat (dependen) (Y),
sedangkan jika nilai β (-) maka akan terjadi penurunan pada variabel
terikat (dependen) (Y)
X1 : Audit Internal
X2 : Intellectual Capital (IC)
X3 : Good Corporate Governance
ε : Kesalahan baku atau error
D. Uji Statistik
(dependen). Nilai dari koefisien determinasi (R2) yaitu antara 0 dan 1. Nilai
memiliki nilai koefisien determinasi (R2) yang tinggi (Romie, 2017: 154).
koefisien determinasi (R2) pasti akan meningkat tak peduli apakah variabel
(dependen). Maka dari itu, dalam riset ini digunakan nilai Adjusted R2 dalam
pengevaluasian model regresi. Nilai Adjusted R2 ini bisa naik ataupun turun
jika satu variabel bebas (independen) ditambahkan dalam model. Sama halnya
dengan koefisien determinasi (R2), nilai Adjusted R2 pun berada dalam kisaran
antara 0 dan 1. Jika mendekati nilai 1, maka semakin kuat kemampuan variabel
yakni jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka H1 ditolak. Sedangkan jika
nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H1 diterima (Romie, 2017: 154)
a) Merumuskan Hipotesis
Tingkat signifikasi sebesar 5%, taraf nyata darin t tabel ditentukan dari
derajat bebas = n-k-1, taraf nyata (a) berarti nilai f tabel, taraf nyata dari F
tabel ditentukan dengan derajat bebas (db) = n-k-1.
c) Kesimpulan
5%. Hipotesis dapat diterima apabila tingkat signifikansi kurang dari 5% (0,05)
dan hipotesis akan ditolak jika tingkat signifikansi lebih dari 5% (Romie, 2017:
154)
Perbankan
perbankan.
Ha1a : Audit Internal berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan.
Perbankan
keuangan perbankan.
perbankan.
Keuangan Perbankan
keuangan perbankan.
Tingkat signifikasi sebesar 5%, taraf nyata darin t tabel ditentukan dari
derajat bebas = n-k-1, taraf nyata (a) berarti nilai t tabel, taraf nyata dari t
c) Kesimpulan
Tabel III.5
Jadwal Penelitian
I. Sistematika Penulisam
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuam Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Landasan Teori
B. Penelitian Sebelumnya
C. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jemis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Operasionalisasi Variabel
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran