Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH FINANCIAL MANAGEMENT, LOCUS OF

CONTROL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR BAHAN
PANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2019 - 2022

Disusun Oleh :

Sri Handayani Limbong

NIM : 227017015

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian yang semakin meningkat, membuat perusahaan untuk terus

meningkatkan kinerja dengan melakukan inovasi untuk bertahan maupun memajukan dalam

persaingan bisnis agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Tujuan Perusahaan adalah

memperoleh laba, dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan dimasa mendatang. Seperti

yang kita ketahui bahwa menjalankan bisnis tidak akan mudah yang dibayangkan, karna

beberapa perusahaan masih terlibat dalam urusan keuangan yang disebabkan belum memiliki

pengetahuan yang cukup tentang pencatatan dalam transaksi, penyusunan dan analisis dalam

laporan keuangan. Jadi diperlukan management untuk dikaitkan dengan proses pengelolaan yang

memang dibutuhkan untuk mendapatkan kinerja yang optimal, efektif dan efesien dalam suatu

hal pada bisnis. Management yang dimaksud adalah financial management, financial

management merupakan divisi pengelolaan yang berfokus pada financial atau keuangan,

perencanaan, pengarahan, pemeriksaaan, pengendalian kegiatan keuangan yaitu manajer

keuangan. Financial management dianggap penting karena suatu bisnis membutuhkan

pengelolaan terhadap keuangannya jika ingin menghindari hal-hal buruk yang mengancam.

Tujuan financial management adalah memastikan bahwa perusahaan memiliki sumber data

keuangan yang cukup, untuk membiayai seluruh kegiatan yang ada pada masa sekarang dan

masa yang akan datang, memastikan laba yang memuaskan bagi pemegang saham, dan

mengontrol keuangan dalam mengawasi arus kas masuk dan keluar. Menurut Sa'eed dkk (2020)

mendefinisikan praktik manajemen keuangan sebagai prosedur operasi standar yang dirancang

untuk meningkatkan pelaksanaan yang tepat dari akuntansi keuangan, pelaporan, penganggaran,

dan tugas terkait lainnya untuk meningkatkan efisiensi teknis perusahaan. Manajer keuangan

adalah seseorang yang paling utama yang bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan,

analisis keuangan, perencanaan anggaran, dan pengambilan keputusan secara akurat. Manajer

keuangan bertanggung jawab atas semua keputusan yang berhubungan dengan penggunaan dana

(investasi), memperoleh dana (keputusan pendanaan), pembagian laba (kebijakan dividen).

Kemudian manajer keuangan juga harus melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap

selusuh aktifitas yang dijalankan. Keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang sangat bergantung

pada kemampuan manajer keuangan untuk menggerakkan proses keuangan (Nguyen, 2001).

1
Tujuannya adalah untuk membuat keputusan mengenai kondisi keuangan Perusahaan, dan untuk

memberikan nasehat kepada manajemen dan pemangku kepentingan lainnya tentang keadaan

yang terjadi (Ray dan Hutchison, 1983). Menurut (Ntiedo B.Ekpo, PhD, FCA, dkk ; 2017)

menyatakan fungsi utama keuangan dan peran strategis manajer keuangan mempunyai peran

penting kelangsungan hidup dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

Menurut Nagih, Efeeloo FCA, FCTI, ACFIA, Ofor, T.N. Ph.D ; Ofor T.N. Ph.D ; Ven Onuorah,

J. K. J Ph. D. (2020) mengatakan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan di sektor minyak dan gas. Menurut Etim Osim Etim, Emmanuel E. Daferighe,

Ekwere Raymond Enang and Mary Bassey Nyong (2022) mengatakan manajemen arus kas

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan Perusahaan terdaftar di

Nigeria.

Dalam menjalankan kegiatan usaha diperlukannya locus of control untuk dapat

mengendalikan perekonomian perusahaan tetap stabil maupun naik. Locus of control terbagi

menjadi 2 yaitu : locus of control internal, yaitu keyakinan seseorang bahwa yang menentukan

kendali maupun keberhasilan usaha itu diri sendiri, tidak memperdulikan lingkungan akan

mendukung atau tidak mendukung. Dan locus of control eksternal adalah keyakinan seseorang

bahwa usaha keberhasilan usaha karna faktor dari orang lain yang ikut serta membantu. Menurut

Rotter (2008, hlm.138), locus of control merupakan tingkat dimana seorang individu yakin

bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri dan merupakan tindakan dimana mereka

menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya dengan tindakan atau

kekuatan di luar kendalinya. Maka dari itu harus ada yang berkompeten melakukan pemeriksaan

dan penilaian di bidang sumber daya, operasional, keuangan perusahaan secara efektif dan

efisien agar tercapai tujuan perusahaan dengan maksimal dan dapat melakukan tugas dan

pekerjaan dengan benar, yaitu auditor internal. Auditor internal adalah seorang professional yang

bekerja pada suatu perusahaan untuk memberikan evaluasi yang independent, objektif dan

mempunyai sikap jujur saat tata kelola perusahaan, apakah laporan keuangan disajikan secara

wajar menurut prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Auditor internal wajib memberikan

laporan kepada pimpinan tertinggi perusahaan (direktur utama), ada juga melapor kepada komite

audit yang dibentuk oleh dewan komisaris jadi pemeriksaan internal merupakan suatu

pengawasan yg penting untuk Auditor internal senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan

melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk

1
dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks (Nasution, 2003).

Berdasarkan temuan yang dilaporkan oleh (Hyatt dan Prawitt, 2001), penelitian ini

menyelidiki peran LOC dan struktur audit dalam domain audit internal. Menurut Dr. Dewi

Indriasih, SE., M.M. (2020) mengatakan laporan audit internal disajikan kepada CEO dan dewan

(melalui komite audit), karna memberikan sudut pandang independent tentang sejauh mana

organisasi siap untuk sukses dan memberikan saran tentang area untuk perbaikan. Komite audit

bertanggung jawab untuk memastikan bahwa prosedur audit internal dilaksanakan dengan benar.

Menurut Abdulfattah Mohamed G Khalifa H (2020) mengatakan locus of control komite audit

berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Menurut Sami RM Musallam (2020) mengatakan

komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Menurut Ali Thamer Mutasher Nawarfly,

Ali Saleh Ahmed Alarussi (2018) mengatakan komite audit berpengaruh terhadap kinerja

keuangan. Menurut Wifa Arum Pramudityo (2023) mengatakan locus of control komite audit

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Menurut Nakhla Yulia, Imam Hadiwibowo,

Mohammad Taufik Azis (2023) juga mengatakan komite audit tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan. Dimana karakteristik komite audit digunakan dengan ukuran

(jumlah) komite audit, dan kinerja keuangan adalah menggunakan ROA.

Kinerja keuangan mengarah kepada perilaku keuangan yang bertanggung jawab atas

mengelola seluruh keuangan baik individu maupun organisasi yang dapat dikelola dengan baik.

Jika kinerja keuangan perusahaan baik, maka nilai usaha akan tinggi yang membuat para investor

akan menanamkan modalnya. Kinerja keuangan juga mempunyai peran penting karena sebagai

indikator penilaian yang baik atau buruknya kondisi keuangan dan hasil prestasi kerja suatu

perusahaan dalam waktu tertentu, bisa dilihat dari laporan keuangan yang dapat membantu pihak

internal dan eksternal dalam menilai kinerjanya. Kinerja keuangan merupakan penentuan

ukuran-ukuran tertentu yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu Perusahaan atau

organisasi dalam menghasilkan keuntungan (Sucipto dalam Alamsyah, 2020). Menurut

Alamsyah (2019) menyatakan bahwa jika kualitas pengelolaan keuangan meningkat maka

kinerja keuangan tersebut juga akan meningkat. Perusahaan bukan hanya meningkatkan laba,

tetapi juga meningkatkan kinerja keuangan perusahaan untuk dapat mempertahankan stabilitas,

pertumbuhan dan prestasi laba yang diandalkan dalam investasi serta membuat pihak mampu

menerapkan strategi agar dapat berjalan dengan efektif dan mendorong kearah kemajuan

perusahaan. Pengelolaan keuangan yang baik akan mempermudah dalam proses pengembangan

1
bisnis dan pastinya hasil kinerja keuangan pun membaik. Dengan kinerja keuangan dapat melihat

sejauh mana suatu perusahaan mengelola usahanya dengan menerapkan fungsi manajemen agar

pelaksanaan sumber daya berjalan secara efektif dan efesien. Keuangan diperusahaan menjadi

pondasi yang kuat terbangunnya sebuah perushaan, jika tidak dikelola dengan baik akan

berdampak buruk dan menghambat segala aktivitas yang sudah direncanakan sebuah perusahaan

dan harus ada juga yang kontrol untuk bisa tetap sehat keuangannya. Kinerja perusahaan diukur

dengan ROA karena ukuran perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan dan umumnya

digunakan sebagai variabel kontrol dalam literatur empiris mengenai tata kelola perusahaan

(Andres et al, 2005; Ghosh, 2006). Penggunaan ROA tidak hanya mengandalkan laba saja, tetapi

perlu membandingkan bahwa laba yang diperoleh tersebut sesuai dengan jumlah asset yang

dimana kenaikan laba harus sejalan dengan kenaikkan total asset.

Berdasarkan uraian yang telah paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan menyadari pentingnya financial management dan locus of control dalam suatu

perusahaan dengan judul “Pengaruh financial management, Locus of Control Terhadap Kinerja

Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Bahan Pangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Periode Tahun 2019-2022.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengukuran financial management (arus kas) di perusahaan manufaktur sektor

bahan pangan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan rasio return on asset (roa) ?

2. Bagaimana pengukuran locus of control di perusahaan manufaktur sektor bahan pangan

yang terdaftar di BEI dengan menggunakan tingkat independensi jumlah komite audit ?

1.3 Pertanyaan Penelitian

Yang menjadi pertanyaan penelitian adalah :

1. Apakah financial management berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

manufaktur sektor bahan pangan yang terdaftar di BEI ?

2. Apakah locus of control berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

manufaktur sektor bahan pangan yang terdaftar di BEI ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari financial management terhadap kinerja

1
keuangan pada pada perusahaan manufaktur sektor bahan pangan yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari locus of control terhadap kinerja

keuangan pada pada perusahaan manufaktur sektor bahan pangan yang terdaftar di BEI

1.5 Manfaat Penelitian

Data dan informasi dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

1. Bagi peneliti, untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti dan menambah

wawasan penulis mengenai financial management dan locus of control terhadap kinerja

keuangan perusahaan manufaktur sektor bahan pangan yang terdaftar di BEI.

2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat digunakan untuk melihat financial management dan

locus of control perusahaan manufaktur sektor bahan pangan yang terdaftar di BEI dengan

menggunakan ROA.

3. Bagi pihak akademis, sebagai dasar untuk penelitian lanjutan, khususnya sebagai bahan

referensi dan pembanding bagi mereka yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut

mengenai kinerja keuangan.

4. Bagi masyarakat, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran yang dapat berguna untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan bahan

perpustakaan.

1.6 Originalitas

Penelitian ini menggunakan teori Agency Theory yang diintegrasikan dengan teori Clean

Surplus Theory dan Signalling Theory terhadap kinerja keuangan. Variabel yang digunakan

adalah financial management dan locus of control. Sampel penelitian adalah perusahaan

manufaktur sektor bahan pangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2019 -

2022.

1
BAB II

LANDASAN TEORI DAN TELAAH LITERATUR

2.1 Landasan Teori

Teori yang digunakan sebagai dasar penelitian ini adalah Agency Theory, Clean Surplus

Theory dan Signalling Theory. Berikut penjelasan dari masing-masing teori tersebut.

2.1.1 Agency Theory

Teori keagenan menjadi landasan teoritis penelitian ini. Dirumuskan oleh Jensen & Meckling

(1976) menjelaskan hubungan antara agen (manajemen) dan prinsipal (Pemegang Saham). Agen

diharapkan bertindak dengan cara yang menguntungkan pemilik entitas. Konflik kepentingan mungkin

timbul antara manajemen dan prinsipal dan mungkin terdapat juga informasi asimetris. Masalah keagenan

menimbulkan biaya keagenan yang menjadi biaya tambahan perusahaan yang mempengaruhi kinerja

keuangan. Oleh karena itu, untuk mengurangi biaya keagenan dan asimetri informasi, antara lain dengan

membentuk komite audit, perusahaan harus menggunakan mekanisme pengendalian (Kalbers & Fogarty,

1998). Komite audit yang bertanggung jawab untuk memantau semua hubungan, setiap komunikasi serta

transaksi mereka dan menerapkan standar akuntansi dengan benar. Menurut Etim Osim Etim, Emmanuel

E. Daferighe, Ekwere Raymond Enang and Marry Basset Nyong (2022), menyatakan bahwa manajer

yang dikenal sebagai agen yang ditunjuk oleh pemegang saham diharapkan menjalankan dan mengelola

operasi entitas profitabilitas. Tanggung jawab untuk memastikan bahwa profitabilitas untuk

memaksimalkan kekayaan pemegang saham berada dipundak para manajer.

2.1.2 Clean Surplus Theory

Teori ini mendasari relevansi nilai informasi akuntansi. Teori ini menyatakan bahwa nilai

perusahaan tercermin dalam data-data akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan (Ohlson,

1995). Teori ini menjelaskan bahwa variabel dasar dalam menentukan nilai perusahaan adalah

laba dan nilai buku ekuitas (Widiastuti & Meiden, 2012). Laba yang diharapkan dimasa yang

akan datang tersebut memberikan informasi yang cukup untuk menghitung present value dalam

menentukan nilai perusahaan (Ohlson, 1995). Model clean surplus juga ditentukan oleh adanya

asimentri informasi (Scott, 2015 : 225). Upaya perusahaan dalam mengatasi asimetri informasi

adalah dengan melakukan menjalankan mekamisme tata kelola perusahaan dan penggunaan

auditor untuk mengatasi konflik keagenan.

2.1.2 Signalling Theory

Teori sinyal berkaitan dengan asimetri informasi. Signaling theory menjelaskan tentang

pentingnya memberikan informasi berupa laporan keuangan kepada pihak luar perusahaan

1
seperti investor dalam kondisi dimasa lalu, sekarang dan masa depan untuk kelangsungan hidup

perusahaan. Investor memerlukan informasi yang lengkap, relevan, akurat untuk dapat

menganalisis pasar dan digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Menurut Aini (2009)

signalling theory atau teori sinyal merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa laporan

keuangan yang baik merupakan sinyal positif atan tanda bahwa perusahaan telah beroperasi

dengan baik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi yang menyatakan bahwa kondisi

perusahaan akan menghasilkan laba lebih baik, berkualitas dari pada perusahaan lain dan itu

akan dilakukan oleh manajer untuk kelangsungan hidup perusahaan. Apabila kondisi operasi

dalam keadaan baik, semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun maka

para investor pun tertarik untuk berinvestasi, maupun menjadi target untuk penanaman modal

jadi keadaan laporan arus kas pun juga membaik dan kinerja keuangan juga terlihat baik.

Menurut Al-Shaer dan Zaman (2018) mengatakan komite audit memberi sinyal atas pengawasan

terhadap laporan berkelanjutan, dan memberikan pandangan tambahan terhadap isu-isu

keberlanjutan untuk meningkatkan kualitas pengungkapan.

2.1 Telaah Literatur

Telaah literatur terdiri dari penjelasan dan pengukuran mengenai varibel independent dan

dependen. Telaah literatur pada masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut.

2.2.1 Financial Management

Financial management adalah segala aktivitas keuangan perusahaan yang berkaitan dengan

pengalokasian dana secara efisien untuk dapat pengambilan keputusan. Menurut Mustafa (2017 :

3), manajemen keuangan menjelaskan tentang beberapa keputusan yang harus dilakukan, yaitu

keputusan investasi, keputusan pendanaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana, dan

keputusan kebijakan deviden. Keputusan pendanaan adalah aktivitas untuk menginvestasikan

dana pada berbagai aktivitas. Keputusan pemenuhan kebutuhan adalah aktivitas untuk

mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal

perusahaan. Dan keputusan kebijakan deviden adalah seberapa besar bagian dari pendapatan

perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau diinvestasikan kembali ke

perusahaan.

1
2.2.1.1 Tujuan Manajemen Keuangan

Di setiap perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan manajemen keuangan

adalah untuk memastikan manajer keuangan melaksanakan tugas dan fungsi dalam menjaga

kestabilan perekonomian dari segala biaya operasional dan keuangan.

Menurut Silvia Hendrayanti, S.E, M.M, dkk (2022) mengatakan dalam manajemen

keuangan perusahaan, ada beberapa tujuan manajemen keuangan untuk perusahaan yang harus

dicapai adalah sebagai berikut :

1. Memaksimalkan Keuntungan

Tujuan memaksimalkan keuntungan adalah semua tindakan dan keputusan finansial

yang diambil akan meningkatkan pendapatan keuntungan juga membantu meminimalisir

pengeluaran yang tidak perlu dan tidak diinginkan. Dalam sebuah perusahaan, peran ini

menjadi tugas utama dari manajer perusahaan dan pengawas keuangan. Mereka harus

memilih asset yang tepat, proyek-proyek yang dapat dikerjakan dengan sukes, serta

memastikan setiap aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan mendapatkan keuntungan.

2. Memaksimalkan Nilai Shareholder

Memaksimalkan nilai shareholder sama dengan meningkatkan nilai perusahaan, dan ini

juga menjadi tugas dari manajer keuangan dan pengawas keuangan. Nilai perusahaan sendiri

sama dengan total nilai pasar ekuitas dan nilai pasar utang perusahaan. Jika nilai perusahaan

dimaksimalkan maka nilai pasar ekuitas juga akan meningkat. Oleh karena itu,

memaksimalkan nilai perusahaan akan konsisten dengan memaksimalkan harga saham atau

memaksimalkan kekayaan para shareholder.

3. Menjaga Kelancaran Arus Kas

Sebuah perusahaan harus memiliki arus kas yang sehat untuk bisa memenuhi biaya

sehari-hari seperti pembelanjaan bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar sewa, dll.

Dengan arus kas yang sehat, maka perusahaan dapat bertahan lebih lama dan mampu

menghadapi krisis dengan baik. Dengan demikian, kesempatan perusahaan untuk meraih

kesuksesan juga lebih besar.

4. Kemampuan Perusahaan untuk bertahan

Perusahaan harus mampu bertahan terutama dalam kondisi yang tidak stabil seperti

terjadinya krisis secara global maupun regional yang mengganggu kestabilan system

1
ekonomi. Manajer keuangan harus sangat teliti dan berhati-hati dalam membuat keputusan

keuangan.

5. Mengumpulkan Dana Cadangan

Kondisi keuangan bisa dikatakan stabil apabila mereka memiliki dana cadangan.

Perusahaan tidak seharusnya membagikan semua keuntungan yang mereka peroleh kepada

pemegang saham hingga habis, namun harus mengambil Sebagian dari keuntungan tersebut

sebagai Cadangan. Dimasa depan, dana Cadangan bisa digunakan untuk mengembangkan

perusahaan dan melakukan ekspansi.

2.2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan

Untuk meraih tujuan diatas, seorang manajer keuangan biasanya harus melakukan fungsi-

fungsi pengelolaan keuangan seperti planning, budgeting, controlling, auditing, dan reporting.

Lima fungsi ini harus dijalankan secara menyeluruh dan beriringan supaya tujuan pengelolaan

finansialnya dapat tercapai sempurna.

Berikut ini pembahasan detail tentang masing-masing poin fungsi manajemen keuangan

diatas :

1. Perencanaan atau Planning

Yang dimaksud dengan perencanaan secara umum adalah bahwa seorang manajer punya

tugas untuk melakukan perencaan keuangan buat perusahaannya. Perencanaan ini tidak hanya

dilakukan pada saat bisnis baru dimulai atau sudah untuk perkembangan bisnis dimasa depan.

Seorang manajer haruslah mengetahui kekuatan dari perusahaannya, karena dengan begitu

bisa membuat rencana dengan baik dan menyusun rencana pemasukan serta pengeluaran di

setiap kegiatan di perusahaan dalam periode tertentu.

2. Penganggaran atau Budgeting

Budgeting adalah sebuah kegiatan pengalokasian dana untuk semua keperluan perusahaan

yang harus dilakukan seminimal mungkin dengan memaksimalkan anggaran yang sudah ada.

Fungsi budgeting merupakan tindak lanjut dari perencaan yang sudah dilakukan diawal, yang

alokasi dananya secara detail untuk pemasukan hingga pengeluaran bisnis. Seorang manager

keuangan diharapkan dapat menilai secara teliti catatan yang penting seperti penyusunan

anggaran operasional, tambahan investasi hingga rencana kenaikan gaji pegawai.

1
3. Controlling atau Pengendalian

Controllling atau pengendalian adalah kegiatan mengendalikan keuangan yang sedang

berjalan atau digunakan yang sifatnya menyerupai evaluasi dan control kas atas pemakaian

dana agar tetap berada di koridor yang tepat dan tidak membengkak. Karena dengan begitu

perusahaannya dapat bertahan dan berkembang dengan baik. Fungsi ini memiliki peran untuk

mengevaluasi dan memperbaiki sistem keuangan yang ada diperusahaan agar fungsinya bisa

berjalan dengan baik, maka dibuatlah prosedur keuangan hingga kebijakan tertentu.

Tujuannya adalah untuk mencegah dan meminimalkan kesalahan dalam pengelolaan

keuangan.

4. Auditing atau Pemeriksaan

Auditing adalah proses pemeriksaan keuangan, proses ini dilakukan sesuai dengan kaidah

akuntansi, sehingga terhindar dari adanya penyelewengan atau penyimpangan dana yang

dimiliki oleh perusahaan. Artinya seorang manajer keuangan harus bisa memeriksa kondisi

finansial internal perusahaan sehingga keuangannya jadi selaras dan sesuai dengan kaidah

yang ada.

5. Reporting atau Pelaporan

Reporting adalah kegiatan untuk melaporkan keuangan yang dilakukan secara transparan

dan terbuka, terhadap semua kalangan yang ada diperusahaannya. Seperti mengetahui rugi

dan laba dalam bisnisnya, kenaikan asset, kenaikan omset dan yang lainnya. Seorang manajer

juga diharapkan bisa menganalisis rasio keuangannya, karna dengan begitu laporannya bisa

dijadikan sebagai bahan evaluasi ke depan.

Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semua komponen fungsi pengendalian

manajemen ini saling berkaitan dan saling diperlukan disuatu perusahaan supaya semua

kegiatan yang dilakukan dapat terkendali dengan baik dan tercapainya tujuaan yang

diharapkan.

2.2.1.3 Manajer Keuangan

Manajer keuangan adalah seseorang yang bertanggung jawab atas pengambilan

keputusan-keputusan penting mengenai investasi dan pendanaan. Manajer keuangan didalam

perusahaan memiliki peran besar dalam menentukan arah perkembangan perusahaan. Terdapat

tanggung jawab dan tugas penting manajer keuangan dalam perusahaan, yaitu :

1
a. Tanggung Jawab Manajer Keuangan

Menurut Dr. Dety Mulyanti, M.Pd, (2017) menyatakan manajer keuangan mempunyai

tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Ada pun keputusan

keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan kedalam 3 jenis,

yaitu

1. Mengambil keputusan Investasi / pembelanjaan aktif (Investment Decision)

Pemilihan investasi yang diinginkan dari sekelompok kesempatan yang ada, memilih satu

atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan. Implementasi dari

allocation off funds (aktivitas penggunaan dana). Aktivitas penggunaan dana bisa dalam

jangka pendek dalam bentuk working capital yang berupa aktiva lancar atau jangka panjang

dalam bentuk capital investment, berupa aktiva tetap. Tercermin disisi aktiva sebuah neraca

yang harus ditetapkan misalnya total aktiva yang dialokasikan untuk kas atau persediaan.

2. Mengambil keputusan pendanaan / pembelanjaan pasif (financing decision)

Pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi,

memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.

Implementasi dari rasing of funds (aktivitas perolehan dana), meliputi besarnya dana, jangka

waktu penggunaan, asalnya dana serta, persyaratan-persyaratan yang timbul karena

penarikan dana tersebut. Hasil financial dicision tercermin disebelah kanan dari neraca.

Rasing of funds bisa diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi : saham preferen,

saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun eksternal (modal asing) jangka pendek

maupun jangka Panjang. Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang (trade payable

atau open account), utang wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber dana

jangka panjang misalnya utang bank dan obligasi.

3. Mengambil keputusan dividen (dividend decision)

Menyangkut dalam penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan

sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham,, stabilitas pembayaran dividen,

pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham. Berhubungan dengan

penentuan presentase dari keuntungan neto yang akan dibayarkan sebagai cash dividend.

Penentuan stock dividen dan pembelian kembali saham, keputusan tersebut harus diambil

1
dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu

memaksimumkan nilai perusahaan.

b. Tugas Manajer Keuangan

Menurut Dr. Sri Handini, MM (2020) menyatakan tugas manajer keuangan yang utama

adalah merencanakan pengadaan dan penggunaan dana guna memaksimumkan nilai

perusahaan. Beberapa rincian kegiatan yang menyangkut hal tersebut adalah :

1. Peramalan dan Perencaan

Manajer keuangan haruss berkoordinasi dengan eksekutif lainnya untuk memperkirakan

masa depan perusahaan dan menetapkan rencana Bersama untuk menentukan posisi masa

depan perusahaan.

2. Keputusan dalam invetasi dan pembiayaan

Manajer keuangan harus menyediakan modal guna mendukung pertumbuhan. Manajer

keuangan harus membantu menentukan tingkat pertumbuhan penjualan yang optimal dan

pengambilan keputusan atas investasi spesifik yang akan dilaksanakan serta menentukan

jenis dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut.

3. Pengkoordinasian dan pengendalian

Manajer keuangan harus bekerja sama dengan eksekutif bidang lain agar perusahaan

beroperasi seefisien mungkin. Semua keputusan bisnis mempunyai implikasi keuangan.

4. Interaksi dengan pasar keuangan

Manajer keuangan harus berinteraksi dengan pasar keuangan yang meliputi pasar uang

dan pasar modal, yang tempat dimana dana diperoleh dan sekuritas perusahaan

diperdagangkan serta dimana investor menghadapi risiko untung dan rugi.

5. Manajemen risiko

Manajemen keuangan bertanggung jawab atas program manajemen risiko perusahaan

secara keseluruhan, termasuk mengidentifikasi risiko yang harus dilindungi nilai (hedging)

dan kemudian melakukan hedging dipasar derivative dengan cara yang paling efisien.

Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa manager keuangan mengetahui

tanggung jawab dan tugasnya dengan baik supaya tercapainya tujuan dan memajukan

perusahaan lebih baik secara efisien dan efektif. Dan harus dilakukan sungguh-sungguh

supaya perusahaannya semakin berkembang sampai on go public.

1
2.2.2 Locus Of Control

Locus of control adalah cara pandang seseorang dalam melihat suatu peristiwa apakah

seseorang dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi. Menurut Dr.

Mochammad Munir Rachman, (2022) locus of control adalah keyakinan individu dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya, berusaha sendiri tanpa dukungan dari orang lain.

Locus of control yang terdiri dari indikator internal dan eksternal. Menurut Dr. Mochammad

Munir Rachman, (2022) yaitu :

a. Locus of Control Internal

Sesorang dikatakan mempunyai locus of control internal jika merasa yakin bahwa semua

peristiwa yang terjadi dalam hidupnya berada di dalam kendali diri sendiri. Artinya, orang

tersebut mengetahui bahwa dalam dirinya ada potensi yang luar biasa untuk menentukan arah

hidupnya serta percaya diri akan kemapuan dalam menghadapip tantangan atau ancaman yang

akan timbul. Ia tidak peduli apakah ada faktor lingkungan yang memberinya dukungan atau

tidak.

b. Locus of Control Eksternal

Sesorang dikatakan mempunyai locus of control eksternal jika ia percaya bahwa selutuh

peristiwa yang terjadi dalam dirinya berada diluar kendali diri sendiri. Artinya factor

lingkungan berperan aktif pada setiap peristiwa dalam hidupnya, dimana ia memandang

masalah yang sulit sebagai ancaman besar.

Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa penulis akan memilih locus of

control internal yaitu audit internal dalam komite audit. Menurut Rusmida Hutabarat & Shelly

F tobing (2022) mengatakan audit internal dan peran komite audit merupakan penerapan tata

kelola perusahaan yang baik. Audit internal adalah suatu fungsi penilaian independent yang

dibentuk oleh manajemen untuk memberikan pelayanan kepada organisasi dengan cara

melakukan review atas kecukupan sistem pengendalian intern dalam mengarahkan ketepatan,

keekonomisan, efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya perusahaan. Menurut

Moeller (2019), piagam internal audit adalah dokumen formal yang disetujui oleh komite

audit, mendeskripsikan misi, independensi, objektivitas, ruang lingkup, tanggung jawab,,

Menurut FCGI (2012 : 16) Komite audit adalah individu yang mandiri dan tidak terlibat

dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola perusahaan, dan yang memiliki

pengalaman untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif. Piagam komite audit

1
adalah suatu dokumen yang mengatur tentang tugas, tanggung jawab dan wewenang serta

struktur komite audit dituangkan secara tertulis dan disahkan oleh Dewan Komisaris yang

menjamin terciptanya dengan baik kondisi pengawasan suatu perusahaan. Jadi di penelitian

ini penulis menggunakan komite audit yang menjadi locus of control internal.

2.2.2.1 Komite Audit

Menurut Shinta Ratna Dewi & Rizky Enriandani (2022) mengatakan komite audit adalah

mekanisme tata kelola yang di miliki perusahaan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan

dan kualitas audit. Pada struktur tata kelola perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG)

keterlibatan komite audit menjadi bagian yang penting untuk memberi peningkatan atas kualitas

pengawasan internal dalam perusahaan, dan mampu memaksimalkan mekanisme check and

balance, yang pada akhirnya ditujukan untuk memberikan perlindungan yang optimal kepada

pihak pemangku kepentingan (Ikatan Komite Audit Indonesia, 2012). Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nomor IX.1.5 menetapkan peraturan mengenai :

“Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit” dimana perusahaan yang

terdaftar memiliki keanggotaan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib untuk membentuk

komite audit. Dari regulasi tersebut karakteristik yang harus dimiliki komite audit, yaitu : 1)

ukuran atau jumlah anggota komite audit minimal terdiri dari 3 orang yang diketuai dewan

komisaris independent dan dua anggota pihak independent, 2) independensi komite audit dinilai

dari anggota komite audit yang berasal dari eksternal perusahaan dan tidak terikat hubungan

dengan perusahaan, 3) frekuensi pertemuan komite audit dilakukan minimal 4 kali setahun, 4)

komite audit harus memiliki minimal 1 anggota yang memiliki keahlian dalam bidang ekonomi,

akuntansi dan keuangan. Komite audit dibentuk dan bertanggung jawab langsung kepada pihak

dewan komisaris perusahaan, anggotanya dipilih dan diberhentikan oleh dewan komisaris.

Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa komite audit adalah suatu

komite yang bekerja secara professional dan independent yang untuk membantu dewan

komisaris yang tugasnya untuk membantu dan memperkuat proses pelaporan keuangan,

manajemen risiko, pelaksanaan audit.

2.2.3 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah kondisi keuangan perusahaan yang dianalisis dengan rasio untuk

melihat apakah target perusahaan tercapai atau tidak selama periode tertentu. Menurut Dr.

Francis Hutabarat, MBA, CIBA (2020), mengatakan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

1
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

meenggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan

melibatkan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan, yang mana data yang terkandung

dalam laporan keuangan benar-benar krusial yang dipakai untuk memahami posisi keuangan

perusahaan.

2.2.3.1 Tahap Menganalisis Kinerja Keuangan

Menurut Dr. Francis Hutabarat, MBA, CIBA (2020), mengatakan ada beberapa tahap

untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu :

1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan

Tujuan dilakukan review adalah agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut

sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi.

2. Melakukan perhitungan

Dalam melakukan perhitungan, penerapan metode perhitungan dapat disesuaikan

dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan

tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh

Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan

dengan hasil perhitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum

dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini yaitu :

2.1.1 Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar periode,

dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.

3.1.1 Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan

rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam

ruang lingkup sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

Dari hasil kedua metode tersebut akan dibuat kesimpulan yang menyatakan posisi

perusahaan tersebut dalam kondisi sangat baik, sedang/normal, tidak baik dan sangat tidak

baik.

4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (Solution) terhadap berbagai

permasalahan yang ditemukan.

1
Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa pentingnya dalam

menganalisis kinerja keuangan untuk mengetahui kelemahan atau kekuatan perusahaan,

untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat melihat

prospek , pertumbuhan dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan

sumber daya yang ada.

2.2.3.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Menurut Dr Wastam Wahyu Hidayat, SE., MM (2018) mengatakan laporan keuangan adalah alat

yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-

hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan

diharapkan akan membantu para pengguna (user) untuk membuat Keputusan ekonomi yang

bersifat finansial. Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari : neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

2.2.3.3 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Dr Wastam Wahyu Hidayat, SE., MM (2018), Tujuan laporan keuangan adalah

untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan

dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. Tujuan laporan keuangan secara garis besar

adalah :

1. Sarana Informasi (Screening), analisa hanya dilakukan berdasarkan laporan keuangannya

dengan demikian seorang analisis tidak perlu turun langsung ke lapangan untuk

mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa.

2. Pemahaman (Understanding), analisa dilakukan dengan cara memahami perusahaan,

kondisi keuangannya dan bidang usahanya serta hasil dari usahanya.

3. Peramalam (Forecasting), Analisa dapat digunakan juga untuk meramalkan kondisi

perusahaan pada masa yang akan datang.

4. Diagnosis (Diagnose), Analisa memungkingkan untuk dapat melihat kemungkinan

terdapatnya masalah baik di dalam manajemen ataupun masalah yang lain dalam

perusahaan.

5. Evaluasi (Evalution), analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi kinerja

perusahaan termasuk manajemen dalam meningkatkan tujuan perusahaan secara efisien.

1
Berdasarkan definisi diatas tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi

keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik itu pihak internal maupun eksternal agar

dapat melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut dan dalam rangka pengambilan keputusan

ekonomi.

2.2.3.4 Pihak yang membutuhkan Laporan Keuangan

Ada beberapa pihak yang selama ini dianggap memiliki kepentingan terhadap laporan

keuangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik dalam bentuk uang, barang

maupun dalam bentuk jasa.

2. Investor adalah pihak yang membeli saham, atau komisaris perusahaan yang

membutuhkan laporan keuangan guna mengetahui kondisi perusahaan sehingga

memastikan uang yang diinvestasikan merasa aman dan menguntungkan.

3. Akuntan Publik adalah pihak yang melakukan audit laporan keuangan perusahaan, untuk

selanjutnya hasil audit akan memberikan penilaian dalam bentuk rekomendasi.

4. Karyawan adalah pihak yang secara penuh bekerja di perusahaan yang menggantungkan

kehidupan, oleh karena itu perlu laporan keuangan guna mengetahui kondisi perusahaan

dimasa yang akan datang.

5. Bapepam Pihak yang mengawasi perusahaan yang go public serta melakukan evaluasi

laporan keuangan perusahaan tersebut, apakah layak atau tidak perusahaan itu go public.

6. Konsumen Pihak yang menikmati produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan,

sehingga konsumen yang menjadi loyal terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan adalah memiliki ketergantungan yang tinggi pada perusahaan tersebut.

1
BAB III

KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Menurut Sugiyono (2017, 60) Kerangka penelitian dalam suatu penelitian perlu

dikemukakan apabila berkenaan dua variabel atau lebih. Kerangka konsep penelitian merupakan

alur penelitian yang akan dibahas secara detail serta kejelasan penelitan dan pemahaman yang

baik terkait dengan topik yang akan dibahas, yang bersifat sementara terhadap gejala - gejala

yang menjadi obyek penelitan. Kerangka penelitian ini dibentuk dan didasari oleh integrasi 3

teori, yaitu: Agency Theory, Clean Surplus Theory, Signalling Theory. Berdasarkan uraian teori

yang berkaitan dengan penelitian ini serta masalah penelitian dan landasan teori yang sudah

dijelaskan sebelumnya, maka kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Financial Management
X1

Kinerja Keuangan
Y

Locus of Control
X2

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Pengaruh Financial Management Terhadap Kinerja Keuangan

Dalam dunia bisnis, manajemen keuangan memegang peranan kursial dalam menjaga

kesehatan finansial suatu perusahaan. Salah satu aspek yang sangat penting dalam manajemen

keuangan adalah pemahaman tentang cash flow atau arus kas. Laporan arus kas merupakan

laporan keuangan yang memberikan gambaran mengenai perubahan kas dan setara kas, yang

penting bagi investor dan kreditor karena mereka lebih tertarik untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam membayar deviden dan melunasi kewajiban-kewajibannya. Arus kas yang

dikelola dengan baik sangat penting untuk keberlanjutan masa depan perusahaan, karena arus kas

memiliki dampak signifikan pada semua kegiatan kinerja keuangan. Apabila arus kas masuk

lebih besar dari arus kas keluar, hal tersebut mencerminkan arus kas yang sehat atau positif.

Adanya arus kas operasi yang positif melambangkan bahwa perusahaan dapat menciptakan dana

1
yang cukup dari kegiatan usahanya sendiri untuk mempertahankan berbagai kegiatan seperti

melunasi hutang pihak ketiga, memperoleh peralatan baru, dan membayar gaji karyawan tanpa

bergantung pada sumber pendanaan eksternal (Wahyu, 2017). Menurut Etim Osim Etim,

Emmanuel E. Daferighe, Ekwere Raymond Enang and Mary Bassey Nyong (2022) mengatakan

manajemen arus kas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan

Perusahaan terdaftar di Nigeria.

H1 : Manajemen keuangan arus kas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di

Perusahaan Manufaktur Sektor Bahan Pangan.

3.2.2 Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Keuangan

Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat

mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi. Locus of control berdampak pada perilaku

disfungsional audit, kepuasan kerja, komitmen organisasi dan turnover intention (Donelly et all,

2003). Untuk tata kelola perusahaan yang baik, komite audit merupakan salah satu bagian dari

mekanisme tata kelolaan perusahaan dalam pengendalian interna (locus of control internal).

Bapepam melalui surat edaran No. SE-03/PM/2000 merekomendasikan perusahaan public untuk

membentuk komite audit. Komite audit lebih lanjut diatur dalam KEP-339/BEJ/07-2001 yang

mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia memiliki komite audit.

Menurut Wifa Arum Pramudityo (2023) mengatakan locus of control komite audit tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Menurut Nakhla Yulia, Imam Hadiwibowo, Mohammad

Taufik Azis (2023) juga mengatakan komite audit tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan.

H2 : Locus of control komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

1
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan metode

deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggunakan pengukuran data yang

berbentuk angka yang menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dari sumber yang

diperoleh, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk dapat dibuat suatu kesimpulan. Menurut

Siregar (2015 : 16), metode deskriptif memiliki prosedur pemecahan masalah dengan cara

menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta

sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterprestasi, bentuknya berupa survey dan studi

perkembangan.

4.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah penjabaran dari variabel penelitian, indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel tersebut dan ditarik kesimpulan. Tujuan operasional

variabel adalah memudahkan penelitian dalam menetapkan pengukuran antar variabel yang

bersifat konseptual (Hikmawati, 2020). Pada bagian ini dijelaskan definisi operasional variabel

yang akan digunakan dalam penelitian.

4.2.1 Variabel Dependen

Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2017 : 39). Variabel dependen pada penelitian ini

adalah kinerja keuangan perusahaan yang mencerminkan hasil kerja suatu perusahaan dalam

periode tertentu yang mengacu kepada standar yang telah ditetapkan untuk mencapai visi misi

perusahaan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan yang baik secara efektif dan

efisien. Pada penelitian ini menggunakan elemen keuangan yang berupa return of assets (ROA),

alasannya karna mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan labanya. Jika ROA

meningkat setiap periodenya menandakan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik.

4.2.2 Variabel Independen

Variabel Independen (variabel bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahaannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,

2007). Variabel independent pada penelitian ini adalah

1
1. Financial Management

Variabel independent yang digunakan dalam financial management adalah arus

kas pendanaan. Arus kas pendanaan adalah aktivitas perubahan dalam bentuk jumlah

serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjnag perusahaan, berupa kegiatan

mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek

penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang atau

melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu (Sofyan Syafri

Harahap, 2012 : 261).

2. Locus of Control

Locus of control memiliki beberapa elemen yang sangat penting dalam

pengelolaan suatu kinerja keuangan. Indikator locus of control adalah komite audit.

Menurut Arthur (2002 : 1), komite audit memiliki tanggung jawab dalam pengawasan

laporan keuangan perusahaan, memantau dan mengevaluasi proses audit independent

dan internal, serta mengevaluasi proses perusahaan yang terkait dengan risiko dan

lingkungan pengendalian.

Pada masing-masing item pengukuran telah disesuaikan dan dimodifikasi sesuai

fokus penelitian. Definisi operasional, item pengukuran dan skala pengukuran dapat

dilihat pada table 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1

Tabel Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Parameter Skala

Operasional

Financial Aktivitas pendanaan

Managem adalah arus kas yang

ent (Arus berasal dari aktivitas

Kas yang mengakibatkan Kas Masuk – Kas Keluar Rasio

Pendanaa perubahan dalam jumlah

n) (X1) serta komposisi modal

dan pinjaman perusahaan

(PSAK No. 2, 2004)

Locus Of Komite audit yang

1
Control digunakan untuk,

(Komite mengukur seberapa

Audit) efektif komite audit

(X2) dalam mengawasi kinerja Komite Audit = Rasio

perusahaan melalui ∑ Jumlah Anggota Komite Audit

laporan keuangan,

Diukur menggunakan

jumlah komite audit

(Rahmawati,2017)

Kinerja Kinerja Keuangan

Keuangan perusahaan digunakan

(Y) untuk mengukur ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Rasio

seberapa baik kinerja Total Asset

perusahaan dari segi

kinerja keuangan

perusahaan tersebut

(Putra, 2015)

4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

4.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah semua perusahaan manufaktur bahan pangan yang ada di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2019 -2022.

Tabel 4.2

Perusahaan Manufaktur Subsektor Bahan Pangan yang Terdaftar di BEI

No Kode Nama Perusahaan

1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

2 ALTO PT Tri Banyan Tirta, Tbk

3 CAMP PT Campina Ice Cream Industry, Tbk

1
4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk

5 CLEO PT Sariguna Primatirta, Tbk

6 COCO PT Wahana Interfood Nusantara, Tbk

7 DLTA Delta Djakarta Tbk

8 DMND PT Diamond Food Indonesia, Tbk

9 FOOD PT Sentra Food Indonesia Tbk

10 GOOD PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk

11 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk

12 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

13 IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk

14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

15 KEJU PT Mulia Boga Raya Tbk,

16 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

17 MYOR PT Mayora Indah TBK

18 PANI PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk

19 PCAR PT Prima Cakralawa Abadi Tbk

20 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk

21 PSGO PT Palma Serasih Tbk

22 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk

23 SKBM PT Sekar Bumi Tbk

24 SKLT PT Sekar Laut Tbk,

25 STTP PT Siantar Top Tbk

26 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

4.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, teknik ini menggunakan pertimbangan tertentu untuk penentuan sampel. Populasi

yang akan menjadikan sampel adalah semua perusahaan manufaktur bahan pangan yang ada di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019 -2022.

Tabel 4.3

1
Perusahaan Manufaktur Subsektor Bahan Pangan yang Terdaftar di BEI

No Kode Nama Perusahaan

1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

2 ALTO PT Tri Banyan Tirta, Tbk

3 CAMP PT Campina Ice Cream Industry, Tbk

4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk

5 CLEO PT Sariguna Primatirta, Tbk

6 COCO PT Wahana Interfood Nusantara, Tbk

7 DLTA Delta Djakarta Tbk

8 DMND PT Diamond Food Indonesia, Tbk

9 FOOD PT Sentra Food Indonesia Tbk

10 GOOD PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk

11 HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk

12 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

13 IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk

14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

15 KEJU PT Mulia Boga Raya Tbk,

16 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

17 MYOR PT Mayora Indah TBK

18 PANI PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk

19 PCAR PT Prima Cakralawa Abadi Tbk

20 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk

21 PSGO PT Palma Serasih Tbk

22 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk

23 SKBM PT Sekar Bumi Tbk

24 SKLT PT Sekar Laut Tbk,

25 STTP PT Siantar Top Tbk

26 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

4.4 Teknik Pengumpulan Data

1
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2017 :

137) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Penulis menggunakan data sekunder karna mengumpulkan informasi dari data yang telah

diolah oleh pihak lain, dengan melakukan olah data laporan keuangan dari BEI maupun website

perusahaan dan pakai program Smart PLS.

4.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data merupakan Teknik yang dipergunakan dalam penelitian dimana

diharapkan dapat memperoleh suatu kesimpulan (Waluyo, 2011). Analisis keterkaitan antara

berbagai variabel dilakukan dengan uji statistic Structural Equation Modeling (SEM). Model

Persamaan Struktural atau SEM adalah suatu analisis yang menggabungkan pendekatan analisis

factor (factor analysis), model structural (structural model) dan analisis jalur (path analysis)

(Sugiyono, 2014). Analisis dalam penelitian ini menggunakan SEM dengan pendekatan Partial

Least Square (PLS). Menurut Ghozali (2008) Partial Least Square merupakan metode yang

tidak didasarkan banyak asumisi, pendekatan analisis ini dapat melalui distribution free (tidak

mengasumsikan data tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio). PLS

dibagi menjadi dua persamaan yaitu inner model dan outer model. Inner model atau model

structural menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan hipotesis penelitian

sedangkan outer model menggambarkan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan

variabel laten dimana dapat menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel.

4.5.1 Uji Kelayakan Model dalam Partial Least Square (PLS)

4.5.1.1 Uji Model Pengukuran (Outer Model)

Analisa outer model digunakan untuk memastikan data penelitan yang dilakukan

pengukuran bersifat valid dan reliabel, dimana analisa ini dapat merincikan hubungan antara

variabel laten dengan indikator-indikatornya. Husein (2015) menjabarkan beberapa indikator

untuk menganalisa outer model :

a. Convergent Validity adalah suatu indikator yang diukur berdasarkan hubungan antar

component score dengan construct score, yang dapat dilihat dari standardized loading

factor yang mana menggambarkan besarnya hubungan antar setiap item indikator dengan

konstraknya. Indikator dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila nilai outer loading

untuk masing-masing indikator > 0,70.

b. Discriminant Validity bertujuan untuk menguji seberapa jauh konstruk laten berbeda

1
dengan konstruk lainnya. Nilai discriminant validity yang tinggi menunjukkan bahwa suatu

konstruk mampu menjelaskan fenomena yang diukur. Sedangkan menurut metode lain

untuk menilai discriminant validity yaitu dengan membandingkan nilai squareroot of

average variance extracted (AVE) dengan nilai korelasi antar variabel laten. Nilai akar

AVE harus lebih besar.

c. Composite Reliability merupakan indikator untuk mengukur suatu konstruk yang dapat

dilihat pada view laten variabel coefficients. Untuk mengevaluasi composite reliability

terdapat dua alat ukur yaitu internal consistency dan Cronbach’s alpha. Apabila nilai yang

dicapai adalah > 0,70 maka disimpulkan bahwa konstruk tersebut memiliki reliabilitas

yang tinggi.

d. Cronbach’s Alpha merupakan pengujian yang dilakukan untuk mendukung hasil dari

composite reliability. Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai

cronbach’s alpha > 0,70.

Keempat pengujian diatas merupakan pengujian outer model untuk indikator reflektif.

Sementara, untuk indikator formatif terdapat pengujian yang berbeda. Husein (2015)

menjelaskan ada dua uji untuk indikator formatif yaitu :

a. Siginificants of weight. Nilai weight indikator formatif dengan konstruknya harus

signifikan.

b. Multicollinearity. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah indikator formatif

mengalami multicollinearity dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF < 5 menunjukkan bahwa

tidak terjadi multicollinearity.

4.5.1.2 Uji Model Struktural (Inner Model)

Analisa inner model (structural model) bertujuan untuk menguji variabel yang telah

dihipotesiskan dalam penelitian ini. Pengujian inner model dapat dievaluasi menggunakan R-

square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji

t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur structural. Dalam pengevaluasian inner model

dengan PLS (Partial Least Square) dimulai dengan cara melihat R-square untuk setiap variabel

laten dependen. Nilai R-square digunakan untuk menilai pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependen apakah memiliki pengaruh yang substantif. Selain melihat nilai R-square,

juga dapat dievaluasi dengan melihat nilai Q-square dapat menghitungkan seberapa baik nilai

1
observasi dihasilkan oleh model. Nilai Q-square lebih besar dari nol (0) menunjukkan bahwa

model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan apabila nilai Q-square kurang dari nol

(0), maka menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance.

4.6 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Nilai t-

statistik alpha 5% yang digunakan adalah 1,66. Apabila nilai t-statistik > 1,66 maka hipotesis

diterima. Sementara hipotesis ditolak Ketika nilai t-statistik < 1,66. Untuk menolak/menerima

hipotesis probabilitas maka Ha diterima, jika nilai p < 0,05 (Husein, 2015).

Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan PLS dengan model persamaan sebagai

berikut :

SWITCH = β1PM + β2OPINI + e

Keterangan :

SWITCH = Kinerja Keuangan

β1PM = Financial Management

β2OPINI = Locus of Control

e = Eror term

1
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Safri. 2012. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo, Jakarta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai