Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PERIKARDITIS

DISUSUN OLEH :

Alvinna Suci Aulia P (2111007)


Anggraeni Ayu Saputri (2111008)
Himmatul Ulya (2111016)
Muhammad Hafizh Nugroho (2111017)
Risma Nurohana (2111021)

PRODI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini yaitu untuk dapat lebih memahami
tentang Asuhan Keperawatan Perikarditis yang akan sangat berguna terutama untuk
mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali
kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Maka dari itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan agar makalah ini menjadi lebih
baik kedepannya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis yang membuat dan umumnya bagi pembaca makalah ini. Aamiin.

Blitar,13 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................3
1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
1.3. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1. PENGERTIAN..........................................................................................................................5
2.2. ANATOMI FISIOLOGI..............................................................................................................6
2.3. ETIOLOGI................................................................................................................................7
2.4.PATOFISIOLOGI.......................................................................................................................7
2.5. MANIFESTASI KLINIS..............................................................................................................8
2.6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK..................................................................................................8
2.7  PENATALAKSANAAN MEDIS...................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................................9
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................................9
I.PENGKAJIAN..............................................................................................................................10
II. ANALISIS DATA........................................................................................................................12
III. DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)........................................................13
IV. INTERVENSI............................................................................................................................14
BAB IV.................................................................................................................................................17
PENUTUP.........................................................................................................................................17
4.1. KESIMPULAN........................................................................................................................17
4.2. SARAN..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan
otot seratlintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita
(dipengaruhioleh susunan saraf otonom).

Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan


selaput pembungkkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu
di pangkal jantung membentuk kantung jantung. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat
lendirsebagai pelicin untuk menjaga agar pergesekan antara perikardium pleura tidak
menimbulkangangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena
itumembutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting
danmemberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.

Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang,


neoplasi,dan bawaan. Penyakit perikardium dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut
efusi perikardium), radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun
ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik.
Tetapikadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer.

Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardiumviseratis


dan atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut,  perikarditis
non spesifik (viral), infark miokard dan uremia

1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud perikarditis dan komplikasi apa yang disebabkan perikarditis?
2. Apa saja anatomi fisiologinya ?
3. Apa yang menjadi etiologi perikarditis ?
4. Bagaimana patofiologi perikarditis ?
5. Apa saja manifestasi klinis perikaritis ?
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang mendukung perikarditis ?
7. Bagaimana penatalaksaan medis perikaritis ?
1.3. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Perikarditis
2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan
prosedur yang berlaku
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-
duanya (Arif Mansjoer, 2000). Perikarditis adalah peradangan perikardium viseralis atau
parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikardium baik bersifat
transudat atau eksudat atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab
(Ngatisyah, 2005). Komplikasi yang dapat terjadi adalah Efusi Perikardial.
2.2. ANATOMI FISIOLOGI
2.2.1. Ukuran dan Bentuk
Jantung adalah organ berongga berbentuk kerucut tumpul yang memiliki empat
ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua
pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi
mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya
(Ethel, 2003: 228).

2.2.2. Pelapis
1. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada
diafragma, sternum dan pleura yang membungkus paru-paru. Di dalam perikardium
terdapat dua lapisan yakni lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam.
2. Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan parietal
(Ethel, 2003: 228-229)

2.2.3. Dinding Jantung
Terdiri dari tiga lapisan :
1. Epikardium luar tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas jaringan
ikat.
2. Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi utnuk
memompa darah. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri
besar.
3. Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotellial yang melapisi pembuluh darah
yang memasuki dan meninggalkan jantung (Ethel, 2003).

2.2.4. Ruang Jantung
1. Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum intratrial,
ventrikel kanan dan kiri bawah dipisahkan oleh septum interventrikular.
2. Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah
kembali ke jantung. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung,
menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru. Atrium kiri di di bagian
superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih
tebal. Atrium kiri menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah
teroksigenasi dari paru-paru.
3. Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung menuju
arteri yang membawa darah meninggalkan jantung. Ventrikel kanan terletak di
bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.
Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dindingnya 3
kali tebal dinding ventrikel kanan darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan
mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru. Trabeculae carneae adalah
hubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagian
dalam kedua ventrikel ke rongga ventrikuler (Ethel, 2003).

2.2.5. Katup Jantung

1. Katup Trikuspid yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
2. Katup Bikuspid yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
3. Katup Semilunar aorta dan pulmonari terletak di jalur keluar ventrikular jantung
sampai ke aorta ke trunkus pulmonari.
2.3. ETIOLOGI
Penyebab yang paling umum diketahui adalah :
1. Demam Rematik
2. Infeksi virus
3. Infeksi bakteri
4. Trauma
5. Sindrom pascainfark miokard
6. Sindrom pasca perikardiotomi
7. Neoplasma
8. Idiopatik
2.4.PATOFISIOLOGI
Sebenarnya beberapa peneliti percaya bahwa virus terutama menyebabkan kasus
perikarditis “idiopatik” akut, walaupun tidak semua. Diantara kasus perikarditis virus yang
dikenal yang disebabkan oleh virus Coxsackie B, influenza A, dan B, beberapa virus ekho dan
epstein-barr (dalam hubungan dengan mononukleosis) amat penting. Patogenesis perikarditis
virus tidak jelas. Sering terjadi infeksi akut saluran bagian pernafasan bagian atas, walaupun
demikian tidak diketaui dengan jelas virus penyebab itu kemudian menyebar ke dalam
perikardium. Terdapat beberapa penunjang pandangan itu, bahwa banyak virus tidak secara
langsung menyerang jaringan perikardium,tetapi lebih utama dengan berbagai cara
menggalakan hipersensitivitas yang kemudian melibatkan perikardium.

Bakteri dapat mencapai perikardium baik secara langsung dari struktur terkena seperti
paru dan pleura, atau oleh karena penyebarn hematogen atau limfatik. Pada tahun-tahun
terakhir ini, angka kejadian perkaditis bakteri telah nyata menurun. Meskipun penyebab
stafilokokus dan tuberkulosis tetap penting. Terutama pada anak, perikarditis stafilokokus
relatif sering dan hampir selalu diikuti entah dengan pneumoni atau osteomielitis. Nyatanya
baik penyertaan perikarditis spesis yang menguasai gambaran klinik maupun hanya sebagian
kecil gambaran klinik, memang bervariasi.

Diantara perikarditis metabolik, yang paling sering terjadi karena uremi, bentuk
perikarditis metabolik yang jarang dengan etiologi tidak diketahui, disebut perikarditis
kolesterol karena terdapat kristal kolesterol dalam cairan intraperikardium.

Perikarditis neoplasi, hampir selalu berasal dari tumor langsung atau metastase tumor
yang terjadi di luar kantung perikardium. Paling sering penyebaran langsung dari limfoma
mediastinumatau dari karsinoma bronkogenik atau esofagus. Meskipun metastasis kangker apa
pun dalam tubuh dapat melibatkan perikardium, penyebaran semacam itu pada umumnya
jarang.

Perikarditis traumatik relatif lebih sering disebabkan oleh karena dada tak tembus. Hal
ini mencerminkan baik kontusi ringan permukaan perikardium jantung maupun adanya darah
dalam kantung perikardium yang menyebabkan respon perbaikan, seperti dalam ruang pleura
atau peritoneum. Jarang luka tembus dada menyebabkan penyebaran langsung kuman ke
dalam ruang perikardium, yang menyebabkan perikarditis supuratif. Perikardium seperti
selaput serosa lain , sangat rentan pada status hipersensivitas.

2.5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang khas pada perikarditis adalah :
1. Nyeri hebat di dalam dada, yang kadang-kadang menjalar ke bahu.
2. Nafas yang cepat
3. Lesu dan lemas
4. Demam dan menggigil
5. Batuk
2.6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 EKG ( Elektrokardiografi )
Kelainan yang ditemukan sesuai dengan keadaan pasien apakah dalam fase akut /
telah lama.
 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan dalam sikap berdiri atau duduk akan tampak perbesaran jantung yang
berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular pada sikap tiduran. Kadang
tampak pula bendungan vena. Jumlah cairan dan besar jantung yang sebenarnya dapat
diduga dengan angiokardiogram atau ekokardiogram.
 Pemeriksaan Laboratorium
Laju endap darah umumnya meninggi terutama pada fase akut. Terdapat pula
leukositosis yang sesuai dengan kuman penyebab. Cairan perikard yang ditemukan sesuai
dengan penyebab terjadinya perikarditis. Cairan perikard harus dilakukan pemeriksaan
mikroskopik terhadap jenis sel yang ditemukan, pemeriksaan kimia terhadap komposisi
protein yang ada dan pemeriksaan bakteriologis dengan sediaan langsung, pembiakan
kuman yang ditujukan pada pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman lainnya.

 Foto Toraks
Dilakukan untuk mengetahui adanya cairan pericardial.
2.7  PENATALAKSANAAN MEDIS
Pada perikarditis purulenta pengeluaran cairan diteruskan dengan drainase yang
dilakukan di bagian bedah. Pada kasus yang sudah lama yang disertai penebalan perikard
(pantser heart) atau prikarditis konstruktiva dengan perlekatan yang menimbulkan gangguan
hemodinamik, harus dilakukan perikardiektomi.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS SEMU
Klien P (34thn) masuk rumah sakit dengan keluhan dua hari yang lalu nyeri dada/sternum
yang bertambah saat inspirasi ,dibawa merubah posisi tidur dan nyeri akan berkurang saat posisi
berdiri atau duduk.klien terlihat lemah lebih banyak duduk. Hasil pemeriksaan TTV, TD:
110/80mmHg, N: 120x/mnt , RR: 16x/mnt, S : 38°C , terdengar friction rub pada auskultasi jantung.
Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati.

I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk RS : 28 Oktober 2012
A.Identitas Pasien
Nama  : Tn.P
Tempat, tanggal lahir  : Salatiga, 29 Agustus 1970
Agama : Islam
Alamat : Potorono Banguntapan Bantul
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan  : S1
Pekerjaan  : Manajer 
Suku/ Bangsa  : Jawa /Indonesia 
II. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama

Nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi

2. Riwayat penyakit sekarang

Klien mengatakan nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi, dibawa


merubah posisitidur dan nyeri akan berkurang saat posisi duduk atau berdiri. Klien
terlihat lemah lebih banyak duduk. Hasil pemeriksaan TTV:

TD: 110/80 mmHg S :38°C

N: 120x/menit RR:16x/menit

terdengar friction rub pada auskultasi jantung.

3. Riwayat Penyakit yang lalu

Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati.

4. Riwayat kesehatan keluarga


 Pasien mengatakan tidak ada penyakit genetik

III. POLA FUNGSI KESEHATAN


1) Persepsi Terhadap Kesehatan

Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat diwarung atau apotik 

2).Pola Ktifitas Latihan

Pasien tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari semua aktifitas dibantu oleh perawat
dan keluarga Kemampuan perawatan diri

*Ket : 0: mandiri

1: dinatu sebagian
2: dibantu orang lain
3: dibantu ornag lain dan alat
4: ketergantungan total
3) Pola tidur 
Pasien kurang tidur dan sering terbangun karena nyeri pada daerah dada
4) Pola nutrisi metabolic
‒ Pasien makan 2x sehari dengan ½ porsi
‒Pasien minum 6 gelas sehari
5) Pola eleminasi
‒ Pasien BAB 1x sehari dengan kriteria lembek, feses berwarna kuning kecoklatan
‒ Pasien BAK 3-5 x sehari
6) Pola kognitif perseptual
Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya
7) Pola konsep diri
 ‒ Gambaran diri
 pasien menyukai semua bagian tubuhnya
‒ Identitas diri
pasien merasa senang sebagai bapak dan seorang suami dari keluarganya dan orang bia
sa yang hidup ditengah-tengah masyarakat

 ‒ Harga diri
hubungan pasien dengan orang sekitarnya baik dan pasien merasa
dihargai dilingkungannya

‒ ideal diri
pasien ingin selalu berkumpul dengan keluarganya
 ‒ Peran diri
 pasien merupakan seorang bapak dan suami bagi anak dan isterinya
8). Pola koping
Bila ada masalah klien slalu mendiskusikan dengan keluarganya
9). Pola peran hubungan
Klien dengan tetangga dan lingkungannya baik 
10). Pola nilai dan kepercayaan
Meskipun sakit klien tetap menjalankan ibadahnya sesuai dengan kemampuannya

B. Pemeriksaan Fisik 
1. Kesadaran : compos mentis
2.Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg
RR : 10x/menit
N : 120x/menit
S : 38°C
3.Pemeriksaan Head to toe :
a. Kepala
‒  bentuk : simetris
‒ Rambut : warna hitam beruban
‒ Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
‒ Mulut : mukosa kering
b. Leher : tidak ada pembesaran tyroid
c. Dada : pernafasan dangkal dan terdengar Friction rub
d. Abdomen : tidak ada nyeri
e. Genetalia : bersih

II. ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN


1. DS : px mengatakan
nyeri dada /sternum
yang bertambah saat
inspirasi dan dibawa
merubah posisi tidur Inflamasi perikardium Nyeri akut
dan sulit tidur

DO:
N : 120x/mnt
P : proses inflamasi
perikardium
Q: seperti ditusuk tusuk
R: nyeri dada/sternum
yang terus bertambah
S: 6 (nyeri sedang)
T: selama 2 hari
2. DS: Perubahan irama
jantung

DO:
Perubahan denyut/irama Penurunan curah jantung
TD :110/80mmHg jantung
N :120x/mnt

3 DS :-

DO : klien terlihat lemah


TD :110/80mmHg Imobilitas Intoleransi aktivitas
RR :16x/mnt
N :120x/mnt
S : 38°C

4 DS : klien mengatakan
memiliki Riwayat
penyakit TB paru yang
tidak diobati Kurang pengetahuan/kurang Ansietas
terpapar informasi

DO:klien tampak gelisah


dan lemah
III. DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)
1. Nyeri akut b.d proses inflamasi d.d agen pencedera fisiologis
2.penurunan curah jantung b.dperubahan irama jantung d.d takikardi
3.intoleransi aktivitas b.d imobilitas d.d pasien mengeluh lemah
4.ansietas b.b kurang terpapar informasi d.d pasien terlihat cemas

IV. INTERVENSI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
1. Nyeri akut b.d proses inflamasi Luaran utama : tingkat Manajemen Nyeri
d.d agen pencedera fisiologis nyeri
Observasi :
-identifikasi skala nyeri
Setelah dilakukan
-identifikasi factor yang
Tindakan 1x24jam
memperberat dan memper
diharapkan skala nyeri
ringan nyeri
menurun
-monitor efeksamping
Dengan kriteria hasil
penggunaan analgesic
-keluhan nyeri
berkurang
Teraupetik
-kesulitan tidur
menurun -berikan terapi
nonfarmakologis untuk
-frekuensi nadi
mengurangi rasa nyeri
membaik
-kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
-fasilitas istirahat dan tidur

Edukasi
-Jelaskan penyebab , periode,
dan pemicu nyeri
-jelaskan strategi meredakan
nyeri
-ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborai
-kolaborasi pemberian
analgetic,jika perlu
2. penurunan curah jantung b.d Luaran utama : curah perawatan jantung
perubahan irama jantung d.d jantung
Observasi:
takikardi
-identifikasi tanda dan gejala
penurunan curah jantung
Setelah dilakukan
-penurunan curah jantung
perawatan 1x24 jam
-Monitor tekanan darah
diharapkan penurunan
-Monitor keluhan nyeri dada
curah jantung
meningkat dengan Terapeutik:
kriteria hasil : -Berikan diet jantung yang
sesuai
-takikardia meningkat
-Fasilitasi pasien dan keluarga
-lelah meningkat untuk memotivasi gaya hidup
sehat
-Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres, jika
perlu
Edukasi :
-Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
-Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
-Rujuk ke program rehabilitasi
jantung

3 intoleransi aktivitas b.d Luaran utama: Toleransi managemen energi


imobilitas d.d pasien mengeluh aktivitas
Observasi :
lemah
-identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
Setelah dilakukan
kelelahan
Tindakan 1x24jam
-Monitor kelelahan fisik dan
diharapkan toleransi
emosional
-Monitor pola dan jam tidur
aktivitas meningkat
dengan kriteria hasil: Terapeutik
-Sediakan lingkungan nyaman
-kemudahan dalam
dan rendah stimulus
melakukan Tindakan
-Lakukan rentang gerak pasif
sehari hari meningkat
dan/atau aktif
-keluhan Lelah menurun -Berikan aktivitas distraksi
-perasaan lemah yang menyenangkan
menurun -Fasilitas duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjala

Edukasi
-Anjurkan tirah baring
-Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
-Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
4 ansietas b.b kurang terpapar Luaran utama : tingkat Tingkat ansietas
informasi d.d pasien terlihat ansietas
Observasi
cemas
-Identifikasi saat tingkat
anxietas berubah (mis.
Setelah dilakukan
Kondisi, waktu, stressor)
Tindakan 1x24jam
-Identifikasi kemampuan
diharapkan tingkat
mengambil keputusan
ansietas menurun dg
-Monitor tanda anxietas
kriteria hasil :
(verbal dan non verbal)
-frekuensi nadi
Terapeutik
menurun
-Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
-Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan , jika
memungkinkan
-Pahami situasi yang
membuat anxietas
-Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi
-Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
-Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
-Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
-Latih eknik relaksasi
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat
anti anxietas, jika perlu

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-
duanya. Penyakit perikarditis tidak menular atau menjadi kanker, kecuali disebabkan penyebaran
kanker di tempat lain. Adapun penyebab dari perikarditis belum diketahui secara pasti, akan tetapi
secara umum yang menyebabkan perikarditis oleh banyak faktor baik bisa disebabkan oleh penyakit
lain maupun infeksi dari virus. Pada tanda dan gejala, pasien lebih sering merasakan nyeri pada
daerah dada karena terjadinya peradangan pada lapisan jantung yang paling luar.

4.2. SARAN
Dalam kesimpulan diatas maka penulis dapat mengemukakan saran – saran sebagai berikut :
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Perikarditis perawat harus memahami
konsep dasar asuhan keperawatan perikarditis sehingga asuhan keperawatan dapat terlaksana
dengan baik.
2. Dalam melakukan tindakan keperawatan harus melibatkan pasien dan keluarganya serta tim
kesehatan lainnya. Sehingga data yang diperoleh sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
3. Dalam melakukan tindakan keperawatan disarankan untuk mengevaluasi tindakan tersebut
secara terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA

Carpentino, Lynda Juall. 2001. Buku Saku : Diagnosa Keperawatan edisi : 8


Penterjemah Monica Ester.EGC.Jakarta Doengoes, E Marlynn,dkk.1999
Aco Ajjah ,2019,Perikarditis : 12

Anda mungkin juga menyukai