Anda di halaman 1dari 32

DAPAR

SEDIAAN ORAL LIKUIDA NON


STERIL

Farmasetika Sediaan Likuida


2017
DAPAR / BUFFER

Buffer/ dapar adalah suatu material/senyawa/campuran senyawa


yang ketika dilarutkan dalam suatu pelarut, senyawa ini mampu
mempertahankan pH ketika suatu asam atau basa ditambahkan.

Alasan penggunaan dapar :


Bahan aktif asam atau basa lemah ; sifat fisikokimia (eg.
Kelarutan), efektifitas dan stabilitas dipengaruhi perubahan
pH lingkungannya; adanya air sebagai pembawa/media
Kriteria Pemilihan Dapar :

1. Kapasitas dapar sesuai dengan range pH yg diinginkan


2. Harus kompatibel dengan flocculating agent yg
digunakan eg. Dapar bentuk garam
3. Harus aman secara biologis/tidak toksik
4. Tidak /sedikit efek mengganggu stabilitas atau efektifitas
sediaan
5. Tidak mengganggu, flavor, fragrance atau warna sediaan
 memberi rasa dan warna yang dapat diterima
6. Dipilih bahan dapar yang memiliki pKa mendekati pH
sediaan cair yang diinginkan.
7. Tidak mengubah muatan suatu sediaan  suspensi
KAPAN DAPAR DIBUTUHKAN

Dapar dibutuhkan apabila:

1.Bahan obat stabil pada pH tertentu


2.Kelarutan bahan obat dipengaruhi oleh pH
3.Efektivitas bahan obat maupun bahan tambahan
dipengaruhi oleh pH
(obat diabsorpsi dalam keadaan tak terionkan,
pengawet efektif dalam keadaan tak terionkan)
4. Untuk reprodusitas produk
APAKAH SEMUA SEDIAAN PERLU DIDAPAR

Sediaan perlu didapar apabila Sediaan mengandung air


Faktor-faktor yang mempengaruhi
Larutan Dapar
 Pengenceran  terjadi akibat adanya penambahan air dalam
jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat megakibatkan
penyimpangan positif atau negatif sekalipun kecil sekali  Air
selain dapat mengubah nilai koefisien aktivitas, juga dapat
bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah.
Nilai pengenceran positif menunjukkan bahwa harga pH akan
naik akibat pengenceran,
Nilai pengenceran negatif menunjukkan bahwa nilai pH turun
dengan adanya pengeneran.
 Suhu pH dapar asetat dijumpai meningkat dengan naiknya
temperatur, sedangkan pH dapar asam borat-natrium borat
turun. Meskipun koefisien temperatur dapar asam relatif kecil,
namun pH sebagian besar dapar ternyata berubah lebih
mencolok.
Hal ini disebabkan adanya nilai Kw dalam  persamaan dapar
basa yang dapat mengikuti perubahan temperatur
 Kekuatan Ionik (µ) dan Koefisien Aktivitas (γ) terjadi akibat
adanya penambahan garam netral untuk mengencerkan larutan
dapar menurunkan pH dengan menurunkan koefisien aktivitas.
Kekuatan Ionik (µ)

Larutan konsentrasi sedang memiliki µ= 0,1


Larutan konsentrasi tinggi memiliki µ> 0,1
Larutan konsentrasi rendah/encer memiliki
µ< 0,02
Latihan Penentuan Kekuatan Ionik (µ)

Hitung kekuatan ionik (µ) dari:

a. 0,01M Na2SO4 dan 0,01M BaSO4

b. 0,05M Asam Asetat dan 0,1M Na Asetat


Kapasitas Dapar

Kapasitas dapar (β) / Indeks dapar/ Intensitas Dapar:


Ukuran kemampuan untuk dapat mempertahankan pH
nya yang konstan jika ditambahkan asam atau basa kuat.
Kapasitas dapar (β) rumus oleh Martin :

Delta, Δ berarti perubahan yang terbatas dan ΔB adalah sedikit


penambahan basa kuat ke dalam larutan dapar hingga
menghasilkan perubahan pH (ΔpH). ΔB dinyatakan dalam
gram/liter.

Dari persamaan diketahui bahwa kapasitas dapar suatu larutan


memiliki nilai 1 bila penambahan 1 garam ekuivalen basa kuat
(asam) kedalam 1 liter larutan dapar menghasilkan perubahan
sebesar 1 satuan pH.
Menurut Van Slyke kapasitas dapar (β) rumusnya:

C = Konsentrasi total dapar (jumlah dari konsentrasi asam dan garamnya


dalam Molar)
Ka = konstanta disosiasi = antilog pKa
H3O+ = konsentrasi ion hidrogen = antilog pH

Kapasitas Dapar Maksimum saat pH=pKa sehingga [H3 O+]= Ka


Jadi βmax=0,576C
Penggunaan kapasitas dapar pada umumnya 0,01-0,1.

Tetapan ionisasi adalah tetapan kesetimbangan dimana hasil


konsentrasizat terurai dibagi dengan konsentrasi zat mula-mula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kapasitas Dapar

 Rasio konsentrasi garam dan asamnya


 Konsentrasi total garam dan asamnya
Dapar yang umum digunakan dlm sediaan farmasi
Dapar Rentang pH efektif
1. NH4Cl 8,5 – 10,5
2. Diethanolamine 8 – 10
3. Triathanolamine 6 – 8,5
4. Boric 8,5 – 10,5
5. Carbonic 5,5 – 7,5 and 9,5 – 11,5
6. Phosphoric 1 – 3 ; 6 – 8,5 and > 11
7. Glutamic 2 – 5,5 and 8,5 – 10,5
8. Succinic 3–7
9. Malic 2,5 – 6
10. Tartaric 2–5
11. Glutaric 3,5 – 6,5
12. Aconitic 1,8 – 6,3
13. Citric 2 – 6,5
14. Acetic 3,8 – 6
15. Benzoic 3,2 – 5,2
16. Lactic 3–5
17. Glyceric 2,5 – 4,5
18. Gluconic 2,6 – 4,6
Beberapa dapar yang umum digunakan
dalam bentuk kombinasi:

• Phosphat-phosphat (Dapar Sorensen)  pada


dapar dengan asam yang mempunyai pKa
mendekati pH  efektif untuk pH 6-8
• Dapar campuran asam borat, sodium borat dan
NaCl digunakan untuk ophtalmic solution pada pH
7-9
• Sitrat-Phosphat (Dapar Mcllvaine)
• Borat (hindari masuk ke sistemik)
Dapar tidak selalu dibutuhkan, jika:

1. Suspensi obat netral, tidak bermuatan, seperti: Kortikosteroid:


tidak sensitif terhadap pH  hanya perlu kontrol kualitas pH
2. Tidak ada data pH kritis (stabilitas/efektivitas)
3. Bahan aktif degradasinya justru dikatalisa oleh komponen dapar
(sebagai asam umum / basa umum)  dipilih komponen dapar
yang tidak mengkatalisa
4. Kondisi sediaan tidak memungkinkan terjadinya perubahan pH
 sediaan solid/semisolid
5. Pada sediaan yang tujuannya untuk merubah pH (antasida)
Latihan Soal: Penentuan Dapar &
Kapasitas Dapar

1) Rancanglah dan siapkan komponen dapar


suatu formula agar dapat menghasilkan pH
larutan yaitu pH 5 dengan kapasitas dapar
sebesar 0,02.

Penyelesaian:
1. Pilihlah komponen dapar yang memiliki pKa
mendekati pH spesifikasi larutan tersebut.
Komponen dapar asetat yaitu asam asetat
dengan pKa 4,76 memenuhi sehingga terpilih
untuk digunakan.
2. Hitung rasio konsentrasi garam dan
asamnya pada pH 5 tersebut.
pH = pKa + log [garam] / [asam]
5 = 4,76 + log [garam] / [asam]
[garam] / [asam] = 1.74

Diketahui Ka = 1,75x10-5 dan [H3 O+]=1X 10-5


Sehingga dapat dimasukkan dalam rumus Van Slyke.
C = [garam ] + [asam] .3

Ka[H3O+] 2.3 C = β
)2+ Ka)]+H3O[

X C X (1.75x10-5) X (1X 10-5) 2.3 = 0.02


[(1.75x10-5) + (1 X 10-5)]2

C= 3.75 x 10-2 mol/l atau M


Jadi [garam] = 1.74 x [asam]
C = 1.74 x [asam] + [asam] = 3.75 X 10-2 mol/l atau M

[asam] = 1.37 x 10-2 mol/l  komponen asam asetat (ubah Molar ke


gram)
[garam] = 1.74 X [asam] = 2.38 X 10-2 mol/l atau M
 komponen garam asetat (ubah Molar ke gram)
Berapa kapasitas dapar maksimum dengan )2
?penambahan konsentrasi total dapar asetat 0.020 mol/l

Penyelesaian:
β max = 0.576 C
= 0,576 x 0,020
= 0.01152 = 0.01
Dapar dalam Suspensi
# Dapar dalam sediaan suspensi berperan penting untuk
menjaga stabilitas sediaan.
# Reologi, viskositas dan spesifikasi suspensi yang lain
sangat dipengaruhi oleh pH sistem.
# Jika bahan aktif berupa grup asam atau basa terionkan;
perubahan pH dan dapar sangat penting dan
berpengaruh.
# Jika bahan aktif tidak bermuatan/molekul netral
contohnya golongan steroid, phenacetin, dapar tidak
terlalu jadi masalah tapi pengecekan pH harus selalu
dilakukan sebagai tolok ukur kontrol kualitas.
# Dapar tidak boleh mempengaruhi kelarutan dari bahan
aktif, misalnya kelarutan bahan aktif kemungkinan
menurun karena adanya dapar dari garam phosphat.
Dapar dalam Suspensi…
# Dapar harus kompatibel dengan bahan yang lain dan
tidak toksik.
# Sebagian besar sistem sediaan cair stabil pada rentang
pH 4-10.
# Komponen dapar yang banyak digunakan merupakan
garam dari asam lemah seperti karbonat, glukonat, sitrat,
phosphat dan tartrat. Yang umum untuk sediaan suspensi
adalah asam sitrat dan garamnya serta asam phosphat
dan garamnya yang banyak yaitu natrium phosphat.
# Dapar asam sitrat dipilih jika sediaan suspensi yang
ingin distabilkan pada pH 3,5-5,0.
# Untuk suspensi parenteral, L-methionine merupakan
komponen dapar yang banyak digunakan.
Fungsi Dapar dalam Suspensi

1. Mencegah dekomposisi bahan aktif dengan adanya


perubahan pH
2. Mengontrol tonisitas (umumnya pada sediaan
parenteral)
3. Mempertahankan stabilitas fisik sediaan
4. Mempertahankan stabilitas fisiologis
Titik Isoelektrik (pI)
 Merupakan suatu nilai pH dimana molekul memiliki jumlah
muatan negatif yang sama dengan jumlah muatan positifnya,
atau dengan kata lain bermuatan netral atau tidak bermuatan.
 Pada nilai pH yang lebih rendah dari titik isoelektriknya, molekul

memiliki muatan positif, dan pada nilai pH yang lebih besar dari
titik isoelektriknya, molekul akan bermuatan negatif.
 Angka pI dapat mempengaruhi kelarutan molekul pada pH

tertentu. Beberapa molekul memiliki kelarutan minimal dalam air


atau larutan garam pada pH yang berhubungan dengan pI nya
dan sering menyebabkan larutan presipitasi/mengendap.
 Pada titik isoelektriknya, molekul amfoterik atau ion zwitter

memiliki muatan positif sama dengan muatan negatifnya atau


tidak bermuatan.
 Muatan molekul dipengaruhi oleh pH lingkungannya dan dapat

menjadi lebih positif atau lebih negatif seiring dengan


penambahan atau pengurangan proton (H+).
Pengaruh pI

 Nilai titik isoelektrik memberikan pengaruh penting


pada sifat molekul tersebut yang dapat dimanfaatkan
pada proses pemurnian dan pemisahan.
 Contohnya Pada elektroforesis, jika pH larutan
penyangga (buffer) lebih besar daripada titik
isoelektriknya, maka molekul protein akan
bermigrasi menuju kutub positif. Sementara jika pH
buffer lebih rendah daripada titik isoelektriknya,
maka molekul protein akan bermigrasi menuju kutub
negatif. Dan jika pH buffer sama dengan titik
isoelektrik, maka protein akan diam di tempat atau
tidak bermigrasi sama sekali.
Pengaruh pI…
 Muatan protein tergantung dari nilai pH dari
medianya.
Pada titik isoelektriknya, protein memperlihatkan nilai
repulsi elektrostatik (gaya tolak-menolak) yang paling
kecil, karena itu protein akan memiliki kelarutan yang
paling rendah dan akhirnya akan mudah mengendap.

Karakteristik tersebut sangat berguna dalam proses


kristalisasi protein. Ketika pH larutan mencapai titik
isoelektrik tertentu, maka suatu protein akan
mengendap dan terpisah dari protein lainnya yang
memiliki titik isoelektrik yang berbeda. Prinsip itulah
yang digunakan dalam memisahkan satu protein dari
protein lainnya.
Pengaruh pI…
 Perbedaan titik isoelektrik pada protein didasarkan atas
perbedaan asam-amino penyusunnya. Setiap asam
amino memiliki karakteristik tersendiri yang
membedakan antara yang satu dengan yang lainnya.
Asam-asam amino ada yang bermuatan positif,
negative, ataupun netral, ketika beberapa asam amino
bergabung membentuk protein maka setiap muatan
asam amino akan berkontribusi pada muatan total
protein yang disusunnya.

 Pada titik isoelektriknya, asam-asam amino yang


menyusun suatu protein berada dalam keadaan sebagai
ion zwitter – tidak bermuatan atau memiliki jumlah
muatan positif dan negatif yang sama.
Contohnya Glisin, yang memiliki nilai titik isoelektrik (pI)
sebesar 6,1. Pada larutan dengan pH 6.1, 99.98%
molekul glisin akan berada sebagai muatan netral
H3N+CH2CO2H ion zwitter.
PUSTAKA
1. Lieberman H.A., Rieger M.M/, Banker B.S.,
Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems,Marcel
Dekker, Inc., New York.

2. Wade A and Weller P.J., Handbook of Pharmaceutical


Excipients, The Pharmaceutical Press London.

3. Martin A., Bustamante P., Chun A.H.C., Physical


Pharmacy, Lea and Febiger., Philadelphia.
SELAMAT BELAJAR

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai