Si Apt
🞂 Steril
suatu keadaan dimana suatu zat bebas
dari mikroba hidup, baik yang patogen
maupun
apatogen / non patogen, baik dalam
bentuk vegetatif maupun dalam bentuk
spora
Sterilisasi
suatu proses untuk membuat ruang
/benda menjadi steril.
Sanitasi
suatu proses untuk membuat
lingkungan menjadi sehat
🞂 suatuusaha menghilangkan atau membatasi semua
bentuk kehidupan , termasuk spora 🞂 dapat dilakukan
dengan menggunakan pemanasan, radiasi dan kimia,
atau
menghilangkan secara fisika
OBat
Menghindari Infeksi
Sekunder
•obat suntik
•tablet implant,
•Tablet hipodermik
•tetes mata
•cuci mata
•salep mata
Relatif Steril
atau
Setengah steril
Harus Steril
P
i
l
i
h
a
n
Steril
atau
Tidak steril
1. Sterilisasi Uap
2. Sterilisasi Panas Kering
3. Sterilisasi Gas
4. Sterilisasi Dengan Radiasi Ion 5.
Sterilisasi dengan Penyaringan 6.
Sterilisasi dengan cara Aseptik
➢ bersifat mutagenik,
🞂 membran logam.
Contoh :
1.Sterilisasi panas kering menurut FI
ed IV
2.Pemijaran
Syarat :
Seluruh permukaan alat harus
berhubungan langsung dengan api
selama tidak kurang dari 20 detik.
Contoh :
1. Sterilisasi Uap menurut FI ed IV 2.
Direbus dalam air mendidih 3.
Tyndalisasi / Pasteurisasi
o
4. Denganuap air pada 100 C
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu
siklus autoklaf yang ditetapkan dalam
farmakope untuk media atau pereaksi
adalah selama 15 menit pada suhu 1210,
kecuali dinyatakan lain.
Alat :
Disebut otoklaf, yaitu suatu panci logam
yang kuat dengan tutup yang berat,
mempunyai lubang tempat mengeluarkan
uap air beserta krannya, termometer,
pengatur tekanan udara, klep pengaman.
Otoklaf
Otoklaf Uap air
lewat bag atas
dipanaskanVentilasi
dibuka Udara
Udara keluar lewat bag bawah
Keluar
dibuka
Sesuai waktu
Otoklaf
ditutup dan dikunci
Cara sterilisasi ini lebih efektif dibanding
dengan pemanasan basah yang lain, karena
suhunya lebih tinggi.
0 0
Panaskan pada suhu 70 - 80
selama 40 – 60 menit, untuk
mematikan mikroba bentuk
vegetatifnya. Diamkan pada suhu
0
30 selama 24 jam , untuk
membiarkan mikroba bentuk spora
berubah menjadi bentuk vegetatif.
Ulangi pemanasan selama 3 – 5 hari
berturut-turut.
Alat :
Semacam dandang. Alat yang akan
disterilkan harus dimasukkan setelah
mendidih dan kelihatan uapnya keluar.
Keuntungan :
uap air yang mempunyai daya bakterisida
lebih besar jika dibanding dengan
pemanasan kering karena mudah
menembus dinding sel mikroba
dan akan menggumpalkan zat putih
telurnya
a. Desinfektan
Suatu zat anti mikroba yang
digunakan untuk berbagai peralatan
kedokteran / instrumen / barang /
benda dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi pada
manusia; dapat mematikan mikroba
patogen, jadi mencegah infeksi
(germisida),
mematikan bakteri (bakterisida),
mematikan fungi / cendawan /
jamur (fungisida).
b. Antiseptik
Suatu zat anti mikroba yang biasa
digunakan secara topikal / lokal pada
tubuh manusia ; dapat mencegah
pembiakan bakteri.
🞂 Ruangan
Untuk bahan obat sterilisasi dapat dilakukan dengan
: Penambahan bakterisida, FI.ed.III ( cara B ).
Caranya :
Alat yang disterilkan direndam dalam
larutan bakterisida, untuk logam
tambahkan zat yang dapat mencegah
perkaratan (Natrium nitrat, Natrium borat).
Didihkan selama 20 menit bersama dengan
Natrium karbonat 1 – 2 %, sefirol 1 %, fenol
5 %, losol 2 %.
Disemprot dengan larutan bakterisida
kemudian didiamkan beberapa waktu.
Udara diisap dan diganti dengan udara
yang sudah steril (dilewatkan melalui
penyaring udara).
Yang disterilkan :
Penisillin-Na, Streptomycin sulfat, Hidrolisat
protein, Hormon pituitarium, insulin, vaksin
influensa, vaksin cacar.
Larutan disaring melalui
penyaring bakteri steril, diisikan
ke dalam wadah steril,
kemudian ditutup kedap
menurut teknik aseptik .
🞂 Digunakan untuk bahan obat yang
tidak tahan pemanasan tetapi larut
dalam air.
🞂 Dapat dilakukan dengan cepat,
terutama untuk pembuatan kecil
kecilan.
🞂 Semua mikroba hidup atau mati
dapat disaring dari larutan, virus
jumlahnya dikurangi.
🞂 Penyaring dapat bersifat adsorpsi,
sebagian besar
virus dapat diadsorpsi
virus.
penyaringan.
🞂 komposisi
populasi, mikroorganisme yang
berbeda bervariasi sentivitasnya terhadap
agensia letal, dan efektivitasnya dipengaruhi
oleh umur, morfologi dan kondisi fisiologis
mikroba
🞂 temperatur,
secara normal semakin tinggi
temperatur menambah efektivitas kerja agensia
🞂 kondisilingkungan, seperti pH, viskositas
medium dan konsentrasi bahan organik, dapat
berpengaruh terhadap efektivitas agensia
antimikroba