Anda di halaman 1dari 68

Iswandi, S.

Si Apt

🞂 Steril
suatu keadaan dimana suatu zat bebas
dari mikroba hidup, baik yang patogen
maupun
apatogen / non patogen, baik dalam
bentuk vegetatif maupun dalam bentuk
spora

Sterilisasi
suatu proses untuk membuat ruang
/benda menjadi steril.

Sanitasi
suatu proses untuk membuat
lingkungan menjadi sehat
🞂 suatuusaha menghilangkan atau membatasi semua
bentuk kehidupan , termasuk spora 🞂 dapat dilakukan
dengan menggunakan pemanasan, radiasi dan kimia,
atau
menghilangkan secara fisika
OBat

Menghindari Infeksi
Sekunder

•obat suntik
•tablet implant,
•Tablet hipodermik
•tetes mata
•cuci mata
•salep mata

Berhubungan langsung dengan darah atau


cairan tubuh dan
jaringan tubuh

Relatif Steril
atau
Setengah steril
Harus Steril

P
i
l
i
h
a
n

Steril
atau
Tidak steril

1. Cara A (pemanasan secara basah ; otoklaf pada suhu


115o - 116o c selama 30 menit dengan uap air panas).
2. Cara B (dengan penambahan bakterisida). 3. Cara C
(dengan penyaring bakteri steril). 4. Cara D (pemanasan
secara kering ; Oven pada
suhu 150o selama satu jam dengan udara panas). 5. Cara
Aseptik (mencegah dan menghindari lingkungan dari
cemaran bakteri seminimal mungkin).

1. Sterilisasi Uap
2. Sterilisasi Panas Kering
3. Sterilisasi Gas
4. Sterilisasi Dengan Radiasi Ion 5.
Sterilisasi dengan Penyaringan 6.
Sterilisasi dengan cara Aseptik

Sterilisasi Uap adalah


Proses sterilisasi thermal yang menggunakan
uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit
o
pada suhu 121 C. Kecuali dinyatakan lain,
berlangsung di suatu bejana yang disebut
otoklaf, dan mungkin
merupakan proses sterilisasi paling banyak
dilakukan.

Sterilisasi Panas Kering adalah


Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven
modern yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan
disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di
dalam bejana
sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15oC, jika alat
sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari
250o C.

Alasan digunakan Sterilisasi ini adalah

Sebagai alternatif dari sterilisasi


termal, jika bahan yang akan
disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi
pada sterilisasi uap atau panas kering
Proses sterilisasinya
berlangsung di dalam bejana bertekanan yang
didesain seperti pada otoklaf dengan modifikasi
tertentu.

Kelemahan Proses ini adalah


kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke
daerah yang paling dalam dari produk yang
disterilkan.

Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida


yang dinetralkan dengan gas inert,

Kerugian gas etilen oksida ini adalah


➢ sangat mudah terbakar,

➢ bersifat mutagenik,

➢ meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang


disterilkan (terutama yang mengandung ion klorida)
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan a. Radioisotop
(radiasi gamma)
b. Radiasi Berkas Elektron

Umumnya menggunakan 2,5 megarad (Mrad) radiasi


yang diserap. Tetapi dapa
menggunakan dosis lebih rendah untuk peralatan,
bahan obat dan bentuk sediaan akhir
Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak
tahan terhadap sterilisasi panas dan khawatir tentang
keamanan etilen oksida.

Keunggulan sterilisasi ini adalah


reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat
diukur serta variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering
dilakukan dengan penyaringan
menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba,
hingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan
secara fisika.

Biasanya menggunakan suatu matriks berpori


bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah yang
tidak permeable.

Efektivitas penyaring media atau penyaring subtrat


tergantung pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi
bakteri dari matriks dan
mekanisme pengayakan.

Ukuran porositas minimal membran matriks tersebut


berkisar 0,2 μm – 0,45 μm
tergantung pada bakteri apa yang hendak disaring.
🞂 selulosaasetat, 🞂 selulosa nitrat, 🞂
flourokarbonat, 🞂 polimer akrilik, 🞂
polikarbonat,
🞂 poliester,

🞂 polivinil klorida, 🞂 vinil nilon,


🞂 Potef

🞂 membran logam.

Proses ini untuk mencegah


masuknya mikroba hidup ke dalam
komponen steril atau komponen
yang melewati proses antara yang
mengakibatkan produk setengah
jadi atau produk ruahan atau
komponennya bebas dari mikroba
hidup.
1. Stabilitas :
sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat, struktur
bahan obat tidak boleh mengalami perubahan
setelah proses sterilisasi.
2. Efektivitas :
cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan
hasil maksimal dengan proses yang sederhana,
cepat dan biaya murah.
3.Waktu :
lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk
zat, jenis zat, sifat zat dan kecepatan
tercapainya suhu penyeterilan yang merata
1. Dengan pemanasan secara kering. 2.
Dengan pemanasan secara basah. 3.
Dengan penambahan zat-zat tertentu. 4.
Dengan cara penyinaran.
5. Dengan memakai penyaring bakteri
steril. 6. Dengan cara aseptik
Ciri-ciri pemanasan kering :
1. Yang dipanaskan adalah udara
kering 2. Proses pembunuhan
mikroba
berdasarkan oksidasi O2 udara
3. Suhu yang digunakan lebih tinggi,
o
kira-kira 150 c. Satu gram udara
o
pada suhu 100 , jika didinginkan
menjadi 99o hanya membebaskan
0,237 kalori.
4. Waktu yang diperlukan lebih
lama, antara 1 jam sampai 2 jam,
kecuali pemijaran.
5. Digunakan untuk sterilisasi bahan
obat / alat yang tahan pemanasan
tinggi.

Contoh :
1.Sterilisasi panas kering menurut FI
ed IV
2.Pemijaran

Sterilisasi cara ini menggunakan suatu


siklus Oven modern yang dilengkapi udara
yang dipanaskan dan disaring. Rentang
suhu khas yang dapat diterima di dalam
bejana
sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o,
jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu
tidak kurang dari 250o .
🞂 Alat:
Oven yaitu lemari pengering dengan
dinding ganda, dilengkapi dengan
termometer dan lubang tempat keluar
masuknya udara, dipanaskan dari bawah
dengan gas atau listrik.

Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan


cara kering :
Alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur,
pipet ukur, erlemeyer, botol-botol, corong),
bahan obat yang tahan pemanasan tinggi
(minyak lemak, vaselin).

Memakai api gas dengan nyala api tidak


berwarna atau api dari lampu spiritus.
Cara ini sangat sederhana, cepat dan
menjamin sterilitas bahan / alat yang
disterilkan, sayang penggunaannya
hanya terbatas untuk beberapa alat /
bahan saja.

Syarat :
Seluruh permukaan alat harus
berhubungan langsung dengan api
selama tidak kurang dari 20 detik.

Yang dapat disterilkan :


🞂 Benda-benda logam (pinset,
penjepit krus)
🞂 Gelas / porselin (sudip, batang
pengaduk, kaca arloji, tabung
reaksi, mulut wadah, erlemeyer,
botol).
🞂 Mortir dan stamper disiram dengan
alkohol mutlak kemudian dibakar. 🞂
Bahan obat ( ZnO, NaCl, Talk )

◦ Pemanasan tanpa uap air


◦ Membakar komponen sel
● Teroksidasi menjadi abu
● Denaturasi protein tak dapat balik
◦ Perlu waktu lebih lama
● 2000C selama 1,5 jam (panas) = 1210C selama 15
minutes (uap bertekanan)
◦ Keunggulan
● Dapat digunakan untuk bahan berupa serbuk
● Tidak menumpulkan alat-alat tajam
● Tidak mengkorosi logam

Ciri-ciri pemanasan basah :


1. Yang dipanaskan adalah air
menjadi uap air.
2. Proses pembunuhan mikroba
berdasarkan koagulasi /
penggumpalan zat putih telur dari
mikroba tersebut .
3. Waktu yang diperlukan lebih
singkat, kira-kira 30 menit.

4. Suhu yang diperlukan lebih


rendah, maksimal 1160 ( dalam
0
otoklaf ). Satu gram uap air 100
jika
0
mengembun menjadi air 100
membebaskan 536 kalori.
5. Digunakan pada sediaan injeksi
dengan pembawa berair.

Contoh :
1. Sterilisasi Uap menurut FI ed IV 2.
Direbus dalam air mendidih 3.
Tyndalisasi / Pasteurisasi
o
4. Denganuap air pada 100 C
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu
siklus autoklaf yang ditetapkan dalam
farmakope untuk media atau pereaksi
adalah selama 15 menit pada suhu 1210,
kecuali dinyatakan lain.

Alat :
Disebut otoklaf, yaitu suatu panci logam
yang kuat dengan tutup yang berat,
mempunyai lubang tempat mengeluarkan
uap air beserta krannya, termometer,
pengatur tekanan udara, klep pengaman.
Otoklaf
Otoklaf Uap air
lewat bag atas
dipanaskanVentilasi
dibuka Udara
Udara keluar lewat bag bawah

Keluar

dibuka

Otoklaf dibiarkan dingin


Selesai

Sesuai waktu

Suhu dan tekanan


akan naik
Udara
Bersih
Ventilasi ditutup
Bahan yang akan
disterilkan dimasukkan

Otoklaf
ditutup dan dikunci
Cara sterilisasi ini lebih efektif dibanding
dengan pemanasan basah yang lain, karena
suhunya lebih tinggi.

🞂 Bahan Alat pembalut,


🞂 kertas saring, alat gelas ( buret, labu ukur
) 🞂 Obat-obat / alat yang dapat disterilkan :
🞂 tertentu.

Lama penyeterilan dihitung sejak air


mulai mendidih.
Spora tidak dapat mati dengan cara
ini, penambahan bakterisida (fenol 5
% , lisol 2 - 3 %) dapat
mempersingkat waktu penyeterilan.
Beberapa alat kedokteran dapat
disterilkan dengan cara ini.

Digunakan pada bahan obat yang


tidak tahan pemanasan tinggi dan
tidak dapat disaring dengan
penyaring bakteri ( emulsi, suspensi
)

◦ Mengurangi jumlah mikroorganisme peka panas ◦


Banyak digunakan pada susu dan sari buah ●
Meningkatkan umur simpan
● Tidak menurunkan kualitas
◦ Cara pasteurisasi (awalnya)
● 620C selama 30 menit
◦ Cara pasteurisasi (yang berkembang saat ini) ●
high-temperature-short-time (HTST)
● 720C selama 15 detik

Cara Tyndalisasi /Pasteurisasi :

0 0
Panaskan pada suhu 70 - 80
selama 40 – 60 menit, untuk
mematikan mikroba bentuk
vegetatifnya. Diamkan pada suhu
0
30 selama 24 jam , untuk
membiarkan mikroba bentuk spora
berubah menjadi bentuk vegetatif.
Ulangi pemanasan selama 3 – 5 hari
berturut-turut.

Alat :
Semacam dandang. Alat yang akan
disterilkan harus dimasukkan setelah
mendidih dan kelihatan uapnya keluar.

Keuntungan :
uap air yang mempunyai daya bakterisida
lebih besar jika dibanding dengan
pemanasan kering karena mudah
menembus dinding sel mikroba
dan akan menggumpalkan zat putih

telurnya

Zat yang ditambahkan dapat


berfungsi sebagai :
a. Desinfektan
b. Antiseptik
c. Antibiotik

a. Desinfektan
Suatu zat anti mikroba yang
digunakan untuk berbagai peralatan
kedokteran / instrumen / barang /
benda dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi pada
manusia; dapat mematikan mikroba
patogen, jadi mencegah infeksi
(germisida),
mematikan bakteri (bakterisida),
mematikan fungi / cendawan /
jamur (fungisida).

b. Antiseptik
Suatu zat anti mikroba yang biasa
digunakan secara topikal / lokal pada
tubuh manusia ; dapat mencegah
pembiakan bakteri.

Bakteriostatika : mencegah pertumbuhan


fungi / cendawan / jamur.

Zat pengawet : mencegah pertumbuhan


bakteri dan cendawan dalam makanan
atau minuman.
c. Antibiotik
Segolongan zat yang dihasilkan oleh
cendawan atau bakteri yang dapat
menentang / mematikan cendawan atau
bakteri lain
Dibedakan berdasarkan : 🞂 Bahan obat
🞂 Alat –alat

🞂 Ruangan
Untuk bahan obat sterilisasi dapat dilakukan dengan
: Penambahan bakterisida, FI.ed.III ( cara B ).

Sediaan dibuat dengan melarutkan atau


mensuspensikan bahan obat dalam larutan
klorokresol P 0,2 % b/v dalam air untuk injeksi atau
dalam larutan bakterisida yang cocok dalam air untuk
injeksi. Isikan ke dalam wadah, kemudian ditutup
kedap. Jika volume dalam tiap wadah tidak lebih dari
30 ml. Panaskan pada suhu 980 sampai 1000 selama
30 menit. Jika volume dalam tiap wadah lebih dari 30
ml, waktu sterilisasi diperpanjang hingga seluruh isi
tiap wadah berada pada suhu 980 sampai 1000
selama 30 menit. Cara ini tidak dapat
digunakan untuk sterilisasi injeksi dosis
tunggal secara intravena, injeksi
intratekal / intrasisternal / peridural .
Zat yang dipakai : alkohol-alkohol, kresol,
fenol, formaldehida, garam raksa organik /
anorganik, amonium kwartener.

Caranya :
Alat yang disterilkan direndam dalam
larutan bakterisida, untuk logam
tambahkan zat yang dapat mencegah
perkaratan (Natrium nitrat, Natrium borat).
Didihkan selama 20 menit bersama dengan
Natrium karbonat 1 – 2 %, sefirol 1 %, fenol
5 %, losol 2 %.
Disemprot dengan larutan bakterisida
kemudian didiamkan beberapa waktu.
Udara diisap dan diganti dengan udara
yang sudah steril (dilewatkan melalui
penyaring udara).

Zat yang digunakan :


🞂 uap farmaldehida
🞂 Campuran 1 bagian etilen oksida dan 9
bagian gas karbondioksida (CO2) dan dapat
dipanaskan hingga suhu 600. Jika hanya
etilen oksida saja dengan udara akan
mudah terbakar atau meledak.

Sterilisasi dengan cara Penyinaran


dilakukan dengan :
√ Radiasi Ion
√ Sinar UV
√ Sinar Gamma
√ Sinar X dan Sinar Katoda
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan
yaitu a. disintegrasi radioaktif dari
radioisotop ( radiasi gamma )
b. radiasi berkas elektron.

Pada kedua jenis ini , dosis yang


menghasilkan derajat jaminan sterilitas
yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa hingga dalam rentang
satuan dosis minimum dan maksimum,
sifat bahan yang disterilkan dapat diterima

Untuk mengukur serapan radiasi dapat


menggunakan alat Dosimeter kimia.

Cara ini dilakukan jika bahan yang


disterilkan tidak tahan terhadap
sterilisasi panas dan khawatir tentang
keamanan etilen oksida.
Keunggulan sterilisasi ini adalah
reaktivitas kimia rendah, residu rendah
yang dapat diukur serta variabel yang
dikendalikan lebih sedikit.

Pada gelombang 200 - 2600 A0 dapat


membunuh mikroba patogen, spora, virus,
jamur, ragi, bekerja efektif jika langsung
menyinari bahan yang disterilkan.
Digunakan untuk mensterilkan ruangan,
udara, obat suntik.

Pekerja perlu dilindungi dari sinar u.v


karena dapat mempengaruhi kulit dan
mata. Perlu kaca mata pelindung.

Digunakan isotop radio aktif, mis : Cobalt


60.
Sinar
X dan elektron-elektron dengan intensitas
tinggi mempunyai sifat dapat mematikan
mikroba.

Yang disterilkan :
Penisillin-Na, Streptomycin sulfat, Hidrolisat
protein, Hormon pituitarium, insulin, vaksin
influensa, vaksin cacar.
Larutan disaring melalui
penyaring bakteri steril, diisikan
ke dalam wadah steril,
kemudian ditutup kedap
menurut teknik aseptik .
🞂 Digunakan untuk bahan obat yang
tidak tahan pemanasan tetapi larut
dalam air.
🞂 Dapat dilakukan dengan cepat,
terutama untuk pembuatan kecil
kecilan.
🞂 Semua mikroba hidup atau mati
dapat disaring dari larutan, virus
jumlahnya dikurangi.
🞂 Penyaring dapat bersifat adsorpsi,
sebagian besar
virus dapat diadsorpsi

🞂 Masih diperlukan zat bakterisida.


🞂 Hanya dapat digunakan untuk pembawa
berair, tidak dapat digunakan untuk
pembawa minyak.
🞂 Beberapa jenis penyaring dapat
mengadsorpsi bahan obat, terutama kalau
kadarnya kecil. 🞂 Beberapa penyaring sukar
dicuci : porselin, Keiselguhr.
🞂 Beberapa penyaring bersifat alkalis (Seitz
filter) dan penyaring dari asbes
melepaskan asbes ke dalam larutan.
🞂 Filtrat yang diperoleh belum bebas dari

virus.

1. Dengan tekanan positip : larutan dalam


penyaring ditekan dengan tekanan yang
lebih besar dari udara luar.
2. Dengan tekanan negatip : larutan dalam
penyaring diisap (penampung di
vakumkan). Udara yang dipakai untuk itu
harus udara bersih, biasanya digunakan
gas nitrogen (N2) yang dialirkan melalui
kapas berlemak dalam tabung gelas atau
platina yang dipanaskan.

1. Dengan menyedot air bersih berlawanan


dengan cara penyaringan atau larutan HCl
panas lalu dibilas.
2. Memasak dalam larutan Na-karbonat 2 %
lalu dibilas (protein akan hancur , karena
pH 8,5)
3. Penyaring bakteri disterilkan dengan
cara pemanasan kering, pemijaran, otoklaf
atau secara kimiawi..

Cara sterilisasi dengan


menggunakan teknik yang dapat
memperkecil kemungkinan terjadi
cemaran/ kontaminasi dengan
mikroba hingga seminimal
mungkin.
Digunakan untuk bahan obat yang
tidak dapat disterilkan dengan cara
pemanasan atau dengan cara

penyaringan.

Bahan obat : memenuhi syarat p.i , tidak


disterilkan.

Zat pembawa : disterilkan tersendiri dahulu.


Zat pembantu : disterilkan tersendiri. Alat-alat :
disterilkan dengan cara yang cocok.

Ruang kerja : bersih, bebas debu, dan angin,


disterilkan dengan sinar u.v
atau cara lain yang sesuai.
Kemudian bahan obat, zat

pembawa, zat pembantu disimpan secara

aseptic dalam ruang aseptic hingga

terbentuk obat / larutan injeksi dan

dimasukkan ke dalam wadah secara


aseptic.

🞂 ukuranpopulasi, semakin besar populasi


mikroba semakin panjang waktu yang
dibutuhkan untuk memusnahkan semua
mikroorganisme yang ada

🞂 komposisi
populasi, mikroorganisme yang
berbeda bervariasi sentivitasnya terhadap
agensia letal, dan efektivitasnya dipengaruhi
oleh umur, morfologi dan kondisi fisiologis
mikroba

🞂 konsentrasi agensia antimikroba atau intensitas


perlakuannya, semakin tinggi konsentrasinya
atau semakin besar intensitasnya umumnya
lebih efisien, tetapi hubungan jarang yang linear

🞂 lama terpaparnya sel terhadap agensia


antimikroba, semakin lama terpapar semakin
besar jumlah sel mikroba yang terbunuh

🞂 temperatur,
secara normal semakin tinggi
temperatur menambah efektivitas kerja agensia
🞂 kondisilingkungan, seperti pH, viskositas
medium dan konsentrasi bahan organik, dapat
berpengaruh terhadap efektivitas agensia
antimikroba

Anda mungkin juga menyukai