LARUTAN PENYANGGA
Basa konjugasi CH3COO- dapat berasal dari suatu garam seperti CH3COONa,
CH3COOK, atau (CH3COO)2Ba. Garam tersebut merupakan garam yang berasal dari
reaksi asam lemah (CH3COOH) dengan basa kuat, seperti NaOH, KOH, atau Ba(OH)2.
Jadi, larutan penyangga dapat disebut juga campuran asam lemah dengan garamnya.
Garam di sini yaitu garam yang mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya.
Contoh larutan penyangga (asam lemah dengan basa konjugasinya) :
CH3COOH + CH3COONa
HF + CaF2
CH3COOH + CH3COOK
H3PO4 + NaH2PO4
CH3COOH + (CH3COO)2Ba
H2PO4- + Na2HPO4
HF + NaF
HPO42- + Na3PO4
Rumus : [H ] = Ka x
Rumus : [H ] = Ka x
NH4+(aq)
+
OH-(aq) .. (1)
(asam konjugasi) (basa konjugasi)
Jika ke dalam larutan penyangga basa ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl,
asam tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat basa.
HCl(aq) + NH3(aq)
NH4Cl(aq) . (2)
Berdasarkan reaksi penambahan asam (HCl), dapat membentuk asam konjugasi
(garam) baru, (NH4+) (pada persamaan reaksi 2), sehingga menambah mol NH4+
sebelah kanan (pada persamaan reaksi 1). Berarti, kesetimbangan bergeser ke arah
kanan (pada persamaan 1) sehingga jumlah asam konjugasi (ion NH4+) bertambah
dan jumlah basa (NH3) berkurang.
Jadi, penambahan asam ke dalam larutan penyangga basa dapat menaikkan
konsentrasi (atau mol) asam konjugasi (garam) dan menurunkan konsentrasi (atau
mol) basa, sehingga perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.
Rumus : [OH-] = Kb x
NH4+(aq)
+
(asam konjugasi)
OH-(aq) .. (1)
(basa konjugasi)
Jika ke dalam larutan penyangga basa ditambahkan sedikit basa, misalnya NaOH,
basa tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat asam.
NaOH(aq) + NH4+(aq)
Rumus : [OH ] = Kb x
Rumus : [OH ] = Kb x
[garam]
[asamlemah sisa]
Contoh : Campuran asam lemah (CH3COOH) dan basa konjugasinya (ion CH3COO-)
Ion CH3COO- berasal dari garam yang mengandung asetat, seperti CH3COONa,
CH3COOK, atau (CH3COO)2Ba. Garam tersebut dalam air
terionisasi sempurna sesuai persamaan reaksi :
CH3COONa(aq)
CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Ion CH3COO- yang berasal dari garam akan menggeser kesetimbangan larutan
CH3COOH ke kiri.
CH COOH(aq) CH COO-(aq) + H+(aq)
3
garam x
Ka =
CH 3 CO O
C H 3 CO O
[C H 3 COOH ]
garam
[H+] = Ka x
[H+] = Ka x
[asamlemah sisa]
[garam]
[H+] = Ka x
sehingga, [H+] = Ka x
Garam yang diikat berjumlah dua sehingga konsentrasi garam yang dihasilkan
dua kali konsentrasi garam, seperti (CH3COO)2Ba, maka :
[H+] = Ka x
sehingga, [H+] = Ka x
[ asamlemah sisa]
2 [garam]
mol asam sisa
2 x mol garam
Ion NH4+ berasal dari garam yang mengandung amonium, seperti NH4Cl, atau
(NH4)2SO4. Garam tersebut dalam air terionisasi sempurna sesuai persamaan
reaksi :
NH4+(aq) + Cl-(aq)
NH4Cl(aq)
Ion NH4+ yang berasal dari garam akan menggeser kesetimbangan larutan
NH4OH ke kiri.
NH OH(aq) NH +(aq) + OH-(aq)
4
OH
+ garam x
Kb =
NH 4
[OH-] = Kb x
N H +
4
[N H 4 OH ]
[OH-] = Kb x
[OH-] = Kb x
garam
sehingga, [OH ] = Kb x
Garam yang diikat berjumlah dua sehingga konsentrasi garam yang dihasilkan
dua kali konsentrasi garam, seperti (NH4)2SO4, maka :
[OH-] = Kb x
sehingga, [OH-] = Kb x
suntik harus sesuai dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada
darah.
2. Larutan Penyangga dalam Sel Manusia
Contoh larutan penyangga di dalam sel adalah campuran asam lemah dihidrogen
fosfat (H2PO4-) dan basa konjugasinya, yaitu monohidrogen fosfat (HPO42-).
3. Larutan Penyangga dalam Cairan Antarsel Manusia
Contoh larutan penyangga dalam cairan antarsel adalah campuran asam karbonat
(H2CO3) dan basa konjugasinya, yaitu ion bikarbonat (HCO3-).
4. Larutan Penyangga dalam Darah Manusia
Dalam plasma darah terdapat dua system larutan penyangga, yaitu :
a. Campuran asam karbonat (H2CO3) dengan basa konjugasinya, ion bikarbonat
(HCO3-).
b. Campuran asam hemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya (HbO2-)
Sistem tersebut berfungsi untuk mengatur pH darah normal (7,35 7,45). Jika pH
darah < 7,35 disebut asidosis dan jika pH darah besar dari 7,45 disebut alkalosis.
Kematian dapat terjadi jika pH darah kurang dari 7,0 atau lebih besar dari 7,8. Berbagai
zat yang masuk ke dalam tubuh atau zat hasil metabolisme yang kemudian diserap ke
dalam darah, sangat mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system larutan
penyangga, penurunan atau kenaikan pH secara dratis dapat dicegah.