Bab 3
Protein
Protein adalah suatu senyawa makromolekul, yang terdiri dari unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), dan atau belerang (S), dan tersusun dari
satuan-satuan (unit-unit) asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida.
Protein, yang namanya berarti “pertama” atau utama merupakan makromolekul yang
paling berlimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir
semua organisme. Protein terdiri dari rantai polipeptida yang mempunyai rantai amat
panjang, tersusun atas banyak unit asam amino.
Protein adalah instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga
terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari
organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-masing
membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai.
Protein, dalam semua mahluk hidup, tanpa memandang fungsi dan aktivitas
biologiknya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang
molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Asam amino merupakan abjad
struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang
hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak
terbatas pula.
gugus Amin H O
gugus Karboksil
H2 N C C OH
gugus Radikal
(rantai samping)
CH3 CH3
2. Pada pH yang cukup rendah (asam), gugus amin yang memiliki sifat asamnya lebih
lemah daripada asam karboksilat, akan diprotonasi.
O O
+
H3N H C +H
+ H2N H C
C OH C OH
CH3 CH3
CH3 CH3
Gambar 3.4 Struktur Asam-asam Amino dengan R polar (hidrofil) tetapi tidak
bermuatan
HC CH3 HC CH3
O CH2 O O CH2 O
H
H2 N H C C OH H2 N H C H2 N H C C N H C
C OH + H2N H C + C OH C N H C C OH
H
CH2 O HC OH 2 H2O CH3 O CH2
CH3 ikatan HC OH
peptida
CH3
3. Untuk mengetahui asam amino terminal pada suatu rantai polipeptida, maka protein
diolah dengan dinitrofluorobenzen (1-fluoro-2,4-dinitrobenzen = Pereaksi Sanger :
pemenang Nobel tahun 1958)
NO2 NO2
O O
H
O2N F + H2 N CH C R O2 N NH C C R + HF
CH3 CH3
Gambar 3.8 Reaksi Asam Amino (paling ujung sebelah kiri) dengan pereaksi
Sanger
4. Untuk N terminal
Suatu asam amino (atau residu N-terminal polipeptida) diubah menjadi derivat
feniltiohidantoin, sehingga N-terminal polipeptida dapat diidentifikasi
S O S
x
N C + H2 N CH C R NH C NH
Asam fenil
R Asam Amino R
x
C CH tiohidantoat
Fenil isotiosianat terminal
S O R
C
H2 O + N NH Nitrometan
o C C R
Feniltiohidantoin H
Gambar 3.9 Reaksi Asam Amino terminal (paling ujung sebelah kiri) dengan
pereaksi Edman
5. Pembentukan garam
R
O C
C H NH2
O O O
O
H2N H C OH
- H2N H C C H NH2
C OH + FeCl3 C O Fe O C + 3 HCl
R R R
Asam Amino Garam proteinat
6. Asilasi
Kondensasi gugus karboksil asam amino dengan ATP, menghasilkan aminoasil-adenilat,
yang dikatalisis oleh suatu enzim. Pembentukan aminoasil adenilat merupakan suatu
reaksi yang penting pada sintesis protein
NH2
N
N O O O O
N CH2 O P O P O P OH + HO C CH NH2
N
- - -
O O O R
O
NH2
N
N O R O O
N CH2 O P O C CH NH2 + HO P O P OH
N
- - -
O O O O
Amino asiladenilat Pirofosfat anorgnik
OH HO
3.2 Peptida
Bila gugus amino dari suatu asam -amino dan gugus karboksil dari asam amino lain
bergabung membentuk ikatan peptida, unsur aminonya dinamakan residu asam amino.
Suatu peptida, sekurang-kurangnya terdiri dari dua residu asam amino atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Suatu peptida yang mengandung lebih dari sepuluh
residu asam amino, disebut polipeptida. Contoh dari suatu polipeptida, adalah: hormon,
protein, enzim, dll.
Suatu tripeptida, memiliki tiga residu asam amino, dengan dua buah ikatan peptida.
Menurut perjanjian: struktur suatu peptida selalu ditulis dengan residu asam amino N-
terminal (residu asam -amino bebas) di sebelah kiri, dan residu C-terminal (residu -
karboksil bebas) di sebelah kanan.
H2N COOH
C C C NH CH C N CH C NH2
O N H
H O CH2 O
NH
2. Oksitosin, suatu hormon dari kelenjar pituitary yang menyebabkan pengerutan uterin
selama melahirkan bayi.
Ile Tyr Cys
Struktur Oksitosin, adalah : Gln Asn Cys Pro Leu Gly NH2
3.3 Protein
Protein terdiri dari bermacam-macam makromolekul heterogen, yang merupakan
turunan dari polipeptida dengan bobot molekul tinggi; contoh: albumin telur BM = 44.000,
insulin sapi BM = 12.000, albumin serum BM = 69.000, Hb kuda BM = 68.000, globulin
serum BM = 180.000, fibrinogen BM = 630.000. Pengukuran bobot molekul menggunakan
ultrasentrifius.
c. Nukleoprotein, merupakan gabungan asam nukleat dan protein, terdapat dalam inti
sel.
d. Glikoprotein, merupakan gabungan karbohidrat dengan protein, jumlah karbohidrat
biasanya rendah.
e. Kromoprotein (metaloprotein, yaitu protein yang berikatan dengan ion logam),
merupakan senyawa yang memiliki gugus prostetik yang berwarna. Yang termasuk
ke dalam kelompok ini antara lain : hemoglobin, mioglobin, klorofil dan
flavoprotein.
3. Protein turunan
Protein dapat diubah baik secara kimia maupun enzimatik ke dalam turunan-turunan
protein, yang dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Protein turunan primer, merupakan hasil hidrolisis ringan, modifikasinya sedikit
dan tidak larut dalam air. Yang termasuk ke dalam kelompok ini, adalah:
1) Protean, adalah hasil hidrolisis oleh air, asam encer yang bersifat tak larut.
Contoh: miosan dan edestan.
2) Meta protein, merupakan hasil hidrolisis lebih lanjut oleh asam dan alkali, larut
dalam asam dan alkali encer, tetapi tak larut dalam larutan garam netral.
Contoh: asam albuminat dan alkali albuminat
b. Protein turunan sekunder, merupakan hasil hidrolisis yang berat, modifikasinya
lebih besar. Perbedaannya (perbedaan hasil urai) terletak pada ukuran dan
kelarutan. Yang termasuk ke dalam kelompok ini, adalah:
1) Proteosa, bersifat larut dalam air, dan tidak terkoagulasi oleh panas, diendapkan
oleh larutan amonium sulfat jenuh.
2) Pepton, juga larut dalam air, tak terkoagulasikan oleh panas, tidak mengendap
dengan penambahan larutan amonium sulfat jenuh (tidak salting out), tetapi
mengendap oleh pereaksi alkaloid, seperti asam fosfotungstat.
3) Peptida, yaitu gabungan dua atau lebih asam amino yang terikat melalui ikatan
peptida.
pembuluh darah, dan rambut. Contoh protein serat, adalah kolagen yang terdapat pada
tulang rawan, fibrin pada gumpalan darah, miosin pada otot, dan keratin pada rambut.
a. Keratin, yaitu protein rambut, wol, dan kulit, merupakan protein berserat yang khas,
terdiri atas rantai peptida yang panjang. Rantai peptida dapat terbelit dalam bentuk
pilin atau heliks, dan saling berhubungan dengan ikatan disulfida (S-S), serta ikatan
hidrogen. Bentuk kondensasi disebut -keratin yang akan berubah menjadi -
keratin bila lipatan terbuka.
b. Miosin, protein utama otot yang mengalami perubahan dalam strukturnya selama
kontraksi dan relaksasi otot.
3. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen berasal dari atom-atom hidrogen dari gugus amin dengan oksigen dari
gugus karbonil. Ikatan ini dapat dibentuk dari/oleh residu asam amino dalam rantai
polipeptida yang sama atau berbeda. Ikatan hidrogen sangat lemah, karena selama
denaturasi protein, ikatan hidrogen dan ikatan hidrofobik akan pecah, sedangkan ikatan
peptida dan disulfida tidak.
4. Ikatan hidrofobik
Rantai samping non-polar asam amino netral cenderung untuk saling berdekatan satu
sama lain dalam suatu rantai polipeptida. Ikatannya bukan merupakan hubungan yang
stokhiometri, oleh karena itu tidak terdapat ikatan yang sebenarnya, namun demikian
interaksi ini mempunyai peranan penting dalam mempertahankan struktur protein
5. Ikatan elektrostatik
Adalah ikatan garam yang dibentuk antara gugus yang bermuatan berlawanan pada
rantai samping asam amino. Gugus epsilon asam amino lisin mempunyai muatan +1
pada pH fisiologis dan gamma karboksil dari asam aspartat muatannya -1, oleh karena
itu dapat saling bereaksi secara elektrostatik.
G G L T T H A C
A l C l V e T y H r A y G l G y A rantai polipeptida 2
l u y n a u r r y p r s l a l s r
a s l e s g n y g
Gambar 3.15 Contoh dua rantai polipeptida yang disusun oleh asam amino yang
sama, tetapi posisi yang berbeda
Walaupun rantai polipeptida tersebut mengandung asam amino yang sama, tetapi
karena susunan (rangkaian) nya berbeda, maka polipeptida (protein) tersebut
dikatakan mempunyai struktur primer yang berbeda.
Bentuk bangun molekul dari struktur primer suatu molekul protein, rantai
polipeptidanya terletak dalam satu bidang.
OH SH
O CH2 O CH2 O
H H
H2 N H C C N H C C N H C OH
C N H C C N H C C
H H
O CH2 O CH CH3
CH OH
CH3
2. Struktur sekunder
Pelipatan rantai polipeptida menjadi struktur pilin yang spesifik, yang diikat oleh ikatan
disulfida dan ikatan hidrogen, disebut sebagai struktur sekunder protein. Kerangka
dasar struktur sekunder membentuk gambaran spiral, dan bilamana ideal, memutar-
mutar sepanjang sumbunya. Contoh protein yang mempunyai/ menampakkan struktur
sekunder adalah alfa-heliks yang terdapat pada α-keratin, miosin, epidermin, fibrin.
O O O O O O O
O O O O O O O
O O O O O O O
O O O O O O O
O O O O O O O
O O O O O O O
O O O O O O O
O O O O O O O
Gambar 3.17 Struktur Sekunder Protein Bentuk Pita Β Anti Paralel (kiri) dan
Struktur Kuarterner Protein (kanan)
3. Struktur tersier
Susunan dan hubungan rantai protein yang membelit menjadi lapisan atau serabut yang
spesifik, disebut struktur tersier protein. Contoh struktur tersier protein, adalah protein
globuler (protein yang bentuknya seperti bola), antara lain mioglobin, dengan ciri-ciri ;
molekul kompak, gugus R polar terletak di bagian luar yang mengalami hidrasi, serta
gugus R non polar terletak di bagian dalam gumpalan.
4. Struktur kuarterner
Bergabungnya beberapa unit monomer, masing-masing dengan struktur primer,
sekunder, tersier yang sesuai. Gabungan sub unit yang sama atau tidak sama,
membentuk suatu struktur kuarterner.
Asam
Amino
Hasil
Urea khusus
lainnya
Gambar 3.18 Garis besar metabolisme asam amino (Semua proses yang ditunjukkan
(kecuali pembentukan urea) berlangsung secara reversibel dalam sel utuh, akan tetapi
katalisator dan zat antara pada proses-proses biosintesis degradasi seringkali berbeda)
HCHO Sarkosin
Formaldehida oksidase
HCHO
H3C NH CH2 COOH H2 N CH2 COOH
Dimetilglisin
Sarkosin oksidase Glisin
b) Glutamat
COOH COOH
C O L-Glutamat H2 N CH
+
dehidrogenase
CH2 + NH4 CH2 + H2O
CH2 CH2
c) Alanin
Glutamat Transaminasi - Ketoglutarat
Aspartat + Piruvat Alanin +
Oksaloasetat
COOH COOH
L-Glutamat a-Ketoglutarat
d) Serin
H2C OPO3H2
CH OH
NAD+ H2 O
COOH
NADH + H+ D-3-Fosfo
Pi
gliserat
H2C OPO3H2 H2C OH
C O CH OH
COOH COOH
Asam 3-Fosfo Asam D-gliserat
hidroksi Piruvat
-AA NAD+
-KA NADH + H+
Pi H2C OH -KA
CH NH2
COOH
L-Serin
e) Aspartat
COOH COOH COOH COOH
Transaminasi
H2N CH + C O H2 N CH + C O
f) Glutamin
COOH COOH
CH2 CH2
g) Asparagin
COOH COOH L-Asparagin COOH COOH
sintetase
H2N CH + H2N CH H2N CH + H2N CH
H2 O
+
NAD
L-Glutamat-
g-semialdehida
H2O
2
-Pirolidin-5-karboksilat
+
NADH + H
+
NAD
L-Prolin
Homoserin o-Suksinil
Treonin Homoserin Sistation
fosfat homoserin
Homosistein
Isoleusin
Metionin
Gambar 3.27 Biosintesis Asam Amino Esensial dari Aspartat
2) Dari Glutamat :
Glutamat → → → → Ornitin → → → Arginin
a) Dari -ketobutirat
Treonin
+ -asetohidroksi butirat iso-Leusin
-Ketobutirat
Asetaldehida
aktif
Leusin
b) Dari -ketoglutarat
-ketoglutarat + Asetil ko-A →→→ → Lisin
d) Dari fosfoenolpiruvat
Fosfoenol eritrosa- Asam
+ korismat
piruvat 4-fosfat
Antranilat Prepenamat
Triptofan Fenilalanin
Tirosin
Protein
Penggunaan
Degradasi kembali untuk
protein sistesis protein
yang baru
Asam Amino
Katabolisme
Gambar 3.30 Proses Pertukaran Protein dan Asam Amino
Masing-masing protein diuraikan dengan kecepatan yang berbeda-beda mengikuti
responsnya terhadap kebutuhan fisiologik. Kecepatan rerata penguraian protein yang
tinggi, menandai jaringan tengah mengalami penyusunan struktural kembali secara luas.
Untuk mempertahankan kesehatan, seorang dewasa memerlukan 30-60 g protein
perhari, atau unsur ekuivalennya dalam bentuk asam amino bebas. Namun mutu protein,
yaitu proporsi asam amino esensial dalam makanan terhadap proporsinya dalam protein
yang disintesis, merupakan faktor penting yang sangat menentukan. Asam amino yang
berlebih tidak akan disimpan, tanpa memperdulikan sumbernya, asam amino tersebut
segera diuraikan dengan cepat.
Enzim protease intrasel, akan menguraikan ikatan peptida internal protein
menghasilkan peptida-peptida. Kemudian enzim endopeptidase memutuskan ikatan internal
dalam peptida, sehingga terbentuk senyawa peptida yang lebih pendek. Aminopeptidase dan
1) Biosintesis Urea
Biosintesis urea, dibagi menjadi empat tahap, yaitu :
a) Transaminasi
Adalah pemindahan gugus amin dari asam -amino ke asam -keto, yang dikatalisis
oleh enzim transaminase atau amino transferase.
O O O O
C OH C OH Alanin C OH C OH
Transaminase
C O + CH NH2 CH NH2 + C O
Aspartat
CH3 CH2 Transaminase CH3 CH2
Piruvat C O Alanin C O
OH OH
Asam Asam
Aspartat Oksaloasetat
Dalam reaksi transaminasi, juga terjadi keterlibatan ko-enzim (vitamin B6) sebagai
pengemban gugus amin. Reaksi tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut:
Piridoksal L-Glu-
Alanin
fosfat tamat
b) Deaminasi Oksidatif
O Asam L--amino O
O2 Oksidoreduktase
R CH C OH R C C OH
NH2 NH
Asam -amino FAD FADH2 Asam -imino
H2 O
NH3
H2O2 O2
1 O
Katalase O
2 2
R C C OH
H2 O O
Asam -keto
Gambar 3.33 Mekanisme reaksi Deaminasi Oksidatif
c) Pengangkutan Amonia
Ammonia dibentuk dalam jaringan, sejumlah besar dihasilkan oleh bakteri usus dari
protein makanan, dan dari urea yang terdapat dalam cairan yang disekresi ke dalam
saluran pencernaan.
Glutamin sintetase
NH3 Glutamin
Glutaminase
Glutamat H2O
Karbamoil Arginase
N-Asetil fosfat
Glutamat sintetase Ornitin Arginin
2 Mg-ADP
+ 2 Pi
Asam
Karbamoil Arginino Fumarat
fosfat Ornitin suksinase
transkarbamoilase
Pi
Alanin Arginin
Sistein Histidin
Glutamat
Glisin Glutamin
Histidin Prolin
Serin
Treonin
Triptofan
-Keto-
glutarat
iso-Leusin iso-Leusin
Suksinil
Leusin Metonin
Ko-A
Triptofan Valin
Piruvat Sitrat SAS
Fuma- Tirosin
Asetil Ko-A Oksalo rat Fenilalanin
asetat
Leusin
Lisin Asparagin
Fenilalanin
Triptofan
Tirosin
Gambar 3.36 Zat antara amfibolik yang dibentuk dari rangka karbon asam amino
Rangka karbon masing-masing asam amino dapat diubah menjadi zat antara amfibolik.
Hasil penyelidikan yang menggunakan asam-asam amino yang dilabel menyimpulkan
bahwa; 13 jenis asam amino dapat diubah menjadi karbohidrat, 1 asam amino diubah
menjadi lemak, dan 5 jenis asam amino dapat diubah menjadi karbohidrat dan lemak,
seperti terlihat pada gambar 3.37