A. PENDAHULUAN
Senyawa karbon adalah senyawa yang terdiri atas atom-atom karbon yang
berikatan kovalen satu sama lain. Ikatan antara atom C yang satu dengan atom C
lainnya dapat berupa ikatan tunggal dan dapat pula berupa ikatan rangkap dua atau
tiga. Kemampuan atom-atom C untuk saling berikatan menyebabkan terbentuknya
banyak sekali senyawa karbon.
Cabang ilmu yang mempelajari tentang hal ini disebut Ilmu Kimia Organik
atau kimia Karbon. Cabang ilmu kimia ini menjadi sangat penting karena sebab
banyak senyawa-senyawa karbon ini sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Bahkan tubuh manusia sendiri terdiri dari tulang-tulang, daging, otot, darah, uraf
syaraf, hormon, enzim, dan lain-lain, ini semuanya adalah senyawa-senyawa karbon,
sehingga tidak mengherankan kalau makanan pokok manusia adalah juga senyawa-
senyawa karbon, misalnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin-vitamin dan lain-lain.
Pada mulanya, senyawa karbon disebut senyawa organik karena dianggap
bahwa senyawa itu hanya dapat diperoleh dari organisme hidup. Nanti setelah
Wohler pada tahun 1828 berhasil membuat Urea yang semula hanya terdapat dalam
urine barulah anggapan itu berubah. Sejak saat itu, para ahli kimia mulai membuat
senyawa karbon di laboratorium dan sekarang jumlah senyawa karbon sudah berjuta-
juta.
Senyawa yang melimpah jumlahnya itu digunakan untuk keperluan sehari-
hari, seperti bahan makanan, pakaian, bahan bakar, obat-obatan, plastik, sabun, serat
buatan, desinfektan, dan insektisida. Istilah senyawa organik masih tetap dipakai,
terutama untuk membedakan dengan senyawa anorganik, yaitu senyawa yang berasal
dari mineral-mineral dan sumber selain dari organisme.
B. PENGGOLONGAN HIDROKARBON
1. Penggolongan Senyawa Karbon Berdasarkan Ikatan Antara atom
Karbon
a. Ikatan Kenyang/Jenuh : Senyawa Alkana
Alkana disebut senyawa Hidrokarbon Jenuh
Disebut hidrokarbon jenuh karena mempunyai ikatan antar atom C adalah ikatan
tunggal, yang menunjukkan bahwa atom C sudah jenuh sehingga tidak dapat
berikatan dengan atom lainnya.
Mempunyai rumus CnH2n+2
Untuk n = 1, maka rumus molekulnya adalah CH4
Untuk n = 2, maka rumus molekulnya adalah C2H6
b. Ikatan Rangkap Dua/Tidak Jenuh : Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh, karena pada rumus bangun
alkena terdapat ikatan rangkap dua antara dua atom C, yang masih dapat di addisi
dengan atom lain menjadi ikatan tunggal/Jenuh.
Mempunyai rumus CnH2n
Kimia Dasar 88
Untuk n = 2, maka rumus molekulnya adalah C2H4
Untuk n = 3,maka rumus molekulnya adalah C3H6
c. Ikatan rangkap Tiga/Tidak Jenuh : Alkuna
Alkuna disebut juga hidrokarbon tidak jenuh, karena mempunyai ikatan rangkap
tiga antar dua atom C nya.
Mempunyai rumus CnH2n-2
Untuk n = 2, maka rumus molekulnya adalah C2H2
Untuk n = 3, maka rumus molekulnya adalah C3H4
Aromatis
Homosiklis
Karbosiklis Alisiklis
Heterosiklis
Senyawa siklis adalah senyawa yang tersusun oleh suatu rantai yang tertutup dan
terdiri atas atom-atom karbon yang merupakan suatu lingkaran atau perputaran
1). Senyawa Homosiklis
Adalah senyawa dimana lingkarannya hanya terdiri dari atom C, terbagi atas :
a) Senyawa aromatis, yakni senyawa yang dianggap berasal dari benzen
(Turunan benzena):
Sikloheksana Siklopentana
Kimia Dasar 89
2) Senyawa Heterosiklis
Yakni senyawa siklis dimana dalam lingkaran tersebut tidak hanya atom C,
melainkan ada unsur lain, seperti O, S, atau N.
Contoh :
O S N
O O
Keton -C=O R C H3C C Propanon
R C H3
O O O Metil
Ester C R C C H3 C
etanoat
OR OR O C H3
3. Tatanama Hidrokarbon
Sistem Tata nama didaarkan pada aturan IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry) dengan aturan sebagai berikut :
a. Tentukan rantai karbon yang paling panjang sebagai rantai utama
b. Berikan nomor atom-atom C pada rantai utama dimulai dari ujung yang dekat
dengan rantai cabang
c. Sebutkan nama gugus alkil pada cabang dimulai dari gugus yang paling kecil
dan diberi angka dimana cabang tersebut pada rantai utama
Kimia Dasar 90
d. Beri awalan di didepan nama dua cabang yang sama, atau tri didepan nama
tiga cabang yang sama, misalnya :
- dimetil (ada dua cabang metil)
- trikloro (ada tiga cabang klor
e. Beri nama senyawa dengan menyebutkan berturut-turut :
- Nomor atom C tempat terikat nya gugus cabang
- Nama gugus cabang
- Nama rantai utama
Untuk alkana pemberian namanya didasarkan pada rantai utamanya dan diberi
akhiran ana.
Contoh :
C H3 C H3
1
H 3C C H2 C H2 C C H2 CH C H3
6 5 4 3
7 2
C 2H 5
Nama dari 10 alkana rantai lurus dan strukturnya ditata sedemikian rupa sehingga
alkana berbeda dari tetangga dekatnya hanya oleh satu gugus metilena (-CH 2).
Pengelompokan semacam ini disebut Deret Homolog.
Tabel 6.2 Daftar Sepuluh Alkana Rantai Lurus yang kekurangan satu atom H (alkil)
Untuk tatanama alkena dan alkuna menurut aturan IUPAC mengikuti tatanama
alkana hanya perbedaannya terletak pada akhiran, untuk alkena yang mempunyai
ikatan rangkap dua berakhiran ena, sedangkan alkuna yang mempunyai ikatan
rangkap tiga berakhiran una.
Contoh :
H2C = CH2 HC CH
Etena etuna
CH2=CH-CH2-CH2-CH3 CH2=C(CH3)-CH2-CH3
1-pentena 2 metil-1-butena
Kimia Dasar 91
4. Isomeri
Isomeri adalah peristiwa dimana dua macam senyawa mempunyai rumus molekul
yang sama tetapi rumus struktur yang berbeda. Dikenal beberapa macam isomer
antara lain :
a. Struktur Isomer .
1) Isomer fungsional
Isomer dua senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur
berbeda karena berbeda gugus fungsionalnya.
Contoh : molekul C2H6O , dalam hal ini bisa berupa :
- CH3 – O – CH3 : Metil eter
- CH3-CH2-OH : Etil alkohol (etanol)
CH3-CH2-CH2CH3 : n-butana
CH3-CH-CH3 : 2-pentana
CH3
3) Isomer karena perbedaan letak gugus fungsional (Isomer Posisi)
Contoh :
CH3-CH2-CH2-OH dan CH3-CH-CH3
OH
b. Stereo Isomer ( Isomeri ruang)
1) Geometri Isomer atau cis-trans isomer
Terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap, dimana ataom karbon
yang berikatan rangkap mengikat sepasang gugus yang sama, misalnya :
2) Isomeri Optik
- Isomeri yang disebabkan oleh perbedaan arah memutar bidang polarisasi
cahaya yang terpolarisasi
- Disamping kedua isomer mempunyai perbedaan sifat fisika juga berbeda
sifat kimianya
C. GUGUS FUNGSI
Kimia Dasar 92
kimia karbon adalah berdasarkan gugus fungsinya (Function group), sesuai dengan
uraian terdahulu.
1. Alkana
Alkana adalah senyawa organik yang tidak reaktif, oleh karena itu , alkana
disebut juga parafin. Parafin berasal dari kata parum affinis, parum artinya
sedikit, affinis artinya gabung. Alkana hanya dapat dioksidasi pada suhu tinggi
membentuk CO2 dan air.
2. Alkena
Alkena disebut juga oleh oleofin. Istilah oleofin berasal dari bahasa latin, oleum
yang artinya minyak dan farece artinya membentuk, nama ini dikaitkan dengan
sifat alkena yang berwujud gas, yaitu dengan klor akan membentuk cairan seperti
minyak.
3. Alkuna
Alkuna yang terpenting adalah etuna (C2H2) yang lebih populer dikenal dengan
nama asetilen. Jika gas asetilen dibakar akan menghasilkan suhu sangat tinggi
(2800C). Oleh karena itu, api yang timbul dari pembakaran asetilena, dipakai
untuk mengelas dan memotong logam.
4. Alkohol dan Fenol
Alkohol adalah merupakan turunan alkana yang satu atom H nya diganti dengan
gugus –OH. Nama IUPAC dari alkohol juga diturunkan dari nama alkana. Tetapi
dengan akhiran ol. Didepan nama senyawa diberi nomor yang menunjukkan pada
atom C berapa terletak gugus OH.
Berdasarkan letak gugus –OH, alkohol dibagi atas alkohol primer, sekunder, dan
tersier.
CH3 CH3
CH3-CH2-CH2-CH2-OH CH3-CH2-CH-OH CH3 – C – OH
1-butanol 2-butanol
n-butil alkohol s-butil alkohol CH3
alkohol primer alkohol sekunder alkohol tersier
Jika dalam suatu molekul terdapat gugus –OH lebih dari satu, maka alkohol
tersebut dikatakan sebagai polihidrat.
OH OH OH OH OH
1,2 etanadiol 1,2,3 propana triol
N O2
Kimia Dasar 93
Alkohol berantai pendek (C1 – C4) berupa cairan tak berwarna mudah
menguap dan mudah bercampur dengan air. Alkohol berantai sedang ( C5 –C12)
berupa vairan seperti minyak yang sukar bercampur dengan air. Alkohol berantai
panjang (C13 ke atas) berupa zat padat tak berwarna.
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh
ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil
yang polar terhadap sifat molekul semakin menurun, sedangkan pengaruh sifat
non polar semakin meningkat, akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah
cenderung laru dalam air.
Metanol dikenal sebagai alkohol kayu karena dapat diperoleh dari destilasi
destruktif dari kayu. Senyawa ini sangat beracun dan dapat menyebabkan
kebutaan dan kematian jika ditelan. Kebanyakan metanol dibuat secara
sintesis dari karbon monoksida dan hidrogen :
350C
CO(g) + 2H2(g) CH3OH
200 atm, ZnO,Cr2O3
Etanol dikenal sebagai alkohol biasa, diperoleh melalui peragian tetes atau
dari bahan lain yang mengandung gula alam.
b. Reaksi-reaksi alkohol
1) Alkohol bereaksi dengan logan natrium, pada reaksi ini atom H digantikan
dengan oleh atom Na sehingga terbentuk natrium alkoholat.
2 C2H5OH + 2 Na 2 C2H5Na + H2
2) Alkohol bereaksi dengan fosfor halida, pada reaksi ini gugus –OH digantikan
oleh halogen sehingga terbentuk alkil halida
3) Alkohol bereaksi dengan asam sulfat pekat. Pada suhu biasa, gugus –OH
digantikan oleh gugus –HSO4 sehingga terbentuk alkil hidrogen sulfat. Gugus
OH bergabung dengan OH membentuk H2O.
Kimia Dasar 94
C2H5OH C2H5-O- C2H5 + H2O
Sedangkan pada suhu 180C, tiap molekul alkohol melepaskan molekul air
sehingga terbentuk alkena :
H2SO4
C2H5OH C2H4 + H2O
4) Alkohol bereaksi dengan asam membentuk ester, reaksi ini biasa disebut
sebagai reaksi esterifikasi
O
C2H5OH + CH3COOH CH3C + H2O
OC2H5
5. Eter (Alkoksi alkana)
Eter adalah senyawa dengan rumus R-O-R, strukturnya dapat berupa alifatik,
aromatik, atau campuran. Eter adalah senyawa yang mempunyai dua gugus alkil dan
satu guguis oksi. Senyawa eter diberi nama dengan menyebutkan nama gugus
alkilnya diikuti dengan kata eter.
Contoh :
CH3-O-CH3 : dimetil eter
CH3-O-C2H5 : etil metil eter
Eter dapat dibuat melalui eliminasi air dari dua molekul alkohol dengan
bantuan pereaksi dehidrasi kuat, misalnya asam sulfat pekat :
H2SO4
CH3CH2OH + CH3CH2OH CH3CH2-O-CH2CH3 + H2O
Dietil eter
Dietil eter dalam kehidupan sehari-hari disebut eter saja, di laboratorium eter
digunakan sebagai pelarut lemak dan zat organik lainnya yang tidak larut dalam air.
Di dalam industri eter digunakan sebagai bahan sutera tiruan, di dalam kedokteran
eter dipakai sebagai obat bius (Anestesi).
Eter mudah menguap (t.d. nya 35C) dan mudah terbakar. Campuran eter dan udara
bila kena api akan meletus, oleh karena itu, eter harus disimpan ditempat yang
dingin.
Contoh :
Kimia Dasar 95
O
C H
O
Cl O
H C H C H3 CH C H2 C H
metanal 3- K l o r o b u t a n a l benzaldehida
O O O
H 3C C C H3 H 3C C H2 C C H2 C H3 C C H3
OH Cr2O72- O
CH CH CH3 CH3-C-CH3
2-propanol propanon
(Alkohol tersier)
O
C H3 C H + H2 C H3 C H2 OH
O OH
C H3 C C H3 + H2 C H3 C C H3
2) Aldehid dan keton bereaksi dengan asam sianida, senyawa yang terbentuk
disebut sianohidrin
D. BIOKIMIA
Kimia Dasar 96
1. Karbohidrat
a. Penggolongan Karbohidrat
2) Disakharida
Disakarida adalah karbohidrat yang terbentuk dari reaksi dua monosakharida,
dua molekul monosakharida dapat berkatan satu sama lain melalui gugus –OH,
untuk menghasilkan senyawa disakharida dengan melepaskan molekul air.
Sebaliknya b senyawa-senyawa disakharida dapat terhidrolisis (diuraikan oleh
air) menjadi unit monosakharida penyusunnya.
C2H12O6 + C6H12O6 → C12H22O11 + H2O
Glukosa + fruktosa → Sukrosa (sakarosa)
Glukosa + Galaktosa → Laktosa
Glukosa + Glukosa → Maltosa
Ketiga jenis disakharida tersebut (sukrosa, laktosa dan maltosa) merupakan
isomer, karena sama-sama memiliki rumus molekul C12H22O11. Laktosa dan
Kimia Dasar 97
maltosa bereaksi positif terhadap uji fehling sedangkan sukrosa bereaksi
negatif terhadap uji fehling.
Disakarida yang paling terkenal adalah sukrosa (sakarosa), gula ini dikenal
dipasaran dengan nama gula pasir (gula tebu) yang sering digunakan sehari-hari
untuk berbagai kebutuhan rumah tangga. Laktosa adalah disakarida yang
banyak ditemukan di dalam air susu atau susu kaleng untuk makanan bayi.
Maltosa dialam diperoleh dari hasil hidrolisis parsial dari amilum.
3) Polisakharida:
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari reaksi polimerisasi
unit-unit monosakharida. Polisakharida merupakan polimer dari
monosakharida, berat molekul (Mr) polisakharida bervariasi dari 5000 sampai
500.000, hal ini tergantung dari jumlah unit monosakharida yang
menyusunnya. Senyawa-senyawa polisakharida memiliki rasa yang tidak
manis dan tidak larut didalam air, meskipun amilum dapat membentuk
dispersi koloid. Polisakharida yang penting untuk diketahui adalah selulosa,
amilum, dan glikogen, ketiganya merupakan polimer glukosa.
b. Sifat-sifat karbohidrat.
Beberapa sifat karbohidrat yang penting untuk diketahui adalah:
1. Derajat kemanisan dan kelarutan
monoskarida dan disakharida rasanya manis dan larut dalam air, polisakarida
rasanya tawar dan tidak larut di dalam air. Monosakarida lebih manis dari
disakarida. Derajat kemanisan monosakarida adalah: Fruktosa
>glukosa>galaktosa sedangkan derajat kemanisan disakarida adalah: sukrosa >
maltosa > laktosa.
2. Hidrolisis (penguraian oleh air)
Disakarida dan polisakarida dapat terhidrolisis menjadi unit monosakarida
penyusunnya dengan katalis enzim atau asam. Dan kebanyakan proses
pencernaan dan penguraian karbohidrat yang berlangsung di dalam tubuh
manusia berlangsung dengan cara seperti ini.
3. Sifat optis aktif. Dengan adanya atom karbon yang asimetrik menyebabkan
senyawa karbohidrat memiliki sifat optis aktif. Adakalanya setelah
mengalami hidrolisis senyawa karbohidrat mengalami perubahan arah
pemutaran (inverse) bidang cahaya terpolarisasi. Misalnya sukrosa memutar
bidang cahaya terpolarisasi kekanan tetapi setelah mengalami hidrolisis
(terbentuk campuran glukosa dan fruktosa), larutan tersebut memutar bidang
cahaya terpolarisasi kekiri, sifat inilah yang menyebabkan campuran gula yang
telah mengalami hidrolisis dinamakan gula inverse.
4. Uji kimia terhadap karbohidrat. Glukosa, galaktosa, maltosa dan laktosa
mengandung gugus aldehida, sehingga akan menimbulkan warna merah jika
direaksikan dengan larutan fehling. Sedangkan fruktosa yang tidak
mengandung gugus aldehida tidak akan memberikan warna merah setelah
direaksikan dengan larutan fehling. Sukrosa dan polisakarida tidak
memberikan endapan warna merah jika direaksikan dengan larutan fehling
karena gugus aldehidanya telah hilang. Untuk menguji adanya polisakarida
dalam suatu sampel uji yang biasa digunakan adalah uji amilum, dengan
Kimia Dasar 98
meneteskan iodium kedalam larutan yang mengandung amilum maka akan
terjadi warna biru.
2. Lipid
Lipid adalah senyawa-senyawa pada jaringan hewan dan tumbuh-tumbuhan
yang dapat larut dalam pelarut organik non polar. Lipid yang banyak
terkandung di dalam organisme adalah lemak, yaitu ester dari gliserol dan asam-
asam lemak asam karboksilat dengan rantai alkil yang panjang.
Beberapa asam lemak pembentuk lipid:
Empat asam lemak yang pertama merupakan asam lemak jenuh (tidak
mengandung ikatan rangkap), sedangkan tiga asam lemak yang lainnya merupakan
asam lemak tak jenuh (mengandung ikatan rangkap 2). Kemudian asam-asam lemak
ini akan bereaksi dengan gliserol (reaksi esterifikasi) untuk membentuk ester-ester
triasilgliserol yang lebih popular dengan nama lebih singkat gliserida.
Pada suhu ruangan lemak memiliki alkil jenuh berwujud padat, sedangkan
lemak yang memiliki rantai alkil tidak jenuh berwujud cair dan sering disebut
minyak. Lemak jenuh banyak dihasilkan oleh mamalia, sedangkan lemak tak
jenuh banyak dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan, unggas dan hewan laut.
Adanya ikatan rangkap C=C, menyebabkan lemak tidak jenuh lebih cepat
teroksidasi dibandingkan dengan lemak jenuh, proses oksidasi yang terjadi ini akan
menghasilkan bau yang tengik. Itulah sebabnya dibidang industri ikatan rangkap ini
sering dijenuhkan melalui proses hidrogenasi menjadi margarine. Akan tetapi
perlu diketahui bahwa makanan yang terlalu banyak mengandung lemak jenuh
akan mengakibatkan timbunan asam lemak pada dinding saluran darah yang dapat
menimbulkan tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke. Oleh karena itu
sekarang terdapat kecendrungan dibidang industri makanan untuk memakai lemak
tidak jenuh (minyak) dalam pembuatan produknya.
Kimia Dasar 99
Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sebagi unit-unit penyusun
protein. Asam-asam amaaino ini memiliki rumus struktur yang berbeda:
R-CH-COOH R-CH-COO-
׀ ׀
NH2 NH3+
Masing-masing asam amino terionisasi pada pH tertentu, dan pH tersebut
dinamakan titik isoelektrik. Adanya ion switter menyebabkan asam amino memiliki
kepolaran yang tinggi, larut dalam air dan tidak mudah menguap. Asam amino
dapat saling berikatan satu sama lain, untuk membentuk senyawa rantai panjang.
Ikatan antara satu asam amino dengan asam amino yang lain ini dinamakan
ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi antara gugus hidroksil satu asam amino
dengan gugus amina dari asam amino yang lain dengan melepaskan molekul
air. Dari 20 jenis asam amino, 10 asam amino diantaranya merupakan asam amino
esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat di dalam tubuh akan tetapi
sangat diperlukan di dalam tubuh, karena itu untuk memenuhi kebutuhan asam
amino tersebut harus dipenuhi dari luar (lewat makanan). Asam amino esensial
meliputi: arginin, lisin, fenilalanin, metionin, histidin, treonin, isoleusin, triptofan,
leusin dan valin.
Protein adalah senyawa polipeptida yang dihasilkan dari polimerisasi asam
amino. Jumlah asam amino yang menyusun molekul protein berkisar antara 50
sampai 1000 unit. Protein merupakan molekul yang sangat penting dalam
kehidupan sebab ia memainkan peranan yang vital dalam setiap aktivitas sel-sel
tubuh mahluk hidup baik mahluk bersel tunggal (Virus), hingga mahluk
-NH-CH-CO-NH-CH-CO-NH-CH-COO-
׀ ׀ ׀
R1 R2 R3
Oleh karena jumlah asam amino yang menyusun protein dapat bermacam-macam
serta urutan asam amino dalam suatu rantai polipeptida dapat beranneka ragam maka
hanya dari 20 jenis asam amino yang ada dapat terbentuk protein yang tak
terhingga banyaknya. Sama halnya seperti kata dan kalimat yang dapat
terbentuk hanya dengan 26 huruf abjad.
Bakteri sel tunggal didalam tubuhnya mengandung kira-kira 3000 jenis
protein, sedangkan di dalm tubuh manusia terdapat lebih dari 5 juta jenis protein.
Yang lebih menakjubkan lagi adalah dari sekian banyak molekul protein tersebut
tidak ada dua spesies organisme yang mengandung jenis protein yang sama. Jika
suatu organisme memakan protein dari spesies yang lain maka proten tersebut akan
segera dihidrolisis dengan bantuan enzim-enzim protease menjadi asam-asam amino
penyusunnya. Setelah dihidrolisis asam amino yang terbentuk tersebut akan
disintesis kembali menjadi protein yang sesuai dengan yang dibutuhkan
organisme tersebut.
Sifat-sifat dan fungsi biologis protein sangat ditentukan oleh jenis dan urutan
asam aminonya. Sebagai contoh marilah kita tinjau stuktur hemoglobin, senyawa
kompleks protein dengan besi dalam darah yang bertugas mengangkut oksigen dari
paru-paru kesegenap sel-sel tubuh. Pada individu yang normal urutan asam amino
pertama pada rantai peptida hemoglobin sebagai berikut:
Val-His-Leu-Thr-Pro-Glu-Glu-…
.
Sedangkan pada individu yang menderita anemia, asam amino yang ketujuh
bukanlah asam glutamate (Glu) melainkan valin (Val).
Val-His-Leu-Thr-Pro-Glu-Val-….
Ketika mengambil oksigen dari paru-paru, baik hemoglobin normal maupun
hemoglobin anemia sama-sama larut dalam plasma, akan tetapi ketika oksigen
dilepaskan kepada sel atau jaringan yang memerlukan hemoglobin normal tetap larut,
sedangkan hemoglobin anemia akan mengkristal dan membendung pipa kapiler
sehingga aliran darah akan diperlambat. Sebagai akibatnya akan terjadi kemacetan
lalu lintas darah dalam metabolisme tubuh. Perbedaan kelarutan hemoglobin normal
dengan hemoglobin anemia dapat diterangkan dengan meninjau struktur asam amino
yang berbeda tadi. Asam glutamate memiliki rantai –CH2-CH2-COOH yang mudah
larut di dalam air sedangkan valin memiliki rantai –CH-(CH3)2 (hidrokarbon) yang
sukar larut. Demikianlah contoh yang jelas betapa struktur kimiawi menentukan
fungsi biologis dari suatu senyawa.
Fungsi-fungsi utama protein di dalam tubuh yaitu: