O O O asam etanoat
alkanoat (asam
C R C CH3 C
karboksilat) (asetat/metana
OH OH OH karboksilat)
O O O
C alkil alkanoat R C C2H5 C metil propanoat
O (ester) OR OCH3
X
haloalkana (alkil R X klorometana
(x = F, Cl, CH3 Cl (metil klorida)
Br, I) halida)
O CH 3
O
b. CH 3 CH 2 C f. CH 3 CH CH 3
H
F
O O
c. CH 3 CH 2 C g. CH 3 C O CH CH 3
OH CH 3
d. CH 3 CH 2 CH CH 3
OH
B. Senyawa Karbon
Berdasarkan gugus fungsinya, senyawa karbon digolongkan menjadi
beberapa macam. Pada bab ini akan dipelajari tujuh golongan senyawa
karbon, yaitu haloalkana, alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat,
dan ester.
a. Alkohol
Alkohol yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah etanol yang
merupakan salah satu anggota deret homolog alkohol. Alkohol merupakan
golongan senyawa dengan rumus umum R – OH, di mana R adalah alkil
(R = CnH2n+1). Dengan demikian alkohol dapat dianggap sebagai turunan
dari alkana (R – H) di mana 1 atom H nya diganti dengan gugus – OH.
1) Tata Nama Alkohol/Alkanol
Oleh karena alkohol dianggap sebagai turunan dari alkana, maka
alkohol diberi nama seperti alkana, hanya akhiran ana diganti dengan
akhiran anol.
OH OH
OH
b) Alkohol yang bercabang diberi nama dengan cara:
Menyebutkan nomor cabang, nama cabang, letak OH, dan nama
alkanol rantai utama (atom C yang mengikat OH diberi nomor
serendah mungkin)
Contoh:
CH3 CH CH CH3 2 metil 3 butanol
CH3 OH
CH3
CH3 CH2 C CH3 2 metil 2 butanol
OH
2) Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan letak gugus – OH, alkohol dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu:
a) Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom
C primer (atom C yang terikat pada satu atom C lain).
Contoh: CH3 – CH2 – OH dan CH3 – CH2 – CH2 – OH
OH OH CH 3
c) Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom
C tersier.
Contoh:
OH
CH3 C CH3
CH3
Gugus fungsional alkohol (– OH) dapat diidentifikasi dengan mereak-
sikannya dengan logam natrium yang menghasilkan gas hidrogen.
Reaksi: 2R – OH + 2Na ⎯⎯
→ 2R – ONa + H
2
3) Isomer Alkohol
Di kelas X, Anda telah mempelajari isomer rangka pada alkana, alkena,
dan alkuna serta isomer geometri pada alkena. Alkohol selain memiliki
isomer rangka juga memiliki isomer posisi dan isomer fungsi. Isomer fungsi,
yaitu isomer yang disebabkan karena perbedaan posisi/letak gugus fungsi.
Contoh: CH3 CH2 CH2 OH dengan CH3 CH CH3
OH
1 propanol 2 propanol
Isomer fungsi adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan gugus fungsi.
Misal: alkohol berisomer fungsi dengan eter.
Contoh: isomer C4H10O atau C4H9OH
OH
Keisomeran optis berkaitan dengan sifat optis. Senyawa yang memiliki
isomer optis dapat memutar bidang polarisasi cahaya dan disebut senyawa
optis aktif.
Senyawa yang mengandung 1
atom C kiral (misalnya 2 butanol) mem-
punyai 2 bentuk konfigurasi di mana
bentuk yang satu merupakan bayang
cermin dari yang lain.
Dua isomer yang merupakan ba-
yangan cermin satu dengan yang lain-
nya disebut enantiomer. Apabila ber-
kas cahaya terpolarisasi dilewatkan
melalui larutan yang mengandung enan-
tiomer 2 butanol, bidang polarisasi Ilustrasi : Haryana
akan terputar 13,52° ke kanan dan satu Gambar 5.1 Dua bentuk konfigurasi dari 2
butanol.
lagi memutar 13,52° ke kiri.
Ilustrasi : Haryana
Gambar 5.2 Larutan zat optis aktif memutar bidang polarisasi.
a) Sifat Fisika
(1) Mempunyai titik didih lebih tinggi dari eter. Hal ini disebabkan
antara molekul alkohol terjadi ikatan hidrogen.
(2) Metanol, etanol, dan propanol mudah larut, alkohol lainnya hanya
sedikit larut.
b) Sifat Kimia
(1) Dapat bereaksi dengan logam (Na, K, Mg, Al) melepas H2.
1
Contoh: CH3 – CH2 – OH + Na ⎯⎯
→ CH3 – CH2 – ONa + H
2 2
etanol natrium etanolat
(2) Dengan asam karboksilat membentuk ester (reaksi esterifikasi).
Secara umum:
O O
R OH + R' C ⎯⎯ → R' C + H2O
OH OH
Contoh:
O O
CH 3 CH 2 OH CH 3 C ⎯⎯
→ CH 3 C + H2O
OH OCH 2 CH 3
OH O
2 propanol propanon
– Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
Contoh:
CH 3
O
CH 3 C CH 3 ⎯⎯ → (tidak teroksidasi)
OH
2 metil 2 propanol
Reaksi oksidasi alkohol ini dapat digunakan untuk
membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier selain dengan
reaksi Lucas (Reaksi antara alkohol dengan HCl).
– Alkohol primer + HCl ⎯⎯ → sangat lambat
– Alkohol sekunder + HCl ⎯⎯ → cepat
– Alkohol tersier + HCl ⎯⎯ → sangat cepat
(6) Dapat mengalami dehidrasi dengan H2SO4 pekat.
– Pada suhu 140° C menghasilkan eter
H SO
2CH 3 CH 2 CH 2 OH⎯⎯⎯
2 4
⎯→ CH 3 CH 2 CH 2 O CH 2 CH 2 CH 3+ H2O
140°C
1 propanol dipropil eter
Polialkohol
Polialkohol/alkohol polivalen adalah alkohol yang memiliki lebih
dari satu gugus – OH.
Contoh:
– Glikol CH 2 CH 2 (1, 2 etanadiol)
OH OH
– Gliserol CH 2 CH 2 CH 2 (1, 2, 3 propanatriol)
OH OH OH
a) Metanol (CH3OH)
Metanol dibuat dengan cara hidrogenasi gas CO pada suhu 400°C
dan tekanan 200 atm dengan katalisator Cr2O3 atau ZnO.
Cr2 O 3
CO + 2H2 ⎯⎯⎯ → CH3OH
b) Etanol (C2H5OH)
Dalam bidang industri, etanol dibuat dengan fermentasi tetes tebu yaitu
cairan gula yang tidak mengkristal/menghablur menjadi gula.
O OH OH
glikol
O
CH2 O C C 17 H 33 CH2OH
O O
CH2 O C C 17 H 33 + 3NaOH ⎯⎯
→ 3C 17 H 33 C + CHOH
O
ONa
CH2 O C C 17 H 33 CH2OH
gliserol trioleat natrium oleat gliserol
(sabun)