Anda di halaman 1dari 32

ASAM AMINO DAN PROTEIN

ASAM AMINO DAN PROTEIN


 Asam amino adalah senyawa penyusun
protein. Asam amino mempunyai satu gugus
karboksil dan satu gugus amino. Pada
umumnya gugus amino terikat pada posisi 
dari gugus karboksil.
basa

asam
NH2 NH3
R  H, C -  : kiral
R CH COOH R CH COO-

asam -amino ion switter pH : 7,4


(Amfoter)
Asam Amino Amfoter
 Asam amino dapat berperan sebagai asam
(mendonorkan proton pada basa kuat) dan
dapat berperan sebagai basa (menerima proton
dari asam kuat)
 Bentuk kesetimbangan :
HO HO
RCHCOOH RCHCOO RCHCOO
H H
NH3+ NH3+ NH2

pH rendah pH netral pH tinggi


CONTOH ASAM AMINO

COO- COO-
COO- COO-

+H NH3+
H C NH3+
+ H C
H 3N C
H3 N C H
CH2OH CH2OH

L-serine D-serine
CH2OH CH2OH

L-serine D-serine
Penamaan Asam Amino
 Didasarkan pada struktur D – gliseraldehid jika gugus
NH3+ terletak disebelah kanan  diberi awalan D, jika
NH3+ dikiri  diberi awalan L.
 Semua asam amino yang ada di alam dalam protein
mempunyai konfigurasi L. Ada beberapa asam amino
yang penting dalam struktur dan metabolisme
mempunyai konfigurasi D, yaitu asam D-alanin dan D-
glutamat yang merupakan komponen penyusun dinding
sel bakteri tertentu.
 Penulisan asam amino (20 asam amino yang umum)
dapat disingkat dengan 3 huruf.
Misal : Serine  Ser
Glysin  gly
Penggolongan Asam Amino
 Penggolongan asam amino didasarkan
pada sifat dari rantai samping (-R).
Berdasarkan sifat rantai samping R, asam
amino dapat digolongkan menjadi :
1. Asam amino dengan R non polar
2. Asam amino dengan R polar
3. Asam amino dengan R polar bermuatan
Penggolongan asam amino
 Berdasarkan gugus fungsinya:
 Asam amino dg gugus NH2 dan COOH
 Asam amino dg gugus –OH
 Asam amino dg rantai R mengandung –S-
 Asam amino dg gugus amina sekunder
 Asam amino dg cincin aromatis
 Asam amino dg 2 gugus COOH
 Asam amino dg gugus amida
 Asam amino dg 2 gugus basa
Asam amino mengandung hanya gugus NH2 dan
COOH
+ NH3+
NH3 NH3+

H CH COO- CH3 CH COO- H3 C CH CH COO-


CH3
glysin (gly) L - alanin (ala)

NH3+ NH3+

H 3C HC CH2 CH COO - H3 C H 2C CH CH COO-

CH3 CH3
Isoleusin (Ile)
Leusin (Leu)
Asam amino yang mengandung gugus -OH

NH3+ OH NH3+

HO CH2 CH COO- CH3 CH CH COO-


L - serine (Ser) L - threonina (Thr)
Asam amino yang rantai R mengandung Sulfur

NH3+

HS CH2 CH COO-

L - systein (Cys)

NH3+

CH3 S CH2 CH3 CH COO-

L - methionin (Met)
Asam amino dengan gugus amino
sekunder, siklis

N + -
COO
H2
L-prolin (pro)
Asam amino yang rantai R mengandung cincin
aromatis
NH3+
NH3+
CH2 CH COO-
HO CH2 CH COO-

L - tyrosin (Tyr) L-fenilalanin (Phe)

NH3+

CH2 CH COO-

N
H
L - tryptofan (Trp)
Asam amino mengandung gugus NH2 dan 2 gugus
COOH

NH3+

HOOC CH2 CH2 CH COO-

asam L - glutamat (Glu)


+
NH3

HOOC CH2 CH COO-

asam L - aspartat (Asp)


Asam amino mengandung gugus amida

O NH3+

H 2N C CH2 CH COO -

L - asparagin (Asn)
O NH3+

H 2N C CH2 CH2 CH COO -

L - glutamin (Gln)
Asam amino mengandung dua gugus basa
NH3+
H2
NH3 + HC C C CH COO-

H 2N (CH2)4 CH COO- N NH

L - lysin (lys)
L - histidin (His)
NH
NH3+

H 2N C NH (CH2)3 CH COO-

L - arginin (arg)
 Pada asam amino yang gugus R (rantai
samping) bermuatan menyebabkan asam
amino-asam amino ini pada pH 7,4 berada
dalam bentuk ionik
L - aspartat
bermuatan - 1
L - glutamat

L - lysin
bermuatan + 1
L - arginin
 Muatan total asam amino dalam larutan akan
menentukan kelarutannya, sebagai fungsi pH. pH
dimana asam amino mempunyai muatan = 0
(tidak bermuatan) disebut pH isoelektrik (pI).
Pada pI, kelarutan asam amino <<<, oleh karena
itu pada pI asam amino akan mengendap.
 pH isoelektrik untuk asam amino dengan R tidak
terionisasi berkisar 5.5 – 6.5. pH isoelektrik untuk
asam amino dengan R terionisasi.
pH Isoelektrik Asam Amino
Asam Amino Gugus Terionisasi pH Isoelektrik
As. Aspartat Karboksil 2,98
As. Glutamat Karboksil 3,08
Histidin Imidazol 7,64
Sistein Tiol 5,05
Tirosin Fenol 5,63
Lisin Amino 9,47
Arginin Amino 10,76
Fungsi pH Isoelektrik (pI)
 Untuk mengkristalkan asam amino/protein
 pengendapan isoeletrik
 Dengan mengetahui titik isoelektrik dapat
meramalkan proses migrasi protein dalam
medan elektrikum  Dasar untuk
pemisahan asam amino dengan
elektroforesis
Reaksi Asam Amino
 Reaksi dengan Ninhidrin
Ninhidrin di dalam air akan terhidrasi
membentuk ninhydrin hidrat. Ninhydrin
hidrat bereaksi dengan asam amino
menghasilkan anion berwarna ungu,
aldehid dan CO2.
Reaksi Ninhidrin

O
O O
OH
RCHCOO
+ N
NH3+
OH
O O 
O
anion berwarna ungu

+ RCHO+ CO2 + H2O + H+


Asam Amino Essensial
 Selain 20 asam amino yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk produksi protein. Ada 12
macam asam amino lain yang tidak
terdapat di alam tetapi dapat disintesis
dari fragmen karbohidrat dan lipid sebagai
sumber nitrogen melalui reaksi katalis
enzim. Asam amino ini sangat dibutuhkan
oleh tubuh dan disebut Asam amino
essential.
Ikatan Peptida
 Ikatan yang menghubungkan 2 asam amino melalui
gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus
amino dari asam amino yang lain.
O O
-
+H3N CH2 C O + +H3N CH C
O
CH3
glysin alanin O
O
H -
+H3N C C N C C O + H2O
H2
CH3 C-terminal
N-terminal ikatan peptida
gly - ala
(glysinalanin)
Ikatan Peptida
 Berdasarkan konvensi ikatan peptida
ditulis dengan asam amino yg mempunyai
NH3+ bebas (sebelah kiri) dan as. Amino
dg gugus COO- bebas (sebelah kanan)
 Molekul yang mengandung 2 asam amino
dg 1 ikatan peptida disebut dipeptida
 Molekul mengandung 3 asam amino
disebut tripeptida. Ada tetrapeptida,
pentapeptida, dst.
Ikatan Sulfida
 Disamping ikatan peptida, ikatan kovalen lain
diantara as. Amino dlm peptida dan protein
adalah ikatan disulfida.
 Ikatan disulfida adalah ikatan tunggal -S–S-.
 Ikatan disulfida menghubungkan 2 unit sisteina.
 Senyawa peptida alam yang mengandung ikatan
disulfida : Oksitosin, vasopresin.
 Oksitosin: hormon yang mengatur kontraksi
uterus dan laktasi untuk merangsang
kelahiran bayi
PROTEIN
 Biopolimer yang terdiri dari banyak satuan as.
Amino yg dihubungkan oleh ikatan peptida
 Beberapa protein merupakan komponen utama
dalam jaringan struktur (otot, rambut, kuku, kulit)
 Struktur protein :
 Struktur primer
 Struktur sekunder
 Struktur tersier
 Struktur kuartener
Struktur 3 Dimensi Protein
STRUKTUR
PROTEIN
• Ada 4 tingkat struktur protein yaitu
• ● struktur primer
• ● struktur sekunder
• ● struktur tersier
• ● struktur kuartener
 Struktur primer 
 merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-
urutan asam amino yang tersusun secara linear yang
mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan
tidak terjadi percabangan rantai.
 Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus
α–amino dengan gugus α–karboksil . Ikatan tersebut
dinamakan ikatan peptida atau ikatan amida (Berg et
al., 2006; Lodish et al., 2003).
SRUKTUR SEKUNDER
•Merupakan kombinasi antara struktur primer yang
linear distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO
dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida
•Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam
polipeptida  yang terlilit atau terlipat secara berulang.
(Campbell et al., 2009; Conn, 2008).

Struktur sekunder α-heliks (Murray et al, 2009).


 Struktur tersier 
 Adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur
sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari
ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino.
 Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein.

Struktur Tersier
Protein
 Struktur Kuartener Protein
 Merupakan gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter
protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-
unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk
protein kompleks yang fungsional.
 Ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen,
yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. 
 Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan
protein multimerik. 

Struktur Kuartener
Protein

Anda mungkin juga menyukai