rantai samping.
Variasi struktur terjadi dalam
rantai samping
Gugus α -amino CO2H
H2N C H
disebut glisina (glicine) yang tidak memiliki rantai samping dan karena itu tidak
memiliki satu karbon kiral. Semua asam amino lain memiliki rantai samping dan
karena itu karbon α-nya bersifat kiral. Asam amino yang berasal dari protein
CHO CO2H
HO C H H2N C H
CH2OH R
Asam amino dengan sebuah gugus amino dan sebuah gugus karboksil
R CH C
+
NH3 O
sifat ion karboksilat. Struktur ion di polar bertanggung jawab terhadap titik cair
Asam amino bersifsat amfoter (amphoter), yaitu dapat bersifat sebagai asam dan
memberikan proton kepada basa kuat , atau dapat bersifat sebagai basa dan
menerima proton dari sebuah sebuah asam kuat. Sifat ini dinyatakan dalam
persamaan untuk asam amino dengan sebuah gugus amino dan sebuaqh gugus
karboksil.
OH − ¿ ¿ - OH − ¿ ¿
RCHCO2H H + ¿ ¿ RCHCO2 H +¿¿
RCHCO2-
+ +
NH3 NH3 NH3
(basa)
Asam amino bentuk ion asam amino
Pada pH rendah dipolar pada pH tinggi
(asam) (netral)
NH2
1O. Prolin Pro* CH2 CH CO2H
CH2 NH
CH2
CH2 CH CO2H
NH2
HO CH2 CH CO2H
NH2
CH2 CH CO2
N NH2
B. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan dua buah gugus karboksil
NH2
15. Asam glutamat Glu HOOC CH2CH2 CH CO2H
NH2
16. Asparagin Asn O
NH2
NH2
C. Asam amino dengan sebuah gugus sebuah karboksil dan dua buah gugus basa
18. lisin Lys* CH2CH2CH2CH2 CH CO2H
NH2 NH2
C NH CH2CH2CH2 CH CO2H
NH NH2
N NH NH2
CH
pengubahan suatu asam amino yang terdapat berlebih menjadi asam amino yang
R R’ R R’
asam amino lama asam keto lama asam keto baru asam amino baru
(interkonversi) dari asam amino lain atau dengan sintesis dari senyawa lain dalam
system binatang. Asam amino yang diperlukan untuk sintesis protein dan ini tidak
disintesis sendiri oleh organism itu tetapi harus terdapat dalam makanannya.
Senyawa ini dirujuk sebagai asam amino esensial. Asam amino yang esensial
bergantung pada spesi hewan itu dan bahkan bergantung pada perbedaan individu.
metionina, dan histidina dapat diubah secara enzimatik dari (R) ke (S): jadi,suatu
dapat dilihat pada tirosina. Asam amino ini tidak dianggap sebagai asam amino
esensial karena, dalam kebanyakan orang, tirosina dapat disintesis dari felalanina.
Sebagian kecil individu yang mewarisi suatu kondisi yang dikenal dengan
fenilketonuria (PKU), yang artinya “fenil keton dalam urine”, tidak mempunyai
CO2H
H2NCH CH2 OH
CH2 tirosina
CH2
O C
CH2
karboksil, senyawa ini di kelompokan sebagai asam amino asam. Asam amino
asam amino basa. Rantai samping asam dan basa ini membantu menetapkan
struktur dan kereaktivan protein dalam mana mereka terdapat. Sisa asam amino
dikelompokkan sebagai asam amino netral. Rantai samping asam amino netral
juga penting. Misalnya, beberapa rantai samping mengandung –OH, -SH, atau
gugus polar lain yang dapat berikatan-hidrogen, yang akan berperan penting
Karakteristik suatu protein berubah jika suatu gugus asam karboksilat dalam suatu
rantai samping di ubah menjadi amida . Perbedaan rantai samping glutamina dan
CH2CH2CO2H CH2CH2CNH2
Rantai samping tiol dalam sisteina memainkan peranan yang unik dalam
disulfide. Kopling antara dua satuan sisteina ini menghasika suatu asam amino
baru yang di sebut sistina dan memberikan cara hubungan silang rantai-rantai
pembentukan hubungan S – S baru yang baru dalam posisi lain dari rantai protein.
O O
Hubungan
CH2SH CH2
silang
NHCHC S
O CH2
NHCHC
O
Urutan asam amino dalam suatu molekul protein menentukan hubungan
rantai samping satu sama lain dan karenanya menentukan bagaimana protein itu
berinteraksi dengan dirinya dan dengan lingkungannya. Misalnya, suatu hirmon
atau protein lain yang larut dalam air yang mengandung banyak asam amino
dengan rantai samping polar, sedangkan suatu protein otot yang taklarut
mengandung lebih banyak asam amino dengan rantai samping nonpolar.
Sintesis Asam Amino
Asam amino biasa merupakan senyawa yang agak sederhana , dan
sintesis campuran rasemik dari kebanyakan asam amino ini dapat di capai dengan
menghasilkan asam amino enantiomer murni. Sintesis Strecker dari asam amino,
pertama adalah reaksi antara suatu aldehida dan suatu campuran ammonia dan
Tahap 1:
O OH NH2
NH3 -H2O HCN
CH3CH CH3CHNH2 CH3CH NH2 CH3CHCN
asetaldehida 2-amino-propananitril
Tahap 2:
NH2 NH2
(1)H2O, H+
CH3CHCN CH3CHCO2H
(2)netralkan
(R)(S)-alamina (60%)
Jalur sintetik lain menuju asam amino ialah dengan aminasi suatu asam
Br NH2
(1)NH3,berlebih
(CH3)2CHCHCO2H (CH3)2CHCHCO2H + NH4Br
(2)netralkan
menuju asam amino. Keuntungan sintesis ini terhadap aminasi langsung ialah
untuk memperoleh asam amino rasemat (ingat gugus karboksil tidak mudah
direduksi).
O NH2
H2, NH3, Pd
CH3CCO2H CH3CHCO2H
Suatu asam amino mengandung baik suatu asam karboksilat (-CO 2-)
maupun suatu ion ammonium (NH3+) dalam sebuah molekul. Oleh karena itu
asam amino bersifat amfoter: asam ini dapat bereaksi dengan asam ataupun
dengan basa, masing-masing dengan menghasilkan suatu kation atau suatu anion.
H3N C H + H+ H3N C H
R R
suatu kation
H R R
suatu anion
kebasaannya, asam amino menjalankan beberapa reaksi khusus untuk gugus asam
O
amida
berfungsi pelindung bagi salah satu dari kedua gugus fungsi selama proses
Titik isolistrik. Mungkin orang mengira larutan berair dari apa yang
disebut asam amino netral betuk-betul bersifat netral. Namun larutan berair dari
asam amino netral ini bersifat agak asam karena keasaman gugus –NH3-+ lebih
kuat dari pada kebasaan gugus –CO2-. Akibat perbedaan dalam keasaman dan
kebasaan ini bahwa suatu larutan beair alanina mengandung lebih banyak anion
asam amino dari pada kation. Dapat kita katakan bahwa alanina mengemban
CO2- CO2-
CH3 CH3
netto pada ion alanina menjadi nol. Pada pH dimana suatu asam tidak mengemban
muatan ion netto didefinisikan sebagai titik isolistrik dari asam amino tersebut.
CO2- CO2-
CH3 CH3
suatu proses untuk mengukur migrasi ion dalam suatu medan listrik. Proses ini
dilakukan dengan menaruh larutan suatu asam amino berair pada suatu adsorben
antara sepasang elektroda. Dalam sel ini anion bermigrasi kearah elektroda positif
dan kation kearah elektroda negative. Jika alanina atau asam amino netral lain
dilarutkan dalam air biasa, ternyata terdapat migrasi netto ion asam amino kearah
elektroda positif. Pada titik isolistriknya, suatu asam amino tidak menunjukkan
REAKSI NINHIDRIN
hidrat dari triketon siklik dan jika bereaksi dengan asam amino akan
OH
+ RCHCO2-
OH
Ninhidrin O
O O
N + RCHO +CO2
+3 H2O +H+
O O-
anion violet
pada warna violeyt . Asam amino sisasnya di ubah menjadi aldehid dan karbon
dioksida. Warna violet yang sama di hasilkan dari seluruh asam α-amino dengan
gugus dengan NH2 primer dan ketajaman (intensitas) setiap warna tergantung
pada kosentrasi asamj amino. Hanya prolin yang denderung mempunyai gugus
amino sekunder (bukan gugus amino primer), tidak berwarna violet jika di berikan
reaksi warna ini. Reaksinya menimbulkan warna kuning. Sifat ini dapat di
Asilasi
Gugus amino dari suatu asam amino dengan mudash di asilasi dengan
suatu halide asam ataupun dengan anhidrida asam untuk menghasilkan amida.
Karena nitrogen amida tidak bersifat, suatu asam amino terasilasi tidak
membentuk ion dipolar. Kareana alasan ini, asam amino terasilasi menunjukan
sifat-sifat fisis yang khas dari senyawa organic bukannya sifat fisis dari garam-
O O O O
CH3CH(CH3)2 CH2CH(CH3)2
Peptida
sebuah amida diantara gugus karboksil sebuah asam amino dan gugus amino yang
lain. Emil fischer, yang pertama kali memperkenalkan struktur ini, menamakan
ikatan α amino tersebut sebagai ikatan peptida. Sebuah molekul yang terdiri
dari gabungan dua buah asam amino melalui ikatan ini disebut dipeptida.
ikatan peptida aa
O R’ ujung-C
R CH C NH CH CO2-
+
NH3
Ujung -N
aa
Menurut konvensi, ikatan peptide di tulis dengan cara yang di tunjukan gambar
diatas. Asam amino yang mempunyai sebuah gugus +NH3 bebas terletak disebelah
kiri dan asam amino dengan sebuah gugus CO 2- di sebelah kanan. Asam amino ini
suatu feniltiohidantoin(PTH), suatu derivate asam amino yang dapat di isolasi dan
antara adisi (adduk) dengan asam dalam suatu pelarut bebas air seperti
peptide itu terdegradasi dan urutan asam amino itu ditetapkan. Sampai batas
tertentu hal ini bias dilakukan; tetapi tiap siklus pembentukkan tiourea dan
Setelah sekitar 20-30 siklus, hirolisis peptide itu telah cukup untuk menghasilkan
banyak peptide lebih kecil, yang masing-masing memiliki suatu residu N-ujung.
O
R
HCl
Fenil isotiosianat N-ujung dari asam amino
CH3NO2
N-ujung
N NH + sisa peptida
C CHR
Gugus fluoro dari reagensia Sanger itu dapat mengalami subtitusi nukleofilik
Reagnsia senger bereaksi dengan mudah dengan sam amino N- ujung dari suatu
peptide dan mengubah gugus amino itu menjadi gugus arilamino. Setelah peptide
yang ditangani itu di hidrolisis lengkap , asam amino N-ujung tetap terikat pada
gugus 2,4-dinitrofenil dan karena itu dapat dipisahkan dari asam-asam amino lain
dan diidentifikasi.
NO2 NO2
.. - +
NH2R
NO2
Suatu 2,4-dinitrofenilamina
dan urutn residu asam amino dalam tiap pecahan di tentukan (misalnya
NHCHC NHCHC
R R
letak pemaksapisahan
Sintesis Peptida
amino dengan cara yang terkendali. Cara-cara ini memerlukan strategi yang tepat
dan dilakukan secara hati-hati. Asam amino merupakan senyawa dengan dua buah
gugus fungsional. Untuk mengikat gugus karboksil dari suatu asam amino ke
asam amino berikutnya, kita terlebih dahulu harus “melindungi” gugus amino
asam amino pertama dan gugus karboksil dari asam amino kedua
R1 R1
lindungi
Aa1
R2 R2 O
lindungi
Aa2
Dengan cara ini dapat mengendalikan penggabungan dua buah asam amino.
Dari persamaan di atas gugus karboksil aa1 dapat bergabung dengan gugus
amino aa2 :
R R2 O
-H2O
P1 NHCHCO2H + H2N CH C P2
Ikatan peptida
R1 O R2 O
P1 NHCH C NH CH C P2
terhidrolisis. Jika ingin menambahkan sebuah atau lebih asam amino lagi
kita harus dapat melepaskan salah satu dari kedua pelindung gugus.
fase padat (Solid Phase Technique) untuk mensintesis peptide. Teknik ini
sementara salah satu ujungnya terikat secara kimia pada padatan lembam
yang tak larut. Dengan cara ini kelebihan pereaksi dan hasil samping dapat
klorometil (ClCH2-)
R1 O
R1 O
-Cl-
P O + H2CCl P NHC C OCH2
NHC C
Amida sederhana mempunyai struktur geometri datar bahwa ikatan C-N lebih
terbatas. Ikatan yang datar dan rotasi yang terbatas karena adanya bentuk
c. Ikatan antara N dan karbon karbonil lebih pendek daripada ikatan N-C
yang lain.
b. Ikatan Hidrogen
Amida dengan mudah membentuk ikatan hydrogen antara gugus karbonil dan
gugus N-H yaitu jenis ikatan C=O….H-N. Ikatan hydrogen tersebut dapat
terjadi pula dalam rantai peptide. Rantai mungkin menggulung, sehingga N-H
daris sebuah ikatan peptide dapat membentuk ikatan hydrogen dengan gugus
karbonil yang letaknya jauh dari ikatan peptide yang sama sehingga struktur
bersifat lebih kaku. Dapat juga terjadi gugus karbonil dan gugus N-H dari
rantai peptide yang berbeda membentuk ikatan hydrogen, sehingga dua rantai
rantai maupun antara rantai, ikatan hydrogen merupakan factor yang sangat
Penelitian sinar-X dari keratin yaitu protein struktur pada rambu, tanduk, wol,
dan kuku menunjukkan gambaran struktur yang berulang setiap 5,4 amstrong.
sinar-X tersebut. Pauling mengajukan bahwa rantai poli peptida melilit seperti
spiral membentuk heliks, diikat oleh ikatan hydrogen dari rantainya sendiri.
(fibrous) dan protein Globelar. Kelas berbeda dalam bentuk dan fungsi walaupun
keduanya mengandung sifat-sifat struktur primer dan sekunder yang sama, rantai
a. Protein Serat
Protein serat merupakan zat pembentuk struktur pada hewan sehingga bersifat
tidak larut dalam air. Protein ini dibagi dalam tiga kelas:
b. Protein Globular
Protein globular sangat berbeda dengan protein serat, bersifat larut dalam air
sebagai katalis dalam reaksi organic sel dengan kecepatan yang tinggi
4. Protein cadangan, seperti kasein pada susu dan ovalbumin pada putih
mengandung 153 unit asam amino yang tersusun secara kompak. Berukuran
kurang lebih 45x35x25 amstrong dan ada ruang kecil yang kosong dibagian
gugus R nonpolar seperti leusin, valin, fenilalanin dan metionin. Tidak ada
gugus R polar dibagian dalam struktur (tidak ada asam glutamate, asam
aspartat, lisin, atau yang lain). Seluruh gugus R polar tersusun mengarah
hidroksil dan treonin dan tirosin mengarah keluar walaupun bagian lain dari
Struktur Kuartener
agregat dari beberapa sub unit. Agregat ini menyebabkan struktur kuartener
protein. Agregat ini merupakan bagian ion polar pada permukaan protein terbuka
Hemoglobin merupakan pengangkut oksigen dalam sel darah merah adalah salah
satu contoh agregat ini. Protein ini mengandung empat unit bersruktur hamper
bulat yaitu 2 untit α dengan 141 asam amino dan 2 unit β dengan 146 asam amino.