KIMIA ORGANIK 2
FIFIN SETIANI
19030234020
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
1
ASAM AMINO
Hanya dua puluh asam amino yang lazim dijumpai dalam protein tumbuhan dan
hewan, namun keduapuluh asam amino ini dapat digabungkan menurut berbagai
cara, membentuk otot, urat, kulit, kuku, bulu, sutera, hemoglobin, enzyme,
antibody, dan banyak hormone [ CITATION Fes82 \l 1033 ].
Struktur Asam Amino
Asam-asam amino yang terdapat dalam protein adalah asam α-aminokarboksilat.
Variasi dalam struktur monomer-monomer ini terjadi dalam rantai samping.
CO2H
Variasi struktur terjadi dalam
H2N C H rantai samping
CHO CO2H
HO C H H2N C H
CH2OH R
L-gliseraldehida Suatu asam L-amino
[ CITATION Fes82 \l 1033 ]
Asam amino tidak terlalu bersifat seperti senyawa-senyawa organic.
Misalnya, titik lelehnya di atas 200℃, sedangkan kebanyakan senyawa organic
dengan bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperature kamar. Asam
amino larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut
nonpolar seperti dietil eter atau benzene. Asam amino mempunyai momen dipole
yang besar. Juga, mereka kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam
karboksilat dan kurang basa dibandingkan sebagian besar amina.
CO2H
H2NCH
RCO2H RNH2 R
Asam amino memiliki dua gugus fungsi yaitu – NH2 dan – COOH seperti
pada Gambar 2.2. Pada keadaan zwitter ion, biasanya gugus tersebut dalam
keadaan –NH4+ dan – COO-. Kecuali prolin, 20 jenis asam amino pembentuk
protein memiliki gugus karboksil bebas dan gugus amino bebas tidak tersubstitusi
yang terikat pada atom karbon α sehingga dinamakan dengan α-asam amino.
Berdasarkan strukturnya, 20 jenis asam amino pembentuk protein, 19 diantaranya
merupakan amina primer dan 1 amina sekunder (prolin). Selain itu, 19 asam
amino memiliki C kiral dan 1 akiral (glisin).
H H O
H N C C OH
(1)K+f taliamida
XCH(CO2C2H5)2 RCHCO2H
(2) NaOC2H5,Rx
(3) H2O,H+,kalor
Aminasi reduktif suatu asam α-keto merupakan suatu prosedur lain untuk
memperoleh asam amino rasemat.(Ingat, gugus karboksil tidak mudah direduksi).
O NH2
H2,NH3,Pd CH3CHCO2H
CH3CCO2H
Suatu asam α keto (R) (S)-alanina [ CITATION Fes82 \l 1033 ]
Suatu asam amino mengandung baik suatu ion karboksilat ( -CO2-) maupun
suatu ion ammonium (-NH3+) dalam sebuah molekul. Oleh karena itu asam amino
bersifat amfoter : asam ini dapat bereaksi dengan asam ataupun dengan
basa,masing-masing dengan menghasilkan suatu kation atau suatu anion.
Dalam asam :
CO2- CO2H
H3 N C H H H3N C H
R R
suatu kation
Dalam basa :
CO2- CO2-
H R R
suatu anion
[ CITATION Fes82 \l 1033 ]
b. Asilasi
Gugus amino dari suatu asam amino dapat dengan mudah diasilasi dengan
suatu halide asam ataupun dengan anhidrida asam untuk menghasilkan amida.
Karena nitrogen amida tidak bersifat basa, suatu asam amino terasilasi
menunjukkan sifat-sifat fisis yang khas dari senyawa organic bukannnya sifat
fisis dari garam-garam. Dalam sintesis peptide (protein kecil) gugus N-asil
digunakan sebagai suatu gugus blokade.
O O
O O
CH2CH(CH3)2 CH2CH(CH3)2
CO2H
OH
H2NCH
OH
R
O
O-
O
O
O
[ CITATION Fes82 \l 1033 ]
Soal dan jawaban pertanyaan :
1. Asam amino tersederhana adalah asam aminoasetat (H2NCH2CO2H), yang
disebut glisina, yang tidak memiliki rantai samping. Apa akibat dari tidak
memiliki rantai samping dan bagaimana dengan asam amino lain?
jawab : karena tidak memiliki rantai samping maka tidak mengandung satu
karbon kiral. Semua asam amino lain memiliki rantai samping, dan karena itu
α-nya bersifat kiral.
2. Sebutkan dan jelaskan salah satu penyakit yang menggambarkan pentingnya
rantai samping asam amino!
jawab : pentingnya rantai samping asam amino dapat digambarkan oleh suatu
penyakit yang dikenal dengan sebutan anemia sel-sabit. Dimana beda antara
hemoglobin normal dan hemoglobin sel-sabit ialah bahwa suatu molekul
protein terdiri dari 146 satuan asam amino, satu satuan tunggal telah diubah
dari asam glutamate (dengan suatu rantai samping asam) menjadi
valina(dengan rantai samping nonpolar). Galat kecil dalam proteinnya ini
menyebabkan hemoglobin tersebut kurang larut dan dengan demikian kurang
mampu menjalankan tugas mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh seperti telah
digariskan.
3. Bagaimana reaksi aminasi reduktif yang menghasilkan asam α-amino?
O NH2
H2,NH3,Pd CH3CHCO2H
CH3CCO2H
jawab :
Suatu asam α keto (R) (S)-alanina
6
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1982). Kimia Organik (3nd Edition ed.).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Purnomo, H., Rosyidi, D., & Pantoro, S. K. (2012, Maret). KADAR PROTEIN
DAN PROFIL ASAM AMINO DAGING KAMBING PERANAKAN
ETAWAH (PE) JANTAN DAN PERANAKAN BOER(PB)
KASTRASI. Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak , 1-5.
Sumarno, Noegrohati, S., Narsito, & Falah, I. I. (2002). ESTIMASI KADAR
PROTEIN DALAM BAHAN PANGAN MELALUI ANALISIS
NITROGEN TOTAL DAN ANALISIS ASAM AMINO. Majalah
Farmasi Indonesia , 34-43.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ejurnalfmipa/article/download/2897/
1978
https://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/2.-PROTEIN.pdf