▶ Asam amino tersederhana adalah asam aminoasetat (H2NCH2CO2H) yang disebut glisina (glycine).
Glycine tidak memiliki rantai samping sehingga tidak mengandung satu karbon kiral.
▶ Asam amino lain memiliki rantai samping, sehingga karbon α-nya bersifat kiral.
ASAM
AMINO
▶ Asam amino yang berasal dari protein termasuk dalam deret-L, artinya gugus-gugus disekeliling karbon
α mempunyai konfigurasi yang sama seperti dalam L-gliseraldehida.
ASAM
AMINO
▶ Sifat-sifat asam amino:
• larut dalam air dan pelarut polar lain tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter atau benzena.
• memiliki momen dipol yang besar
• kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat
• kurang basa dibandingkan sebagian besar amina.
SIFAT ASAM-BASA ASAM
AMINO
▶ Sifat asam dan basa dari asam
amino Dalam asam
Dalam basa
STRUKTUR & NAMA ASAM
AMINO
▶ Nama dan struktur 20 macam asam amino penyusun protein
Sisteina A
s
.
2
-
a
m
i
n
Glutamina As. 2 amino glutaramat
+
+
H3 N C H H C NH3
CH2OH CH2OH
L-serine D-serine
• Asam amino dengan gugus amino bebas biasanya ditaruh pada ujung kiri struktur itu.
Asam amino ini disebut asam amino n-ujung.
• Asam amino dengan gugus karboksil bebas ditaruh diujung kanan disebut asam amino
c-ujung.
PENGGOLONGAN ASAM
AMINO
▶ Penggolongan Asam Amino
Penggolongan asam amino didasarkan pada sifat dari rantai samping (-
R). Berdasarkan sifat rantai samping R, asam amino dapat digolongkan
menjadi :
1. Asam amino dengan R non polar
Golongan ini terdiri dari lima asam amino yang mengandung gugus alifatik (Alanin,
leusin, isoleusin, valin, dan prolin) dua dengan R aromatic (fenilalanin dan triptopan)
dan satu mengandung atom sulfur (metionin).
2. Asam amino dengan R polar
Golongan ini terdiri dari treoinin dan tirosin yang kekutubannya disebabkan oleh
adanya gugus hidroksil (-OH), asparagin dan glutamine yang kekutubannya
disebabkan oleh gugus amida (-CONH2) serta sistein oleh gugus sulfidril (-SH).
PENGGOLONGAN ASAM
AMINO
3. Asam amino dengan R polar bermuatan
Asam amino dengan gugus R bermuatan negative (Asam
amino asam)
Golongan asam amino ini bermuatan negative pada pH 6.0-7.0
dan terdiri dari asam aspartat dan asam glutamat yang masing-
masing mempunyai dua gugus karboksil (COOH).
Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (Asam amino basa)
Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7.0 terdiri
dari lisin, histidin dan arginin
KLASIFIKASI ASAM
AMINO
CH3 CH3
Isoleusin (Ile)
Leusin (Leu)
Asam amino yang mengandung gugus -
OH
NH3+ OH NH3+
HO CH2 CH COO- CH3 CH CH COO-
L - serine (Ser) L - threonina
(Thr)
Asam amino yang rantai R mengandung
Sulfur
NH3+
HS CH2 CH COO-
L - systein (Cys)
NH3+
L - methionin (Met)
Asam amino dengan gugus
amino sekunder, siklis
N + COO -
H2
L-prolin (pro)
Asam amino yang rantai R mengandung
cincin aromatis
NH3+
NH3+
- CH2 CH COO-
HO CH2 CH COO
CH2 CH
COO-
N
H
L
Asam amino mengandung gugus NH2 dan 2 gugus
COOH
NH3+
HOOC CH2 CH
COO-
O NH3+
H2 N C CH2 CH COO-
L - asparagin (Asn)
O NH3+
L - glutamin (Gln)
Asam amino mengandung dua gugus
basa
NH 3+
H2 -
HC C C CH
NH3+ COO
H2N (CH2)4 CH COO- N NH
L - lysin (lys)
L - histidin
(His) +
NH NH3
H2 N C NH (CH2)3 CH COO-
L - arginin (arg)
Sintesis asam
amino
Sintesis asam
amino
Sintesis asam
amino
Analisis Kualitatif Asam
Amino
▶ Reaksi dengan Ninhidrin
Ninhidrin di dalam air akan terhidrasi membentuk ninhydrin hidrat. Ninhydrin hidrat
bereaksi dengan asam amino menghasilkan anion berwarna ungu, aldehid dan CO2.
Analisis Kualitatif asam
amino
▶ Reaksi Sanger
Reaksi sanger merupakan reaksi antara a-amino dengan 1-fluoro-2,4—
dinitrobenzen (FDNB). Dalam suasana basa lemah FDNB bereaksi dengan asam
a- amino membentuk turunan 2,4-dinitfenil yang disebut DNP-asam amino.
Reaksi ini digunakan untuk penentuan asam amino N-ujung suatu rantai
peptida.
▶ Reaksi Edman
Reaksi ini merupakan reaksi antara a-amino dengan fenil isotiosianat
yang
menghasilkan turunan fenil tiokarbonil.
Analisis Kualitatif asam
amino
Reaksi Asilasi pada asam
amino
▶ Asilasi
Gugus amino dari suatu asam amino dapat dengan mudah diasilasi dengan suatu halida
asam ataupun dengan anhidrat asam untuk menghasilakan amida. Karena nitrogen amida
tidak bersifat basa,suatu asam amino terasilasi tidak membentuk ion dipolar.
Ikatan
peptida
▶ Ikatan yang menghubungkan 2 asam amino melalui gugus karboksil dari satu asam
amino dengan gugus amino dari asam amino yang lain.
O O
O-
+H3 N CH2 C +
+H3 N CH C
O
CH3
alanin O
glysin O
H N
+H3 N C C C O- + H2 O
H2
C
CH3 C-terminal
N-terminal
ikatan peptida
gly - ala
(g ly s in a la n in )
Ikatan
peptida
Tiap asam amino dalam suatu molekul peptide disebut suatu satuan (unit) atau
suatu
residu.
Alanilglisina mempunyai dua residu : residu alanina dan residu glisina.
Suatu polipeptida ialah suatu peptide dengan banyak sekali residu asam amino.
Ikatan
peptida
▶ Pada beberapa protein terdapat rantai cabang yang mengadakan ikatan silang yang
disebut ikatan disulfida. Adanya ikatan disulfida diakibatkan oleh terjadinya oksidasi dari
dua residu sistein menghasilkan suatu senyawa sistin (cystine).
▶ Pada polipeptida, rantai utama yang menghubungkan atom C-C-C disebut rantai
kerangka molekul protein, sedangkan atom di sebelah kanan dan kiri rantai kerangka
disebut gugus R atau rantai samping.
Beberapa rantai polipeptida tersebut diikat bersama oleh ikatan
nonkovalen. Rantai polipeptida protein biasanya diikat oleh ikatan
sulfida. Beberapa ikatan yang mungkin terjadi dalam polipeptida atau
protein dapat dilihat pada gambar berikut:
Menurut perjanjian suatu poliamida dengan residu asam amino kurang dari
50 dikelompokkan sebagai suatu peptide, sedangkan poliamida yang lebih
besar dianggap sebagai protein.
Alanina dan glisina dapat digabungkan dengan cara lain untuk
membentuk glisilalanina, dalam mana glisina mempunyai gugus amino
bebas dan alanina mempunyai gugus karboksil bebas.
Protein
▶ Biopolimer yang terdiri dari banyak satuan as. Amino yg dihubungkan oleh
ikatan peptida
▶ Beberapa protein merupakan komponen utama dalam jaringan struktur (otot,
rambut,
kuku, kulit)
▶ Struktur protein :
Struktur primer
Struktur sekunder
Struktur tersier
Struktur kuartener
Struktur primer
protein
H R O H R O H R O H R O
N C C N C C N C C N C C H
H H H
Ada bentukan
heliks.
Struktur sekunder
protein
Struktur sekunder
protein
Struktur tersier
protein
a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier
d. kuartener
Penggolongan
protein
▶ Protein Fibrous (Serat)
Protein yang terdapat pada hewan, tidak larut dalam air. Misal : keratin,
kolagen, sutra
▶ Proterin Globular
Protein yang larut dalam air. Misal : enzim, hormon, hemoglobin,
mioglobin, ovalbumin (pada putih telur)
Denaturasi
protein
▶ Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya
ikatan hydrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu. Akibat
suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein itu.
▶ Salah satu faktor yang menyebabkan denaturasi suatu protein ialah perubahan
temperatur.
Memasak putih telur merupakan contoh denaturasi yang tak reversible. Suatu putih telur
adalah cairan tak berwarna yang mengandung albumin, yakni protein globular yang
larut.
Pemanasan putih telur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan mengendap;
dihasilkan suatu zat padat putih.
Denaturasi
protein
▶ Perubahan pH juga dapat mengakibatkan denaturasi. Bila susu menjadi asam, perubahan pH
yang disebabkan oleh pembentukan asam laktat akan menyebabkan penggumpalan susu
(curdling), atau pengendapan protein yang semula larut. Faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan denaturasi adalah detergen, radiasi, zat pengoksidasi atau pereduksi (yang
dapat mengubah hubungan S-S), dan perubahan tipe pelarut.
▶ Beberapa protein (kulit dan dinding dalam saluran pencernaan, misalnya) sangat tahan terhadap
denaturasi, sedangkan protein-protein lain sangat peka. Denaturasi dapat bersifat reversible jika
suatu protein hanya dikenai kondisi denaturasi yang lembut, seperti sedikit perubahan pH. Jika
protein ini dikendalikan ke lingkungan alamnya, protein ini dapat memperoleh kembali struktur
lebih tingginya yang alamiah dalam suatu proses yang disebut renaturasi. Sayang renaturasi
umumnya sangat lambat atau tidak terjadi sama sekali. Salah satu permasalahannya dalam
penelitian protein ialah bagaimana mempelajari protein tanpa merusak struktur lebih tingginya.
Denaturasi
protein
Denaturasi
protein
Sisi negatif denaturasi: Sisi positif denaturasi: