Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOKIMIA

“UJI KUALITATIF I”

Dosen Pengampu : Desi Purwaningsih, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 2

1) Nerin Elizabeth Purba 23201394B

2) Mawar Banowati 23201395B

3) Elvanya Gracia Putri 23201399B

4) Indah Wulandari 23201400B

Tahun Akademik 2021/2022


Universitas Setia Budi Surakarta
Jl.Letjen Sutoyo. telp (0271) 852518 , Fax (0271) 632475 Surakarta 57127
UJI KUALITATIF 1

I. Tujuan
Mengenal reaksi warna untuk asam amino dan protein.

II. Tinjauan Pustaka

Asam-asam amino hasil hidrolisis protein dapat dipisahkan satu sama lain dengan
menggunakan kromatografi penukar ion. Tiga macam penyangga pH tinggi dipakai
untuk mengelusi asam amino pada kolom kromatografi. Urutan pengelusian tergantung
pada muatan asam amino . Asam amino basa( lisin, histidin, arginine) paling kuat
mengikat muatan negative resin penukar ion. Teknik ini memungkinkan penentuan asam
amino apa saja yang terdapat dalam protein tertentu. Kelimpahan relative asam-asam
amino juga bisa ditentukan dengan mengukur konsentrasi tiap asam amino. Senyawa
ninhidrin bereaksi dengan asam amino membentuk warna ungu. Larutan berwarna ungu
ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 570 nm, lalu konsentrasi relative tiap
asam amino dapat ditentukan (Ngili, 2001).

Asam amino yang terbentuk sebagai hasil hidrolisis protein ialah asam α-amino.
Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang bersebelahan dengan
gugus karboksil, atau terletak pada posisi α. Karbon α pada asam amino merupakan pusat
kiral, kecuali pada glisin yang gugus R-nya adalah atom H. Dengan demikian seluruh
asam amino yang diturunkan dari protein (kecuali glisin) bersifat optik aktif. Perlu
diperhatikan bahwa konversi Fischer yang biasa digunakan pada karbohidrat dapat pula
diterapkan pada asam amino (Hart, 1990).

Menurut Sloane (2004), Asam amino adalah unit molekuler dasar yang membentuk
polimer protein panjang. Ada 20 jenis asam amino dalam protein yang menjadi dasar
struktur dan fungsi tubuh manusia. Setiap asam amino mengandung sedikitnya satu
gugus asam karboksil (-COOH) dan sedikitnya satu gugus amino (-NH3). Kedua gugus
tersebut terikat pada atom karbon yang sama. Setiap asam amino mempunyai anak rantai
yang disebut sebagai satu gugus R. Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus
R-nya yang memberi ciri khas dan mempengaruhi sifat protein tempat asam amino
tersebut bergabung. Gugus R nonpolar menyebabkan asam amino relatif tidak larut
dalam air. Gugus R yang polar atau bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut
dalam air (Sloane, 2004).

Ninhidrin bereaksi dengan asam amino bebas dan protein menghasilkan warna
ungu. Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein
dan produk hasil hidrolisisnya. Apabila ninhidrin (triketohidrin) dipanaskan bersama
asam amino maka akan terbentuk kompleks berwarna ungu. Kompleks berwarna ungu
dihasilkan dari reaksi ninhidrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan amonia.
Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan kompleks yang berbeda warnanya dengan asam
amino lainnya, yaitu berwarna kuning (Fitria, 2013).

Uji Xanthoprotein adalah uji untuk menentukan apakah suatu protein mengandung
gugus benzena (cincin fenil). 20 jenis asam amino esensial dalam organisme kehidupan
yang mengandung gugus benzena ada tiga yaitu fenilalanin, triptofan dan tirosin. Maka
uji xanthoprotein ini hanya positif jika asam amino tirosin, triptofan dan fenil alanin
ditambahkan asam nitrat pekat terbentuk endapan putih dan berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi
dan warnanya berubah menjadi jingga (Lafita, 2013).

III. Alat dan Bahan

Alat Bahan

 Tabung reaksi  Glisin  Asam asetat glasial

 Pipet  Tirosin  H2S04 Pekat

 Bunsen  Triptofan  Reagen Millon

 Beker glass  Fenilalamin  NaN02

 Penjepit tabung reaksi  Sistein  HNO3 Pekat

 Sistin  NH404

 Larutan Ninhidrin  NaOH


IV. Cara Kerja
1. Uji Ninhidrin : Mengetahui adanya asam amino bebas yang mengandung gugus
amino primer (- NH2)

2. Uji Hopkins-Cole : Menunjukkan adanya asam amino bergugus indol (untuk


triptofan)
3. Uji Millon-Nasse : Menunjukkan adanya asam amino fenolat (untuk tirosin)

4. Uji Xanthopotein : Mengetahui adanya asam amino yang berinti benzene.


5. Uji Nitropusida : Menunjukkan adanya asam amino bergugus tiol (untuk sistein).

V. Hasil dan Pembahasan


No. Larutan Uji Uji Uji Uji Uji
Uji Ninhidrin Hopkins- Millon- Xanthoprotein Nitroprusida
Cole Nasse

1. Glisin + - - - -

Ungu Pekat Bening Putih Putih Bening Merah


Keruh

2. Tirosin + - + + -

Ungu Pekat Bening Merah Orange Coklat


Kecoklatan Transparan

3. Triptifan + + + + -

Ungu Pekat Cincin Merah Orange Coklat


Kuning Kekuningan Transparan
4. Fenilalanin + - - + -

Ungu Pekat Bening Putih Orange Coklat


Bening Kekuningan Transparan

5. Sistein - - - - +

Coklat Bening Putih Bening Merah


Bening

6. Sistin + - - - +

Ungu Bening Putih Bening Coklat


Transparan Bening Transparan

Dari hasil pratikum kali ini yang kami lakukan pertama menguji larutan Ninhidrin
dengan larutan uji glisin, tirosin, triptofan, fenilalanin, sistein dan sistin menghasilkan
warna biru/ ungu maka sampel tersebut positif.

Uji yang kedua yaitu menguji larutan Hopkins-cole dengan larutan uji yang sama
dan menghasilkan warna bening kecuali triptofan yang menghasilkan warna kuning
maka sampel tersebut mengadung asam amino dengan inti benzena.

Uji larutan yang ketiga yaitu uji Millon Nasse, reagen millon positif terhadap asam
amino tirosin karena memiliki gugus fenol. Dari percobaan terbentuk larutan merah yang
semakin bertambah kepekaannya dengan bertambahnya konsentrasi larutan.

Uji Larutan yang keempat Xanthoprotein menggunakan larutan Glisin , Tirosin ,


Triptofan, Fenilalanin , sistein dan sistin. Dari hasil tersebut Xanthoprotein dengan Glisin
menghasilkan sampel negatif karena berwarna putih bening, Xanthoprotein dengan
tirosin berwarna jingga sampel positif, Xanthoprotein dengan Triptofan berwarna jingga
sampel positif, Xanthoprotein dengan fenilalanin berwarna jingga sampel positif,
Xanthoprotein dengan sitein berwarna bening Xanthoprotein dengan sistin berwarna
bening sampel negatif. Yang menghasilakna sampel positif yaitu Tirosin , Fenilalanin ,
Triptofan karena mengandung asam amino dengan inti benzen .
Uji larutan yang terakhir adalah larutan uji Nitroprusida. Larutan uji yang
menghasilkan sampel positif yaitu sistein karena menunjukan adanya asam amino
bergugus tiol.

VI. Kesimpulan
 Uji Ninhidrin Merupakan Uji warna pada protein dengan membentuk larutan warna
biru ungu membuktikan adanya asam amino yang mengandung gugus amino primer.
 Uji Hopkins-cole sampel yang menunjukan adanya asam amino bergugus indol adalah
Triptofan.
 Uji Millon Nasse yang menghasilkan sampel positif tirosin dan triptofan karena
berwarna merah menunjukan adanya asam aminofenolat.
 Uji Xanthoprotein mengetahui adanya asam amino berarti benzene sampel positif
tirosin, triptofan, fenilalanin berwarna jingga.
 Uji Nitroprusida membentuk senyawa berwarna merah dengan larutan uji sistein
menunjukan adanya gugus tiol.

VII. Daftar Pustaka

Fitria, Nursa’id. 2013. Reaksi Uji terhadap Asam Amino.

Lafita, Diani. 2013. Uji Xanthoproteat/Xanthoprotein pada Protein.

http://mybooksrenata.blogspot.com/2018/01/laporan-praktikum-biokimia-asam-
amino.html?m=1 diakses pada 8 September 2021

Anda mungkin juga menyukai