PERCOBAAN 3
ISOLASI KASEIN DARI SUSU
Dosen Pengampu:
Mieke Alvionita, S.Pd., M.Si
Prof. Dr. Muntholib, S.Pd., M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 3 / OFF J
Fakhzah Aliifatudz Dzakirah (210332626412)
Dwi Novita Alfiana (210332626437)
Citra Pramestiardhiani Pangestuti (210332626452)*
Muhammad Arga Iqbal (210332626459)
Dalam isolasi, kasein akan larut dalam air, alkohol dan eter tetapi tidak larut dalam
etanol, senyawa alkali dan beberapa larutan asam (Ahyari, J., 2022).
III. METODE PENELITIAN
IV. ANALISIS PROSEDUR
Resuspensi : dihancurkan
-Di Resuspensi endapan dengan 30 ml etanol endapan, memperbesar
- Dilakukan penyaringan menggunakan corong luas permukaan, agar
kaca pencuciannya/resuspensin
ya berjalan secara optimal
Etanol digunakan untuk
menghilangkan pengotor
polar
Penambahan heksana
- Dicuci endapan dengan 20 ml campuran digunakan untuk
etanol:heksana 1:1, dicuci lagi endapan dengan menghilangkan pengotor
25 ml heksana nonpolar
Pemindahan untuk
- Dipindahkan endapan ke gelas arloji memperluas permukaan
- Dikeringkan dan ditimbang tepung kasein pengeringan, sehingga
kering yang diperoleh hasil pengeringan berjalan
maksimal
V. DATA PENGAMATAN
VI. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil isolasi, berat kertas saring adalah 0,535 gram, sementara
berat kertas saring + kasein adalah 4,624 gram. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
berat kasein, kita cukup mengurangkan berat kertas saring dari total berat kertas
saring bersama kasein, yaitu:
Berat kasein = (berat kertas saring + kasein sebesar) + berat kertas saring
= 4,624 gram - 0,535 gram
= 4,089 gram
Volume susu yang digunakan = 100 mL = 0,1 L
Sehingga diperoleh % rendemen sebesar 4,089 gram/0,1L = 40,89 g/L
Rata-rata rendemen:
Kelompo (X) (Xi-X)2
k Rendemen (g/L)
1 30,11
10,42483
2 38,25
24,12038
3 40,89
57,02138
4 34,13
0,626077
5 29,1
17,967
6 35,39
4,207627
7 29,6
13,97825
8 29,24
16,79975
Dalam percobaan ini, Kasein yang dihasilkan berupa padatan berwarna putih
kekuningan, yang berbeda dari apa yang diperkirakan oleh teori, bahwa Kasein murni
seharusnya berwarna putih.
VII. PEMBAHASAN
Pengisolasian kasein pada percobaan ini menggunakan susu murni yang
diharapkan terdapat kandungan kasein dengan jumlah yang banyak. Pemanasan ini
mengurangi kelarutan protein susu, sehingga dapat mengendapkan protein susu pada
situasi atau kondisi yang tepat. Peristiwa ini terjadi akibat terjadinya denaturasi
rusaknya struktur protein yang membuat mempercepat proses pengendapan protein.
Akan tetapi, proses ini tidak mendendapkan kasein. Hal ini disebabkan karena kasein
merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak akan terdenaturasi
apabila air susu dipanasakan. Meski begitu, proses pemanasan ini akan mengubah
stabilitas kasein yang nantinya akan membuat kasein lebih mudah mengendap.
Proterin bersifat amfolit, yang dimana dapat bereaksi sebagai asam ataupun
basa. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang stabil diperlukanlah penambahan
buffer untuk mencapai pH isoelektrik dari suatu protein, yaitu 4,7 yang bersifat asam.
Penambahan larutan buffer yang dilakukan secara perlahan ke dalam susu yang telah
dipanaskan. Larutan buffer asetat akan berperan sebagai larutan penyangga yang
bersifat asam. Penambahan buffer akan mengakibatkan penambahan ion H+, yang
membuat terjadinya penurunan pH, sehingga akan menetralkan protein dan membantu
tercapainya pH isoelektrik. Pada pH isoelektrik, kasein bersifat hidrofobik, hidrofobik
adalah sifat suatu molekul yang tidak suka air atau menolak air. Akibat dari sifat ini,
akan membuat kasein mudah untuk mengendap. Penambahan buffer dapat
menghilangkan muatan listrik dari partikel kasein akibat kelebihan asam. Kelebihan
asam ini akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat, sehingga kasein menjadi
terlepas dan membentuk suatu endapan atau agregat. Berikut reaksi pengendapan.
Endapan yang terbentuk memiliki warna putih sedikit kuning. Warna dari
kasein yang seharusnya adalah putih, maka warna kuning pada endapan menandakan
adanya sedikit pengotor di dalamnya. Penambahan air pada endapan dilakukan supaya
senyawa-senyawa yang bersifat polar yang ada pada endapan akan larut. Selanjutnya
endapan disuspensi dengan menggunakan etanol 96%, yang bertujuan untuk
memisahkan kasein dengan protein lain karena kasein tidak larut dalam etanol.
Kandungan protein pada susu bukan hanya kasein saja yang terkandung di dalamnya.
Susu mengandung protein total 3,3%. Protein susu mengandung ke sembilan asam
amino esensial yang dibutuhkan tubuh manusia. Keluarga kasein mengandung fosfor
dan akan terkoagulasi atau terendapkan pada pH 4,6. Protein serum tidak
mengandung fosfor dan protein tetap dalam larutan pada pH 4,6. Dalam susu, 82%
protein susu adalah kasein dan 18% adalah serum atau protein whey (Nurhidayat, N.
2009).
Endapan yang terbentuk memiliki warna putih sedikit kuning. Warna dari
kasein yang seharusnya adalah putih, maka warna kuning pada endapan menandakan
adanya sedikit pengotor di dalamnya. Penambahan air pada endapan dilakukan supaya
senyawa-senyawa yang bersifat polar yang ada pada endapan akan larut. Selanjutnya
endapan disuspensi dengan menggunakan etanol 96%, yang bertujuan untuk
memisahkan kasein dengan protein lain karena kasein tidak larut dalam etanol.
Kandungan protein pada susu bukan hanya kasein saja yang terkandung di dalamnya.
Susu mengandung protein total 3,3%. Protein susu mengandung ke sembilan asam
amino esensial yang dibutuhkan tubuh manusia. Keluarga kasein mengandung fosfor
dan akan terkoagulasi atau terendapkan pada pH 4,6. Protein serum tidak
mengandung fosfor dan protein tetap dalam larutan pada pH 4,6. Dalam susu, 82%
protein susu adalah kasein dan 18% adalah serum atau protein whey (Nurhidayat, N.
2009).
Selanjutnya endapan dicuci kembali dengan campuran etanol dan heksana 20
mL dengan perbandingan 1:1. Hal ini bertujuan untuk melarutkan lemak dan protein
yang terperangkap dalam endapan, hal ini dikarenakan lemak larut dalam heksana,
sedangkan protein lain larut dalam etanol. Lalu dilanjutkan pencucian menggunakan
heksana. N-heksana adalah jenis pelarut nonpolar, sehingga n-heksana dapat
melarutkan senyawa-senyawa bersifat nonpolar. Penambahan larutan heksana
bertujuan untuk melarutkan kembali lemak-lemak yang masih tersisa dalam endapan
kasein. Endapan yang dihasilkan setelah proses ini menjadi berwarna lebih putih
daripada sebelumnya.
Proses selanjutnya adalah penyaringan endapan, lalu endapan dikeringkan dan
dihitung hasil rendemennya, berat endapan kasein yang diperoleh setelah pengeringan
selama 3 hari sebesar 4,089 gram. Dari berat tersebut dapat diperoleh kadar kasein
sebesar 4,089 % dan rendemen kasein sebesar 0,04089 g/mL Berdasarkan teori,
rendemen kasein dalam susu adalah sebesar 0,028 gram/mL (Pratama dkk, 2019). Hal
ini terjadi dimungkinkan, pada proses pencucuian belum dilakukan secara sempurna,
sehingga masih terdapat adanya pengotor ataupun protein lain yang terdapat pada
rendemen sehingga endapan tersebut tidak sepenuhnya mengandung kasein saja.
Pada percobaan ini, Kasein yang terbentuk merupakan gugus kompleks dari
kumpulan molekul-molekul (biasa disebut dengan kalsium-phospho-kaseinat) disebut
juga “micceles” (Nurhidayat, N. 2009). Misel terdiri dari molekul kasein, kalsium,
phosphate anorganik dan ion sitrat dengan berat molekul yang besar. Menurut
keadaan Kimia Fisika, misel kasein adalah koloid diseperse yang stabil.
Pada gambar misel di atas dapat dijelaskan bahwa kasein misel terdiri dari
beberapa komponen yang berbeda-beda. Di dalam submisel terdapat αs1-, αs2-, β-
dan κ-casein (Nurhidayat, N. 2009). Dimana keempat nya mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Pada bagian-bagian individu tersebut masing-masing memiliki
karakteristik pH tertentu untuk membentuk ion positif maupunnegatif ataupun untuk
membentuk sifat karakteristiknya sendiri-sendiri, contohnya pada pH berapa individu-
individu dalam kasein tersebut membentuk endapan, larut atau terdenaturasi, sehingga
akan memperngaruhi bentuk atau sebagian besar karakteristik tersebut.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa, untuk mengisolasi kasein dari
susu dapat dilakukan pada titik isoelektrik dari kasein yakni 4,6-5,0. Untuk mencapai
titik isoelektrik ini perlu ditambahkan larutan buffer asetat pH 4,7 sehingga kasein
dapat mengendap dalam bentuk agregat. Agregat yang dihasilkan masih mengandung
senyawa-senyawa pengotor lain yang perlu dipisahkan dari kasein. Senyawa semi
polar dipisahkan melalui pencucian dengan etanol 96% dan senyawa nonpolar dengan
heksana. Sehingga, jika diringkas proses isolasi susu sapi dapat dipointkan sebagai
berikut:
1. Pemisahan (Separation)
2. Pengendapan (Precipitation)
3. Pembasahan / Pencucian (Wet-Processing Operations)
4. Pengeringan (Drying and Dry Processing Casein)
Lalu, Rendemen kasein yang dihasilkan dari percobaan ini sebesar 0,04089 g/mL.
Buffer asetat pH 4,7 digunakan untuk menjaga pH larutan pada tingkat tertentu, dalam
hal ini pH 4,7. pH ini dipilih karena kasein cenderung mengendap pada pH rendah
(asam). Oleh karena itu, penggunaan buffer asetat dengan pH 4,7 membantu
memastikan bahwa lingkungan reaksi tetap dalam kisaran yang menguntungkan untuk
penggumpalan kasein.
Buffer asetat memainkan peran penting dalam menjaga pH larutan karena ia dapat
menetralkan penambahan asam atau basa ke dalam larutan tanpa mengubahnya secara
signifikan. Ini memastikan bahwa pH larutan tetap stabil selama proses isolasi kasein.
XI. DOKUMENTASI
Gambar 10. Proses Gambar 11. Pencucian Gambar 12. Hasil kasein
resuspensi dengan larutan dengan larutan setelah dilakukan
etanol heksana:etanol 1:1 resuspensi
Gambar 13. Hasil kasein Gambar 14. Berat kertas Gambar 15. Berat kertas
yang diperoleh saring saring + kasein