Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian suatu
negara. Sektor industri dianggap sebagai sektor yang mampu menjadi pimpinan dari
sektor lain. Produk industri mempunyai nilai jual yang tinggi dari pada sekor lain. Hal
tersebut dikarenakan produk industri sangat beragam dan memberika nilai dan
manfaat yang tinggi bagi masyarakat. Industri menjadi penolong bagi perekonomian
suatu negara, sehingga pemerintah banyak memberikan kebijaksanaan- kebijaksanaan
tentang industri.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan
industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga
menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Dari definisi tersebut,
istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian industri kimia ?
2. Apa Strategi Pembangunan Industri Kimia di Indonesia ?
3. Apa Peranan Industri Kimia Dalam Pembangunan Nasional ?
4. Apa Dampak dari Industri Kimia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian industri kimia ?
2. Mengetahui Strategi Pembangunan Industri Kimia di Indonesia ?
3. Mengetahui Peranan Industri Kimia Dalam Pembangunan Nasional ?
4. Mengetahui Dampak dari Industri Kimia ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Industri Kimia


Pengertian Industri Kimia di bagi atas :
Pengertian Industri Kimia secara umum adalah suatu kesatuan aktifitas manusia
yang di mulai dengan pengolahan sumber alam, lalu di ubah menjadi beberapa produk
baik secara komersial atau sebagai objek untuk di olah kembali yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan umat manusia.
Pengertian Industi Kimia dari segi proses terdiri dari :
- Proses kimia : Suatu proses di mana terjadi perubahan bahan dari bahan dasar
menjadi bahan baru dengan sifat baru yang diinginkan.
- Proses Mekanis : Suatu proses dimana hanya terjadi perubahan bentuk dan
ukuran saja.
Pengertian Industri Kimia dari segi ekonomi adalah suatu badan usaha yang
penting, yang berkecimpung dalam bidang pemisahan dan perubahan kimiawi
bahan baku. Disebut badan usaha karena memiliki organisasi yang produksinya
harus menguntungkan.
2.2 Industri Kimia di Indonesia
Industri kimia merujuk pada suatu industri yang terlibat dalam produksi zat kimia.
Industri ini mencakup petrokimia, agrokimia, farmasi, polimer, cat, dan oleokimia.
Industri ini menggunakan proses kimia, termasuk reaksi kimia untuk membentuk zat
baru, pemisahan berdasarkan sifat seperti kelarutan atau muatan ion, distilasi,
transformasi oleh panas, serta metode-metode lain. Berikut beberapa nama
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kimia.
Tabel 1 Daftar perusahaan yang bergerak dibidang industri kimia.
No Nama Industri Produksi
1. PT Petrokimia Gresik Pupuk, Semen
2. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Kertas
3. PT Iglas (Persero) gelas kemas khususnya botol
4. PT Filma Utama Soap The Tempo Group Minyak Goreng
5. PT Sinar Sostro Tambun Teh
PT pengolahan minyak mentah
6.
Pertamina UP I
PT Minyak mentah
7.
PERTAMINA /UP II DUMAI
PT Pengolahan minyak
8.
PERTAMINA UP.III Plaju
Paraxylene, kilang BBM
9. PT PERTAMINA UP.IV

PT Pengolahan minyak
PERTAMINA
UP .V
10. BALIKPAPAN

BBM.
Ron 87,
11. PT PERTAMINA UP.VI Kerosen,
ADO
Non
BBM
PT pelayanan proses drilling
12.
Elnusa Work over Service
Unocal Listrik
13.
Geothermal of Indonesia,Ltd
14. Vico Indonesia Gas Alam
15. Wall’s Ice Cream Es Krim

2.3 Strategi Pembangunan Industri Kimia di Indonesia.


Strategi dasar pengembangan industri kimia di Indonesia adalah rasionalisasi
penggunaan potensi sumber alam nasional dan faktor-faktor penunjang produksi
lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka usaha pengembangan industri kimia di
Indonesia dikonsentrasikan pada industri-industri yang mempunyai potensi besar
untuk meningkatkan perekonomian nasional. ”Industri kunci” misalnya atau dapat
kita sebut pula ”Industri kimia dasar” diharapkan dapat merangsang perkembangan
ekonomi dalam seluruh sektor industri lainnya dengan memperkecil ketergantungan
pada bahan-bahan impor. Ciri khusus industri kunci adalah padat modal,
menggunakan teknologi tinggi yang teruji, menggunakan tenaga terampil dan
memenuhi persyaratan skala ekonomi. Adapun industri kunci yang mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia adalah :
1. Industri pupuk dan petrokimia untuk mengolah sumber alam minyak bumi dan gas
alam.
2. Industri pulp dan kertas untuk mengolah bahan kayu dan limbah pertanian (ampas
tebu, merang/batang padi).
3. Industri serat sintetis termasuk krayon.
4. Industri bahan kimia asal garam laut.
5. Industri silikat yang meliputi semen, gelas dan bata tahan api.
6. Industri karet untuk mengolah karet alam maupun karet sintetis.
Industri kunci ini jelas terlihat berorientasi kuat pada sumber bahan baku, sehingga
lokasinya tidak hanya di Pulau Jawa tetapi tersebar di seluruh Indonesia yang
kemudian lokasi-lokasi industri tersebut akan berkembang menjadi zona-zona industri
dan pusat pengembangan wilayah perindustrian yang penting. Pengembangan industri
kimia dasar ini tentunya tidak terpisah dari pengembangan sektor industri serta sektor
kegiatan ekonomi lainnya. Keterkaitan antara sektor industri, sektor industri dengan
sektor ekonomi lainnya, serta keterkaitan antara industri dasar-industri hilir dan
industri kecil akan merupakan usaha untuk mendapatkan struktur industri nasional
yang kuat. Atas dasar keterkaitan ini diharapkan secara cepat dan bertahap bisa
dicapai substitusi impor, substitusi ekspor, dan pada akhirnya mampu berorientasi
ekspor dengan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri terlebih dahulu.
Pada masa ini,tidaklah berlebihan jika dikatakanbahwa industri (proses) kimia
memegang peranan sangat penting di dalam peradaban manusia. Produk-produk
industri kimia dibutuhkan dan digunakan didalam semua bidang kehidupan sehari-
hari. Pembudidayaan tumbuhan dan hewanmemerlukan pupuk kimia,pakan (makanan
hewan), insektisida, pestisida, herbisida dan desinfektan. Beraneka ragam bahan
bangunan dan bahan konstruksi peralatan merupakan hasil pengolahan kimiawi,
misalnya saja logam, semen, kapur, keramik, plastik dan cat. Bahan-bahan sandang
menggunakan serat sintetik dan zat warna. Pengangkutan bergantung kepada
ketersediaan bensin dan bahan-bahan bakar sejenisnya. Komunikasi tertulis
menggunakan kertas dan tinta cetak, sedangkan komunikasi elektronik membutuhkan
bahan-bahan isolator dan konduktor yang diolah secara kimiawi. Kesehatan
masyarakat terjaga dan terawat dengan obat-obatan dan bahan farmasi, sabun dan
deterjen, insektisida dan desinfektan; semuanya merupakan produk industri kimia. Di
samping itu, sejumlah besar bahan kimia tidak pernah mencapai masyarakat secara
langsung, melainkan diperjualbelikan di dalarn lingkup industri kimia sendiri, untuk
diolah lebih lanjut atau digunakan dalam produksi bahan kimia lain yang dibutuhkan
masyarakat; kareria itu, industri kimia seringkali disebutjuga konsumen terbaik bagi
dirinya sendiri.
Sampai sekarang, di Indonesia telah terdapat banyak pabrik proses kimia.
Beberapa contohnya yang terkenal adalah pabrik amoniak dan pupuk urea (di Lhok
Seumawe, Palembang, Cikampek, Gresik dan Bontang Kalimantan Timur), pabrik
semen (di Aceh, Padang, Baturaja - Sumsel, Cibinong, Cirebon, Cilacap, Gresik,
Kupang, dan Tonasa - Sulsel), kilang minyak bumi (di Pangkalan Brandan, Dumai,
Plaju dan Sungai Gerong, Cilacap dan Balikpapan) kilang LNG (LiquefiedNatural
Gas atau gas bumi cair di Lhok Seumawe dan Bontang), pabrik kertas, pabrik
gula,pabrik minyak goreng, margarin , sabun dan deterjen, pabrik ban kendaraan
bermotor, pabrik asam sulfat, pabrik asam nitrat dan ammonium nitrat, pabrik
hidrogen peroksida, pabrik asam format, pabrik soda api, pabrik cat, pabrik alkohol
dan spiritus, dan pabrik bir.
Pengembangan industri kimia di Indonesia telah dilaksanakan pemerintah
Republik Indonesia sejak awal tahun limapuluhan, namun mulai meningkat dengan
cepat ketika PELITA I dimulai. Pada PELITAV sekarang ini, pemerintah (cq.
Departemen Perindustrian) telah menyatakan industri kimia sebagai sektor industri
yang mampu "menggelinding" sendiri dan menata perkembangannya yang pesat
lewat beberapa kebijaksanaan pokok.

2.3.1 Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pengembangan Industri Kimia


 Kebijaksanaan strategis utama.

Kebijaksanaan strategis utama dari pemerintah dalam pengembangan industri


pada umumnya dan pada industri kimia pada khususnya adalah Pola
Pengembangan Industri Nasional, yang terdiri dari 6 (enam) butir
kebijaksanaan :
1. Pendalaman dan pemantapan struktur industri yang sejauh mungkin
dikaitkan dengan sektor ekonomi lainnya, yakni sektor pertanian dalam arti
luas (perkebunan, tanaman pangan, hasillaut), sektor kehutanan, dan sektor
pertambangan (migas dan non migas).
2. Pengembangan industri permesinan, logam dasar dan elektronika (dengan
prioritas pada komoditi yang pasarnya jelas, berulang dan berkembang)
melalui penerapan standar serta penguasaan rancang bangun dan
perekayasaan.
3. Pengembangan industri kecil, dengan penekanan pemecahan masalah
pemasaran melalui Sistem Bapak Angkat serta bimbingan teknik serta
permodalan, dan dengan dorongan ke dalam wadah usaha koperasi.
4. Pengembangan ekspor hasil industri dengan upaya mempertangguh daya
saing secara terus menerus,agar peranan ekspor hasil industri makin
meningkat.
5. Pengembangan litbang terapan, rancang bangun dan perekayasaan industri,
serta pengembangan sistem dan perangkat lunak dalam arti luas, baik untuk
pembuatan mesin dan peralatan pabrik serta pembuatan pabrik secara
utuh,maupun untuk mengembangkan industri elektronika.
6. Pengembangan kewirausahaan dan tenaga profesional termasuk manager,
tenaga ahli, tenaga terampil dan sebagainya.
2.3.2 Prioritas Pengembangan Kelompok Industri Kimia Dasar
Jenis-jenis industri yang diprioritaskan pembangunannya adalah :
1. Industri petrokimia hulu (pusat olefin dan pusat aromatik).
2. Industri pulp dan kertas, industri rayon, industri ban dan barang-barang
karet untuk industri.
3. Industri kimia pengolah hasil pertanian dalam arti luas.
4. Industri kimia lain yang dapat memperkuat struktur industri misalnya
industri kimia adi (fine chemicals) dan industri kimia pengolahan bahan
mineral.
Sasaran pengembangan industri kimia dasar pada akhir PELITAV adalah :
- laju pertumbuhan 13%/ tahun
- ekspor US $ 1,43 milyar
- penyerapan tenaga kerja 35000 orang [Untuk keseluruhan industri, ketiga
sasaran ini adalah laju pertumbuhan 10%/ tahun, ekspor US $ 19 milyar dan
penyerapan tenaga kerja 2,3 juta orang].

2.3.3 Peranan Industri Kimia Dalam Pembangunan Nasional


Untuk memberikan gambaran nyata tentang peranan industri kimia
dalam pembangunan nasional, berikut ini akan dikemukakan sumbangsih dari
beberapa industri kimia yang penting.
Di dalam mencukupi kebutuhan pangan, industri kimia Indonesia
memegang peranan penting dalam mencapai swa sembada beras, yaitu dengan
menyediakan pupuk buatan (urea, ZA, TSP, KCl dan sebagainya), pestisida
dan bahan-bahan kimia lain yang dibutuhkan. Pada tahun 1990, produksi
pupuk urea Indonesia mencapai 4,8 juta ton/tahun (3 juta ton/tahun untuk
kebutuhan pertanian,sisanya untuk kebutuhan industri dan ekspor) serta.
Mampu mendukung produksi beras nasional sebanyak lebih dari 28juta
ton/tahun.
Pada tahun yang sarna, produksi keseluruhan pupuk sintetik mencapai
7,94juta ton/tahun.
Untuk pemeliharaan kesehatan, negara kita telah dapat menghasilkan
sendiri beribu macam obat hasil formulasi dalam negeri; obat-obatan ini
sebelumnya harus diimpor. Sayang sekali,pada waktu ini kira-kira 90% dari
bahan baku obat (yang juga dihasilkan dengan proses kimia ) masih harus
diimpor.
Di dalam bidang sandang, telah ada pabrik- pabrik kimia yang
memproduksi serat poliester dengan kapasitas total kira-kira 160000
ton/tahun. Serat ini dibuat dari etilen glikol (etandiol), yang masih harus
diimpor dan asam tereftalat murni yang sekarang telah dapat dibuat sendiri
oleh PERTAMINA (di Plaju) dengan kapasitas 225000 ton/tahun. Bahan
mentah pembuatan asam tereftalat adalah p-ksilina yang sejak tahun lalu juga
telah diproduksi oleh PERTAMINA (di Cilacap). Serat sintetik lainnya, yakni
rayon, telah pula dihasilkan di dalam negeri dengan laju produksi 40000
ton/tahun. Industri serat sintetik Indonesia diperkirakan telah dapat memenuhi
paling sedikitnya 90% dari kebutuhan dalam negeri.
Di dalam sektor penyediaan bahan bangunan, produksi pabrik-pabrik
semen di negara kita telah melebihi 17juta ton/tahun. Produksi kayu lapis
telah lebih dari 6juta ton/tahun sehingga, karena jauh melebihi kebutuhan
dalam negeri, sebagian besar diekspor.
Di dalam sektor bahan bakar minyak (BBM), selain kilang-kilang
minyak yang telah ada sebelumnya di Plaju, Sungai Gerong, Cilacap dan
Dumai, PERTAMINAtelah membangun dua kilang baru, yakni di Cilacap dan
Balikpapan, yang masing-masing berkapasitas 200000 barel minyak mentah
per hari. DiDumai juga telah dibangun pabrik hydrocracher (perengkahan
fraksi berat minyak bumi di dalam atmosfir hidrogen sehingga menghasilkan
antara lain bensin); kapasitasnya 27000 barel per hari. Dewasa ini,
PERTAMINAsedang merencanakan pembangunan beberapa kilang EXOR
(Export Oriented Refinery) berkapasitas besar; hasil-hasil dari kilang ini
semuanya untuk diekspor. Salah satu diantaranya (EXORI) sudah dipastikan
dibangun di Balongan (dekat Indramayu/ Cirebon). Selain itu, dapat pula
dicatat bahwa Indonesia sekarang ini adalah eksportir LNG terbesar di dunia;
gas bumi cair yang merupakan penghasil besar devisa negara ini diproduksi
oleh dua kompleks kilang, di Bontang dan Lhok Seumawe, milik patungan
PERTAMINAdengan beberapa perusahaan asing.

2.3.4 Perkembangan Industri Kimia Di Tahun-Tahun Mendatang

Pada tahun-tahun mendatang, industri proses kimia Indonesia


diperkirakan berkembang dengan laju yang manta p. Dewasa ini saja, di dalam
harian-harian umum dan warta-warta bisnis nasional kita sering membaca
berita penandatanganan kontrak pembangunan pabrikpabrik proses kimia. Di
samping pembangunan kilang EXOR I yang telah disebutkan di muka, sebagai
contoh-contoh lainnya dapat kita kutip:
- pembangunan pusat olefin di Serang (Banten) oleh PT Chandra Asri. Proyek
yang diperkirakan selesai pada tahun 1994 ini akan menghasilkan 550 000 ton
1tahun etilen, 300 000 ton 1tahun propilen, 209 000 ton/ tahun bensin
pirolisis, 300 000 ton/tahun polietilen dan 100 000 ton/ tahun polipropilen. –
pendirian pusat aromatik di Arun (Lhok Seumawe) oleh PERTAMINA.
Proyek yang diperkirakan selesai pada tahun 1994/1995 ini akan
menghasilkan 335 000 ton/tahun pksilena dan 150 000 ton/tahun benzena.
- pembangunan pabrik RCC (Residual Catalytic Cracking) di Cilacap oleh
PERTAMINA; diperkirakan selesai tahun 1994 dan akan menghasilkan 180
000 ton/tahun polipropilen dan 82 500 ton/tahun MTBE (MetilTersier Butil
Eter), yakni senyawa booster angka oktan bensin premix. Kebutuhan MTBE di
dalam negeri dewasa ini diperkirakan akan sudah mencapai 60 000 ton/tahun.
- peningkatan kapasitas kilang Musi di Plaju oleh PERTAMINA, dari 14 000
barell hari menjadi 20500 barel/hari.
- penambahan train-train baru di pabrik LNGBontang dan Arun, sehingga
produksi LNG
Indonesia akan meningkat menjadi 30 jutaton/tahun (sekarang 22 juta
ton/tahun).
- pendirian pabrik-pabrik amoniak dan pupukurea baru Pusri I-B di
Palembang, Petrokimia Gresik di Gresik, Kujang II di Cikampek,dan Kaltim
IV di Bontang, sehinggakapasitas produksi pupuk urea di dalam negeri akan
mencapai kira-kira 7,5 juta ton/ tahun pada tahun 1995.
- pembangunan pabrik asam tereftalat murni di Serang oleh PT Bakrie &
Brothers; kapasitas 250 000 ton/tahun, selesai kira-kira tahun1993.
- pembangunan pabrik-pabrik semen baru diTuban, Kebumen, Wonogiri, Pati,
danGrobogan,serta perluasan pabrik-pabrik semen Padang, Cibinong, Gresik
dan Tonasa; kebutuhan semen di dalam negeri diperkirakan akan mencapai
22juta ton/tahun pada akhir tahun 1993.
- pendirian pabrik-pabrik pulp (bubur kertas) berkapasitas besar, antara lain di
Kalimantan Timur dan Barat; produksi pulp Indonesia akan meningkat dari
966500 ton!tahun di tahun 1989 menjadi kira-kira 4,3juta ton! tahun di tahun
1994.
- dan masih banyak lagi yang lain, misalnya pembangunan pabrik metanol,
stirena, polistirena, soda abu, melamin, industri- industri yang bertumpu pada
bioteknologi, industri yang bersumber pada minyak dan lemak nabati maupun
hewani, industri pestis ida, serta industri bahan baku farmasi.
2.4 Dampak dari Industri Kimia

 Dampak Negatif
Semakin bertambah majunya perkembangan industri membuat banyak orang untuk
meneliti setiap aspek yang berhubungan dengan industri, di antaranya yaitu kimia.
Yang kita ketahui kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang
susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi. Dimana pada sekarang ini banyak
bahan baku industri yang di hasilkan dari pencampuran bahan kimia.
Industri kimia merupakan pengembangan, optimasi dan monitoring proses kimia
dasar yang digunakan dalam industri untuk mengubah bahan baku dan prekursor
menjadi produk komersial yang berguna bagi masyarakat. Prekursor adalah Prekursor
adalah zat atau bahan pemula yang dapat digunakan untuk pembuatan narkotika dan
psikotropika,prekursor tersebut berguna untuk Industri farmasi, pendidikan,
pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan. Prekursor tersebut kalau
di Indonesia peredarannya diawasi oleh pemerintah untuk terjadinya penyimpangan.
Prekursor tersebut hanya boleh di ekspor oleh ekportir tertentu dan diimpor oleh
importir tertentu setelah diberikan rekomendasi oleh POLRI dan BNN. Sedangkan
untuk industri dapat dilakukan ekspor-impor setelah mendapatkan rekomendasi dari
Industri Agro dan Kimia (IAK).
Peredaran prekursor tersebut kalau di Indonesia di awasi oleh beberapa instansi antara
lain: POLRI , BNN , Bea cukai, Badan pengawas obat dan makanan , Departemen
Perindustrian dan Perdagangan dan Departemen Kesehatan. Prekursor tersebut
digunakan untuk keperluan proses produksi industri dan kalau dilakukan
penyimpangan maka dapat digunakan untuk membuat narkotika dan psikotropika.
Pada saat sekarang ini telah terjadi penyalahgunaan prekursor tersebut yaitu untuk
membuat narkotika dan psikotropika . Pemerintah Indonesia melakukan pengawasan
peredaran prekursor tersebut diatur dalam :
Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika
Peraturan menteri perdagangan nomor 647 tahun 2004 tentang import prekursor
Peraturan menteri kesehatan nomor 168 tahun 2005 tentang prekursor untuk industri
farmasi. Kimia industri memainkan peran penting sebagai ilmu terapan di berbagai
bidang yang berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia mulai dari
stabilitas ekonomi, lingkungan dan politik.
Dalam perkembangannya industri dan kimia menjadi satu kesatuan yang
saling membutuhkan untuk setiap kegiatan yang bersifat ekonomi atau menghasilkan.
Tetapi tidak semua industri kimia selalu baik dalam setiap kegiatannya. Banyak faktor
yang membuat industri kimia tersebut atapun tidak bagi lingkungan dan sekitarnya :
Banyak hal yang mebuat industri kimia itu memiliki dampak negatif, diantaranya :
Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu kedalam tubuh
melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya
keracunan H2S, CO dalam dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian.
Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya.
Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis
yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru
terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan
sebagainya.
Limbah yang sangat sulit di uraikan sehingga mengakibatkan banyak perusahaan
yang tidak memikirkan amdal dari setiap kegiatan tersebut.
Semakin tercemarnya udara atau lingkungan sekitar apabila kegiatan industri tersebut
dilakukan di kawasan pemikuman penduduk.
Pesatnya kemajuan industri tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu efek dari
kemajuan teknologi. Akifitas manusia yang dinamik dan cenderung berkembang
tanpa batas sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri yang
mengalami laju pertumbuhan relatif cepat merupakan bagian dari teknologi.
Teknologi industri sebagai teknologi yang modern memiliki andil besar dalam proses
Global Warming. Meski demikian potensi industri juga telah memberikan sumbangan
bagi perekonomian indonesia melalui barang produk dan jasa yang dihasilkan.
 Dampak Positif
1. Bertambahnya lapangan pekerjaan yang cukup luas.
2. Berkurangnya devisa luar negeri.
3. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran.
4. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.
5. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah.
6. Mengurangi ketergantungan negara pada luar negeri.
7. Dapat merangsang masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang
industri.
8. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat oleh hasil industri dalam negeri sehingga
pada barang barang buatan luar negeri.
9. Industri turut meningkatkan pemasukan devisa bagi negara.
10. Memungkinkan terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri, misalnya
jasa angkutan, perbankan, perumahan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai