Anda di halaman 1dari 7

ABSTRAK

KASUS PENGANIAYAAN TERHADAP SEORANG GURU YANG TERSANGKANYA


ADALAH MURIDNYA SENDIRI DI SAMPANG, MADURA. MENGAKIBATKAN
SANG GURU MENINGGAL DUNIA.

Oleh:
Dyah Anggi Rahmawati (NIM. 51416023)

Penulisan paper ini bertujuan untuk mengukur serta mengidentifikasi masih adakah nilai nilai
moral yang ada pada diri manusia saat ini terutama didalam diri masyarakat Indonesia. Dan
juga bagaimana mirisnya remaja sekarang dalam bermoral. Adapun latar belakang penulisan
ini dibuat karena pada sekitar bulan Februari 2018 tepatnya di daerah Sampang Madura, telah
terjadi peristiwa yang mengikis hati dan juga mengguncang kembali dunia pendidikan.
Seorang murid yang seharusnya menghormati gurunya malah berubah menjadi preman yang
membahayakan. Dan murid tersebut disamarkan menjadi HI yang melakukan penganiayaan
kepada gurunya yaitu Ahmad Budi Cahyono (27 th). Dari penganiayaan tersebut sekitar
pukul 21.40 beliau dinyatakan meninggal dunia, dari informasi yang didapat beliau
meninggal karena mengalami mati batang otak (MBO), yang akhirnya menyebabkan organ
tubuhnya tidak berfungi lalu dokter sebelumnya telah memprediksi bahwa Pak Budi tidak
akan memiliki umur panjang. Polisi sendiri telah mengetahui bagaimana kronologis
penganiayaan tersebut terjadi. Sejatinya manusia merupakan ciptaan Tuhan yang diberikan
akal budi sedemikian besar untuk menuntun serta mengendalikan aktifitas kehidupannya.
Manusia tidak hanya harus memiliki akal budi juga memiliki nilai moral yang baik. Nilai
disini dimaksudkan adalah sifat maupun kualitas, lalu direfleksikan sebagai perbuatan
manusia secara langsung yang mana akan menciptakan suatu kehendak. Suatu kehendak
manusia entah itu kehendak baik atau buruk semua itu tidak terpisah dari pikiran akal budi
manusia. Di kasus ini si pelaku jelas memiliki nilai moral yang buruk karena ia sebagai murid
yang seharusnya patuh dan menghormati guru malah melakukan tindakan kriminal. Karena
minimnya nilai moral yang HI miliki maka didalam kehendaknya ia melakukan tindakan
atau perbuatan dengan melakukan pemukulan terhadap gurunya yang beribat meninggalnya
sang guru seni.
Kata kunci: akal budi, moral, kehendak

KASUS
Kejadian memilukan kembali terjadi didunia pendidikan. Di Sampang Madura, seorang guru
tewas setelah sebelumnya ia mendapat penganiayaan oleh anak didiknya sendiri. Kejadian
tersebut terjadi di sekolah SMAN 01 Torjun, Kabupaten Sampang, Madura. Kronologinya
adalah saat si korban yaitu Ahmad Budi Cahyono sedang mengajar pelajaran seni melukis
didepan kelas XII. Semua murid yang ditugaskan untuk mengerjakan tugas melaksanakan
semua kecuali si pelaku, HI. Lalu Pak Budi menegur si korban untuk mengerjakan seperti
murid lainnya tapi si korban tidak menanggapi. Karena teguran dari Pak Budi tidak
dihiraukan oleh si pelaku akhirnya Pak Budi memoleskan cat ke pipi pelaku. Tidak terima
dengan tindakan si korban akhirnya si pelaku mengumpat dengan kata-kata kasar. Pak Budi
merasa tersinggung dengan umpatan dari si pelaku akhirnya ia memukul si pelaku dengan
kertas absen tetapi hal itu ditangkis oleh si pelaku. Lalu pelaku langsung memberikan
pukulan ke pelipis sebelah kanan Pak Budi. Dan si korban tersungkur, didapati luka lecet
pada lengan sebelah kiri karena menahan tubuh saat si korban tersungkur. Setalah dilerai,
akhirnya sang pelaku meminta maaf pada si korban. Setiba dirumah pada pukul 15.00 Pak
Budi langsung istirahat karena mengeluh pusing, dan dilarikan ke puskesmas Jrengik,
Kabupaten Sampang. Karena pihak puskesmas tidak bisa menangani si korban maka si
korban dirujuk ke rumah sakit daerah Kabupaten Sampang, penanganan selanjutnya karena
kondisi korban kritis dirujuk kembali ke rumah sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Pihak rumah
sakit mendiagnosa bahwa pelaku mengalami mati batang otak dan dokter memprediksi umur
si korban tidak akan lama lagi. Dan akhirnya sekitar pukul 21.40 korban meninggal dunia.

TEORI

 Filsafat Nilai

Perbuatan manusia sendiri senantiasa sejalur dan mengikat seperti tali dengan nilai.
Bagaimana suatu nilai bisa berkaitan dengan perbuatan manusia? Nilai sendiri berhubungan
dengan etika, karena etika sendiri mengajarkan sebuah nilai-nilai. Secara fenomenologis,
nilai itu berhubungan dengan peristiwa suatu tindakan. Nilai yang hubungannya dengan
perbuatan manusia jelas menciptakan suatu kehendak. Untuk lebih mudahnya nilai
merupakan sifat atau kualitas dari seorang individu. Dan disini kehendak jangan dipisahkan
dari kaitannya dengan akal budi manusia. Kehendak jelas tercipta dari pikiran akal budi
manusia, yang mana sesudah terciptanya kehendak maka akan tercipta suatu tindakan dari
kehendak tersebut.
Secara umum semua orang sepakat bahwa nilai dibedakan dalam dua kategori: baik dan
buruk. Disinilah memunculkan keanekaragaman nilai, dewasa ini kerap terjadi krisis nilai.
Apa yang terjadi dalam krisis nilai? Krisis nilai berhubungan dengan merosotnya suatu nilai-
nilai moral kehidupan manusia. Seperti di kasus ini yang mana seorang murid telah
kehilangan nilai-nilai moral kehidupan karena perbuatannya yang menganiaya guru yang
mengakibatkan nyawa guru tersebut hilang.

 Nilai Moral

Bahwasannya manusia memiliki kesadaran dalam tindakannya, dia selalu membawa nilai-
nilai di dalamnya. Diskusi tentang nilai moral harus langsung diandaikan sejauh mana
manusia hidup, ada, bertindak. Didalam revolusi filsafat Descartes, Descartes cogito ergo
sum (saya berpikir/sadar, maka saya ada). Etika cogito (saya berpikir/sadar) maka saya akan
mengjukan nilai-nilai. Aktivitas penilaian merupakan ciri khas yang dimiliki oleh manusia.
Jelas di dalam kenyataan bahwa kita “menilai” diri sendiri dan orang lain. “menilai” diri
sendiri berarti bercermin untuk dirinya sendiri atas segala apa yang telah ia lakukan.
Kesadaran ini jelas memproduksi nilai-nilai.
Nilai moral bukan merupakan sebuah opsi, melainkan wajib. Dihadapan nilai kita tidak
mungkin bersikap ya atau tidak. Kewajiban manusia datang dalam tindakan dan bahasa,
bukan pikiran. Tindakan dimaksudkan bukan hanya tindakan fisik tetapi tindakan dari apa
yang hati manusia itu sendiri rasakan. Manusia dalam menjalani kehidupannya haruslah
memiliki nilai moral selain memiliki akal pikiran.

PEMBAHASAN
Moral remaja saat ini terus mengalami kemrosotan atau penurunan, mulai dari tutur kata,
kesopanan, tindakan dan lain sebagainya. Bagaimana dengan perkataan sebagian orang yang
menganggap bangsa ini adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai moral yang didapat dari
adat timur yang menjunjung tinggi kesopanan dan etika. Penganiayaan yang dilakukan oleh
pelaku yaitu, HI. Memberi kita rasa miris dan prihatin saat melihat kasus tersebut. Kehendak
akan ia melakukan penganiayaan adalah karena ia sendiri meng-iya-ni akan melakukan
tindakan tersebut. Tindakan timbul saat seseorang merencakan untuk menghendaki sesuatu,
akan tetapi kehendak tersebut tidak semua menjadi tindakan pada akhirnya. Di kasus ini
bagaimana nekatnya seorang siswa yang harusnya menghormati guru-gurunya yang
merupakan orang tua kedua setelah orang tua kandung, melakukan tindakan biadab
menganiaya gurunya sendiri. Apakah penganiayaan terhadap fisik dalam dunia pendidikan
dibolehkan atas nama pendidikan? Maraknya kasus penganiayaan yang diterima oleh para
pahlawan tanpa tanda jasa pada dewasa ini harus menjadi perhatian dari pemerintah. Mereka
para guru memiliki andil dalam mencetah penerus bangsa ini. Jika para pencetak calon orang-
orang hebat ini terus diberlakukan dengan seenaknya, sungguhlah sangat tidak beretika dan
tidak bisa dibiarkan. Apakah karena para pelaku tersebut anak dibawah umur lalu anak
tersebut diberikan payung hukum oleh pemerintah melalui UU perlindungan anak?
Ketahuilah perbuatan keji itu tidak memandang siapa, keadaan dan umur. Jika penjahat cilik
ini dibiarkan maksudnya tidak diberikan hukuman sesuai dengan perbuatannya maka jangan
salahkan kedepannya peberus bangsa tersebut akan menjadi penghancur bangsa jika terus
diberikan kelembutan. Ketegasan selalu diperlukan untuk membuat seseorang tundutk patuh
dan intropeksi diri, jik apara anak-anak tersebut tidak diberikan ketegasan dan malah dimanja
hanya diberikan sanksi berupa pembinaa, dan pembinaanpun ada yang berhasil mengubah si
anak ada juga yang malah sia-sia belaka. Karena berubahnya seseorang semua tergantung
pada kemauan individu tersebut. Meskipun dijejali dengan bimbingan, arahan, nasehat tetapi
jika individu tersebut tidak ada niatan untuk berubah sedikitpun apa yang bisa dilakukan?
Maka ketegasan untuk mereka diperlukan, mungkin dengan diberikan hukuman yang sesuai
mereka akan bisa menyesali perbuatan dan tidak akan mengulanginya, kedepannya berubah
menjadi baik. Tetapi hal itu bisa juga menjadi kegagalan karena kembali lagi berubahnya
seseorang menjadi pribadi yang lebih baik semua tergantung niatan individu tersebut.
Perbuatan yang ia lakukan bila dikaitkan dengan nilai moral yang ada adalah murid tersebut
sudah kehilangan nilai-nilai kehidupan dalam dirinya. Dengan ia menganiaya sampai
mengakibatkan seseorang meninggal adalah tindakan yang tidak bermoral, meski memang
pelaku sempat meminta maaf kepada si korban. Tetapi hal tersebut tetap merupakan tindakan
kejahatan, dan seseorang yang melakukan kejahatan yang dimana dalam kasus ini adalah ia
sudah kehilangan etika dia sebagai seorang murid yang harusnya menghormati guru,
kewajiban dia sebagai murid yang mana ia harus mendengarkan apa yang diperintahkan
gurunya, nilai-nilai kehidupan yang mana manusia sepatutnya melakukan tindakan kebaikan
bukan menghilangkan nyawa seseorang yang itu adalah tugas dari Tuhan. Bukan kali ini saja
kasus penganiayaan terjadi terhadap guru yang pelakunya adalah muridnya sendiri. Ini
membuktikan bahwa bangsa ini telah terjadi krisis moral. Mengolok ngolok guru saat jam
pelajaran, memaki maki guru karena tidak terima ditegur, lalu memukul jika amarah sudah
tidak dapat ditahan. Dan entah bagaimana saat seorang guru memberikan hukuman kepada
muridnya karena semisal tidak dapat diatur, hal tersebut malah menjadikan guru sebagai
kambing hitam karena dirasa telah melakukan tindakan penganiayaan terhadap murid. Sikap
mental murid jaman sekarang yang apabila dijatuhi hukuman maka ia akan mengadu kepada
orang tua yang berakibat panjang ke jalur hukum. Para orang tua yang memiliki anak yang
nakal tetapi suka mengadu dan kelakuannya badung sungguh sangat menjadi ironi. Dan orang
tua yang memanjakan anak mereka juga hal tersebut tidak bagus untuk pertumbuhan sikap
mental dan juga nilai-nilai kehidupan saat anak tersebut beranjak dewasa. Tidak adanya
ketegasan dari orang tua jika anak-anak mereka nakal ataupun liar menjadikan anak tersebut
akan terperosok kedalam lubang keburukan. Sebagian murid-murid sepertinya sangat
menyukai berkubang dalam lubang kekejian.
Jelas disini si pelaku HI tidak memiliki etika. Dan oleh sebab itu tidak adanya etika yang ada
pada dirinya membuat nilai-nilai kebaikan tidak muncul dan akhirnya terrefleksi suatu
peristiwa penganiayaan, dengan tindakan dia memukul sang guru. Entah bagaimana sang
murid didalam didikannya dari orang tuanya, apakah orang tuanya sudah mengajarkan etika
yang baik, moral yang bagus atau tidak. Disini orang tua memiliki andil dalam pembentukan
akhlak, etika dan moral anak. Membimbing dan mendidik anak mereka agar menjadi manusia
yang baik serta berbudi pekerti luhur. Tetapi itu semua kembali ke si anak, meski orang tua
sudah melakukan semua itu, apabila si anak tetap tidak memiliki hati yang baik yang mana
akan menciptakan moral yang baik juga. Maka baik atau burunya nilai-nilai kehidupan adalah
tergantung pada individu tersebut. Bagaimana ia memproses nilai-nilai yang ia dapat untuk
menciptakan sebuah kebaikan. Adapun pemikiran bahwa maraknya remaja murid yang
menganiaya gurunya disebabkan oleh hukuman ringan yang didapatkannya. Karena mereka
yang dibawah umur masih dipayungi hukum oleh pemerintah. Dan mungkin karena itu
mereka berani melakukan tindakan nekat, karena mereka yakin bahwa diumur mereka yang
masih dibawah umur maka pemerintah akan memberi hukuman ringan sebagai contoh
hukuman sanksi yang mengharuskan pelaku mengikuti pembinaan didalam lembaga
masyarakat. Dan kenekatan si pelaku HI, membuktikan bahwa ia memiliki hati yang jahat.
Jahat karena didalam dirinya ia sedikit atau bahkan tidak mengenal apa itu nilai, moral atau
etika kehidupan. Sehingga ia menghendaki untuk melakukan pemukulan terhadap gurunya.
Di kasus ini pelaku tetap dijerat hukuman pidana dengan ancaman 7 tahun penjara, itu hal
yang melegakan serta dipandang dari keadilan adalah merupakan balasan yang adil tanpa
melihat dia masih dibawah umur atau tidak. Hukum tetaplah hukum, tindakan yang
mengakibatkan nyawa orang lain hilang sudah sepatutnya diberikan ganjaran yang
semestinya, karena di Indonesia merupakan negara hukum maka hukumlah pelaku dengan
UU yang ada tanpa memandang siapa, jabatan dan umur.

KESIMPULAN
Manusia tidak hanya diciptakan Tuhan untuk hidup saja tanpa memikirkan atau melakukan
apa-apa, manusia diciptakan juga dibarengi dengan diberikan akal pikiran serta dari
lingkungan yang ia tinggali disitu akan tercipta karakter dari diri orang tersebut. Karakter
yang mencerminkan moral seseorang tersebut. Lingkungan yang baik serta memiliki
pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai yang diberikannya entah dari lingkungan ia hidup
atau dari orang tua, akan menciptakan individu tersebut menjadi manusia yang memiliki
moralitas tinggi. Sepatutnya manusia lahir kedunia dengan memiliki etika moral yang baik
dan bukannya buruk. Karena sebuah kebaikan pastilah akan memberikan efek yang baik juga
terhadap hidup. Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak bisa hidup dengan seenaknya
sendiri, karena ia hidup di dalam kemasyarakatan yang memiliki aturan. Dan aturan tersebut
berdasar pada norma-norma dan nilai-nilai yang sesuai dengan yang berlaku di masyarakat
itu sendiri. Mereka bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang ada
dimasyarakat. Alasan mengapa manusia harus menjalankan dan menerapkan norma dan nilai
yang berlaku adalah tidak lain untuk kepentingan dirinya sendiri. Jika dimanapun seseorang
tersebut tidak menerapkan atau bertindak seenak sendiri tanpa berdasar pada nilai dan norma,
maka kedepannya akan berefek pada hubungannya terhadap masyarakat (orang lain). Lalu
bagaimana jika hubungan kita dengan orang lain buruk? Tentu akan menyusahkan kita pada
akhirnya karena manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak berdiri sendiri ataupun
melakukan suatu hal sendiri, memerlukan bantuan orang lain dalam kehidupannya dan itu
sudah mutlak. Oleh sebab itu nilai norma sangat penting keberadaannya untuk kita dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat dan bersosialisasi.
Dan melihat kasus yang sedang dibahas pada paper ini, kita dapat memetik kesimpulan
bahwa, krisis moral pada bangsa ini masih dan semakin menjadi. Terutama pada kalangan
remaja, pada usia mereka seperti itu adalah merupakan hal yang rentan karena diumur mereka
yang masih kategori dibawah umur mereka masihlah mencari jati diri da masih berpikiran
labil atau hanya mengandalkan emosi sesaat. Peran orang tualah yang dibutuhkan untuk
membentuk karakter anak tersebut agar menjadi insan yang budiman dan berbudi pekerti
luhur. Akan tetapi jika orang tua sudah maksimal dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan
pada sang anak tetapi sang anak tetap menjadi pribadi yang buruk, maka semua kesalahan
juga jangan dilimpahkan ke orang tuanya saja. Sang anak juga ikut andil dalam hal ini, ikut
andil karena ia sendiri yang memilih untuk menjadi jahat, keji ataupun biadab. Seseorang
diberikan pilihan apakah mau menjadi baik atau buruk. Semua keputusan ada dalam diri
orang tersebut meskipun mereka sudah diberi pemahaman tentang nilai moral kehidupan.
Saya berharap bangsa ini memiliki hati yang baik serta beretika santun, karena kita identik
dengan ciri khas orang timur yaitu penuh sopan dan beretika. Juga saya berharap kebobrokan
etika dari bangsa ini bisa menurun seiring berjalannya waktu.

DAFTAR PUSTAKA :
Penganiayaan Guru oleh Siswa di Sampang, Begini Kronologinya.( Kompas.com -
03/02/2018, 10:04 WIB). Kasus pembunuhan Pak Budi yang dilakukan oleh muridnya di
Kabupaten Sampang, Madura. Dilihat dari nilai yang berlaku. Diperoleh 29 November 2018,
dari https://regional.kompas.com/read/2018/02/03/10041991/penganiayaan-guru-oleh-siswa-
di-sampang-begini-kronologinya

Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).

Anda mungkin juga menyukai