Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2021
Penganiayaan berujung maut terhadap guru seni rupa Ahmad Budi Thajyanto yang dilakukan
oleh seorang murid SMAN 1 Torjun, HI. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Korban
guru seni rupa mengisi pelajaran melukis di halaman luar depan kelas XII.
https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/p3mk3z428/mahfud-md-guru-dianiaya-siswa-
karena-runtuhnya-moral
A. Pendahuluan
Akhlak berasal dari bahasa Arab “Akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari
“Khuluq”. Secara bahasa “akhlak” berarti budi pekerti, tabi’at, watak. Dalam kebahasaan
akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika. akhlak sebagai kehendak yang biasa
dilakukan. Artinya, segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak.
Akhlak berpangkal pada hati, jiwa atau kehendak, kemudian diwujudkan dalam
perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang dibuat-buat, tetapi sewajarnya).
Untuk Budi memiliki artian sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti
berarti kelakuan. Secara terminologi, kata budi ialah yang ada pada manusia yang
berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut
dengan nama karakter. Sedangkan pekerti ialah apa yang terlihat pada manusia, karena
didorong oleh perasaan hati, yang disebut behavior. Jadi dari kedua kata tersebut
budipekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang
bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Penerapan budi pekerti tergantung
kepada pelaksanaanya. Budi pekerti dapat bersifat positif maupun negatif. Budi pekerti
itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Budi pekerti didorong oleh
kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio. Rasio mempunyai tabiat kecenderungan
kepada ingin tahu dan mau menerima yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak
mau menerima yang analogis, yang tidak masuk akal.
Pengertian akhlak tidak dapat dipisahkan dari kata Budi Pekerti, sebab keduanya
memiliki makna yang sama. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang
ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang
mungkin positif, maupun negatif. Budi pekerti dan akhlak sebetulnya bisa dikatakan
sinonym, hanya saja akhlak berdasarkan hukum agama. Budi pekerti merupakan kata
majemuk yang terdiri dari kata Budi dan Pekerti. Budi yang berarti adalah sebuah
tindakan yang dilakukan dengan sadar berdasarkan rasio yang bisa disebut dengan
karakter, dan sifat yang melekat pada diri manusia untuk hal yang sifatnya positif.
Sedangkan pekerti adalah tindakan yang melibatkan rasa dan bisa terlihat oleh orang lain.
Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia dan didorong oleh
kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio.
Sedangkan Akhlak adalah tindakan dan perbuatan manusia baik dan buruk yang dinilai
dari hukum agama. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan
Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran
terlebih dahulu.
Modernisasi adalah proses pembangunan yang mengarah kepada kemajuan. Sedangkan
globalisasi adalah suatu proses persebaran unsur-unsur yang baru didorong oleh
ketertarikan masyarakat satu dengan yang lainnya. Modernisasi dan globalisasi akan
selalu terkait satu sama lainnya. Globalisasi menyebabkan terjadinya saling
ketergantungan antar negara di dunia, tidak ada satupun negara yang dapat hidup sendiri
tanpa adanya bantuan negara lain. Sedangkan untuk Modernisasi merupakan mengubah
cara berpikir dari tradisional menjadi cara berpikir modern yang efisien dan praktis.
Ruang Lingkup Akhlak dan budi pekerti
1. Akhlak Pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya
seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf
dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi
yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah
mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan
dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
2. Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban
orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik
untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak,
setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung
jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk
memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang.
Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri,
kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak
dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya
memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan
ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat,
berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan
permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong
ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan
membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang
kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai
ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.
3. Akhlak Bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika
orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan
menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib
atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial
kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral
selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan
masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu
sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan
saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan
perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai
anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma-
norma kesusilaan yang berlaku.
4. Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang
sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup
bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa
engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama
mereka.
5. Akhlak Beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena
itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik
secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk
Tuhan.
C. Analisa Sumber Nilai akhlak dan Budi pekerti yang berhubungan dengan Kasus
Berdasarkan kasus tersebut, maka analisa sumber nilai akhlak dan budi pekerti adalah :
Berdasarkan agama, Dalam kasus yang terjadi pelaku kurang membentuk kesalehan
pribadi dan sosialnya, pelaku sangat bertentangan dengan ajaran agama, bahkan pelaku
karena runtuhnya moral melakukan suatu tindakan yang sangat tidak mencerminkan
sikap kepatuhan nya terhadap agama. Agama mengajarkan untuk kita membentuk
kesalehan pribadi dan sosial kita namun pelaku malah justru bersikap yang sangat
bertentangan dengan itu, bahkan sampai menghilangkan nyawa korban. Pelaku tidak
mencerminkan nilai moral dan Budi pekerti dari segi agama.
Berdasarkan falsafah hidup, merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya, ketepatan dan kemanfaatannya yang kemudian menimbulkan tekad untuk
mewujudkannya dalam bentuk sikap tingkah laku dan perbuatan, dalam kasus tersebut
pelaku sangat bertentangan dengan itu karena pelaku sudah menganiaya guru nya sampai
meninggal,disini sudah dapat di simpulkan bahwa pelaku tidak memiliki tekad untuk
mewujudkannya dalam bentuk sikap tingkah yang baik tetapi sebaliknya nya memiliki
tekad yang sangat jahat sampai korban meninggal dunia. Disini kita harus menguatkan
falsafah hidup dan penguatan akhlak dan budi pekerti dengan cara membentengi anak-
anak generasi muda dengan peran orang tua, tokoh masyarakat, dan pondok pesantren,
sangat dibutuhkan dalam membangun mentalitas falsafah hidup sejak dini.
Berdasarkan tradisi dan budaya, Dari segi tradisi dan budaya juga bisa dimasukkan
karena dari turun temurun itu budaya kita selalu mengajarkan untuk bersikap sopan
santun, saling menghormati, perilaku dan komunikasi harus dijaga, tetapi pelaku dalam
kasus ini sangat bertentangan dengan semua nilai tradisi dan budaya, karena sama sekali
tidak ada rasa sopan santun, di dalam kasus ini juga pelaku sangat berani mengeluarkan
kata kata yang tidak sopan, itu udah satu contoh yang bertentangan sama nilai budayanya
hingga menganiaya guru nya sampai meninggal dunia. disini sudah jelas bahwa pelaku
tidak memiliki gambaran sikap dan perilaku manusia yang baik.
Berdasarkan ilmu pengetahuan dan seni, Dalam kasus yang terjadi pelaku memiliki ilmu
pengetahuan yang rendah bahwa pelaku tidak memperlihatkan sebagai siswa yang ber
ilmu pengetahuan dengan cara menghormati guru dan orang tua tetapi sebaliknya pelaku
atau siswa tersebut memperlihatkan sebagai siswa yang ber ilmu pengetahuan yang
rendah dengan cara menganiaya guru nya sendiri hingga meninggal dunia. disini sudah di
jelaskan bahwa ilmu pengetahuan sebagai suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat
azas menuju penemuan keterangan tentang pengetahuan yang benar. Sehubungan dengan
perolehan ilmu pengetahuan dengan metode yang benar dan teruji kebenarannya secara
ilmu pengetahuan, maka dijadikan sumber yang memberikanmotivasi untuk melakukan
sebuah perbuatan baik dan budi pekerti yang luhur.
E. Solusi
Setelah dilihat dari kasus ini maka permasalahan dalam penerapan akhlak dan budi
pekerti nya itu pada globalisasi, tekhnologi informasi dan komunikasi karena
mempengaruhi pengaturan hubungan antar manusia. Solusi dari kasus ini agar tidak
terulang kembali yaitu:
1. Menggunakan media sosial dengan baik untuk pembelajaran ataupun melihat hal
yang positif;
2. Tidak mengikuti pergaulan teman yang buruk;
3. Menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua;
4. bergaul di lingkungan yang baik;
5. mampu bertanggungjawab dengan menerapkan sanksi dan tindakan disipliner atas
tindakannya yang tertera pada pasal 31 UUD 1945.
F. Kesimpulan
Akhlak tidak dapat dipisahkan dari kata Budi Pekerti, sebab keduanya memiliki makna
yang sama. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung
pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif, maupun
negatif. Budi yang berarti adalah sebuah tindakan yang dilakukan dengan sadar
berdasarkan rasio yang bisa disebut dengan karakter, dan sifat yang melekat pada diri
manusia untuk hal yang sifatnya positif. Sedangkan pekerti adalah tindakan yang
melibatkan rasa dan bisa terlihat oleh orang lain.
Sedangkan Akhlak adalah tindakan dan perbuatan manusia baik dan buruk yang dinilai
dari hukum agama. Hal itu sangatlah penting bagi tumbuhnya generasi muda yang
bermoral dengan mendorong penguatan pendidikan akhlak dan budi pekerti. Menurut
pakar hukum tata negara itu, perlunya penguatan akhlak dan budi pekerti untuk
membentengi anak-anak generasi muda. Perlu kita sadari bahwa pendidikan moral ini
sangat lah penting bagi remaja karena banyak nya pengaruh dari budaya asing yang bisa
berdampak pada etika dan moral seseorang. Era globalisasi dan modernisasi saat ini
banyak menyebabkan krisis moral terjadi, bila tidak segera ditangani maka kemungkinan
akan terjadi runtuhnya moral bagi remaja. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan serta
penguatan pendidikan akhlak dan Budi pekerti supaya kasus yang seperti ini dapat
dikurangi.