Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK BUDAYA BANGSA

ANALISIS KASUS RPS-12 “PENERAPAN AKHLAK DAN BUDI PEKERTI DALAM


ERA MODERNISASI DAN GLOBALISASI”

Dosen Pengampu :

Dwi Agustina, SKM., M.Sc

Disusun Oleh :

Angela Saurulita Simbolon P3.73.26.1.20.002

Cintia Indah Triyanto Putri P3.73.26.1.20.010

Fairuza Adiba P3.73.26.1.20.016

Firda Anisa Fatana P3.73.26.1.20.018

Nadira Juniariyulisky P3.73.26.1.20.032

Nazra Al Fasya P3.73.26.1.20.034

Nilzam Nasyid Robbani P3.73.26.1.20.035

Tommy Agus Wiryawan Atmadirja P3.73.26.1.20.049

PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III

2021
Penganiayaan berujung maut terhadap guru seni rupa Ahmad Budi Thajyanto yang dilakukan
oleh seorang murid SMAN 1 Torjun, HI. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Korban
guru seni rupa mengisi pelajaran melukis di halaman luar depan kelas XII.

https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/p3mk3z428/mahfud-md-guru-dianiaya-siswa-
karena-runtuhnya-moral
A. Pendahuluan
 Akhlak berasal dari bahasa Arab “Akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari
“Khuluq”. Secara bahasa “akhlak” berarti budi pekerti, tabi’at, watak. Dalam kebahasaan
akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika. akhlak sebagai kehendak yang biasa
dilakukan. Artinya, segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak.
Akhlak berpangkal pada hati, jiwa atau kehendak, kemudian diwujudkan dalam
perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang dibuat-buat, tetapi sewajarnya).
 Untuk Budi memiliki artian sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti
berarti kelakuan. Secara terminologi, kata budi ialah yang ada pada manusia yang
berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut
dengan nama karakter. Sedangkan pekerti ialah apa yang terlihat pada manusia, karena
didorong oleh perasaan hati, yang disebut behavior. Jadi dari kedua kata tersebut
budipekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang
bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Penerapan budi pekerti tergantung
kepada pelaksanaanya. Budi pekerti dapat bersifat positif maupun negatif. Budi pekerti
itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Budi pekerti didorong oleh
kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio. Rasio mempunyai tabiat kecenderungan
kepada ingin tahu dan mau menerima yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak
mau menerima yang analogis, yang tidak masuk akal.
 Pengertian akhlak tidak dapat dipisahkan dari kata Budi Pekerti, sebab keduanya
memiliki makna yang sama. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang
ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang
mungkin positif, maupun negatif. Budi pekerti dan akhlak sebetulnya bisa dikatakan
sinonym, hanya saja akhlak berdasarkan hukum agama. Budi pekerti merupakan kata
majemuk yang terdiri dari kata Budi dan Pekerti. Budi yang berarti adalah sebuah
tindakan yang dilakukan dengan sadar berdasarkan rasio yang bisa disebut dengan
karakter, dan sifat yang melekat pada diri manusia untuk hal yang sifatnya positif.
Sedangkan pekerti adalah tindakan yang melibatkan rasa dan bisa terlihat oleh orang lain.
Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia dan didorong oleh
kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio.
 Sedangkan Akhlak adalah tindakan dan perbuatan manusia baik dan buruk yang dinilai
dari hukum agama. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan
Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran
terlebih dahulu.
 Modernisasi adalah proses pembangunan yang mengarah kepada kemajuan. Sedangkan
globalisasi adalah suatu proses persebaran unsur-unsur yang baru didorong oleh
ketertarikan masyarakat satu dengan yang lainnya. Modernisasi dan globalisasi akan
selalu terkait satu sama lainnya. Globalisasi menyebabkan terjadinya saling
ketergantungan antar negara di dunia, tidak ada satupun negara yang dapat hidup sendiri
tanpa adanya bantuan negara lain. Sedangkan untuk Modernisasi merupakan mengubah
cara berpikir dari tradisional menjadi cara berpikir modern yang efisien dan praktis.
 Ruang Lingkup Akhlak dan budi pekerti
1. Akhlak Pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya
seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf
dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi
yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah
mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan
dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
2. Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban
orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik
untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak,
setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung
jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk
memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang.
Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri,
kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak
dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya
memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan
ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat,
berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan
permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong
ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan
membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang
kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai
ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.
3. Akhlak Bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika
orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan
menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib
atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial
kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral
selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan
masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu
sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan
saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan
perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai
anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma-
norma kesusilaan yang berlaku.
4. Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang
sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup
bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa
engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama
mereka.
5. Akhlak Beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena
itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik
secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk
Tuhan.

B. Analisa berdasarkan ruang lingkup akhlak dan Budi pekerti


Berdasarkan kasus tersebut, maka analisa berdasarkan ruang lingkup akhlak dan budi
pekerti adalah :
 Dari segi unsur, berdasarkan teori yang telah diberikan, maka unsur utama yang ada pada kasus
tersebut adalah hilangnya unsur akhlak, moral dan etika. Hal ini dapat dilihat dari tindakan
pelaku kepada gurunya yang sangat tidak mengedepankan akhlak, moral dan etika. Pelaku
sengaja tak mengerjakan tugas seperti teman yang lainnya dan pelaku menghiraukan teguran
yang diberikan oleh gurunya. Pelaku juga mengeluarkan kalimat tidak sopan serta melakukan
tindakan yang sangat tidak beretika. Karena hilangnya akhlak, moral dan etika dari pelaku maka
menyembabkan terjadinya penganiayaan murid terhadap guru.
 Dari segi wujud, berdasarkan teori yang telah diberikan, maka wujud dalam kasus tersebut
adalah wujud dari hilangnya akhlak dan budi pekerti terhadap manusia. Dimana dalam kasus
tersebut pelaku tidak memiliki akhlak terhadap diri sendiri, artinya akhlak terhadap diri sendiri
itu sudah hilang pelaku tidak menyayangi diri sendiri dengan menjaga diri dari perbuatan buruk,
pelaku justru malah melakukan tindakan yang sangat tidak bermoral dan beretika. Selain itu juga
pelaku tidak memilki akhlak terhadap masyarakat dimana pelaku tidak dapat menjalin
kehidupan bersama yang lebih harmonis dan saling menghormati terhadap sesama manusia.
Pada kasus ini pula terjadi penurunan fungsi budaya sebagai sumber akhlak dan budi pekerti
dimana hal ini dapat dilihat dari model perilaku dan komunikasi manusia dalam masyarakat
pada tempat kurun waktu tertentu. Mengapa terjadi penurunan? Dikarenakan dalam kasus
tersebut pelaku sama sekali tidak mencerminkan fungsi budaya sebagai sumber akhlak dan budi
pekerti dalam hal perilaku dan komunikasi. Pelaku mengeluarkan kalimat yang tidak sopan
kepada korban.
 Dari segi perubahan, berdasarkan teori yang telah diberikan, maka perubahan yang terlihat jelas
adalah masyarakat terutama siswa-siswi yang kehilangan rasa untuk menghargai dan
menghormati terhadap manusia dan runtuhnya moral siswa-siswi saat ini. Pada masa dulu
waktu sekolah jika ada murid yang dimarahi guru justru orang tuanya senang, bahkan  ketika
pulang orang tua mengantarkan lagi ke guru untuk  ditegur kembali, tetapi sekarang
tidak, malah justru  siswa memukuli guru. Banyak sekali anak didik sekarang kurang
menghormati kepada orang tua dan guru, apalagi tergerusnya era globalisasi yang tergelincir
dari akar budaya bangsanya, sekarang ini perang proksi saling merusak mental generasi bangsa.
 Faktor yang menjadi penyebab dari adanya perubahan tersebut adalah, karena runtuhnya moral
terhadap dunia pendidikan untuk meminimalisir hal itu terjadi dapat dilakukan dengan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia sebagaimana telah tertuang dalam
Pasal 31 UUD 1945 bahwa membangun sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
Negara. Kemudian terus melakukan penguatan akhlak dan budi pekerti untuk membentengi
anak-anak generasi muda. Faktor lain adalah karena adanya modernisasi dan globalisasi yang
sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama Indonesia. Hal ini telah memberikan banyak
perubahan terhadap kehidupan masyarakat, perubahan yang cenderung mengarah pada krisis
moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini
akibat moral. Pelajar pada era globalisasi sekarang ini seperti kehilangan arah dan tujuan.
Mereka terjebak pada lingkaran dampak globalisasi yang lebih mengedepankan corak apatisme
(acuh tak acuh, tak peduli). Seperti yang dilakukan pelaku yaitu acuh tak acuh terhadap tugas
yang diberikan oleh korban. Merosotnya moral pada generasi muda membuat Indonesia akan
semakin terpuruk dan memiliki masa depan yang suram. Indonesia pada saat ini telah
dihadapkan pada permasalah krisis moralitas. Permasalahan ini sudah menjalar sampai pada
semua aspek kehidupan. Beberapa krisis moral yang dapat kita lihat diantaranya adalah dari
sistem pendidikan kita, ketidakpedulian dengan sesama, mulai hilangnya etika dan akhlak,
kenakalan-kenakalan remaja, bahkan yang mengakibatkan perkelahian dan pembunuhan.
Sehingga sangat jelas sekali bahwa arus globalisasi dari teknologi yang semakin canggih bila
tidak disaring dengan baik menimbulkan dampak yang sangat negatif bagi para pelajar

C. Analisa Sumber Nilai akhlak dan Budi pekerti yang berhubungan dengan Kasus
Berdasarkan kasus tersebut, maka analisa sumber nilai akhlak dan budi pekerti adalah :
 Berdasarkan agama, Dalam kasus yang terjadi pelaku kurang membentuk kesalehan
pribadi dan sosialnya, pelaku sangat bertentangan dengan ajaran agama, bahkan pelaku
karena runtuhnya moral melakukan suatu tindakan yang sangat tidak mencerminkan
sikap kepatuhan nya terhadap agama. Agama mengajarkan untuk kita membentuk
kesalehan pribadi dan sosial kita namun pelaku malah justru bersikap yang sangat
bertentangan dengan itu, bahkan sampai menghilangkan nyawa korban. Pelaku tidak
mencerminkan nilai moral dan Budi pekerti dari segi agama.
 Berdasarkan falsafah hidup, merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya, ketepatan dan kemanfaatannya yang kemudian menimbulkan tekad untuk
mewujudkannya dalam bentuk sikap tingkah laku dan perbuatan, dalam kasus tersebut
pelaku sangat bertentangan dengan itu karena pelaku sudah menganiaya guru nya sampai
meninggal,disini sudah dapat di simpulkan bahwa pelaku tidak memiliki tekad untuk
mewujudkannya dalam bentuk sikap tingkah yang baik tetapi sebaliknya nya memiliki
tekad yang sangat jahat sampai korban meninggal dunia. Disini kita harus menguatkan
falsafah hidup dan penguatan akhlak dan budi pekerti dengan cara membentengi anak-
anak generasi muda dengan peran orang tua, tokoh masyarakat, dan pondok pesantren,
sangat dibutuhkan dalam membangun mentalitas falsafah hidup sejak dini.
 Berdasarkan tradisi dan budaya, Dari segi tradisi dan budaya juga bisa dimasukkan
karena dari turun temurun itu budaya kita selalu mengajarkan untuk bersikap sopan
santun, saling menghormati, perilaku dan komunikasi harus dijaga, tetapi pelaku dalam
kasus ini sangat bertentangan dengan semua nilai tradisi dan budaya, karena sama sekali
tidak ada rasa sopan santun, di dalam kasus ini juga pelaku sangat berani mengeluarkan
kata kata yang tidak sopan, itu udah satu contoh yang bertentangan sama nilai budayanya
hingga menganiaya guru nya sampai meninggal dunia. disini sudah jelas bahwa pelaku
tidak memiliki gambaran sikap dan perilaku manusia yang baik.
 Berdasarkan ilmu pengetahuan dan seni, Dalam kasus yang terjadi pelaku memiliki ilmu
pengetahuan yang rendah bahwa pelaku tidak memperlihatkan sebagai siswa yang ber
ilmu pengetahuan dengan cara menghormati guru dan orang tua tetapi sebaliknya pelaku
atau siswa tersebut memperlihatkan sebagai siswa yang ber ilmu pengetahuan yang
rendah dengan cara menganiaya guru nya sendiri hingga meninggal dunia. disini sudah di
jelaskan bahwa ilmu pengetahuan sebagai suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat
azas menuju penemuan keterangan tentang pengetahuan yang benar. Sehubungan dengan
perolehan ilmu pengetahuan dengan metode yang benar dan teruji kebenarannya secara
ilmu pengetahuan, maka dijadikan sumber yang memberikanmotivasi untuk melakukan
sebuah perbuatan baik dan budi pekerti yang luhur.

D. Analisa berdasarkan bidang Permasalahan Dalam Penerapan Akhlak Dan Budi


Pekerti
Pada kasus ini, permasalahan dalam penerapan akhlak dan budi pekerti dalam kehidupan
sosial yaitu munculnya perilaku – perilaku sosial yang bersifat tidak etis dan bertentangan
dengan nilai-nilai moral bahkan sampai menimbulkan perilaku yang menyimpang seperti
yang dilakukan pelaku mulai dari sengaja tidak mengerjakan tugas, mengabaikan teguran
dari gurunya, dan mengeluarkan kalimat tidak sopan serta melakukan tindakan yang
sangat tidak beretika kepada korban. Dalam aspek budaya yang sebagian besar juga
dipengaruhi oleh arus globalisasi, dimana semua orang ingin hidup mendunia dan mulai
terpengaruh oleh budaya barat yang belum tentu cocok dengan adat, etika, dan budaya
negara kita. Ketidakcocokan atau benturan budaya tersebut dapat menyebabkan mulai
runtuhnya moral dan budaya lokal kita dan bahkan dapat menimbulkan konflik serta
kekerasan. Terbukti pada kasus ini, hilangnya akhlak dan moral pelaku ditandai dengan
tidak menghormati dan menghargai korban sebagai gurunya hingga menganiaya korban
sampai meninggal.

E. Solusi
Setelah dilihat dari kasus ini maka permasalahan dalam penerapan akhlak dan budi
pekerti nya itu pada globalisasi, tekhnologi informasi dan komunikasi karena
mempengaruhi pengaturan hubungan antar manusia. Solusi dari kasus ini agar tidak
terulang kembali yaitu:
1. Menggunakan media sosial dengan baik untuk pembelajaran ataupun melihat hal
yang positif;
2. Tidak mengikuti pergaulan teman yang buruk;
3. Menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua;
4. bergaul di lingkungan yang baik;
5. mampu bertanggungjawab dengan menerapkan sanksi dan tindakan disipliner atas
tindakannya yang tertera pada pasal 31 UUD 1945.
F. Kesimpulan
Akhlak tidak dapat dipisahkan dari kata Budi Pekerti, sebab keduanya memiliki makna
yang sama. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung
pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif, maupun
negatif. Budi yang berarti adalah sebuah tindakan yang dilakukan dengan sadar
berdasarkan rasio yang bisa disebut dengan karakter, dan sifat yang melekat pada diri
manusia untuk hal yang sifatnya positif. Sedangkan pekerti adalah tindakan yang
melibatkan rasa dan bisa terlihat oleh orang lain.
Sedangkan Akhlak adalah tindakan dan perbuatan manusia baik dan buruk yang dinilai
dari hukum agama. Hal itu sangatlah penting bagi tumbuhnya generasi muda yang
bermoral dengan mendorong penguatan pendidikan akhlak dan budi pekerti. Menurut
pakar hukum tata negara itu, perlunya penguatan akhlak dan budi pekerti untuk
membentengi anak-anak generasi muda. Perlu kita sadari bahwa pendidikan moral ini
sangat lah penting bagi remaja karena banyak nya pengaruh dari budaya asing yang bisa
berdampak pada etika dan moral seseorang. Era globalisasi dan modernisasi saat ini
banyak menyebabkan krisis moral terjadi, bila tidak segera ditangani maka kemungkinan
akan terjadi runtuhnya moral bagi remaja. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan serta
penguatan pendidikan akhlak dan Budi pekerti supaya kasus yang seperti ini dapat
dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai