Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MK KRISIS

Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Situasi Krisis


Dosen Pengampu: Leni Suhartini, SST. MKes.

Disusun Oleh Kelompok 5:

Anita Nuraini 202015201004

Padila Paulina 202015201028

Rahma Maulidia 202015201032

Ratna 202015201033

Sherly Nur Shabrina 202015201035

STIKes RSPAD GATOT SOEBROTO


PRODI S1 KEBIDANAN
JAKARTA
2022
Diskusi 5. Remaja
30% dari populasi terdampak adalah remaja dan kaum muda usia 10-24 tahun, pada saat
bencana perlindungan terhadap kelompok ini tidak berfungsi. Subklaster kespro menerima
laporan bahwa perilaku berisiko pada remaja di pengungsian meningkat, misalnya pacaran
tidak sehat, peredaran narkoba, dst. Sebagai subklaster kespro apa yang harus dilakukan
terhadap permasalahan tersebut.
a. Rencanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik kerlibatan remaja, untuk
mengurangi kerentanan dan memperkuat ketahanan remaja dalam masa bencana
(dalam 3 bulan).
b. Rencanakan pelayanan Kesehatan ramah remaja pada masa bencana (dalam 3 bulan).

Jawab :
Jawaban Point A :
Strategi Program Negara Tahun 2021-2025 UNICEF Indonesia mengutamakan pelibatan
secara rutin anak-anak dan remaja dalam perencanaan, pelaksaan, pemantauan, dan evaluasi
program, seperti :
a. Tim dan Mitra industri perlindungan anakak mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan dan kapasitasnya dalam menggunakan platform daring guna
meningkatkan keselamatan remaja. Sektor ini bekerja sama dengan remaja
gunamencari cara mengurangi kekerasan dan pandangan serta sikap sosial yang
merugikan. Contoh : membangun sekolah darurat, komunitas remaja dan program
pelatihan remaja
b. Tim iklim, keadaan darurat, dan pengurangan resiko bencana (PRB) mempromosikan
kebijakan manajemen resiko yang berpusat pada kegiatan dengan sasaran khusus
terkait lingkungan hidup dan aksi iklim bersama untuk remaja. Tim ini berupaya
memastikan remaja dilibatkan sebagai pemangku kepentingan aktif dalam
perencanaan serta penyusunan anggaran dan kebijakan oleh pemerintah
c. Tim Pendidikan berfokus pada upaya penguatan keterampilan hidup, keterampilan
yang dibutuhkan pada upaya menjangkau remaja (perempuan dan laki-laki) yang
rentan, termasuk anak penyandang disabilitas
d. Tim gizi mengaitkan intervensi pendidikan dan dan komunikasi perubahan perilaku
sosial dengan program Kesehatan sekolah di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Tujuan dari upaya ini adalah untuk meningkatkan layanan gizi dasar untuk remaja
Jawaban Point b :
Pedoman Pelaksanaan Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi
Remaja Pada Krisis Kesehatan
Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 225026, mengenai keterlibatan remaja
yang bermakna dalam perdamaian, terdapat sembilan prinsip keterlibatan remaja yang juga
relevan dimplementasikan dalam situasi krisis kesehatan.
Prinsip
1. Mempromosikan partisipasi remaja yang bermakna
2. Menghargai dan mengembangkan keragaman dan pengalaman remaja
3. Sensitif terhadap dinamika gender
4. Libatkan remaja dalam semua tahapan program
5. Do No Harm
6. Mengaktifkan kepemilikan, kepemimpinan, dan pertanggungjawaban generasi muda
7. Memelihara keterampilan generasi muda dalam kepemimpinan, komunikasi, dan
kecakapan hidup
8. Berinvestasi dalam kemitraan antargenerasi
9. Memperkenalkan dan mendukung kebijakan yang mengatasi kebutuhan penuh
generasi muda
Penielasan
1:
Memprioritaskan partisipasi yang teratur, sistematis dan bermakna dari remaja sebagai syarat
penting untuk keberlanjutan, inklusivitas dan keberhasilan program. Ini sangat penting ketika
generasi muda adalah mayoritas penduduk.
Mempromosikan inisiatif berkelanjutan, jangka panjang dan kolaboratif untuk dan dengan
remaja, termasuk inisiatif bersama yang membangun upaya dan intervensi yang ada dalam
skala besar.
2:
Mengakui bahwa definisi "remaja" bervariasi tergantung pada konteks sosial, budaya dan
politik, dan berusaha memahami konteks nasional dan lokal yang berbeda.
Menghargai pengalaman dan nilai keragaman di antara remaja dan mengembangkan strategi
yang melibatkan dan mencakup remaja dari latar belakang yang berbeda, dengan
mempertimbangkan perbedaan usia, jenis kelamin, etnis, budaya, agama, kelas, kasta,
pendidikan, status sosial, tempat tinggal (pedesaan/perkotaan), kemampuan fisik dan
intelektual, minat, dIl.
Melibatkan remaja dengan disabilitas, karena terkadang mereka merupakan kelompok yang
memiliki tantangan dan hambatan secara sosial dan budaya.
Membuat upaya khusus untuk menjangkau remaja terpinggirkan di semua kelompok ini;
jangan menganggap bahwa pemimpin muda di masyarakat dapat mewakili mereka
3:
Menghindari asumsi umum tentang peran dan aspirasi remaja dalam kegiatan.
Identifikasi strategi untuk menjangkau remaja perempuan, mencari cara melibatkan mereka,
dan menciptakan ruang yang aman untuk mengangkat isu dan kekhawatiran khusus mereka.
4:
Gunakan metodologi yang sesuai usia agar remaja dapat berkontribusi langsung dalam
merancang, menerapkan, memantau, mengevaluasi dan menindaklanjuti program.
Advokasi dan dukungan untuk melembagakan partisipasi remaja dalam praktik resmi
pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka dan memastikan bahwa pemuda
memiliki pelatihan dan dukungan yang tepat untuk terlibat dalam proses ini.
Mempromosikan dan memfasilitasi keterlibatan dan kesukarelaan (volunteering)
dalam program.
Minta pembuat kebijakan, lembaga dan organisasi terkait untuk berkomitmen dalam
memberikan akuntabilitas kepada remaja. Diharapkan agar ditetapkan mekanisme untuk
berkomunikasi dan menerima umpan balik dari remaja, terutama sebagai bagian dari program
dan kerangka kebijakan yang berfokus pada mereka.
5:
Memastikan lingkungan yang aman secara fisik, sosial dan emosional dan mendukung bagi
generasi muda untuk berpartisipasi dalam program.
Peka terhadap perbedaan dan ketidaksetaraan di antara generasi muda, rekan-rekan dan
komunitas mereka, dan hindari mengeneralisir, atau menciptakan situasi yang berpotensi sulit
atau berbahaya bagi remaja sebelum, selama dan setelah partisipasi mereka.
Saat membahas topik sensitif, pastikan bahwa fasilitator dilatih khusus untuk menangani
percakapan dan situasi yang sulit dan tahu kemana merujuk anak muda yang mungkin
membutuhkan layanan khusus.
6:
Identifikasi pemuda dan organisasi pemuda yang dapat dilibatkan: temui mereka, belajar dari
mereka dan dukung mereka.
Ciptakan peluang untuk partisipasi, kepemilikan dan kepemimpinan generasi muda yang
berkelanjutan, dalam mekanisme lokal, nasional, regional dan internasional untuk
mempertahankan peran aktif mereka dalam kegiatan.
Menumbuhkan kepercayaan dan mendukung kerja sama antara pengambil keputusan dan
orang muda, terutama melalui dialog antar generasi dan kegiatan membangun kepercayaan
remaja dan orang dewasa.
Bekerjasamalah dengan generasi muda yang berpengaruh di antara rekan-rekan mereka dan
kembangkan keterampilan kepemimpinan mereka, sambil memastikan partisipasi generasi
muda yang terpinggirkan.
Fasilitasi jalur komunikasi maupun mekanisme umpan balik (fisik atau virtual) untuk
menimbulkan rasa tanggung jawab para pemimpin muda pada rekan, komunitas, dan mitra
mereka.
7:
Menciptakan peluang bagi generasi muda untuk berbagi tujuan dan aspirasi dengan orang
dewasa; memanfaatkan pengalaman dan aset mereka; dan terlibat dalam berbagai bidang.
Identifikasi generasi muda yang dapat berfungsi sebagai role model /panutan dan
memberikan bimbingan kepada individu yang lebih muda.
Promosikan hubungan positif antara remaja dan orang dewasa.
8:
Meningkatkan dialog, pemahaman dan peluang untuk kerjasama di antara generasi muda dan
pemangku kepentingan lainnya, untuk bertindak bersama untuk melaksanakan program.
Bekerja dengan orang dewasa sehingga mereka melihat pemberdayaan generasi muda sebagai
perubahan positif, dan bukan sebagai ancaman terhadap kekuatan dan posisi mereka sendiri.
Mengenali dan mempromosikan peran pemerintah lokal dan nasional untuk mendukung
partisipasi generasi muda dalam proses dan keputusan yang mempengaruhi kehidupan
mereka.
9:
Mendukung pengembangan kebijakan yang berfokus pada generasi muda yang inklusif oleh
berbagai pemangku kepentingan.
Berkontribusi untuk pembentukan atau mendukung forum lokal dan nasional yang ada dan
saluran komunikasi lain yang sesuai yang dapat meningkatkan partisipasi generasi muda
dalam pengembangan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Mendukung pengembangan kebijakan nasional inklusif yang menjawab kebutuhan dan
aspirasi kaum muda; berkontribusi pada partisipasi, pengembangan dan pemberdayaan
generasi muda; dan sepenuhnya sejalan dengan standar hak asasi manusia internasional,
instrumen regional dan dokumen kebijakan utama.

Anda mungkin juga menyukai