Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah :
Prespektif Global dan Problematikan Pendidikan

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Sulistyarini, M.Si
Dr. Erlina, S.Pd., M.Pd., Ph.D

Oleh
MARHASIB
NIM: F2211231020

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK 2023/2024
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UJIAN TENGAH SEMESTER GAZAL TA 2023/2024
Mata Kuliah : Prespektif Global dan Problematikan Pendidikan
Hari/Tanggal : Jum’at, 13 Oktober 2023
Pengampu : Sulistyarini & Erlina

Soal :
1. Berikan argumentasi saudara urgensinya memahami Perspektif Global dan
problematika Pendidikan SD ini !
2. Berikan contoh upaya nyata cara menghindari dampak negatif globalisasi!
3. Berikan argumentasi saudara. Mengapa issu-issu global harus masuk dalam
pembelajaran ?
4. Berikan sebuah contoh permasalahan globalisasi yang berkaitan dengan nilai moral
dan Norma .
a. Deskripsikan mengapa hal tersebut menjadi masalah.
b. Tunjukkan secara detail persoalan yang berkaitan dengan nilai dan moral.
c. Tunjukkan peraturan-peraturan yang telah dibuat berkaitan dengan hal tersebut (
poin b).
d. Tawaran upaya apa yang dapat saudara berikan untuk mengatasi masalah tersebut
yang dapat dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat.

------------------------------------------- Selamat Mengerjakan ---------------------------------------

Catatan :
1. Silahkan dikerjakan sendiri.
2. Berikan referensi penguat, dicantumkan sumbernya.
3. Dikumpulkan , Senin , 16 Oktober 2022, paling lambat pukul 23.59, Jawaban
dikumpulkan jadi satu dikirim ke email purnamag5@yahoo.co.id
JAWABAN

1. Memahami perspektif global dan problematika pendidikan SD memiliki urgensi yang


sangat penting dalam konteks dunia yang semakin terhubung dan saling terkait.
Pertama, pemahaman perspektif global memungkinkan kita untuk melihat pendidikan
sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, yaitu sistem global. Dalam era globalisasi,
tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pendidikan SD tidak hanya bersifat lokal,
tetapi juga terkait dengan isu-isu global seperti perubahan iklim, kemiskinan, migrasi,
dan konflik. Dengan memahami perspektif global, kita dapat mengidentifikasi dan
mengatasi masalah-masalah ini secara lebih efektif.
Kedua, pemahaman problematika pendidikan SD secara global memungkinkan
kita untuk belajar dari pengalaman dan praktik terbaik di negara-negara lain. Setiap
negara memiliki tantangan dan keberhasilan yang berbeda dalam menghadapi
pendidikan SD. Dengan mempelajari problematika pendidikan SD di berbagai negara,
kita dapat mengadopsi strategi dan pendekatan yang berhasil dan menghindari
kesalahan yang sama.
Selain itu, pemahaman perspektif global dan problematika pendidikan SD juga
penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.
Anak-anak di era digital dan global ini perlu memiliki pemahaman yang mendalam
tentang isu-isu global dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat global. Dengan memahami perspektif global, mereka dapat
mengembangkan sikap inklusif, toleransi, dan kerjasama lintas budaya.
Dalam rangka memahami perspektif global dan problematika pendidikan SD,
penting bagi pendidik dan tenaga pendidikan untuk terus mengikuti perkembangan dan
penelitian terkait isu-isu global dalam pendidikan. Mereka juga perlu melibatkan diri
dalam kegiatan kolaboratif dengan pendidik dari negara lain dan organisasi
internasional untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
2. Menurut para ahli, terdapat beberapa contoh upaya nyata untuk menghindari dampak
negatif globalisasi. Salah satunya adalah dengan memperkuat identitas budaya lokal.
Dalam konteks ini, masyarakat dapat mempromosikan dan melestarikan budaya lokal
mereka melalui berbagai kegiatan seperti festival budaya, pertunjukan seni tradisional,
dan pengajaran bahasa dan adat istiadat lokal
Selain itu, pendidikan juga memainkan peran penting dalam menghindari
dampak negatif globalisasi. Sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan multikultural
dalam kurikulum mereka, yang memungkinkan siswa untuk memahami dan
menghargai keberagaman budaya di dunia. Hal ini dapat dilakukan melalui pengajaran
tentang budaya, sejarah, dan tradisi dari berbagai negara pemerintah juga dapat
mengambil langkah-langkah untuk melindungi kepentingan nasional dan masyarakat
lokal. Mereka dapat menerapkan kebijakan perdagangan yang adil dan melindungi
industri lokal dari persaingan yang tidak seimbang. Selain itu, pemerintah juga dapat
memberikan dukungan dan insentif kepada pelaku usaha lokal untuk mengembangkan
produk dan jasa yang kompetitif di pasar global
3. Issu-issu global harus masuk dalam pembelajaran karena memiliki dampak yang
signifikan terhadap kehidupan kita sebagai warga dunia. Pertama, masalah-masalah
global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan konflik bersenjata tidak mengenal
batas negara. Mereka memiliki dampak yang meluas dan mempengaruhi kehidupan kita
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
memahami dan menyadari isu-isu ini agar dapat berkontribusi dalam mencari solusi
yang berkelanjutan.
Kedua, pembelajaran tentang issu-issu global dapat membantu
mengembangkan pemahaman yang lebih luas dan inklusif tentang dunia di sekitar kita.
Dengan mempelajari masalah-masalah global, kita dapat melihat perspektif yang
berbeda, memahami keragaman budaya, dan menghargai perbedaan. Hal ini penting
dalam membangun sikap toleransi, kerjasama, dan saling menghormati di tengah-
tengah masyarakat yang semakin terhubung secara global Selain itu, pembelajaran
tentang issu-issu global juga dapat membantu mengembangkan keterampilan kritis dan
analitis siswa. Mereka diajak untuk memahami kompleksitas masalah global,
menganalisis berbagai sumber informasi, dan mengembangkan kemampuan untuk
membuat keputusan yang berdasarkan fakta dan pemikiran yang rasional. Hal ini
penting dalam menghadapi tantangan kompleks di masa depan.
Dalam konteks pendidikan SD, pembelajaran tentang issu-issu global juga dapat
membantu siswa untuk memahami keterkaitan antara kehidupan mereka dengan
kehidupan orang lain di seluruh dunia. Mereka dapat belajar tentang hak asasi manusia,
keadilan sosial, dan tanggung jawab global. Hal ini dapat membantu mereka menjadi
warga dunia yang bertanggung jawab dan peduli terhadap kesejahteraan umat manusia
secara keseluruhan.
4. Salah satu contoh permasalahan globalisasi yang berkaitan dengan nilai moral dan
norma adalah perdagangan ilegal manusia. Globalisasi telah memfasilitasi pergerakan
manusia secara bebas di seluruh dunia, namun juga telah memperkuat jaringan
perdagangan manusia yang melibatkan eksploitasi seksual, kerja paksa, dan
perdagangan organ.
Perdagangan manusia melanggar nilai-nilai moral dan norma yang menghargai
martabat manusia, kebebasan, dan hak asasi manusia. Individu yang menjadi korban
perdagangan manusia sering kali diperlakukan dengan tidak manusiawi, dipaksa
bekerja dalam kondisi yang tidak aman, atau dieksploitasi secara seksual. Hal ini
bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang mendasari nilai-nilai moral dan
norma.
Upaya internasional telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Misalnya,
Protokol Palermo yang disahkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa bertujuan untuk
mencegah, menindak, dan memberantas perdagangan manusia. Protokol ini
mengharuskan negara-negara untuk mengadopsi undang-undang dan kebijakan yang
melindungi korban perdagangan manusia, menghukum pelaku, dan meningkatkan kerja
sama internasional dalam penanganan kasus perdagangan manusia
Selain itu, upaya pencegahan dan perlindungan juga dapat dilakukan di tingkat
masyarakat. Pendidikan dan kesadaran publik tentang perdagangan manusia dapat
membantu mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap masalah ini. Organisasi
non-pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat juga berperan penting dalam
memberikan bantuan dan perlindungan kepada korban perdagangan manusia.
Referensi:
United Nations Office on Drugs and Crime. (n.d.). Protocol to Prevent, Suppress and
Punish Trafficking in Persons, Especially Women and Children. Retrieved from
https://www.unodc.org/unodc/en/treaties/CTOC/index.html

a. Perdagangan ilegal manusia menjadi masalah dalam konteks globalisasi karena adanya
peningkatan mobilitas manusia dan konektivitas antarnegara yang memudahkan
pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain. Globalisasi telah membuka peluang
bagi para pelaku perdagangan manusia untuk memanfaatkan situasi ini dan melakukan
eksploitasi terhadap individu yang rentan.
Menurut United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), perdagangan
manusia adalah kejahatan serius yang melibatkan penyalahgunaan dan eksploitasi
manusia, termasuk eksploitasi seksual, kerja paksa, dan perdagangan organ [1]. Hal ini
melanggar nilai-nilai moral yang menghargai martabat manusia, kebebasan, dan hak
asasi manusia.
Perdagangan ilegal manusia menjadi masalah karena merampas hak-hak dasar
individu, seperti hak untuk hidup dengan martabat, kebebasan, dan keadilan. Selain itu,
perdagangan manusia juga merusak tatanan sosial dan mengancam keamanan
masyarakat.
b. Salah satu persoalan yang berkaitan dengan nilai dan moral dalam konteks globalisasi
adalah eksploitasi buruh. Globalisasi telah membawa perubahan dalam pola produksi
dan perdagangan, yang sering kali menghasilkan eksploitasi buruh di negara-negara
berkembang. Pekerja sering kali diperlakukan dengan tidak adil, dengan upah rendah,
jam kerja yang panjang, dan kondisi kerja yang tidak aman.
Eksploitasi buruh melanggar nilai-nilai moral yang menghargai martabat
manusia, keadilan, dan hak asasi manusia. Setiap individu memiliki hak untuk bekerja
dalam kondisi yang layak, dengan upah yang adil, dan di lingkungan kerja yang aman.
Namun, dalam banyak kasus, pekerja di negara-negara berkembang dieksploitasi oleh
perusahaan-perusahaan multinasional yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan
perbedaan upah dan regulasi kerja yang lebih longgar.
Eksploitasi buruh juga melibatkan pelanggaran hak-hak pekerja, seperti hak
untuk berorganisasi dan melakukan negosiasi kolektif. Pekerja sering kali tidak
diberikan kebebasan untuk membentuk serikat pekerja atau melakukan mogok kerja
sebagai bentuk protes terhadap kondisi kerja yang tidak adil. Hal ini bertentangan
dengan nilai-nilai moral yang menghargai kebebasan dan keadilan.

Referensi:
International Labour Organization. (n.d.). Retrieved from https://www.ilo.org/

c. Peraturan-peraturan yang telah dibuat berkaitan dengan masalah perdagangan ilegal


manusia antara lain:
1. Protokol Palermo: Protokol Palermo adalah perjanjian internasional yang bertujuan
untuk mencegah, menindak, dan memberantas perdagangan manusia. Protokol ini
mengharuskan negara-negara untuk mengadopsi undang-undang dan kebijakan
yang melindungi korban perdagangan manusia, menghukum pelaku, dan
meningkatkan kerja sama internasional dalam penanganan kasus perdagangan
manusia
2. Konvensi ILO tentang Pekerja Paksa: Konvensi ILO No. 29 tentang Pekerja Paksa
melarang penggunaan kerja paksa dan memperkuat perlindungan terhadap pekerja
yang rentan dieksploitasi. Konvensi ini mengharuskan negara-negara untuk
mengadopsi undang-undang dan kebijakan yang melarang dan menghukum praktik
kerja paksa
Peraturan-peraturan ini merupakan upaya untuk melindungi hak-hak pekerja dan
mencegah eksploitasi buruh dalam konteks globalisasi. Namun, implementasi dan
penegakan peraturan ini masih menjadi
d. Untuk mengatasi masalah eksploitasi buruh dalam konteks globalisasi, berikut adalah
beberapa upaya yang dapat dilakukan di keluarga, sekolah, dan masyarakat:
1. Di keluarga
a). Membangun kesadaran tentang hak-hak pekerja dan nilai-nilai moral yang
menghargai martabat manusia. Orang tua dapat mengajarkan anak-anak tentang
pentingnya memperlakukan semua orang dengan adil dan menghormati hak-
hak mereka.
b). Mendorong diskusi terbuka tentang isu-isu buruh dan eksploitasi dalam konteks
globalisasi. Keluarga dapat membaca dan berdiskusi tentang berita atau artikel
yang membahas masalah ini, sehingga anak-anak dapat memahami dampak
negatif globalisasi dan pentingnya memperjuangkan hak-hak pekerja.
2. Di sekolah:
a) Memasukkan pendidikan tentang hak asasi manusia, nilai-nilai moral, dan etika
kerja dalam kurikulum. Sekolah dapat mengajarkan siswa tentang pentingnya
menghormati hak-hak pekerja, memahami dampak negatif globalisasi, dan
mempromosikan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan.
b) Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler atau proyek sosial yang melibatkan siswa
dalam mempelajari dan memperjuangkan hak-hak pekerja. Misalnya, siswa
dapat melakukan penelitian tentang kondisi kerja di negara-negara berkembang
atau mengorganisir kampanye kesadaran tentang eksploitasi buruh.
3. Di masyarakat:
a) Mendukung gerakan dan organisasi yang berjuang untuk hak-hak pekerja.
Masyarakat dapat mendukung serikat pekerja, organisasi non-pemerintah, atau
kampanye yang memperjuangkan kondisi kerja yang adil dan aman.
b) Mendorong perusahaan untuk menerapkan praktik bisnis yang bertanggung
jawab secara sosial. Konsumen dapat mendukung perusahaan yang memiliki
kebijakan sosial dan lingkungan yang baik, serta memilih produk yang
diproduksi dengan memperhatikan hak-hak pekerja

Anda mungkin juga menyukai