Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang diadopsi oleh seluruh negara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 memberikan penekanan pada keterlibatan semua
sektor masyarakat, terutama kalangan pemuda, dalam pelaksanaan program SDGs (Sustainable
Development Goals) . Agenda SDGs 2030 menyatakan bahwa pemuda merupakan agen perubahan
yang penting dan diharapkan dapat menemukan dan menyalurkan kapasitas tak terbatas mereka pada
kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Dalam menyikapi program SDGs, pemuda Indonesia telah menunjukkan kepedulian terhadap
realisasi program SDGs 2030, seperti terlihat pada Tabel 1 (ADB, 2018). Keterlibatan pemuda
Indonesia dalam realisasi program SDGs juga dilakukan melalui bentuk konsultasi di berbagai
tingkatan, terutama terkait isu seperti kesetaraan gender, perlindungan anak, dan pemberdayaan
pemuda. Program konsultasi yang telah dilakukan meliputi: Musrenbang Perempuan dan Anak
(Rapat Perencanaan Pembangunan Perempuan di tingkat Kabupaten); Musyawarah Desa dan Pokja
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak; Forum Anak Desa (FAD); serta Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa yang dipimpin oleh berbagai LSM, Organisasi yang dipimpin Pemuda, dan
Badan PBB (Yusof dan Ariffin, 2021).
Kesimpulannya, pemuda merupakan kunci penting sebagai agen perubahan untuk mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Hal ini disebabkan penyelesaian permasalahan SDGs
bersifat sistemik yang melibatkan aspek ekonomi, sosiologi, dan politik; sehingga membutuhkan
pemikiran progresif yang melampaui zamannya. Berdasarkan berbagai inisiatif yang telah
dideskripiskan, pemuda Indonesia telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
ketercapaian program SDGs, sehingga diharapkan dapat memotivasi seluruh kalangan masyarakat
untuk turut andil dalam percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Tabel 1. Peran Pemuda dalam Mencapai Tujuan Pembanguan Berkelanjutan
2 Program “I Do” Program ini bertujuan untuk mengakhiri pernikahan anak di bawah
umur, kehamilan remaja, dan wajib belajar 12 tahun.
ADB. (2018). What’s the Evidence? Youth Engagement and the Sustainable Development Goals.
Asian Development Bank and Plan International UK.
Yusof, M.I.M. dan Ariffin, M.M. (2021). Youth Engagement in the Implementation of the Sustainable
Development Goals (SDGs) in ASEAN Countries. International Journal of Academic Research
in Progressive Education and Development, 10(3), 953-971.