Workshop
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / Jakarta 2
23 April 2013
Sebagai wujud dari komitmen serta sebagai bentuk kegiatan untuk mencapai
sasaran, pemerintah melalui beberapa Kementerian terkait mengembangkan
berbagai program program yang ditujukan untuk remaja seperti misalnya :
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / Jakarta 3
23 April 2013
D. Selain itu Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan Nasional,
Kementerian Pemuda dan Olahraga juga memiliki program-program
tersendiri yang ditujukan untuk remaja.
Salah satu alat ukur terhadap berbagai program yang telah dijalankan pemerintah
dan masyarakat sipil, khususnya dalam bidang kesehatan dapat dilihat dari hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 iv. Hasil SDKI terbaru
tersebut menunjukkan bahwa sasaran RPJMN 2014 masih jauh dari capaian dengan
indikator antara lain:
1. Angka Fertilitas tingkat remaja kelompok usia 15-19 tahun justru mengalami
kenaikan dari 35 kelahiran per 1000 penduduk pada SDKI 2007 menjadi 48
kelahiran per 1.000 penduduk. Padahal target yang ingin dicapai tahun 2014
adalah 30 kelahiran per 1.000 penduduk.
2. Angka fertilitas remaja 15-19 tahun di pedesaan dua kali lipat dari daerah
Perkotaan ( Perdesaan 69, Perkotaan 32)
3. Stagnasi TFR angka kelahiran total (TFR) pada SDKI 2012 tercatat 2,6 per wanita
usia subur yang turut dipicu oleh meningkatnya kelahiran peda kelompok usia
remaja (15-19 tahun)
Meskipun SDKI 2012 memiliki cara pengambilan sampel yang berbeda dengan SDKI
sebelumnya, namun angka SDKI dapat menjadi indikasi bahwa tanpa adanya
sinergitas antar sektor sasaran RPJMN 2014 serta target MDGs sangat tidak
mungkin tercapai.
Tujuh Belas (17) % penduduk Indonesia atau 40.770.000 v jiwa berusia 15-24 tahun.
Menurut BPS dari total jumlah penduduk remaja usia 15-24 tahun, 38,56% nya atau
sejumlah 15,8 juta telah bekerja vi, 39, 2 % nya atau 16,09 juta orang masih sekolah
dan 60,8% nya atau 24,96 juta orang penduduk tidak sekolah.
Bila dilihat dari profil demografi hasil sensus, remaja di Indonesia memiliki latar
belakang demografis dan sosial yang berbeda dan beragam. Diperlukan upaya
bersama untuk dapat saling mengisi kesenjangan yang ada dengan mengenali
kemampuan berkembang, kebutuhan, kontribusi dan tantangan dari remaja
terutama dalam hal kesehatan.
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / Jakarta 4
23 April 2013
II. PESERTA
Peserta Workshop ini terdiri dari berbagai unsur masyarakat yang mewakili beberapa
kelompok seperti Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Sipil, Badan
PBB, Perwakilan Remaja ( Sekolah dan Universitas) serta perwakilan dari media.
Jumlah total Peserta yang menghadiri pelatihan adalah sebanyak 92 orang dengan
perincian sebagai berikut :
No Unsur JUMLAH
1 Pemerintah 20
4 Perwakilan Remaja 22
5 Media 8
Total 92
B. Tujuan Khusus
1. Pemahaman tentang data SDKI 2012 mengenai remaja dan memahami
strategi nasional kependudukan dengan fokus remaja
2. Pemahaman terhadap pemetaan program remaja
3. Mendapatkan pembelajaran dari praktik terbaik yang dilakukan beberapa
pihak
4. Mendapatkan masukan dari remaja terkait program dan kebijakan
5. Menyusun rekomendasi bersama
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / Jakarta 5
23 April 2013
IV. METODE
Metode yang diterapkan pada workshop ini lebih ditekankan pada upaya mendorong
peran serta aktif secara penuh dari peserta dengan proses diskusi dan tanya jawab.
Metode yang digunakan adalah:
VI. PENDANAAN
Kegiatan ini dilakukan oleh PKBI bekerjasama dengan WVI dalam skema jaringan GKIA
yang mendapatkan dukungan dana dari PMNCH- WHO.
VII. JADWAL
PUKUL Deskripsi Kegiatan
08.45 – 09.00 Kata Sambutan dan pemaparan disampaikan oleh Dr. dr.
Tubagus Rachmat Sentika Sp. A, MARS - Staf Ahli Kementerian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat untuk Percepatan
Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs)
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / Jakarta 23 6
April 2013
Presenter dan Pembicara
1. Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia, Laporan
Pendahuluan SDKI 2012.
Oleh : Dr. Rina Herarti, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kependudukan, Badan Kordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
2. Strategi Nasional Pelayanan Kesehatan Remaja
Oleh: drg. Kirana Ratna, Direktorat Bina Kesehatan
Anak Kementerian Kesehatan RI
3. Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Oleh: dr Agustin Kusumayati, MSc. Phd
Moderator : Angga dwi Martha ( Perwakilan Youth Advisory
Panel-UNFPA)
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / Jakarta 7
23 April 2013
VIII. REKAMAN PROSES KEGIATANvii
Pk.08.35 – 08.40
Pemutaran Video karya remaja
Video bercerita tentang :
1. Pengalaman remaja ketika mengakses layanan puskesmas
2. Haparan remaja untuk pelayanan di puskesma
3. Siapa yang menangani remaja di Indonesia
Workshop ini dihadiri 90 an peserta. Yang awalnya hanya kami targetkan 76. Hal ini,
menunjukan antusiasme dari banyak pihak: pemerintah, lembaga, dan sektor lainnya.
Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Meningkatkan Kualitas kesehatan Remaja
bertujuan memetakan dan menyusun rekomendasi program – program tentang layanan
kesehatan remaja.
Jumlah remaja di Indonesia, sangat besar. Usia muda jadi modal strategis untuk
pembangunan bangsa.
Drs Inang Winarso, mempersilakan Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Sp. A, MARS, Staf
Ahli Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat untuk Percepatan Pembangunan
Millenium Development Goals (MDGs), memberikan sambutan dan arahan untuk
peserta workshop.
Selain Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Sp. A, MARS, yang mewakili Kemenkokesra,
workshop hari ini dilengkapi dengan pemaparan dari :
1. Dr. Rina Herarti - Puslitbang Kependudukan BKKBN, mengenai Kesehatan
Reproduksi Remaja di Indonesia, Laporan Pendahuluan SDKI 2012
2. drg. Kirana Ratna - Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI,
mengenai Strategi Nasional Pelayanan Kesehatan Remaja
3. dr Agustin Kusumayati, MSc. Phd - Kelompok Studi Kesehatan Reproduksi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengenai Standar Nasional Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja
4. Dwini Handayani - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
mengenai Profil Demografi, Permasalahan Remaja dan Tantangannya.
5. Nur Hidayati Handayani - Aliansi Remaja Independen, mengenai Peta Program
Remaja Kesehatan Reproduksi dan Seksual.
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / Jakarta 8
23 April 2013
6. Achmad Hidayat - Perwakilan Remaja dampingan Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) – NTB, mengenai Kebijakan dan Program yang diharapkan remaja
serta kondisi di lapangan.
GKIA mengucapkan banyak terima kasih kepada mitra internasional : WHO, UNFPA
Indonesia dan World Vision. Dengan dukungan mitra maka workshop ini bisa diadakan
Sambutan
Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Sp. A, MARS mewakili KEMENKOKESRA mengucapkan
terima kasih kepada :
- Direktur Eksekutif PKBI, Drs Inang Winarso
- Kordinator GKIA, Asteria Taruliasi Aritonang
Atas terselenggaranya Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Meningkatkan Kualitas
kesehatan Remaja
Dr Rahmat sejak tahun 1977 aktif akan isu remaja dan keluarga berencana
Tingkat Fertilitas Indonesia belum sesuai target yang diharapkan
Hasil BKKBN menyatakan terbilang banyak remaja menikah dibawah 15 th
Contoh kasus: MDGs Bangka Belitung MDGs meningkat , banyak pembangunan disana,
perekonomian dan teknologi meningkat. Tetapi dampak buruknya, pergaulan remaja
terlampau bebas dan mengakibatkan kehamilan dan pernikahan dini
Pemaparan
Tantangan Sinergitas Antar Sektor dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan remaja
oleh Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Sp. A, MARS
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / Jakarta 9
23 April 2013
3. Tidak ada revroksical
4. Tidak mudah menyentuh remaja, harus dengan metode yang menyenangkan
5. Remaja memiliki gejolak yang tidak mudah dipahami
6. Banyak remaja yang gagal melalui masa remaja, karena pekerjaan, lingkungan,
dll
Tantangan melakukan sinergitas dengan remaja :
1. Persepsi yang rendah terhadap remaja, dari orang dewasa
2. Penanganan yang terbatas dari organisasi untuk remaja
3. Aplikasi program untuk remaja terbilang rendah
4. Sumber daya program untuk remaja terbatas
5. Kordinasi memadukan program untuk remaja harus dilakukan oleh lintas sektor
Poin yang perlu menjadi perhatian dalam masalah dan tantangan remaja
- Perlu ada sinergitas : remaja, pemerintah, LSM . Upaya kepercayaan dengan remaja,
pemikiran perlu di dukung oleh banyak pihak.
- Perlu dipahami, remaja harus dianggap sahabat atau teman
- Remaja perlu kita damping untuk pengendalian hormon, pengendalian
Kondisi dan Perkembangan Struktur Penduduk Piramida Penduduk Remaja
- Indonesia cukup memprihatinkan dalam hal pernikahan muda dan keluarga
berencana
- Program pemerintah perlu mendukung :
1. Ajak generasi muda yang sudah hamil
2. Gratiskan Keluarga Berencana
Tantangan Kesejahteraan Remaja “ Rahasia Remaja”
- Perilaku seks remaja
- 36% anak 14 – 15 tahun yang baru tahu tentang HIV aids, target adalah 65%
Perubahan Fisik Laki – laki dan perempuan terjadi pada masa remaja
Reproduksi remaja berhubungan dengan kehamilan
Remaja seharusnya waspada terhadap perilaku beresiko, salah satunya merokok
Perkembangan Remaja: lihat nilai remaja yang DO dikaitkan dengan nilai remaja yang
kawin muda
Perilaku Seksual Remaja menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
(SKRRI 2007)
- Pengendalian pada remaja penting : akibat tidak ada pengendalian adalah :
kehamilan , married by accident
Sepertiga jumlah pekerja seksual komersil sebagian besar remaja
Satu contoh : 647 orang gadis asal Garut pada tahun 2009 sempat di kembalikan oleh
Kemenkokesra, karena pekerjaan menjadi pekerja seks
Agenda besar MDGs yang hanya tinggal beberapa tahun dan persiapan post MDGs
melibatkan remaja.
MDGSs 4,5,6,7 terkait akan kesehatan
Nilai tingkat ekonomi – kesehatan – pendidikan , saling bertukar
Untuk mendukung permasalahan yang ada maka dibentuklah GKIA (di dukung juga
oleh kementrian, lembaga, dan
PANEL 1
Presenter dan Pembicara
1. Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia, Laporan Pendahuluan SDKI 2012.
Oleh : Dr. Rina Herarti, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan, Badan
Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
2. Strategi Nasional Pelayanan Kesehatan Remaja
Oleh: drg. Kirana Ratna, Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI
3. Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Oleh: dr Agustin Kusumayati, MSc. Phd
Moderator : Angga dwi Martha
Paparan 1
Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia Laporan Pendahuluan SDKI 2012
Oleh : Dr. Rina Herarti, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan, Badan
Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
DISKUSI PANEL 1
PANEL 2
Presenter dan Pembicara
1. Profil Demografi, Permasalahan Remaja dan Tantangannya
Oleh: Dwini Handayani, Dwini Handayani, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
2. Peta Program Remaja Kesehatan Reproduksi dan Seksual
Oleh: Nur Hidayati Handayani, Aliansi Remaja Independen
3. Kebijakan dan Program yang diharapkan remaja serta kondisi di lapangan – Nusa
Tenggara Barat
Oleh: Achmad Hidayat, Perwakilan remaja dampingan Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia – NTB
Paparan 1
Profil Demografi. Permasalahan Remaja dan Tantangannya
Oleh: Dwini Handayani, Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Paparan 2
Peta Program Remaja (Kesehatan)
Oleh: Nur Hidayati Handayani , Kordinator Aliasi Remaja
Harapan Remaja
o Optimalisasi peran:
- youth centre Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
- Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR)
- Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja hingga kecamatan bahkan desa
o Penyediaan layayan yang Youth Friendly Service
o Remaja yang sudah terlanjur aktif atau mengalami problem remaja , mendapat
pendampingan
o Perhatian kepada remaja marjinal yang lebih besar
o Pelibatan remaja sebagai subyek pembangunan bukan sebagai obyek
DISKUSI PANEL II
1. Rian , Aliansi remaja Independen
- Menambahkan rekomendasi:
o Organisasi remaja bisa kolaborasi dengan organisasi lain
o Pemerintah, bagaimana melakukan pendekatan community base
approach
o Remaja bisa dilibatkan untuk melakukan pelayanan, advokasi, dll
3. Qu, Sumbawa
- Sumbawa , banyak masyarakat yang tidak menikah tetapi berganti pasangan–
istilah keliling
- Kemiskinan pada masyarakat harus diperhatikan juga sehubungan dengan
demografi
Panduan Pertanyaan
Kelompok 1
1. Institusi apa yang paling bertanggung jawab mengurusi remaja ? Kebijakan yang
diperlukan?
a. Program seperti apa yang sudah dilaksanakan
b. Bagaimana menghindari duplikasi tangging jawab dan peran tiap institusi
tersebut?
c. Faktor Penghambat dan Pendukung
KELOMPOK 1A
Topik : Institusi yang bertanggung jawab Mengurusi Remaja dan Kebijakan yang
Diperlukan
a. Program seperti apa yang sudah dilaksanakan
b. Bagaimana menghindari duplikasi tangging jawab dan peran tiap institusi
tersebut?
c. Faktor Penghambat dan Pendukung
a. Program yang mengurusi tentang remaja dan kebijakannya yang sudah dilaksanakan di
Indonesia
Membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Remaja dibawah Kementerian Kordinator
Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) Deputi 3. Di area provinsi kota / kabupaten ada
Sekretaris Daerah (Sekda). Hal ini didukung dengan :
- Surat Permenkokesra
- Diperkuat Surat Edaran masing – masing kementerian
- Surat Keputusan Kepala Daerah
- Usia cakupan kelompok kerja 10 – 24 tahun
b. Cara menghindari publikasi tanggung jawab dan peran tiap institusi
- Dilakukan pemetaan program
- Dilakukan pemetaan kebijakan
Institusi yang harus berperan :
Kementerian dan Lembaga, diantaranya : Kemenkokesra, Kemenpora, BKKBN,
Kementerian Negara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, KPP & PA, Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, KPAI, KPAN, NGO, Organisasi Remaja dan Private Sektor
c. Hal yang menjadi Faktor penghambat
- Otonomi daerah
- Wadah untuk menjangkau remaja luar sekolah
Hal yang menjadi Faktor pendukung
- Di bawah kordinasi Kemenkokesra
- Adanya contoh seperti : Pokja traficcing dan pokja TKI
- Peluang memasukan dalam indikator, akreditasi sekolah (UKS, PKPR, PIPR)
- Terbentuknya forum anak di kota layak anak
KELOMPOK 1 B
Topik: Institusi yang bertanggung jawab Mengurusi Remaja dan Kebijakan yang
Diperlukan
KELOMPOK 2
Topik: Peningkatan Akses Informasi dan Layanan Kesehatan Bagi Remaja
Yang Terlibat dalam peningkatan Akses Informasi dan Layanan Kesehatan Bagi Remaja
adalah:
Tantangan
• Remaja di sekolah masih berperan sebagai obyek – program kesehatan yang ada di
sekolah dimulai dari inisiatif orang dewasa.
• Belum ada instansi pemerintah yang bertanggung jawab untuk remaja di luar
sekolah. Selama ini masih dilakukan oleh kelompok-kelompok komunitas dan LSM
• Tidak ada mekanisme koordinasi dalam program kesehatan remaja di sekolah
(sehingga sering terjadi tumpang tindih)
• Tidak adanya wadah koordinasi di tingkat sekolah antara berbagai
program/kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan remaja
• Masih banyak sekolah yang belum bekerjasama dengan Puskesmas untuk informasi
dan layanan kesehatan remaja
• Isi dan metode dari informasi kesehatan reproduksi remaja di sekolah mungkin
tidak sesuai dengan kebutuhan dan kurang menarik bagi murid
• Keterbatasan fasilitas dan sarana di sekolah yang mendukung pemberian informasi
dan layanan kesehatan reproduksi remaja
• Tidak adanya bimbingan, monitoring dan evaluasi dari program remaja yang ada di
sekolah.
• Beban tanggung jawab sekolah yang besar selain bidang kesehatan remaja
Rekomendasinya :
1. Remaja perlu diberdayakan untuk mempunyai peran penting untuk menyadari dan
menyuarakan kebutuhan remaja sendiri termasuk akses untuk informasi dan
layanan kesehatan remaja
2. Perlu ada kesepakatan tentang siapa yang bertanggung jawab untuk penyediaan
akses informasi dan layanan kesehatan bagi remaja di suatu sekolah
3. Misalnya: kepala sekolah/wakasek/sesuai dengan kesepakatan bersama (dengan
bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat – dinas kesehatan).
4. Mengadvokasi kepala sekolah dan bagian kesiswaan untuk memperhatikan dan
mengkoordinasikan dan berjejaring dengan dinas/organisasi lain untuk
pelaksanaan program kesehatan remaja program remaja di sekolah.
5. Perlu adanya wadah koordinasi di tingkat sekolah antara berbagai program/kegiatan
yang berhubungan dengan kesehatan remaja
6. OSIS bisa diperkuat untuk menjadi payung untuk program remaja di sekolah
termasuk program kesehatan remaja.
KELOMPOK 3
Topik : Sistem Pencatatan dan Pelaporan periodik yang ideal
Rekomendasi:
1. Sumber informasi atau responden remaja langsung, baik dalam setting rumah
tangga atau sekolah
2. Remaja dilibatkan secara bermakna dalam penyusunan design penelitian dan
kuesioner
3. Data terpilah berdasarkan kelompok umur
4. Menetapkan indikator remaja yang bisa dipakai oleh semua pihak terkait ( dalam
usia yang disepakati)
5. Konsistensi indicator pengukurannya supaya bisa diketahui trend
6. Pencatatan 2 pelaporan berimbang (tidak hanya perilaku beresiko, tetapi juga faktor
lingkungan dan potensi remaja)
7. Mewaspadai bias dalam hal metodologi dan interprestasi
8. Alur pelaporan data rutin masih terfragmentasi = perlu membangun jejaring untuk
memudahkan kordinasi dan berbagi data
Tanggapan Peserta
o Ketersediaan data banyak yang belum terpilah, perlu menjadi perhatian
o Bagaimana menggunakan data digunakan untuk advokasi. Perlu diseminasi data
untuk menggunakan menjadi materi advokasi
Remaja dapat terlibat dalam penyusunan program untuk remaja kebijakan seperti :
- PKPR (Kementerian Kesehatan)
- Kursus Pranikah (Kementerian Agama
- PIK – R dan mahasiswa (BKKBN melalui program Genre
- UU No. 52, 36 dan 23
Tanggapan Peserta
- Bagaimana melibatkan remaja ? Apa ada perwakilan remaja
PENYERAHAN REKOMENDASI
Dari GKIA diwakili oleh Direktut PKBI kepada Pak Made perwakilan Kemenkokesra
D. KeterlibatanRemaja
Rekomendasi:
1. Tidak ada diskriminasi kelompok remaja dalam pelibatan
2. Dibutuhkan peningkatan kesadaran remaja dalam isu
3. Orang dewasa harus lebih mau mendengarkan suara remaja
4. Remaja memerlukan lingkungan yang kondusif agar remaja bersuara
5. Pemberdayaan remaja agar lebih percaya diri dalam menyuarakan pendapat
6. Program perlu dibentuk lebih menarik bagi remaja
7. Pelibatan remaja yang sudah ada harus lebih besar. Remaja perlu terlibat aktif
dalam pengambil kebijakan/keputusan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi
8. Perlu ada tempat khusus oleh, untuk dan dari remaja – agar tidak bosan
9. Mengembangkan jejaring remaja
10. Memamfaatkan remaja yang ada untuk pelayanan kesehatan yang ada
11. Pemetaan bagi remaja yang berkebutuhan khusus
12. Akses remaja terhadap layanan harus sesuai dengan remaja yang menarik – kalau
bisa 24 jam
13. Perlu adanya keterampilan remaja untuk berkomunikasi dengan orang dewasa dan
memahami isu remaja
14. Memastikan suara remaja dipertimbangkan dalam lembaga donor
15. Remaja harus dilibatkan dalam sturktur organisasi
16. Memastikan remaja untuk beranimenyuarakan dirinya
17. Remaja butuh diberi kesempatan untuk bersuara untuk mempertimbangkan isu
remaja.
18. Penyetaraaan remaja sebagai mitra kerja
19. Remaja perlu sendiri aktif tentang kebutuhan remaja.
20. Remaja harus aktif dalam menyuarakan haknya (Suara remaja – keraskan suara –
gunakan alat pengeras)
21. Harus ada gerakan peduli remaja – yang ditujukan untuk memastikan remaja
terlibat dalam pengambil kebijakan
Laporan Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Remaja / 33
Jakarta 23 April 2013
i UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 136 dan 137
ii Lampiran Peraturan Presiden no 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 buku II
iii http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=68:pelayanan-kesehatan-
peduli-remaja-pkpr&catid=39:subdit-4&Itemid=82
iv Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, Laporan Pendahuluan. 2012
v Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, Biro Pusat Statistik Republik Indonesia
vi BPS: Sensus Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Agustus 2010
vii Notulis : Teresia Prahesti / teresia_prahesti@wvi.org