DISUSUN OLEH :
INDAH PERMATASARI
NOVA
NUR FADHILA AINUN INZANI
YEHUDA RAYMOND MESOINA
YUSPINA ROMBE PABESAK
Mengetahui,
Pengajar Koordinator
PENDAHULUAN
Kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan yang terpenuhi dari segala bentuk kebutuhan
hidup, yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, pendidikan, dan kesehatan.
Kesejahteraan ini juga merupakan cita-cita sosial yang tidak hanya diangankan untuk di
miliki, tetapi juga harus di usahakan. Tanpa usaha dan kerjasama diantara berbagai macam
pihak, kesejahteraan sosial hanyalah fatamorgana.1 kualitas dalam kehidupan manusia dan
kesejahteraan sosial di masyarakat. Kesejahteraan sosial ini merupakan suatu kondisi sosial
yang diberikan oleh pemerintah sebagai suatu keadaan. Kesejahteraan sosial mempunyai tiga
unsur yaitu: tingkatan yang mana persoalan dalam sosial yang ada dimasyarakat dapat
dikelola, kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi, dan meningkatkan taraf hidup dapat
dilakukan oleh manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik, baik
dibidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun dalam kehidupan spitiritual.2
kemiskinan yang diharapkan dapat menumbuhkan kualitas ekonomi yang ada di masyarakat
setempat. Kesejahteraan sosial diatas isi dari Undang-undang No.6 Tahun 1974.3
yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin,
1
Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat: Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan
sosial dan Pekerja Sosial.( Bandung: Refika Aditama, 2005), hal. 1-3.
2
Hasanah, A. (2007). PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN DI KLATEN. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
3
Undang-undang RI No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial.
1
2
baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-
Untuk menjamin aspek-aspek tersebut dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, dalam
hal ini salah satu organisasi internasional yang khususnya berkonsentrasi dibidang
perlindungan dan pengembangan potensi anak yaitu Save The Children. Save the Children
adalah organisasi anak independen terkemuka di dunia berkantor pusat di Inggris. Save the
Children beroperasi di sekitar 120 negara termasuk Indonesia. Save the Children
mengembangkan potensi mereka. Adapu visi dan misi dari organisasi ini yakni, Visi Save
the Children adalah menciptakan sebuah dunia di mana setiap anak mendapatkan pemenuhan
hak atas kelangsungan hidup, perlindungan, pengembangan dan partisipasi. Misi Save the
Children adalah menginspirasi lahirnya terobosan baru tentang bagaimana dunia seharusnya
Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa, Makassar, ada sekitar 400 anak
yang terpaksa bekerja sebagai pemulung demi membantu kesulitan ekonomi keluarganya.
Beberapa dari mereka ada yang tidak sekolah, memulung sepanjang hari. Banyak juga anak
yang sekolah tetapi sering bolos sekolah karena memulung. Begitulah kenyataan dari anak-
anak yang setiap harinya bekerja di tempat sampah. Bau busuk sampah sudah melekat pada
tubuhnya yang demikian itu membuat mereka tidak jarang mendapat ejekan dari teman-
teman di sekolahnya. Malas sekolah karena takut diejek, merupakan persoalan yang biasa
dihadapi oleh pemulung anak. Belum lagi ancaman yang mereka hadapi di tempat mereka
4Website resmi Save The Children. Dalam kolom Sejarah Save The Children. Diakses melalui
https://www.stc.or.id/about-us/our-history. Diakses pada 03 Mei 2019, Pukul : 14.36 WITA.
3
bekerja. Benda tajam seperti paku, besi berkarat, ditabrak traktor atau eskavator serta banyak
lagi ancaman lainnya. Barang-barang yang menjadi mainan bagi mereka adalah yang hasil
temuan mereka di tempat sampah. Dan itulah kebahagiaan mereka sehari-hari, bermain di
tempat sampah. Rata-rata mereka yang memulung memiliki orang tua pemulung dan
Melihat dari data dilapangan tersebut menarik untuk diteliti lebih jauh tentang peran
sosial anak di TPA Tamangapa Makassar, seperti dalam studi ilmu hubungan internasional
sebagaimana negara bukan satu-satunya aktor dalam hubungan internasional ada beberapa
aktor lain seperti non goverment organization, multinational coorporation, individu dan lain-
Dengan melihat latar belakang diatas maka penulis menetapkan rumusan masalah
sebagai berikut :
2. Bagaimana efektifitas program yang dilakukan Save The Children di TPA Tamangapa
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis dapan menjelaskan secara singkat
5
NN. Pemulung Anak Bekerja dari Pagi Hingga Sore. Diakses melalui
https://www.stc.or.id/galangdana/brightmakassar . Diakses pada 03 Mei 2019, Pukul 14.45 WITA.
4
2. Untuk mengukur tingkat efektifitas program yang dilakukan Save The Children di
kajian Hubungan Internasional dan sebagai referensi baru yang terkait dengan peran
Save The Children yang bergerak dibidang kesejahteraan anak-anak agar dapat diciptakannya
TINJAUAN PUSTAKA
David Lewis dan Nazneen Kanji mendefiniskan bahwa NGO (Non Government
Governmental Organization juga merupakan pelaku utama sektor ketiga dalam lanskap
pembangunan, hak asasi manusia, aksi kemanusian, lingkungan dan area lainnya dalam aksi
publik dimana sebuah NGO dapat didefinisikan sebagai sebuah “voluntary associations”
yang memiliki kepedulian untuk merubah sebuah lingkungan tertentu dalam konteks yang
lebih baik. David Lewis dan Nazneen Kanji dalam bukunya yang berjudul “Non-
hal yaitu Service Delivery atau Implementer, Catalysis, dan Partnership . Sebuah NGO bisa
hanya melakukan salah satu perannya saja, tetapi bisa juga melakukan ketiga perannya
sekaligus.
daya untuk menyediakan barang dan jasa sebagai bagian dari proyek atau program NGO itu
sendiri atau pemerintah maupun lembaga donor lainnya. Peran Service Delivery atau
Implementer ini banyak dilakukan oleh NGO melalui program-program atau proyek-proyek
yang dibentuk oleh NGO untuk menyediakan bantuan berupa pelayanan langsung kepada
dalam bidang ekonomi lainnya, penyuluhan pertanian, nasihat hukum atau bantuan darurat).
Pelayanan bisa dilakukan ataupun diberikan secara langsung kepada masyarakat di mana
6Sugiharti, S. (2017). PERAN INGO “SAVE THE CHILDREN” DALAM MENANGANI KASUSEKSPLOITASI
SEKSUAL KOMERSIAL ANAK DI INDONESIA. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah.
5
6
ketika tidak ada layanan yang disediakan atau di mana layanan yang telah disediakan tidak
memadai, banyak NGO yang berperan sebagai Implementer atau Service Delivery ini
memilih untuk bekerja bersama dengan pemerintah untuk memperkuat penyediaan layanan
secara keseluruhan. Terkadang bentuk dari pelayanan ini juga diberikan melalui pelatihan-
pelatihan baik kepada NGO, pemerintah maupun sektor privat, melalui penelitian serta
pemberian input spesialis mengenai pelatihan suatu isu seperti konflik. Dilema dalam peran
Service Delivery adalah apakah Service Delivery yang dilakukan oleh NGO untuk
menjembatani gap yang ada sampai pemerintah mampu mengatasinya sendiri atau NGO
sebagai sektor privat melakukan Service Delivery melalui kontrak dengan pemerintah Peran
Catalyst dapat diartikan sebagai kemampuan NGO untuk menginspirasi dan mengubah
kerangka berpikir aktor lain. Dapat diartikan bahwa NGO menjadi agen yang mampu
menimbulkan perubahan, baik melalui advokasi maupun inovasi untuk menemukan solusi
baru mengenai suatu isu. Peran ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu advokasi,
Advokasi tersebut juga kemudian dapat berkaitan dengan partnership dimana NGO
mereka. Advokasi juga merupakan strategi NGO untuk meningkatkan efektivitas dan dampak
dari kerjanya di sebuah negara. Sebuah NGO dalam melakukan advokasi dapat menjadi aktor
“Policy Entrepreneur”. Untuk menjadi Policy Entrepreneur, ada tiga tahapan yang dilalui
yaitu Agenda Setting, Policy Development dan Policy Implementation. Agenda Setting adalah
persetujuan yang dilakukan atas isu dan prioritas yang akan dilakukan, Policy Development
merupakan penyusunan pilihan-pilihan kebijakan dari kemungkinan alternatif yang ada dan
Policy Implementation adalah bentuk tindakan yang merupakan hasil dari kebijakan yang
dipilih. Sedangkan kemampuan untuk melakukan inovasi sering diklaim sebagai kualitas
khusus atau bahkan sebagai bidang keunggulan komparatif. Inovasi yang dilakukan LSM
7
dapat mempermudah masyarakat keluar dari masalah mereka, dari inovasi yang telah
ditemukan oleh NGO tersebut, NGO tersebut kemudian mulai bekerja untuk melobi
dari inovasi baru oleh para pekerja pemerintah diwilayah lainnya untuk memperluas manfaat
Peran sebagai Catalys juga dapat dilakukan melalui Watchdog dimana NGO bertindak
diimplementasikan. Peran Partnership dilakukan NGO melalui kerjasama dengan aktor lain
baik pemerintah, donatur ataupun sektor privat dimana kedua belah pihak berbagi keuntungan
ataupun risiko dari kerjasama yang terjalin tersebut. Kerjasama yang terjalin antara NGO
tertentu dimana terkadang program ataupun kebijakan pemerintah tersebut tidak berjalan
dengan baik. Bentuk Partnership juga dapat dilihat pada kerjasama antara NGO dengan aktor
lain baik individu maupun NGO berupa pembentukan program Capacity Building untuk
sasarannya.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, baik kita suka atau tidak, hampir semua
yang kita lakukan dalam kehidupan kita berkaitan dengan orang lain. Kondisi sejahtera (well-
being) biasanya menunjuk pada istilah kesejahteraan sosial (social welfare) sebagai kondisi
kesejahteraan sosial sebagai “..a condition or state of human well-being.” Kondisi sejahtera
terjadi manakala kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi,
8
kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan dapat terpenuhi; serta manakala
kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan, kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan atau
pelayanan dan kesejahteraan sosial sebagai ilmu. Menurut Suharto kesejahteraan sosial juga
termasuk sebagai suatu proses atau usaha terencana yang dilakukan oleh perorangan,
kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial. Kesejahteraan
kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan, dan
hubungan- hubungan personal dan sosial yang memberi kesempatan kepada mereka untuk
a. Pengertian Kemandirian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mandiri adalah berdiri sendiri tanpa
meminta bantuan orang lain.8 Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh
secara kumulatif selama perkembangan dimana individu terus belajar untuk bersikap mandiri
dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan
Dengan kemandirian, seseorang dapat berkembang dengan lebih mantap. Untuk dapat
mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan, dan dorongan dari keluarga serta
lingkungan di sekitarnya, agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Peran keluarga serta
kedewasaan, yang mampu mengembangkan diri, bertanggung jawab, tampil totalitas sebagai
pribadi yang mantap, menyadari apa yang dilakukan atau alasan melakukannya serta mampu
b. Aspek-Aspek Kemandirian
Kemandirian dalam konteks individu yaitu memiliki aspek yang lebih luas dari
sekedar aspek fisik. Menurut Havinghurts yang dikutip oleh Romadhon diantaranya adalah:9
1. Aspek emosi yang ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak
2. Aspek ekonomi yang ditunjukan pada kemampuan mengatur ekonomi dan tidak
dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.
melalui proses belajar dapat dikatakan bahwa dalam pembentukan prilaku anak tersebut dapat
9
Romadhon Putra Setiyadi, Prilaku Kemandiriaan Anak Yatim setelah Lepas Pengasuhan Panti Asuhan PKU
Aisyiyah Cabang Blambangan Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, (Semarang: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang, 2010), hlm. 10.
10
dilakukan dengan proses sosialisasi terhadap sosial anak. Pembentukan prilaku kemandirian
2. Pembentukan kemandirian dengan pengertian, ini atas berdasar kognitif, yaitu belajar
3. Pembentukan prilaku kemandirian dengan model, teori ini atas berdasarkan atas teori
belajar sosial.
Dari ketiga terori diatas seperti teori peranan organisasi internasional, teori
kesejahteraan sosial, dan teori kemandirian anak dapat dirangkaikan mencadi pisau yang
cocok untuk membedah permasalahan dalam penelitian ini, dimana dalam mengarahkan
seorang individu dalam hal ini anak dibutuhkan dorongan dari sumber yang lain diluar dari
keluarga individu tersebut maka dibutuhkan dorongan melalui program yang dicanangkan
oleh organisasi internasional Save The Children untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis teliti diantarnya
sebagai berikut. Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Anisatun Hasanah yang berjudul
penelitian Anisatun dengan penelitian ini yakni kedua penelitian tersebut meneliti upaya
peningkatan kesejahteraan sosial anak, namun dengan kasus yang berbeda dan subjek
10
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: ANDI, 2003), hlm.18-19.
11
penelitian yang berbeda, Anisatun meneliti tentang peran MUAT (Musisi Anak Terminal
mengambil cakupan subjek yang lebih luas berdasarkan kapasitas ilmu pengetahuan yang
diambil oleh peneliti yakni Ilmu Hubungan Internasional yang mengambil subjek organisasi
Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Andi Amalia Pallawaruka mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar yang berjudul “Peran Organisasi
Save The Children dalam Penanganan Kasus Pekerja Anak di Indonesia”. Penelitian milik
Andi Amalia hampir mirip dengan penelitian yang diteliti penulis, kesamaannya terletak pada
subjek penelitian yaitu membahas mengenai peran organisasi internasional yaitu Save The
Children, namun perbedaannya terletak pada kedalaman objek penelitian yakni penulis
meniliti tentang kesejahteraan sosial anak di TPA Tamangapa Makassar sedangkan skripsi
milik Andi Amalia meneliti tentang pekerja anak yang cakupannya lebih luas yaitu di
Indonesia.
Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang berjudul “Kehidupan
Manggala Kota Makassar”. Skripsi ini dijadikan acuan oleh penulis untuk dapat
mengambarkan kondisi lingkungan sosial yang ada di TPA Tamangapa Makassar seperti
pada objek penelitian yang diambil penulis, namun lebih mengedepankan soal peran yang
METODE PENELITIAN
Seperti yang dikatakan seorang ahli bernama Jhon bahwa penelitian merupakan fakta
objektif dengan metode yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta-fakta tertentu
dan menghasilkan undang-undang/hukum tertentu.11 Maka dari itu penelitian ini bertujuan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, menurut Nazir dalam Buku “Contoh
Metode Penelitian”, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.12 Maka dari itu penulis
merasa metode deskriptif ini cocok dengan penelitian yang diambil oleh penulis dimana
penulis meneliti akan mendeskripsikan hubungan antara subjek dengan objek yang akan
diteliti.
11
Afi. (2019, April 7). Academia . Pengertian Rancangan Penelitain Menurut Para Ahli. Retrieved Mei 3, 2019,
from https://www.academia.edu/32377440/Pengertian_Rancangan_Penelitian_Menurut_Para_Ahli
12
idtesis.com. (2012, Januari 4). Pengertian dan Jenis Metode Deskriptif. Retrieved Mei 3, 2019, from idtesis:
https://idtesis.com/metode-deskriptif/
12
13
Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai pengamat partisipan, dimana penulis
yang meneliti tentang peran program Save The Children dalam meningkatkan kesejahteraan
sosial juga akan ikut menjalankan program tersebut dengan status sebagai volunteer.
organisasi internasional dalam menginkatkan kesejahteraan sosial anak ini berletak di kantor
organisasi Save The Children di Kompleks Azalea Blok A no. 47 Paropo, Panakukang,
Makassar dan untuk objek penelitian berletak di Jalan Tamangapa raya lebih tepatnya di TPA
Tamangapa Makassar.
Sumber data Primer didapatkan dengan melakukan pencarian data dan wawancara
kesejahteraan sosial anak di TPA Tamangapa, selain itu adapun data mengenai efektifitas
Sumber data sekunder didapatkan melaui kajian kepustakaan dengan membaca beberapa
jurnal, buku, media online yang terkait mengenai permasalahan peran organisasi internasional
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yakni menggunakan teknik
observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai
faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur
14
sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang
terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Teknik ini
digunakan oleh dikarenakan sumber data yang dipilih oleh penulis membutuhkan observasi
dilapangan untuk mengukur efektifitas program dari Save The Children dalam meningkatkan
berikut:
2. BAB II Menjelaskan tentang tinjauan empirik dan kerangka teoritis yang diambil oleh
3. BAB III Menjelaskan tentang bentuk program yang dilakukan Save The Children
4. BAB IV Penutup yang berisai simpulan dan saran-saran. Pada bagian akhir daftar
Afi. (2019, April 7). Academia . Pengertian Rancangan Penelitain Menurut Para Ahli. From
https://www.academia.edu/32377440/Pengertian_Rancangan_Penelitian_Menurut_Para
_Ahli
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: ANDI, 2003), hlm.18-19.
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 898.
idtesis.com. (2012, Januari 4). Pengertian dan Jenis Metode Deskriptif. From idtesis:
https://idtesis.com/metode-deskriptif/
NN. Pemulung Anak Bekerja dari Pagi Hingga Sore. Diakses melalui
https://www.stc.or.id/galangdana/brightmakassar
Romadhon Putra Setiyadi, Prilaku Kemandiriaan Anak Yatim setelah Lepas Pengasuhan
Panti Asuhan PKU Aisyiyah Cabang Blambangan Kecamatan Bawang Kabupaten
Banjarnegara, (Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2010),
hlm. 10.
Website resmi Save The Children. Dalam kolom Sejarah Save The Children. Diakses melalui
https://www.stc.or.id/about-us/our-history.