Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


Mata Kuliah : Antropologi-Sosiologi Pembangunan
Dosen : Prof. Dr. Badaruddin, M.Si.
Hari/Tanggal : Sabtu/04 April 2020

Tata Tertib Ujian:


a. UTS dilakukan secara daring menggunakan WA/E-mail.
b. Dosen akan mengirimkan soal UTS kepada mahasiswa lewat WA/E-mail.
c. Mahasiswa menjawab seluruh soal dalam bentuk Microsoft Word, dan membuat
nama file dengan Nomor Sesuai Absensi Mahasiswa disertai Nama Lengkap dan
NIM (Contoh: Nomor Absensi_Nama Lengkap_NIM).
d. Jawaban dikirim ke Email Staf Sekretariat Prodi S2/S3 Studi Pembangunan
(Saudara Rasyad) selambat-lambatnya pada hari Senin, 06 April 2020, Pukul
12.00 WIB (Alamat Email: m.rasyadghazali@gmail.com).
e. Jawaban yang melewati batas waktu yang ditetapkan tidak akan diberi penilaian.
f. Upayakan menjawab dengan kemampuan sendiri.

SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan dengan memberi contoh, beberapa isu pembangunan.
2. Modal sosial yang dimiliki masyarakat kita dewasa ini sedang mengalami
pelemahan. Berikan contohnya, dan jelaskan bagaimana cara untuk dapat
menumbuhkembangkan kembali modal sosial tersebut.
3. Bila Corporate Social Responsibility (CSR) dijalankan dengan baik oleh
perusahaan, sesungguhnya akan sangat berkontribusi dalam percepatan
pembangunan di Indonesia. Bagaimana menurut anda implementasi CSR yang
dapat berhasil maksimal untuk pemberdayaan masyarakat.
4. Berikan analisis kritis terhadap proses pembangunan yang sedang berjalan saat
ini, khususnya terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
5. Berikan analisis kritis saudara terhadap kebijakan Penanggulangan Penyebaran
Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia saat ini dari
Perspektif Modal Sosial (Social Capital).
Berikan pula saran tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk
penanggulangannya.
Jawaban

1. Teori pembangunan atau definisi pembangunan fisik dan pembangunan non fisik di dalam kehidupan
masyarakat. Halo sahabat MB dimana pun anda berada, di bawah ini saya akan memaparkan tentang
Teori Pembangunan yang berisikan pengertian pembangunan fisik dan pembangunan non fisik di dalam
kehidupan masyarakat. Semoga bagi kalian yang sedang membutuhkan artikel ini untuk sebagai syarat
melengkapi tugas sekolah, kuliah bahkan untuk tugas akhir/ skripsi agar dapat bermanfaat. Berikut ini
adalah penjelasannya.

* Pembangunan Fisik

Fisik dalam istilah pembangunan meliputi sarana dan juga prasarana pemerintahan seperti:

a. Jalan

b. Jembatan

c. Pasar

d. Pertanian dan

e. Irigrasi.

Kondisi fisik ini dapat berupa letak geografis, dan sumber-sumber daya alam. Letak geografis sebuah
desa sangat menentukan sekali percepatan didalam sebuah pembangunan. Letaknya strategis, dalam
arti tidak sulit untuk dijangkau akibat relif geografisnya. Kecepatan proses pembangunan dan
perkembangan suatu kelurahan juga sangat ditentukan oleh itensitas hubungannya dengan dunia luar,
mobilitas manusia dan budaya akan mempercepat perkembangan desa itu sendiri.

Menurut B.S Muljana (2001:3) pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah umumnya yang
bersifat infrastruktur atau prasarana, yaitu bangunan fisik ataupun lembaga yang mempunyai kegiatan
lain dibidang ekonomi, sosial budaya, politik daan pertahanan keamanan.

Sumber daya alam yang terdapat dimasing-masing desa. Dimana sebuah desa yang mempunyai
kekayaan sumber daya alam yang banyak dari pada desa-desa lainnya, sehingga untuk mengembangkan
atau dalam proses pembangunan desa akan jauh lebih baik dari pada desa yang sedikit mempunyai
sumber daya alam,atau tidak ada sama sekali.
* Pembangunan non fisik

Didalam pembangunan suatu wilayah bukan hanya melakukan program pembangunan yang bergerak
dibidang pembanguan fisik saja tetapi juga harus bergerak dibidang pembangunan non fisik atau sosial.
Bachtiar Effendi (2002:114) oleh karena itu, pembangunan hendaknya harus adanya keseimbangan
antara pembangunan fisik ataupun pembangunan non fisiknya. Yang menjadi bagian dari pembangunan
non fisik atau sosial yaitu :

a. Pembangunan manusia

b. Ekonomi

c. Kesehatan

d. Pendidikan.

Pembangunan non fisik berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia itu sendiri. Adapun
pembangunan antara lain pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan di bidang pendidikan,
pembangunan di bidang ekonomi dan lain sebagainya. Pembangunan non fisik mengedepankan
sumberdaya manusia, dikarenakan dengan adanya pembangunan non fisik menjadi dasar untuk
melakukan pembangunan fisik. Jangan sampai pembangunan bertumpu pada salah satu aspek saja,
tetapi pembangunan tersebut haruslah bersinergi satu sama lain.

Pembangunan non fisik dilakukan guna meningkatkan taraf dan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya, baik peningkatan dan kesejahteraan masyarakatnya dalam bidang pendidikan, kesejahteraan
masyarakat bidang kesehatan maupun kesejahteraan dalam bidang lainnya. Oleh karena itu peran
manusia dalam pembangunan nonfisik perlu diperhatikan.

Usaha dibidang pembangunan non fisik dapat dijalankan dengan cara membimbing atau guiding,cara
persuasi melalui telinga dan mata (audio visual), dan dapat dengan cara memberi stimulasi. Ketiga cara
tersebut dilakukan agar masyarakat dapat tergugah untuk menimbulkan daya gerak serta dapat
memberikan contoh konkrit pembangunan yang sebenarnya, sehingga pembangunan dapat berjalan
dengan baik.

Kondisi non fisik terdiri dari atas aspek-aspek sosial budaya politik, dan religi. Aspek sosial budaya dalam
arti sempit merupakan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang hidup dalam masyarakat yang masih
ditaati. Misalnya kegiatan gotong royong,yang merupakan kekuatan berproduksi dan kekuatan
membangun atas dasar kerja sama dan saling berpengertian. Dimana gotong royong yang dilakukan
sebuah desa tidak hanya terbatas pada kerja sama dibidang pertanian saja, tetapi juga mencakup bidang
pembangunan rumah dan lain sebagainya. Itulah Teori pembangunan atau definisi pembangunan fisik
dan pembangunan non fisik didalam kehidupan masyarakat.

2. Pembangunan identik dengan modernsasi yang membuat negara-negara dunia

ketiga harus masuk dalam sistem dunia dengan menjadikan negara-negara dunia

pertama sebagai porosnya. Indonesia masuk dalam lingkaran modernisasi, dan

yang dilakukan selama ini adalah menjadikan pembangunan sebagai kemajuan

negara. Untuk itu, dalam pembahasan sebelumnya dapat menarik kesimpulan:

1. Pembangunan ekonomi dengan pembangunan sosial semestinya sejalan

beriringan. Untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam mensukseskan

pembangunan nasional harus berpihak pada manusianya sebagai pelaku

pembangunan, dengan meningkatkan sumberdaya manusianya (SDM)

melalui upaya-upaya kesejahteraan sosial. Konsep kapital sosial sangat

diperlukan dalam menyusun kebijakan nasional, sebab pertumbuhan

suatu negara salah satunya dapat dilihat dari kapital sosialnya.


2. Secara umum modal sosial didefiniskan sebagai informasi, kepercayaan, dan

norma-norma timbal-balik yang melekat dalam suatu sistem jaringan sosial

(Saharudin, 2000: 20). Dalam konteks kehidupan masyarakat, konsep modal sosial

dapat menjelaskan relasi-relasi sosial dan norma-norma yang bekerja dalam suatu

struktur sosial untuk melihat perkembangan suatu masyarakat. Modal sosial dapat

memungkinkan terciptanya kemakmuran ekonomi yang dikaitkan dengan isu-isu pembangunan di suatu
Negara, terutama Negara-negara berkembang.

Praktek-praktek dalam pengembangan keuangan mikro di beberapa institusi

sosial di pedesaan merupakan contoh dari penerapan modal sosial yang lebih

konkrit. Putnam (Ibid: 163) melihat bahwa the Javanese “arisan" is commonly viewed

by its members less as an economic institution than a broadly social one whose main purpose

is the strengthening of community solidarity. Di daerah pedesaan pada umumnya

membentuk asosiasi-asosiasi kredit bergulir sebagai suatu lembaga ekonomi

sederhana, dimana aturan-aturan mengenai mekanisme pelaksanaannya ditentukan


oleh komunitas sendiri, dan inilah mekanisme untuk memperkuat kapasitas sosial

ekonomi masyarakat desa dalam bentuk konkrit.

Arisan merupakan komunitas yang dibentuk oleh sekelompok orang yang

memiliki kegiatan mengumpulkan uang secara teratur dalam jumlah dan periode

tertentu yang hasilnya diberikan kepada anggota kelompok yang dinyatakan sebagai

pemenang yang biasanya dilakukan dengan jalan pengundian. Dalam budaya

arisan, setiap kali salah satu anggota kelompok dinyatakan sebagai pemenang

dalam pengundian, maka pemenang tersebut memiliki kewajiban untuk menggelar

pertemuan asrisan pada periode berikutnya. Mekanisme di dalam Arisan

ditentukan sendiri oleh anggota kelompok dengan mengedepankan prinsip gotong

royong, kekeluargaan, kepercayaan, dan norma-norma yang berlaku dalam

masyarakat tersebut, sehingga mereka mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan

arisan tersebut, yaitu menguatkan kapasitas sosial dan ekonomi komunitas.


Dalam perkembangannya, Arisan tidak hanya dalam bentuk uang saja. Di

beberapa pedesaan di Indonesia, para petani juga melakukan arisan dalam bentuk

tenaga ketika menjelang musim panen atau tanam. Petani yang tergabung dalam

kelompok-kelompok tani dalam satu desa melakukan arisan tenaga untuk meringankan pengeluaran
biaya-biaya material yang dikeluarkan ketika musim itu

datang. Setiap kelompok tani bekerja secara bergiliran menggarap hamparan lahan

kolompok tani, dan kelompok tani yang sudah digarap lahannya memberikan

sumbangan tenaga yang tidak berbeda. Solidaritas kelompok tani sebagai suatu

komunitas kecil tampak melalui aksi-aksi kebersamaan, relasi yang setara, dan

saling percaya antar anggota kelompok dengan kelompok tani lainnya. Setiap

komunitas ini bekerjasama secara efektif dan efisien untuk memperoleh manfaat

ekonomis dalam mengelola lahan pertanian masing-masing.

Pada dasarnya, kebijakan sosial yang dibuat oleh pemerintah bertujuan


untuk menanggulangi kemiskinan. Keberadaan program JPS dalam

memberdayakan masyarakat dipengaruhi faktor kebijakan yang tidak

tepat. Hal ini disebabkan oleh pembangunan nasional hanya

mengedepankan pembangunan ekonomi sehingga ketika ekonomi dunia

mengalami penurunan (resesi), Indonesia terkena dampaknya, dan

mengakibatkan krisis multi dimensi yang cukup hebat sampai ke daerah-

daerah di Indonesia.

3. Pembangunan sosial lebih memfokuskan diri pada masyarakat yang lebih

luas. Pembangunan sosial berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan

sosial semua warga negaranya. Program-program sosial ekonomi seperti

JPS dan Inpres Desa Tertinggal (IDT) merupakan bagian dari pembangunan sosial yang menyentuh
semua warga negara dalam

menanggulagi kemiskinan di pedesaan maupun diperkotaan yang di


dalamnya terdapat upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan sosial

3. Dengan demikian, perusahaan perlu

memandang positif program CSR, bukan saja

karena CSR adalah perintah undang-undang, namun

juga manfaat CSR bagi keberlanjutan perusahaan

itu sendiri. Berdasarkan Emanuel, jika perusahaan

melakukan CSR dengan baik, dengan ikhlas, dan

dengan semangat pembangunan nasional, maka

perusahaan akan memetik keuntungannya pada

jangka panjang. Jika perusahaan melakukan

program-program pemberdayaan yang positif dan

bermanfaat bagi masyarakat, maka masyarakat

akan melihatrnya sebagai kebaikan, sehingga


perusahaan akan dipercaya oleh mitra usahanya.

Ketika perusahaan memberikan bantuan dan

kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk menjadi

lebih maju, lebih berdaya, dan lebih sejahtera,

maka kredibilitas perusahaan akan meningkat dan

sebagai konsekuensinya keuntungan bisnis juga

akan meningkat.

Meskipun CSR adalah tugas perusahaan, namun

bukan berarti pihak negara bisa lepas tangan begitu

saja. Pemerintah perlu terus melakukan pemantauan

dan pembinaan serta melakukan penegakan hukum

bagi perusahaan yang tidak mematuhi UU No.


40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan

UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal, di mana Pemerintah perlu menjaga good

will untuk mendekatkan hubungan perusahaan

dengan masyarakat di tempat mereka beroperasi.

Sedangkan DPR RI juga perlu menggunakan

otoritasnya sebagai legislator dan pengawas

dalam rangka menjaga kelangsungan program

CSR bagi kepentingan masyarakat. DPR RI perlu

terus mengimbau Pemerintah agar memerhatikan

masalah CSR, memastikan CSR dilakukan dengan

benar oleh perusahaan, dan menindak perusahaan

yang tidak mematuhi ketentuan CSR. Selain


itu DPR RI juga perlu terus membuka ruang dan

menampung aspirasi baik bagi perusahaan maupun

masyarakat sekitar perusahaan terkait program

CSR di wilayahnya.

Karena partisipasi masyarakat merupakan

keharusan bagi kesuksesan penyelenggaraan

CSR, maka Pemerintah perlu ikut mendorong

terselenggaranya CSR yang tepat sasaran,

dalam hal ini pemerintah perlu memiliki data

kemasyarakatan yang akurat dan aktual, sehingga

berbagai bantuan dapat diterima oleh masyarakat

yang berhak. Sedangkan DPR RI perlu mendorong


terwujudnya program CSR yang bermanfaat

bagi masyarakat luas, sehingga DPR RI perlu

mengawasi pelaksanaan pendataan dan distribusi

bantuan program CSR, agar program tersebut dapat

memberdayakan masyarakat dan meningkatkan

kesejahteraan mereka.

Dengan penyelenggaraan CSR secara benar dan

tepat sasaran, diharapkan perusahaan bukan saja

mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat,

namun juga memiliki andil yang berarti bagi

perwujudan kesejahteraan masyarakat. Dengan

demikian, perusahaan telah menyumbangkan

sebagian keuntungannya bagi pemberdayaan


masyarakat, yang pada akhirnya akan mengantar

masyarakat pada tingkat kesejahteraan yang

lebih baik. Dengan demikian, perusahaan ikut

berjasa dalam pembangunan nasional khususnya

pemberdayaan masyarakat.

Penutup

Simpulan

Program CSR merupakan suatu kewajiban

yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk

kepentingan masyarakat sekitar, namun dalam

kenyataan hingga kini CSR belum berjalan

sebagaimana mestinya. Banyak CSR tidak tepat


sasaran yang akhirnya berdampak konflik antara

perusahaan dan masyarakat.

Evaluasi merupakan hal penting yang harus

dilakukan untuk keberlanjutan perusahaan,

hubungan baik perusahaan dan masyarakat, serta

peran perusahaan dalam pembangunan nasional.

Dalam rangka evaluasi, diperlukan pemahaman dan

pemetaan masyarakat, di mana perusahaan perlu

mengenali secara baik dan cermat tentang kondisi

masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian,

diharapkan perusahaan dapat memutuskan program

CSR yang tepat untuk pemberdayaan.

Masyarakat merupakan subjek (dan bukan


objek) dalam implementasi CSR, sehingga

masyarakat harus didengar dan dilibatkan dalam

berbagai langkah implementasi CSR Perusahaan.

Saran

Perusahaan perlu terus mencermati pentingnya

membuat program CSR yang tepat bagi masyarakat

sekitar. Ketepatan program CSR sangat penting,

karena relevansi bantuan akan menentukan

keberhasilan CSR yang akhirnya akan berujung

pada kesejahteraan masyarakat.

Perusahaan perlu terus melakukan evaluasi

terhadap program CSR, agar upaya pemberdayakan


masyarakat terus meningkat kualitasnya.

Masyarakat sebagai subjek pemberdayaan perlu

terus didorong untuk perduli terhadap perusahaan,

dengan cara bersikap responsif dan partisipatif

terhadap berbagai bantuan dan kesempatan yang

diberikan melalui program CSR.

4. Apabila koruptor dikenakan tindak pencucian uang seperti Ahmad Fathanah, bisa sedikit mengurangi
korupsi. Masa euforia masih terjadi, banyak partai didukung oleh jaringan preman entah lokal atau
nasional, membutuhkan biaya operasional yang besar untuk kampanye, maka hampir setiap pejabat
publik mencari cara untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan untuk biaya preman.Sebagian
besar oknum TNI dan polisi turut terlibat didalamnya. Wajib militer akan mengurangi korupsi secara
signifikan." Sigit Bani Prabowo, Klaten.

"Korupsi seperti tidak ada habis-habisnya, calon koruptor baru terus tumbuh dengan usia yang lebih
muda. Dalam sistem birokrasi, para birokrat muda mencontoh para pendahulunya seolah korupsi
menjadi hal yang lumrah. Tidak ada semangat penolakan dari mereka. Kemana nilai-nilai kebaikan yang
mereka peroleh dari proses pendidikan yang telah mereka lalui selama ini? Jika ini terus terjadi, proses
pemberantasan korupsi seperti "menggarami air laut". Sjafruddin Seuriget, Langsa, Aceh.

"Yang jelas budaya malu sudah tidah ada lagi di negeri ini. Mereka (para pejabat) yang notabene dipilih
rakyat sudah tidak menghiraukan nasib rakyat, mereka hanya mementingkan diri sendiri (dan
golongannya). Cara paling mudah menghilangkan korupsi di negeri ini adalah memberikan hukuman
dengan memiskinkan yang bersangkutan dan menyuruh mengembalikan uang hasil korupsi dan di
penjara digabungkan dengan para maling ayam dan para pembunuh. Kusdiyanto, Pemalang.
"Diangkat sebagai seorang pejabat itu bukan untuk melaksanakan tanggungjawab, tapi adalah sebagai
kesempatan untuk mengembalikan modal yang sudah dihabiskan untuk mencapai posisi itu, plus
keuntungan yang diimpikan. Namanya juga aji-aji mumpung. Makanya banyak pejabat yang kurang
becus pada bidangnya, malah sibuk dengan menumpuk kekayaan. Andaikan becus kerja pun juga untuk
sekedar membangun citra diri, agar nanti terpilih lagi." Irwan Rosyadi, Washington DC.

Efek jera

"Sederhana, karena hukum tunduk pada politik. Penegakan hukum yang setengah hati menjadikan
negeri ini sebagai surga bagi koruptor. Selain itu, mantan narapidana korupsi ketika kembali
kemasyarakat masih mendapat posisi terhormat. Tidak ada sanksi sosial dari masyarakat." Irwan Ali,
Makassar.

"Karena dalam memilih anggota dewan, rakyat pemilih latar pendidikannya banyak yang rendah jadi
tidak mengetahui siapa yang dipilih." Saleh Alhasini, Surabaya.

"Karena hukumannya terlalu ringan sehingga tidak ada efek jera." Doan Masengi, Manado.

"Karena hukumannya ringan banget. Maling sandal atau maling miliaran/triliunan hukumannya podo
wae alias sama saja. Sistem wani piro harus segera diberantas tuntas." Gun Smoker, BBC Indonesia di
Facebook.

"Korupsi kan sudah menjadi budaya kalau sudah tidak ada yang masuk penjara berarti bukan budaya lagi

5. Dampak pandemi COVID-19 diperkirakan lebih besar dari krisis keuangan global seperti yang terjadi di
tahun 2008. Bahkan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memperkirakan
bahwa ekonomi dunia hanya akan tumbuh 1.5% pada tahun ini jika pandemi ini berlanjut dan
memburuk.

Terganggunya ekonomi negara-negara mitra dagang Indonesia, belum lagi masalah ekonomi domestik
sendiri yang terhambat, tentu perkembangan ekonomi dalam negeri akan terganggu.
Dengan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Indonesia, sebagai peneliti di bidang analisis
pengambilan keputusan dan analisis kebijakan publik saya membuat empat analisis skenario dampak
ekonomi dari wabah virus ini.

Analisis skenario merupakan seni dan ilmu yang merumuskan cerita yang terpikirkan dan yang belum
terpikirkan untuk membantu masa depan, dengan mengambil pelajaran dari masa lalu. Analisis skenario
sendiri termasuk dalam ilmu pengambilan keputusan dan perencanaan dalam studi ekonomi.

Dalam konteks ini analisis skenario bukanlah cara untuk meramal apa yang akan terjadi, melainkan
memberikan beberapa alternatif skenario yang mungkin terjadi untuk membantu pengambil keputusan
agar menyiapkan strategi yang tepat.

Terkait dengan wabah COVID-19, setidaknya ada dua faktor yang menentukan berapa skenario yang
dapat muncul. Kedua faktor tersebut adalah tingkat penyebaran di tingkat global dan tingkat
penyebaran di Indonesia.

Penyebaran wabah ini sayangnya belum bisa di kendalikan dan WHO pun sudah mengumumkan bahwa
COVID-19 adalah sebuah pandemi.

Indonesia kini telah memasuki kondisi wabah COVID-19 dan perkembangannya mengarah pada
peningkatan penularan secara eksponensial.

Data terakhir per 23 Maret, di seluruh Indonesia sudah ada 48 orang meninggal karena COVID-19 dan
total 514 orang yang sudah terjangkit, termasuk 29 yang sudah sembuh.

Berdasarkan dua faktor pendorong utama yang memiliki ketidakpastian tinggi ini, hanya dua dari empat
skenario yang saya buat masih relevan untuk kondisi saat ini:

Skenario Pulih Agak Lama


Skenario ini akan terjadi jika wabah COVID-19 dapat dikendalikan penyebarannya namun Indonesia
sudah terjangkiti. Pada skenario ini dampak terhadap perekonomian (produksi dan pariwisata)
berlangsung lebih lama (sampai Indonesia berhasil menghentikan penularan wabah covid-19), dampak
terhadap fiskal atau pendapatan negara dan pertumbuhan ekonomi kecil sampai sedang.

Skenario Terburuk

Skenario ini terjadi jika wabah COVID-19 tidak terkendali sehingga berkembang menjadi pandemik dan
Indonesia terjangkiti dengan perkembangan wabah berlangsung secara eksponensial. Pada skenario ini
dampak terhadap perekonomian (produksi dan pariwisata) cukup signifikan, begitu pula dampak
terhadap fiskal dan pertumbuhan ekonomi akan cukup besar.

Yang pemerintah harus lakukan dalam skenario terburuk

Krisis yang timbul akibat COVID-19 sangat berbeda dengan krisis ekonomi dan keuangan yang selama ini
sering terjadi, karena krisis ini dipicu oleh wabah yang menghambat kegiatan perekonomian.

Untuk itu protokol penanganan krisis ekonomi dan keuangan yang ada tidaklah memadai menghadapi
kondisi terburuk, karena yang perlu ditangani terlebih dahulu bukanlah masalah keuangan tetapi
penyebab utamanya. Pemerintah perlu terlebih dahulu mencegah penyebaran COVID-19.

Pemerintah perlu menyiapkan protokol atau strategi yang tidak lazim untuk menghadapi berbagai
skenario eksploratif (plausible scenario).

Kementerian keuangan telah menyiapkan beberapa skenario menghadapi krisis wabah COVID-19,
beberapa diantaranya adalah menambah hutang negara untuk menambal defisit anggaran dan
pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran untuk membantu menjaga pertumbuhan ekonomi yang
akan terdampak jika dilakukan karantina.

Dalam kondisi ini respons kebijakan yang dapat dan perlu ditempuh antara lain:

melakukan karantina pasien di wilayah yang sedang dilanda wabah,

melarang aktivitas di luar rumah bagi seluruh warga kecuali jika sangat perlu dilakukan,
menjaga ketersediaan kebutuhan pokok,

menyiapkan cara-cara mendistribusikan bahan kebutuhan pokok,

memastikan anggaran untuk jaring pengaman sosial yaitu bantuan bagi masyarakat yang rentan akibat
wabah ini.

Kelompok masyarakat yang paling rentan tidak hanya yang selama ini masuk ke dalam Program Keluarga
Harapan tetapi juga kelompok masyarakat yang kehilangan pendapatan seperti pegawai harian lepas
yang diberhentikan, pedagang kecil yang kehilangan penghasilan, termasuk perlindungan bagi tenaga
medis yang berhadapan langsung menangani pasien COVID-19.

Terlepas dari perkembangan wabah yang cukup memprihatinkan, waspada menyiapkan diri untuk
kondisi terburuk akan dapat menjamin hasil yang terbaik

Anda mungkin juga menyukai