0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan6 halaman
Teks tersebut merupakan soal ujian profesi kependidikan yang membahas beberapa pertanyaan seperti cara mengoptimalkan peranan guru di desa, apakah guru sudah masuk standar professional, fungsi profesi kependidikan, pengertian dan ciri-ciri profesi, serta arti belajar sepanjang hayat bagi calon guru.
Teks tersebut merupakan soal ujian profesi kependidikan yang membahas beberapa pertanyaan seperti cara mengoptimalkan peranan guru di desa, apakah guru sudah masuk standar professional, fungsi profesi kependidikan, pengertian dan ciri-ciri profesi, serta arti belajar sepanjang hayat bagi calon guru.
Teks tersebut merupakan soal ujian profesi kependidikan yang membahas beberapa pertanyaan seperti cara mengoptimalkan peranan guru di desa, apakah guru sudah masuk standar professional, fungsi profesi kependidikan, pengertian dan ciri-ciri profesi, serta arti belajar sepanjang hayat bagi calon guru.
OLEH SINTA M PASARIBU 2203111012 DOSEN PENGAMPU Dra. Nur Mariani, M. Pd
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, JUNI 2021 1. Bagaimana cara mengoptimalkan peranan guru di desa-desa yang berkaitan dengan faktor- faktornya? Jawab: Untuk mengoptimalkan peran guru di desa yang berkaitan dengan faktor-faktornya yaitu kita harus melihat dulu faktor-faktor apa saja yang berkaitan erat. Faktor-faktor yang berkaitan dengan mengoptimalkan peranan guru didesa-desa ada beberapa faktor yaitu: a. Faktor guru: yang paling utama dalam tercapainya kompetensi keprofesionalan yaitu guru harus mampu menguasai materi dengan baik. Guru yang mengajar di desa juga harus mempunyai semangat mengajar dan menguasai materi dengan baik. sehingga anak-anak sekolah yang ada di pedesaan tidak ketinggalan materinya dengan yang dikota. b. Faktor sarana dan prasarana: seperti diketahui fasilitas sarana dan prasarana di sekolah pedesaan banyak yang kurang. Disini untuk penanggulangannya guru harus kreatif dalam mengajar. Misal untuk memperaktikan hukum archimedes dalam pelajaran fisika jika tidak ada alat peraganya, guru dapat membuat alat dengan sederhana yaitu denagn mencelupkan telur di dalam air biasa dan air yang diberi garam. Maka akan terlihat hukum archimedes tentang benda tenggelam, melayang , dan terapung. sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. walaupun sarananya kurang, itu tidak menghambat peranan seorang guru jika gurunya kreatif. c. Faktor kepala sekola: di sini kepala sekolah juga termasuk kedalam faktor-faktor mengoptimalkan peranan guru. Kepala sekolah juga harus kreatif dalam membuat program- program untuk sekolah yang dipimpinnya dan menjalankan program-progam tersebut dengan baik. sehingga sekolahnya dapat maju dan tidak tertinggal dengan sekolah yang di kota 2. Apakah seorang guru di Indonesia sudah masuk ke dalam standar professional dalam mengajar peserta didik? Jawaban ; Sudah! Alasannya, pemerintah sudah menjamin guru. Melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen. Dalam undang-undang tersebut sangat jelas disebutkan bagaimana guru itu adalah pekerjaan professional. Banyak pasal-pasal yang menegaskan guru adalaha pendidik professional. Pasal 1, pasal 8, pasal 9, pasal 7 juga menyatakan “Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksakan berdsarkan prinsip. Antara lain memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, idealism, serta memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya juga ditegaskan adalah jaminan perlindungan hukum dalam menjalakan tugas keprofesionalan dan memiliki organisasi profesi seperti PGRI dan memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja seperti sertifikasi guru. Ada kode etik yang mengatur. Dan semua tentang guru diatur serta memiliki standar seperti melalui pendidikan yang tinggi melalui program sarjana, atau program diploma empat. Saat ini juga ada program profesi guru (PPG). Semua itu menjelaskan bahwa guru adalah profesi dan jelas standarnya. 3. Jelaskan fungsi profesi kependidikan Jawab : 1. Fungsi Pemersatu Abin Syamsuddin, 1999 : 95, yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Abin Syamsuddin, 1999 : 95), yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik, para profesional terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi yang diembannya. Secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari semakin kompleks.
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional
Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi: Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan. Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31 ; ayat 4 dinyatakan bahwa : Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa. Abin Syamsuddin (1999 : 70) dijelaskan bahwa kompetensi merupakan kecakapan atau kemampuan mengerjakan kependidikan. Menurut Johnson (Abin Syamsuddin (1999 : 72) kompetensi dibangun oleh 6 perangkat kompetensi berikut ini. a. Performence component b. Subject component c. Professional component d. Process component e. Adjustment component f. Attidudes component 4. Jelaskan pengertian profesi beserta ciri cirinya Jawab : Hakikat Profesi Profesi melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu : profesi, profesionalitas, profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme (Abin Syamsuddin Makmun, 1999). Profesi menunjuk pada suatu pelayanan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadapnya (Dedi Supriadi, 1998 : 95). Profesionalitas menunjuk pada kualitas atau sikap pribadi individu terhadap suatu pekerjaan. Profesional menunjuk pada penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya dan menunjuk pada orangnya itu sendiri. Profesionalisasi menunjuk pada proses menjadikan seseorang sebagai profesional. Profesionalisme menunjuk pada (a) derajat penampilan seseorang sebagai profesional; tinggi, rendah sedang, dan (b) sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang paling ideal dari kode etik profesinya. Public Trust atau kepercayaan masyarakat (Bigs dan Blocher, 1986 : 7). Kepercayaan masyarakat yang menjadi penopang suatu profesi didasari oleh tiga perangkat keyakinan. Pertama, kepercayaan masyarakat terjadi dengan adanya suatu persepsi tentang kompetensi. Kedua, adanya persepsi masyarakat bahwa kelompok-kelompok profesional mengatur dirinya dan lebih lanjut diatur oleh masyarakat berdasarkan minat dan kepentingan masyarakat. Ketiga, persepsi yang melahirkan kepercayaan masyarakat itu ialah anggota-anggota suatu profesi memiliki motivasi untuk memberikan layanan kepada orang-orang dengan siapa mereka bekerja. Oemar Hamalik (1984 : 2) sampai pada suatu kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka. Suatu profesi mengandung unsur pengabdian (Oemar Hamalik, 1984 : 3) menurutnya, suatu profesi bukanlah dimaksudkan untuk mencari keuntungan materi belaka, melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian seorang profesional menunjuk pada pengutamaan kepentingan orang banyak daripada kepentingan diri sendiri. Ciri-Ciri Profesi Erik Hoyle (1969 : 80-85) mengemukakah enam ciri profesi, yaitu: a. A profession performa an esential social service (suatu profesi menunjukkan suatu pelayanan sosial) b. A profession is founded up on a systematic body of knowledge (suatu profesi didasari oleh tubuh keilmuan yang sistematis); c. A profession requires a lengthy periode of academic and practical Training (suatu profesi memerlukan suatu pendidikan dan latihan dalam periode waktu yang cukup lama); d. A profession has a light degree of autonomy (suatu profesi memiliki otonomi yang tinggi); e. A profession has a code of ethics (suatu profesi memliki kode etik); f. A profession gengerat in service growth (suatu profesi berkembang dalam proses pemberian layanan). 5. Apa maknanya belajar sepanjang hayat bagi calon guru? Jawab: Belajar merupakan cara untuk seseorang mendapatkan suatu pengetahuan baru yang akan selalu berguna untuk kehidupan.Belajar memang tidak selalu fokus untuk di ruangan kelas, membaca buku, sekolah atau tempat pendidikan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari dari sebelumnya dapat dilihat bahwa hakikatnya orang belajar sepanjang hidup dan hidup untuk belajar, meskipun dengan cara yang dan melalui proses yang tidak sama. Jelasnya tidak ada batas usia yang menunjukan tidak memungkinkannya orang untuk belajar. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa perlu untuk mempertahankan hidup dan kehidupan dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam sekitar yang selalu berubah, untuk itulah manusia juga merasa perlu untuk melakukan perubahan. Sepanjang hidup manusia memang tidak pernah berada di suatu keadaan diam. Mereka dinamis untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, kreatif, dan inovatif terhadap diri sendiri maupun kemajuan zaman. Dengan kata lain, pendidikan itu merupakan bagian integral dari hidup itu sendiri. Prinsip pendidikan seperti itu mengandung makna bahwa pendidikan itu lekat dengan diri manusia, karena itu manusia dapat terus menerus meningkatkan kemandiriannya sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat, meningkatkan rasa pemenuh maknaan dan terarah untuk aktualisasi diri. Pendidikan sepanjang hidup (PSH) bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan suatu proses yang berlangsung selama hidup. Comenius mencetuskan konsep pendidikan bahwa pendidikan adalah untuk menyiapkan persiapan yang lebih berguna di akhirat nanti. PSH didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan pengstrukturan pengalaman pendidikan.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional