Anda di halaman 1dari 8

PROFESI KEGURUAN

Rivan Yanuar
1601621027
Profesi Keguruan
A. Pengertian Profesi
Istilah profesi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Guru, dokter, polisi, tentara
merupakan beberapa contoh sebutan untuk sebuah profesi. Guru harus menjalani proses
pendidikan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas profesionalannya. Antara profesi,
profesional, proesionalisme, profesionalitas dan profesionalisme mempunyai pengertian yang
saling berkaitan satu sama lain. Djam’an Satori menyatakan bahwa “Profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya”. Artinya,
suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Orang yang menjalankan suatu profesi harus mempunyai keahlian khusus dan
memiliki kemampuan yang didapat dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut. Menurut
Djam’an Satori, “Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang
suatu profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Menurut Djam’an Satori,
menyebutkan “Profesionalisme menunjuk pada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalannya dan terusmenerus mengembangkan strategi-
strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya”.
Djam’an Satori , menyebutkan tentang profesionalitas sebagai berikut:
Profesionalitas, di pihak lain, mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka
melakukan pekerjannya”. Jadi seorang profesonal tidak akan mau mengerjakan sesuatu yang
memang bukan bidangnya.  Menurut Djam’an Satori, menyatakan bahwa profesionalisasi
adalah: Profesionalisasi, menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan
para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai
suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan
profesional (profesional development), baik dilakukan melalui pendidikan atau latihan.
Menurut Djam’an Satori, profesi mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
a. Standar unjuk kerja                                                                                             
b. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar
kualitas akademik yang bertanggung jawab
c. Organisasi profesi
d. Etika dan kode etik profesi
e. Sistem imbalan
f. Pengakuan dari masyarakat  
2. Pengertian Profesi Guru           
Guru adalah sosok pendidik yang sebenarnya. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
3. Kriteria Profesional Keguruan
Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai
suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional, (hasil lokakarya pembinaan
Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung) dalam Oemar Hamalik sebagai berikut:

a)      Fisik - Sehat jasmani dan rohani. - Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan
ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.
b)       Mental/kepribadian - Berkepribadian/berjiwa Pancasila. - Mampu menghayati GBHN. -
Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik. - Berbudi
pekerti yang luhur. - Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara
maksimal. - Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa.
c)      Keilmiahan/pengetahuan - Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi. -
Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya
sebagai pendidik. - Memahami, menguasai serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan
diajarkan. - Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidangbidang yang lain. - Senang
membaca buku-buku ilmiah.
d)      Keterampilan - Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar. - Mampu
menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional,
behavior, dan teknologi. - Mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP). -
Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai
tujuan pendidikan. - Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.
4. Sasaran sikap professional guru:
a)      Sikap terhadap perundang-undangan
b)      Sikap terhadap organisasi
c)      Sikap terhadap teman sejawat
d)     Sikap terhadap peserta didik
e)      Sikap terhadap tempat kerja
f)       Sikap terhadap pemimpin
g)      Sikap terhadap pekerjaan
B. Kompetensi Profesi Keguruan
1. Pengertian Kompetensi
Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10 yang
dikutip dari Mulyasa, disebutkan “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Menurut Johnson dalam Syaiful Sagala,
dijelaskan bahwa “Kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Pengertian tersebut menandung arti
bahwa kompetensi adalah suatu keharusan yang wajib dimiliki oleh sebuah
profesi”. Rumusan kompetensi menurut Syaiful Sagala tersebut mengandung tiga aspek
yaitu:

a. Kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan


yang menjadi ciri dan karakteristik seseorang dalam menjalankan tugasnya. 
b. Ciri dan karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu tampil nyata
dalam tindakan, tingkah laku dan unjuk kerjanya.
c. Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi suatu kriteria standar kualitas tertentu. aspek ini
merujuk pada kompetensi sebagai hasil (output  dan atau outcome) dari unjuk kerja.

2. Jenis Kompetensi Keguruan


Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen  Pasal 8 menyatakan bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Selanjutnya Pasal 10 ayat (1) menyatakan Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.  Sedangkan menurut,
PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, Ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10, Ayat 1,
menyatakan “Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
(a) kompetensi pedagogik, Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 
(b) kompetensi kepribadian, Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat
(3) butir b dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
(c) kompetensi profesional, Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir c dikemukakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
(d) kompetensi sosial, Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir
d dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
C. Faktor pendidik
1. Tugas dan Peranan Pendidik                
            Pendidik baik itu orang tua, pengajar atau guru dan pula pemimpin/pemuka
masyarakat, sebenarnya adalah perantara dan penghubung aktif yang menjembatani antara
anak didik dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Tanpa pendidik, tujuan
pendidikan manapun yang telah dirumuskan tidak akan dapat dicapai oleh anak didik.tugas
pendidik itu dapat dikelompokkan dalam :
a). Tugas Educational ( Pendidikan )
Dalam hal ini pendidik mempunyai tugas memberi bimbingan yang lebih banyak
diarahkan pada pembentukan “kepribadian” anak didik, sehingga anak didik akan menjadi
manusia yang mempunyai sopan santun tinggi,mengenai kesusilaan, dapat menghargai
pendapat orang lain, mempunyai tanggung jawab, rasa terhadap sesama, rasa sosialnya
berkembang dan lain-lain.
b). Tugas Intructional ( Pengajaran )
            Dalam tugas ini kewajiban pendidik dititik beratkan pada perkembangan kecerdasan
dan daya intelektual anak didik, dengan tekanan perkembangan pada kemepuan kognitif,
kemampuan efektif dan kemampuan psikomotorik, sehingga anak dapat menjadi manusia
yang cerdas sekaligus juga terampil.
c). Tugas Managerial ( Pemimpin )
            Yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang
terkait. Menyangkut paya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan,
partisipasi atas program pengelolaan pelaksanaan yang dilakukan meliputi : personal atau
anak didik, yang lebih erat berkaitan dengan pembentukan kepribadian anak.
            Guru dalam proses pembelajaran merupakan peranan yang penting, peranan guru itu
belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, tape recorder, internet, sikap,
sisitem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan keteladanan, yang diharapkan dari hasil proses
pebelajaran, yang tidak dapat dicapai kecuali melalui pendidik.
            Demikianlah gambaran betapa pentingnya peranan guru dan betapa beratnya tugas
dan tanggung jawab guru, terutama tanggung jawab moral untuk digugu dan ditiru. Di
sekolah seorang guru dipandang sebagai suri tauladan bagi setiap warga masyarakat.[5]

2. Kriteria Seorang Pendidik


            Mendidk ialah tugas yang penuh resiko dan tanggung jawab. Sebagai jabatan
seyogiyanya tugas itu diserahkan kepada mereka yang memiliki watak dan kesenangan
bekerja untuk orang lain. Banyak persoalan-persoalan yang harus dipecahkan untuk
menentukan apakah seseorang sanggup dan sesuai untuk menjabat tugas pendidik tersebut.
Antara lain mengenai hal-hal seperti sifat-sifat kepribadian manakah yang perlu dimiliki
untuk menjadi pendidik yang berhasil, pendidikan apa ynag harus ditempuh serta syarat-
syarat lainnya untuk dapat berwenang sebagai pendidik.
        Orang tua sebagai pendidik sudah jelas telah memiliki syarat-syarat umum ini, karena
tidak
Yang pertama adalah keadaan jasmani calon pendidik seperti kesehatan dan tidak ada
terdapat cacat jasmani yang mencolok. Gangguan-gangguan penginderaan bentuk dan postur
badan perlu diperhatikan pula. Suara dan kecakapan menggunakan bahasa mestilah
memenuhi syarat.
            Sebagai syarat kejiwaan, maka seorang calon pendidik harus memenuhi syarat yaitu :
a.       Bakat dan keinginan untuk menjadi pendidik dan atas dasar bakat itu mengalami
pembinaan yang teratur melalui pendidikan guru.
b.      Mempunyai sifat-sifat kepribadian yang baik menurut nilai-nilai moral.
c.       Peramah, periang, memiliki perasaan luhur dan optimis.
d.      Pribadinya terbuka, mudah berteman dengan siapa saja.
e.       Memiliki kesenagan bergaul dan mencintai anak-anak.
f.       Cepat mengambil keputusan dan bijaksana, pandanganya tajam dan kreatif.
g.      Lincah gerak-geriknya, gagah dan rapi serta menyenagi kesederhanaan.

Di samping adanya bakat dan panggilan hati nuraninya untuk menjadi guru, maka
kelancaran pelaksanaan tugasnya kelak akan lebih terjamin apabila ia dididik dan dilatih di
lembaga pendidikan pendidikan guru. Hal ini diperlukan karena seorang guru harus memiliki
pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan sesuai dengan bidang tugas yang
menjadi wewenangnya. Karena itu ia harus memilki persiapan-persiapan.
a.       Memiliki ilmu dan kecakapan-kecakapan yang akan diajarkannya.
b.      Memilki pengetahuan-pengetahuan pelengkap guna memperluas pandangannya.
c.       Memiliki ilmu-ilmu sebagai alat dalam bidang pendidikan dan keguruan.
Selanjutnya untuk pengembangan karirnya sebagai pendidik maka dari seorang guru juga
dituntut syarat-syarat :
a.  Menyadari bahwa tugasnya adalah pengabdian
b. Selalu mengikuti perkembangan zaman dan perubahan-perubahan di lingkungannya.
c. Bersedia belajar sendirinterus menerus dengan system studi lanjutan ( In- servicen Training)
misalnya mengikuti ceramah, penataran dan sebagainya.
d.  Bersedia mengakui kelemahan-kelemahan, bersedian dikritik serta bersedia menerima saran-
saran
e.    Selalu melakukan penelitian terhadap setiap kegiatan dan situasi termasuk dirinya sendiri.

3.. Persyaratan Seorang Pendidik     


 Untuk dapat menjadi pendidik diperlukan adanya persyaratan-persyaratan yang harus
dimiliki, dimana dalam masalah ini ada 3 ( tiga ) yang poko sebagai berikut :
a.  Persyaratan jasmaniah
Seorang pendidik adalah petugas lapangan dalam pendidikan. Kesehatan jasmaniah
adalah faktor yang menentukan lancer dan tidaknya proses pendidikan. Dan di samping itu
seorang guru banyak memberi pengaruh terhadap anak didik terutama yang menyangkut
kebanggaan mereka apabila memilki guru yang berbadan sehat.
b.  Persyaratan kepribadian
persyaratan kepribadian menyangkut masalah keseluruhan bentuk rohaniah manusia yaitu
sikap, tingkah laku dan minat. Bentuk rohaniah manusiawi hubungannya dengan masalah
moral yang baik, luhur, moral tinggi, sehingga dapat dimanifestasikan ke dalam bentuk sikap,
perbuatan dan tingkah laku yang dapat dijadikan suri tauladan kepada anak didiknya. Apa
yang disampaikan kepada murid untuk menuju martabat yang luhur hendaklah lebih dahulu
guru itu sendiri memilkinya. Karena nantinya menyangkut masalah kewibawaan seorang
guru. Apa yang disampaikan pada anak didik hendaklah sama dengan apa yang dimilki oleh
guru itu sendiri.

c. Persyaratan pengetahuan pendidikan


Seorang guru tidaklah cukup dengan sekedar pandai atau mempunyai pengetahuan saja,
tetapi untuk dapat menjadi guru yang baik perlu memiliki pengetahuan yang sesuai dengan
kedudukannya sebagai pendidik.

1) Guru merupakan seorang pendidik profesional dengan tugas utama untuk mendidik,
mengarahkan, dan melatih serta menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal. Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 istilah guru dimasukkan dalam
jenis pendidik.

2) Secara etimologi, profesi berasal dari kata profession yang memiliki arti pekerjaan.


Dalam KBBI, mengartiakn bahwa profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian seperti ketrampilan, kejuruan dan lain sebagainya.
Sedangkan secara isrilah, profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang pekerjaan yang
didasari akan keahlian tertentu. Akan tetapi tidak semua orang yang memiliki
kapasitas dan kahlian tertentu saja akan tetapi ada syarat yang mengharuskan bahwa
orang yang memiliki keahlian tersebut akan mengabdikan dirinya pada jabatannya itu.

3) Kedudukan guru sebagai profesi bukan karena hasil dari cetakan sosial,
melainkankan karena seorang guru mengandung seperangkat teori yang sistematis.
Selain itu seorang guru memiliki otoritas terhadap anak didiknya dan orang tua dari
peserta didiknya. Dan yang terakhir adalah seorang guru memiliki klaim atas uang
negara berupa gaji yang diterimanya. Profesi guru merupakan sebuah jabatan yang
sangat mulia dan mengemban tugas dalam suatu pembelajaran. Tugas pokok tersebut
mencakup secara keseluruhan dalam proses belajar-mengajar. Dan tugas pokok
tersebut harus dilaksanakan secara profesional.

Kasus kasus profesi keguruan

Guru adalah profesi yang mulia, mereka mendidik, mengajar dan membina murid
hingga mereka dari yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, atau dari hal yang tadinya tidak
tahu menjadi tahu, biasanya untuk menjadi seorang guru harus memenuhi kualifikasi formal
yang ditetapkan. Sebagai seorang guru tentunya mempunyai kode etik yang harus di patuhi
yaitu:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia
seutuhnya yang berjiwa pancasila.
2. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
3. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya PBM
4. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

Anda mungkin juga menyukai