Dosen :
Nama-nama Kelompok 2 :
Nurhumairah (03332111009)
Anli Intan Panget (03332111060)
Nurnia Faayai (0333211105018)
Hasriyanti Halim (03332111031)
Kelas 2A
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Profesi Keguruan……………………………………………………………………………..
B. Kompotensi Profesi Keguruan……………………………………………………………….
C. Faktor Pendidik……………………………………………………………………………..
D. Jenis – Jenis Guru……………………………………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi guru akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang atau masih dipertanyakan beberapa
orang, baik dikalangan pakar pendidikan maupun dikalangan awam. Bahkan akhir-akhir ini
hampir setiap hari media masa baik cetak maupun elektronik memuat berita mengenai guru.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang tentunya memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
kegiatan atau pekerjaan sebagai seorang guru.
Untuk menjadi seorang guru harus memiliki syarat-syarat khusus, apalagi untuk menjadi
seorang guru yang profesional harus menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan
berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang memerlukan binaan dan harus dikembangkan melalui
masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana guru sebagai profesi secara umum ?
2. Bagaimana faktor pendidik ?
3. Bagaimana jenis-jenis guru sebagai profesi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profesi Keguruan
1. Pengertian Profesi
Istilah profesi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Guru, dokter, polisi, dan tentara
merupakan beberapa contoh sebutan untuk sebuah profesi. Guru harus menjalani proses
pendidikan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas profesionalannya. Antara profesi,
profesional, proesionalisme, profesionalitas dan profesionalisme mempunyai pengertian yang
saling berkaitan satu sama lain. Djam’an Satori menyatakan bahwa “Profesi adalah suatu jabatan
atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya”. Artinya, suatu profesi
tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Orang yang menjalankan suatu profesi harus mempunyai keahlian khusus dan memiliki
kemampuan yang didapat dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut. Menurut Djam’an Satori,
“Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya,
“Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang
sesuai dengan profesinya. Menurut Djam’an Satori, menyebutkan “Profesionalisme menunjuk
pada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalannya
dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan profesinya”. Djam’an Satori , menyebutkan tentang profesionalitas sebagai
berikut:
Profesionalitas, di pihak lain, mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan
pekerjannya”. Jadi seorang profesonal tidak akan mau mengerjakan sesuatu yang memang bukan
bidangnya. Menurut Djam’an Satori, menyatakan bahwa profesionalisasi adalah:
Profesionalisasi, menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para
anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai suatu
profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan
profesional (profesional development), baik dilakukan melalui pendidikan atau latihan. Menurut
Djam’an Satori, profesi mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
a. Standar unjuk kerja
b. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar
kualitas akademik yang bertanggung jawab
c. Organisasi profesi
d. Etika dan kode etik profesi
e. Sistem imbalan
f. Pengakuan dari masyarakat
C. Faktor pendidik
1. Tugas dan Peranan Pendidik
Pendidik baik itu orang tua, pengajar atau guru dan pula pemimpin/pemuka masyarakat,
sebenarnya adalah perantara dan penghubung aktif yang menjembatani antara anak didik dengan
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Tanpa pendidik, tujuan pendidikan manapun yang
telah dirumuskan tidak akan dapat dicapai oleh anak didik. Tugas pendidik itu dapat
dikelompokkan dalam :
a). Tugas Educational ( Pendidikan )
Dalam hal ini pendidik mempunyai tugas memberi bimbingan yang lebih banyak
diarahkan pada pembentukan “kepribadian” anak didik, sehingga anak didik akan menjadi
manusia yang mempunyai sopan santun tinggi,mengenai kesusilaan, dapat menghargai pendapat
orang lain, mempunyai tanggung jawab, rasa terhadap sesama, rasa sosialnya berkembang dan
lain-lain.
b). Tugas Intructional ( Pengajaran )
Dalam tugas ini kewajiban pendidik dititik beratkan pada perkembangan kecerdasan dan
daya intelektual anak didik, dengan tekanan perkembangan pada kemepuan kognitif, kemampuan
efektif dan kemampuan psikomotorik, sehingga anak dapat menjadi manusia yang cerdas
sekaligus juga terampil.
c). Tugas Managerial ( Pemimpin )
Yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang
terkait. Menyangkut paya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi
atas program pengelolaan pelaksanaan yang dilakukan meliputi : personal atau anak didik, yang
lebih erat berkaitan dengan pembentukan kepribadian anak.
Guru dalam proses pembelajaran merupakan peranan yang penting, peranan guru itu
belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio, televisi, tape recorder, internet, sikap, sistem
nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan keteladanan, yang diharapkan dari hasil proses
pembelajaran, yang tidak dapat dicapai kecuali melalui pendidik.
Demikianlah gambaran betapa pentingnya peranan guru dan betapa beratnya tugas dan
tanggung jawab guru, terutama tanggung jawab moral untuk digugu dan ditiru. Di sekolah
seorang guru dipandang sebagai suri tauladan bagi setiap warga masyarakat.
2. Kriteria Seorang Pendidik
Mendidk ialah tugas yang penuh resiko dan tanggung jawab. Sebagai jabatan
sebagiannya tugas itu diserahkan kepada mereka yang memiliki watak dan kesenangan bekerja
untuk orang lain. Banyak persoalan-persoalan yang harus dipecahkan untuk menentukan apakah
seseorang sanggup dan sesuai untuk menjabat tugas pendidik tersebut. Antara lain mengenai hal-
hal seperti sifat-sifat kepribadian manakah yang perlu dimiliki untuk menjadi pendidik yang
berhasil, pendidikan apa ynag harus ditempuh serta syarat-syarat lainnya untuk dapat berwenang
sebagai pendidik.
Karena mendidik merupakan tugas yang berat maka untuk memikulnya diperlukan
seseorang yang cukup memiliki kemampuan-kemampuan dan syarat-syarat tertentu. Syarat-
syarat kepribadian menjadi pendidik, yang paling pokok adalah dewasa jasmani dan rohani.
Orang tua sebagai pendidik sudah jelas telah memiliki syarat-syarat umum ini, karena tidak
mungkin orang belum dewasa mampu memiliki tugas pendidik karena jabatan dikenakan syarat-
syarat tertentu. Oleh karena tugas pendidik sebagai jabatan ini, misalnya sebagai guru, maka
sebagai calon guru harus diadakan seleksi, persiapan-persiapan dan latihan-latihan yang cukup.
Yang pertama adalah keadaan jasmani calon pendidik seperti kesehatan dan tidak ada
terdapat cacat jasmani yang mencolok. Gangguan-gangguan penginderaan bentuk dan postur
badan perlu diperhatikan pula. Suara dan kecakapan menggunakan bahasa mestilah memenuhi
syarat.
Sebagai syarat kejiwaan, maka seorang calon pendidik harus memenuhi syarat yaitu :
a. Bakat dan keinginan untuk menjadi pendidik dan atas dasar bakat itu mengalami pembinaan
yang teratur melalui pendidikan guru.
b. Mempunyai sifat-sifat kepribadian yang baik menurut nilai-nilai moral.
c. Peramah, periang, memiliki perasaan luhur dan optimis.
d. Pribadinya terbuka, mudah berteman dengan siapa saja.
e. Memiliki kesenagan bergaul dan mencintai anak-anak.
f. Cepat mengambil keputusan dan bijaksana, pandanganya tajam dan kreatif.
g. Lincah gerak-geriknya, gagah dan rapi serta menyenagi kesederhanaan.
Di samping adanya bakat dan panggilan hati nuraninya untuk menjadi guru, maka kelancaran
pelaksanaan tugasnya kelak akan lebih terjamin apabila ia dididik dan dilatih di lembaga
pendidikan-pendidikan guru. Hal ini diperlukan karena seorang guru harus memiliki
pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan sesuai dengan bidang tugas yang menjadi
wewenangnya. Karena itu ia harus memilki persiapan-persiapan.
a. Memiliki ilmu dan kecakapan-kecakapan yang akan diajarkannya.
b. Memilki pengetahuan-pengetahuan pelengkap guna memperluas pandangannya.
c. Memiliki ilmu-ilmu sebagai alat dalam bidang pendidikan dan keguruan.
Selanjutnya untuk pengembangan karirnya sebagai pendidik maka dari seorang guru juga
dituntut syarat-syarat :
a. Menyadari bahwa tugasnya adalah pengabdian
b. Selalu mengikuti perkembangan zaman dan perubahan-perubahan di lingkungannya.
c. Bersedia belajar sendiri terus menerus dengan system studi lanjutan ( In- servicen Training )
misalnya mengikuti ceramah, penataran dan sebagainya.
d. Bersedia mengakui kelemahan-kelemahan, bersedian dikritik serta bersedia menerima saran-
saran
e. Selalu melakukan penelitian terhadap setiap kegiatan dan situasi termasuk dirinya sendiri.
b. Persyaratan kepribadian
persyaratan kepribadian menyangkut masalah keseluruhan bentuk rohani manusia yaitu
sikap, tingkah laku, dan minat. Bentuk rohani manusiawi hubungannya dengan masalah moral
yang baik, luhur, moral tinggi, sehingga dapat dimanifestasikan ke dalam bentuk sikap,
perbuatan dan tingkah laku yang dapat dijadikan suri tauladan kepada anak didiknya. Apa yang
disampaikan kepada murid untuk menuju martabat yang luhur hendaklah lebih dahulu guru itu
sendiri memilkinya. Karena nantinya menyangkut masalah kewibawaan seorang guru. Apa yang
disampaikan pada anak didik hendaklah sama dengan apa yang dimilki oleh guru itu sendiri.
D. Jenis-jenis guru
1) Guru Profesional (Professional Teacher)
Guru profesional ini merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru
dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan telah berpengalaman dalam
mengajar pada kelas-kelas besar. Beberapa tugasnya antara lain:
a) Bertindak sebagai model bagi para anggota lainnya.
b) Merangsang pemikiran dan tindakan.
c) Memimpin perencanaan dalam mata pelajaran atau daerah pelajaran tertentu.
d) Memberikan nasihat kepada executive teacher sesuai dengan kebutuhan tim.
e) Membina/memelihara literatur profesional dalam daerah pelajarannya.
2) Guru Provosional (Provosional Teacher)
Merupakan anggota staf yang telah menempuh program pendidikan guru selama empat
tahun dan telah memperoleh ijazah negara tetapi belum memiliki atau masih kurang pengalaman
mengajar. Tingkatan guru ini sering disebut sebagai regular teacher, guru baru (beginning
teacher), atau guru provosional. Beberapa tugasnya antara lain:
a) Ikut serta dalam kegiatan membuat rencana pelajaran dan merencanakan sendiri pelajaran
untuk beberapa kelompok siswa.
b) Melakukan studi terhadap kumpulan catatan semua siswa yang ditugaskan ke dalam tim untuk
menentukan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka.
c) Memelihara hubungan dengan orang tua murid melalui pertemuan-pertemuan, mengomentari
laporan, dan sebagainya.
d) Bekerja sama dengan angota tim lainnya untuk memperbaiki pelaksanaan intruksional dan
menyediakan kebutuhan siswa yang ditugaskan kepada tim.
A. Kesimpulan
Guru merupakan seorang pendidik profesional dengan tugas utama untuk mendidik,
mengarahkan, dan melatih serta menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal. Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 istilah guru dimasukkan dalam jenis pendidik.
1) Secara etimologi, profesi berasal dari kata profession yang memiliki arti pekerjaan. Dalam
KBBI, mengartiakn bahwa profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian seperti ketrampilan, kejuruan dan lain sebagainya.
2) Sedangkan secara istilah, profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang pekerjaan yang didasari
akan keahlian tertentu. Akan tetapi tidak semua orang yang memiliki kapasitas dan kahlian
tertentu saja akan tetapi ada syarat yang mengharuskan bahwa orang yang memiliki keahlian
tersebut akan mengabdikan dirinya pada jabatannya itu.
3) Kedudukan guru sebagai profesi bukan karena hasil dari cetakan sosial, melainkan karena
seorang guru mengandung seperangkat teori yang sistematis. Selain itu seorang guru memiliki
otoritas terhadap anak didiknya dan orang tua dari peserta didiknya. Dan yang terakhir adalah
seorang guru memiliki klaim atas uang negara berupa gaji yang diterimanya. Profesi guru
merupakan sebuah jabatan yang sangat mulia dan mengemban tugas dalam suatu pembelajaran.
Tugas pokok tersebut mencakup secara keseluruhan dalam proses belajar-mengajar. Dan tugas
pokok tersebut harus dilaksanakan secara profesional.