Anda di halaman 1dari 3

GOOD GOVERNANCE

Governance (UNDP, 2000) adalah Tata pemerintahan dalam penggunaaan wewenang


ekonomi, politik, dan administrasi guna mengelola urusan negara pada semua tingkat. Tata
pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan
kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum,
memenuhi kewajiban, dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka. Mardiasmo
menyatakan Good Governance adalah sebuah konsep pemerintahan yang baik dan berorientasi
kepada pembangunan sektor publik. Tujuan akhir yang dicapai adalah peningkatan
pembangunan dan kesejahteraan publik. Di mana capaian ini akan terwujud jika pemerintahan
menjalankan fungsinya dengan baik. Good Governance (Miftah Thoha, 2003) adalah
Governance (tata pemerintahan) yang dijalankan pemerintah, swasta,dan rakyat secara seimbang,
tidak sekedar jalan melainkan harus masuk kategori yang baik (good).

Ada beberapa pendapat mengenai prinsip-prinsip good governance menurut United


Nation Development Programme (UNDP) dalam Sedarmayanti (2009) mengemukakan bahwa
karakteristik atau prinsip-prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktek
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, meliputi:

a. Partisipasi: Setiap warga masyarakat harus memiliki hak suara yang sama dalam proses
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan,
sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing.
b. Aturan hukum: Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan haruslah berkeadilan,
ditegakkan, dan dipatuhi secara utuh terutama aturan hukum tentang hak-hak asasi
manusia.
c. Transparansi: Harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi. Berbagai
proses, kelembagaan, dan informasi harus dapat diakses secara bebas oleh mereka yang
membutuhkannya.
d. Daya tanggap: Setiap institusi dan prosesnya harus di arahkan pada upaya untuk melayani
berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).
e. Berorientasi consensus: Bertindak sebagai penengah (mediator) bagi berbagai
kepentingan yang berbeda untuk mencapai consensus atau dimungkinkan juga dapat
diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.
f. Berkeadilan: Pemerintahan yang baik akan memberikan kesempatan yang sama baik
terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan
memelihara kualitas hidupnya.
g. Efektivitas dan Efesiensi: Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk
menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan
yang sebaik-baiknya berbagai sumber yang tersedia.
h. Akuntabilitas: Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik (Pemerintah),
swasta, dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada
publik, sebagaimana halnya kepada para pemilik (stakeholders).
i. Bervisi strategis: Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan
jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pembangunan
manusia (Human Development).

Pada berbagai Negara, penggunaan prinsip-prinsip administrasi publik klasik semakin


tidak compatible dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan dunia internasional, yang
semakin transparan. Hal ini juga sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang
serba cepat dan effisien, sehingga waktu yang semakin singkat dalam penyampaian informasi,
dan kecanggihannya menyebabkan semua aspek kegiatan dalam kehidupan dapat diketahui
dengan mudah. Indonesia, sebagai bagian dari komunitas dunia, juga tidak terlepas dari pengaruh
perubahan tersebut, menuntut adanya effiesiensi, efektifitas dan transparansi pada semua bidang,
terutama dalam manajemen pemerintahan. Perubahan mekanisme ini menuntut terlaksananya
prinsip good governance. Penerapan prinsip good governance di Indonesia mulai diperkenalkan
pada masa reformasi, yang telah merombak pola sentralisasi kekuasaan pada masa orde baru,
menjadi pola desentralisasi dengan memberikan kewenangan pengaturan kepada Pemerintah
Daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Maksud pemberian kewenangan tersebut salah
satunya antara lain adalah untuk mendekatkan pelayanan pemerintah kepada rakyatnya yang
lebih cepat dan tepat. Untuk itu, transparansi pelaksanaan kegiatan sangat dituntut agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Untuk memahami good governance,
maka perlu mengetahui integrasi antar 3 komponen aktor utama dalam penerapannya, adalah:
1. Pemerintah sebagai yang membuat kebijakan harus mampu menciptakan suatu iklim yang
kondusif bagi terselenggaranya berbagai kegiatan (ekonomi, politik, budaya, keamanan,
peraturan).

2. Sektor swasta akan berperan dibidang pengembangan kegiatan perekonomian yang mampu
memberi peluang masyarakat untuk mendapatkan penghasilan lebih baik sehingga
kesejahteraannya meningkat.

3. Peran masyarakat, adalah tuntutan kemampuan untuk mengisi peluang yang tercipta dibidang
ekonomi, social, budaya maupun politik, serta melakukan pemantauan terhadap mekanisme good
governance tersebut.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta


Miftah Thoha. Birokrasi dan Politik di Indonesia. 2003. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sedarmayanti. 2009. Sumber daya manusia dan produktivitas Kerja. Sedarmayanti. Mandar
maju.

Anda mungkin juga menyukai