Anda di halaman 1dari 27

OTONOMI DAERAH

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. Lale Mika Trisanti (11)
2. Rizqi Putra Pratama (21)
3. Ulfah Sabrina (22)
Apa itu Otonomi Daerah ?
• Secara bahasa
Otonomi adalah kewenangan. Daerah adalah suatu wilayah.

• Menurut pasal 1 UU Nomor 22 Tahun 1999 (Pemerintahan daerah)


Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

• Menurut UU pasal 1 no.32 tahun 2004


Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan masyarakat sekitar.
Apa itu Daerah Otonom ?
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Mengapa ada Otonomi Daerah ?
Sebagai wujud adanya perubahan paradigma dalam pelaksanaan
pemerintah di Indonesia yang selama ini (sebelum Era Reformasi)
bersifat sentralistik telah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan
masyarakat Indonesia saat ini.
Tujuan Otonomi Daerah
• Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
• Pengembangan kehidupan demokrasi.
• Keadilan.
• Pemerataan.
• Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintahan daerah dan
pusat.
• Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
• Menumbuhkan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembang peran dan fungsi DPRD.
Landasan Pelaksanaan Otonomi Daerah

• Pasal 18 UUD 1945


• Ketetapan MPR No. XV/MPR/1998 (penyelenggaraan otonomi
daerah, penggunaan dan pengaturan sumber daya Nasional,
perimbangan keuangan pusat dan daerah)
• UU No.22, 1999 (pemerintahan daerah) diubah menjadi UU No.32,
2004.
• UU No. 25, 1999 (perimbangan keuangan pusat dan daerah) diubah
menjadi UU No.33, 2004
Berkaitan dengan hubungan keuangan, dalam undang-undang No 33
Tahun 2004 ditegaskan bahwa pendanaan penyelenggaran pemerintah agar
terlaksana secara efesien dan efektif serta untuk mencegah tumpang tindih
ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintah, diatur
sebagai berikut:
a. Penyelenggaran pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dalam
rangka desentralisasi dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD)
b. Penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang menjadi tanggung jawab
pemerintah dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belaja Negara (APBN),
baik kewenagan pusat yang dikonsentrasikan kepada gubernur atau
ditugaskan kepada pemerintah daerah dan/atau desa atau sebutan lainnya
dalam rangka tugas pembantuan
Asas-asas Otonomi Daerah
• Desentralisasi
Penyerahan wewenang dari pusat ke daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam NKRI

• Dekonsentrasi
Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur dan
atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu

• Tugas pembantuan
Penugasan dari pemerintah kepada daerah
contoh
1. Desentralisasi
- Dinas pendidikan mengatur pola pendidikan
- Dinas perikanan mengatur potensi perikanan di daerah
- Pemilihan kepala daerah, dll
2. Dekonsentrasi
- Kantor pelayanan pajak untuk masyarakat
3. Tugas pembantuan
- Kegiatan penanggulangan kemiskinan P2KP
- Kegiatan pengembangan infrastuktur sosial ekonomi
wilayah
- Bantuan Operasional Kesehatan
Asas-asas pelaksanaan otonomi daerah
1. Otonomi Luas : Yaitu Kekuasaan Daerah Untuk Menyelenggarakan
Pemerintahan Yang Mencakup Kewenangan Semua Bidang, Kecuali
Kewenangan Yang Oleh Undang – Undang Ditetapkan Tidak Menjadi
Wewenang Pemerintah Daerah
2. Otonomi nyata : yaitu keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan dibidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan
untuk tumbuh dan berkembang di daerah
3. Otonomi yang bertanggung jawab : yaitu perwujudan
pertanggungjawaban sebagai konsekwensi pemberian hak dan
kewenangan kapada daerah sebagai wujud tugas dan kewajiban daerah
dalam mencapai tujuan otonomi
Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah
Hak
1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah
2. Memilih pimpinan daerah
3. Mengelola aparatur daerah
4. Memungut pajak daerah
5. Mendapatkan bagi hasil dari [engelolaan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya yang ada di daerah
6. Mendapatkan sumber – sumber pendapatan lain yang sah
7. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang –
undangan (ps. 21 uu no. 32 th 2004)
Kewajiban
1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan
kerukunan nasional serta keutuhan nkri
2. Meningkatkan kehidupan demokrasi
3. Mengembangkan kualitas kehidupan masyarakat
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
6. Menyediakan fasilitas keseharan
7. Dan sebagainya (ps. 22 uu no. 32 th 2004)
Kewenangan pemerintah daerah dalam mengurus kepentingan masyarakatnya
meliputi bidang:

• Pendidikan
• Kesejahteraan
• Kesehatan
• Perumahan
• Pertanian
• Perdagangan, dll
Kewenangan pemerintah yang tetap menjadi urusan pemerintah
pusat

1. Politik luar negeri


2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
5. Moneter dan fiskal nasional
6. Agama
Prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah
1. Memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, potensi, dan keragaman
daerah
2. Didasarkan atas otonomi luas, otonomi nyata, dan bertanggung jawab
3. Otonomi luas dan utuh diletakkan pada kabupaten / kota, sedangkan otonomi propinsi
merupakan otonomi yang terbatas
4. Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap terjalin
hubungan pusat, daerah dan antar daerah
5. Harus meningkatkan kemandirian daerah otonom serta di dalam kabupaten dan kota
tidak ada lagi wilayah administratif
6. Harus meningkatkan peranan dan fungsi legislatif daerah dan fungsi anggaran dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
7. Asas dekonsentrasi diletakkan pada propinsi sebagai wilayah adminstrasi untuk
melaksanakan kewenangan pemerintahan tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur
SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH
PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD
MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS
PEMBANTUAN DENGAN PRINSIP OTONOMI
SELUAS – LUASNYA DALAM SISTEM DAN PRINSIP
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
UNSUR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
DAERAH ADALAH DPRD DAN PEMERINTAH
DAERAH
 PEMERINTAH DAERAH TERDIRI ATAS KEPALA DAERAH
DAN PERANGKAT DAERAH

 UNSUR PERANGKAT DAERAH:


SEKRETARIAT DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
SEKRETARIS DAERAH
LEMBAGA DINAS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
KEPALA DINAS
LEMBAGA TEKNIS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
KEPALA BADAN DAERAH
KECAMATAN YANG DIPIMPIN OLEH CAMAT
KELURAHAN YANG DIPIMPIN OLEH LURAH
PEMERINTAHAN DAERAH ADA DUA TINGKATAN
YAITU PEMERINTAHAN DAERAH PROPINSI YANG
DIPIMPIN ULEH GUBERNUR DAN PEMERINTAHAN
KABUPATEN / KOTA YANG DIKEPALAI OLEH BUPATI /
WALI KOTA YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI KEPALA
DAERAH OTONOM DAN BERTANGGUNG JAWAB
KEPADA DPRD

GUBERNUR MEMILIKI PERAN ATAU


KEDUDUKAN GANDA YAITU : SEBAGAI KEPALA
DAERAH DAN SEKALIGUS WAKIL PEMERINTAH
PUSAT DI DAERAH
PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
DI DAERAH
• KEBIJAKAN PUBLIK ADALAH PERATURAN
PERUNDANGAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI
DASAR TINDAKAN PEMERINTAH UNTUK
MENGATUR DAN MELAYANI MASYARAKAT
DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
SEHARI - HARI
MACAM KEBIJAKAN PUBLIK
1. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN – PERATURAN
(TERTULIS):
KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT / NASIONAL :
- UUD 1945
- TAP MPR
- UU / PERPU
- PERATURAN PEMERINTAH
- PERATURAN PRESIDEN
- PERATURAN MENTERI,
KEPUTUSAN MENTERI, DAN
KEPUTUSAN DIREKTORAT.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH:
- PERATURAN DAERAH
- PERATURAN GUBERNUR
- PERATURAN BUPATI / WALIKOTA
- KEPUTUSAN KEPALA DINAS / INSTANSI DAERAH

2. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN YANG TIDAK TERTULIS


(KONVENSI) CONTOHNYA :
- PERATURAN TENTANG PEMBERIAN DANA BANTUAN
KORBAN BENCANA ALAM
- PERATURAN TENTANG PENGATURAN DAN
PENERTIBAN KAWASAN KOTA
- PERATURAN TENTANG UPAYA PEMBANGUNAN
JALAN DAN SARANA UMUM DLL.
PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK

2.PERUMUSAN
2.PERUMUSAN
KEBIJAKANPUBLIK
KEBIJAKANPUBLIK

1.ISUMASALAH
MASALAH 3.PENERAPAN
3.PENERAPAN
1.ISU KEBIJAKANPUBLIK
PUBLIK
PUBLIK
PUBLIK KEBIJAKAN

4.EVALUASI
4. EVALUASIKEBIJAKAN
KEBIJAKAN
PUBLIK
PUBLIK
APA MANFAAT PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
1. MEMBENTUK PERILAKU / BUDAYA DEMOKRATIS YAITU KESADARAN
MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN HAK POLITIKNYA,
BERORGANISASI, BERKUMPUL DAN MENYATAKAN PENDAPAT
2. MEMBENTUK MASYARAKAT HUKUM YAITU MASYARAKAT YANG
PATUH PADA HUKUM YANG BERLAKU
3. MEMBENTUK MASYARAKAT YANG BERETIKA / BERMORAL YAITU
KONDISI MSYARAKAT YANG TERBIASA BERSIKAP BAIK DAN TUMBUH
SUASANA KEKELUARGAAN, SALING MENGHORMATI, SALING
MENGHARGAI HAK – HAK SEBAGAI SESAMA MANUSIA
4. MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI YAITU MASYARAKAT YANG
TERDIRI DARI BERBAGAI KELOMPOK YANG BERBEDA DAN DAPAT
HIDUP SECARA DAMAI
PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK BERPERAN AKTIF
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
A. FAKTOR INTERNAL :
1. MASYARAKAT TELAH TERBIASA DENGAN SISTEM LAMA
BAHWA PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK ITU ADALAH
URUSAN PEMERINTAH.
2. MASYARAKAT TIDAK TAHU ADANYA KESEMPATAN
UNTUK BERPERAN SERTA DALAM PERUMUSAN
KEBIJAKAN PUBLIK
3. MASYARAKAT TIDAK MENGERTI PROSEDUR / LANGKAH
UNTUK BERPARTISIPASI
4. MASYARAKAT TIDAK MAU TAHU / ACUH TAK ACUH
B. FAKTOR EKSTERNAL :

1. TIDAK DIBUKANYA KEPADA WARGA UNTUK


BERPARTISIPASI
2. ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPARTISIPASI WARGA
TETAPI BELUM BANYAK DIKETAHUI
3. MASIH ADANYA POLA SENTRLALISTIK YANG TIDAK
SESUAI DENGAN SEMANGAT OTONOMI
4. ADANYA ANGGAPAN BAHWA BANYAK UNSUR YANG
TELIBAT MAKA PERUMUSAN AKAN BERJALAN LAMBAN
AKIBAT APABILA MASYARAKAT TIDAK AKTIF
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
1. PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK AKAN
MEMENUHI HAK – HAK RAKYAT SECARA
MENYELURUH
2. KEBIJAKAN PUBLIK BISA JADI TIDAK SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN DAN KEINGINAN
MASYARAKAT
3. KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK SEJALAN BAHKAN
BERTENTANGAN DENGAN NILAI – NILAI BUDAYA
MASYARAKAT
THANKS 

Anda mungkin juga menyukai