Anda di halaman 1dari 27

OTONOMI DAERAH

Apa itu Otonomi Daerah ?


• Secara bahasa
Otonomi adalah kewenangan. Daerah adalah
suatu wilayah.

• Menurut pasal 1 UU Nomor 22 Tahun 1999


(Pemerintahan daerah)
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

• Menurut UU pasal 1 no.32 tahun 2004


Apa itu Daerah Otonom ?
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah,
yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengapa ada Otonomi Daerah
?
Sebagai wujud adanya perubahan
paradigma dalam pelaksanaan pemerintah
di Indonesia yang selama ini (sebelum Era
Reformasi) bersifat sentralistik telah tidak
sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan
masyarakat Indonesia saat ini.
Tujuan Otonomi Daerah
• Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat.
• Pengembangan kehidupan demokrasi.
• Keadilan.
• Pemerataan.
• Pemeliharaan hubungan yang serasi antara
pemerintahan daerah dan pusat.
• Mendorong untuk memberdayakan
masyarakat.
• Menumbuhkan kreativitas, meningkatkan
peran serta masyarakat, mengembang peran
Landasan Pelaksanaan
Otonomi Daerah
• Pasal 18 UUD 1945
• Ketetapan MPR No. XV/MPR/1998
(penyelenggaraan otonomi daerah,
penggunaan dan pengaturan sumber daya
Nasional, perimbangan keuangan pusat dan
daerah)
• UU No.22, 1999 (pemerintahan daerah)
diubah menjadi UU No.32, 2004.
• UU No. 25, 1999 (perimbangan keuangan
pusat dan daerah) diubah menjadi UU
Berkaitan dengan hubungan keuangan,
dalam undang-undang No 33 Tahun 2004
ditegaskan bahwa pendanaan penyelenggaran
pemerintah agar terlaksana secara efesien dan
efektif serta untuk mencegah tumpang tindih
ataupun tidak tersedianya pendanaan pada
suatu bidang pemerintah, diatur sebagai
berikut:
a. Penyelenggaran pemerintah yang menjadi
kewenangan daerah dalam rangka
desentralisasi dibiayai dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
b. Penyelenggaraan kewenangan pemerintah
yang menjadi tanggung jawab pemerintah
Asas-asas Otonomi Daerah
• Desentralisasi
Penyerahan wewenang dari pusat ke daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam NKRI

• Dekonsentrasi
Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada gubernur dan atau kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu

• Tugas pembantuan
contoh
1. Desentralisasi
- Dinas pendidikan mengatur pola pendidikan
- Dinas perikanan mengatur potensi perikanan di
daerah
- Pemilihan kepala daerah, dll
2. Dekonsentrasi
- Kantor pelayanan pajak untuk masyarakat
3. Tugas pembantuan
- Kegiatan penanggulangan kemiskinan P2KP
- Kegiatan pengembangan infrastuktur sosial ekonomi
wilayah
- Bantuan Operasional Kesehatan
Asas-asas pelaksanaan
otonomi daerah
1. Otonomi Luas : Yaitu Kekuasaan Daerah
Untuk Menyelenggarakan Pemerintahan Yang
Mencakup Kewenangan Semua Bidang,
Kecuali Kewenangan Yang Oleh Undang –
Undang Ditetapkan Tidak Menjadi Wewenang
Pemerintah Daerah
2. Otonomi nyata : yaitu keleluasaan daerah
untuk menyelenggarakan pemerintahan
dibidang tertentu yang secara nyata ada dan
diperlukan untuk tumbuh dan berkembang di
daerah
3. Otonomi yang bertanggung jawab : yaitu
perwujudan pertanggungjawaban sebagai
Hak dan Kewajiban
Pemerintah Daerah
Hak
1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah
2. Memilih pimpinan daerah
3. Mengelola aparatur daerah
4. Memungut pajak daerah
5. Mendapatkan bagi hasil dari [engelolaan
sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang ada di daerah
6. Mendapatkan sumber – sumber
pendapatan lain yang sah
7. Mendapatkan hak lainnya yang diatur
dalam peraturan perundang – undangan
Kewajiban
1. Melindungi masyarakat, menjaga
persatuan, kesatuan dan kerukunan
nasional serta keutuhan nkri
2. Meningkatkan kehidupan demokrasi
3. Mengembangkan kualitas kehidupan
masyarakat
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5. Meningkatkan pelayanan dasar
pendidikan
6. Menyediakan fasilitas keseharan
Prinsip-prinsip pelaksanaan
otonomi daerah
1. Memperhatikan aspek demokrasi, keadilan,
pemerataan, potensi, dan keragaman daerah
2. Didasarkan atas otonomi luas, otonomi nyata,
dan bertanggung jawab
3. Otonomi luas dan utuh diletakkan pada
kabupaten / kota, sedangkan otonomi propinsi
merupakan otonomi yang terbatas
4. Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan
konstitusi negara sehingga tetap terjalin
hubungan pusat, daerah dan antar daerah
5. Harus meningkatkan kemandirian daerah
otonom serta di dalam kabupaten dan kota
tidak ada lagi wilayah administratif
6. Harus meningkatkan peranan dan fungsi
legislatif daerah dan fungsi anggaran dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH
PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH
PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH
DAERAH DAN DPRD MENURUT ASAS
OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN
DENGAN PRINSIP OTONOMI SELUAS –
LUASNYA DALAM SISTEM DAN PRINSIP
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
UNSUR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
DAERAH ADALAH DPRD DAN PEMERINTAH
DAERAH
PEMERINTAH DAERAH TERDIRI ATAS KEPALA DAERAH
DAN PERANGKAT DAERAH

UNSUR PERANGKAT DAERAH:


SEKRETARIAT DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
SEKRETARIS DAERAH
LEMBAGA DINAS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
KEPALA DINAS
LEMBAGA TEKNIS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
KEPALA BADAN DAERAH
KECAMATAN YANG DIPIMPIN OLEH CAMAT
KELURAHAN YANG DIPIMPIN OLEH LURAH
PEMERINTAHAN DAERAH ADA DUA TINGKATAN
YAITU PEMERINTAHAN DAERAH PROPINSI YANG
DIPIMPIN ULEH GUBERNUR DAN PEMERINTAHAN
KABUPATEN / KOTA YANG DIKEPALAI OLEH BUPATI
/ WALI KOTA YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI
KEPALA DAERAH OTONOM DAN BERTANGGUNG
JAWAB KEPADA DPRD

GUBERNUR MEMILIKI PERAN ATAU


KEDUDUKAN GANDA YAITU : SEBAGAI KEPALA
DAERAH DAN SEKALIGUS WAKIL PEMERINTAH
PUSAT DI DAERAH
Kewenangan pemerintah daerah dalam
mengurus kepentingan masyarakatnya
meliputi bidang:
• Pendidikan
• Kesejahteraan
• Kesehatan
• Perumahan
• Pertanian
• Perdagangan, dll
Kewenangan pemerintah yang
tetap menjadi urusan pemerintah
pusat
1. Politik luar negeri
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
5. Moneter dan fiskal nasional
6. Agama
PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
DI DAERAH
• KEBIJAKAN PUBLIK ADALAH PERATURAN
PERUNDANGAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI
DASAR TINDAKAN PEMERINTAH UNTUK
MENGATUR DAN MELAYANI MASYARAKAT
DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
SEHARI - HARI
MACAM KEBIJAKAN PUBLIK
1. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN – PERATURAN
(TERTULIS):
KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT / NASIONAL :
- UUD 1945
- TAP MPR
- UU / PERPU
- PERATURAN PEMERINTAH
- PERATURAN PRESIDEN
- PERATURAN MENTERI,
KEPUTUSAN MENTERI, DAN
KEPUTUSAN DIREKTORAT.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH:
- PERATURAN DAERAH
- PERATURAN GUBERNUR
- PERATURAN BUPATI / WALIKOTA
- KEPUTUSAN KEPALA DINAS / INSTANSI
DAERAH

2. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN YANG TIDAK


TERTULIS (KONVENSI) CONTOHNYA :
- PERATURAN TENTANG PEMBERIAN DANA
BANTUAN KORBAN BENCANA ALAM
- PERATURAN TENTANG PENGATURAN DAN
PENERTIBAN KAWASAN KOTA
- PERATURAN TENTANG UPAYA PEMBANGUNAN
JALAN DAN SARANA UMUM DLL.
PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN
PUBLIK

2.PERUMUSAN
KEBIJAKANPUBLIK

1.ISU MASALAH 3.PENERAPAN


PUBLIK KEBIJAKAN PUBLIK

4. EVALUASI KEBIJAKAN
PUBLIK
APA MANFAAT PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
1. MEMBENTUK PERILAKU / BUDAYA DEMOKRATIS YAITU KESADARAN
MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN HAK POLITIKNYA,
BERORGANISASI, BERKUMPUL DAN MENYATAKAN PENDAPAT
2. MEMBENTUK MASYARAKAT HUKUM YAITU MASYARAKAT YANG
PATUH PADA HUKUM YANG BERLAKU
3. MEMBENTUK MASYARAKAT YANG BERETIKA / BERMORAL YAITU
KONDISI MSYARAKAT YANG TERBIASA BERSIKAP BAIK DAN TUMBUH
SUASANA KEKELUARGAAN, SALING MENGHORMATI, SALING
MENGHARGAI HAK – HAK SEBAGAI SESAMA MANUSIA
4. MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI YAITU MASYARAKAT YANG
TERDIRI DARI BERBAGAI KELOMPOK YANG BERBEDA DAN DAPAT
HIDUP SECARA DAMAI
PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK BERPERAN AKTIF
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
A. FAKTOR INTERNAL :
1. MASYARAKAT TELAH TERBIASA DENGAN SISTEM LAMA
BAHWA PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK ITU ADALAH
URUSAN PEMERINTAH.
2. MASYARAKAT TIDAK TAHU ADANYA KESEMPATAN
UNTUK BERPERAN SERTA DALAM PERUMUSAN
KEBIJAKAN PUBLIK
3. MASYARAKAT TIDAK MENGERTI PROSEDUR / LANGKAH
UNTUK BERPARTISIPASI
4. MASYARAKAT TIDAK MAU TAHU / ACUH TAK ACUH
B. FAKTOR EKSTERNAL :

1. TIDAK DIBUKANYA KEPADA WARGA UNTUK


BERPARTISIPASI
2. ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPARTISIPASI WARGA
TETAPI BELUM BANYAK DIKETAHUI
3. MASIH ADANYA POLA SENTRLALISTIK YANG TIDAK
SESUAI DENGAN SEMANGAT OTONOMI
4. ADANYA ANGGAPAN BAHWA BANYAK UNSUR YANG
TELIBAT MAKA PERUMUSAN AKAN BERJALAN LAMBAN
AKIBAT APABILA MASYARAKAT TIDAK AKTIF
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
1. PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK AKAN
MEMENUHI HAK – HAK RAKYAT SECARA
MENYELURUH
2. KEBIJAKAN PUBLIK BISA JADI TIDAK SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN DAN KEINGINAN
MASYARAKAT
3. KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK SEJALAN BAHKAN
BERTENTANGAN DENGAN NILAI – NILAI BUDAYA
MASYARAKAT

Anda mungkin juga menyukai