Anda di halaman 1dari 16

CH4

Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4 .
Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan
sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.

Sebagai komponen utama gas alam , metana adalah sumber bahan bakar utama. Pembakaran satu
molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 ( karbondioksida ) dan dua
molekul H2O ( air ):

CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan
insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan
karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara , gas alam ,
dan minyak bumi . Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan
sampah ( landfill ), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi , sebagai
produk samping dari pencernaan.

Setengah dari waktu hidup metana di atmosfer adalah selama 6 tahun. Jumlah metana di atmosfer
pada tahun 1998 adalah 1745 ppb, meningkat dari konsentrasi pada tahun 1750 sebesar 700 ppb.
Tahun 2008, konsentrasi metana yang cenderung konstan sejak tahun 1998 meningkat menjadi 1800
ppb, dan tahun 2010 di kutub utara mencapai 1850 ppb




Gambar 1. Struktur molekul metana


Sumber-sumber metana
Metana merupakan salahsatu komponen gas rumah kaca dengan jumlah sekitar 16 % dari total emisi
gas rumah kaca (lihat gambar 2). Sumber emisi metana berasal dari alam maupun aktivitas manusia.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1995, sumber emisi metana sebesar 60 % berasal dari aktivitas
manusia yang meliputi pertanian, pertambangan mineral, pengolahan lahan, dan sistem minyak dan
gas bumi. Sebanyak 40 % sisanya berasal dari emisi sumber-sumber alam, terutama lahan basah, dan
hidrat gas.(lihat gambar 3).




Gambar 2. Emisi global gas rumah kaca tahun 2000




Gambar 3. Emisi Global Antropogenik Metana tahun 2005

Baku Mutu Udara Ambien Nasional
Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada
atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara
ambien. Tiap negara memiliki standar baku mutu udara yang berbeda. Pada artikel ini akan dibahas
perbedaan dari Standar Baku Mutu Udara Ambien Negara Amerika Serikat, India dan Indonesia.

Berikut adalah tabel Baku Mutu Udara Ambien Nasional Pada Ketiga Negara tsb :

Indonesia

Sumber: Peraturan Pemerintah RI no 41 Tahun 1999
Amerika Serikat

Sumber: http://epa.gov/air/criteria.html
India


Sumber : http://cpcb.nic.in/National_Ambient_Air_Quality_Standards.php
Pembahasan
Standar baku mutu primer ditetapkan untuk melindungi kesehatan publik, termasuk melindungi
populasi sensitif seperti penderita asthma, anak-anak, dan orang berusia lanjut sedangkan standar
baku mutu sekunder ditetapkan untuk menjaga kesejahteraan kehidupan publik seperti menghindari
terjadinya penurunan visibilitas, kerusakan bangunan, dan kematian hewan serta tumbuh-
tumbuhan.

Jika standar baku mutu ketiga negara tersebut dibandingkan terdapat beberapa perbedaan, mulai
dari banyaknya parameter yang dijadikan standar, waktu pengukuran, dan baku mutu yang
ditetapkan :
Parameter
Di Amerika hanya 6 parameter (CO, Partikulat, Timbal, SO2, NO2, dan Ozon) yang digunakan sebagai
standar baku mutu kualitas udara ambien, di India ada 12 paramater; CO, Partikulat(PM10 dan PM25
dipisah menjadi 2 parameter), Timbal, SO2, NO2, Ozon, Ammonia, Benzene, Arsenic, Ni, dan
BaP(fasa partikulat). Untuk negara India, baku mutu di spesifikasikan untuk dua area ; area industri
dan area ekologi. Di Indonesia ada 13 parameter ; CO, Partikulat(PM10 dan PM25 dipisah menjadi 2
parameter), Timbal, SO2, NO2, Ozon Hidrokarbon, TSP, Dustfall, dan Total Flourides. Khusus untuk
kawasan Industri kimia dasar juga ditambahkan parameter Flour Indeks, Khlorine dan Khlorine
Dioksida, serta Sulphat Index. Perbedaan jumlah parameter ini menunjukan kualitas udara pada tiap
negara. Sedikitnya jumlah paramater menunjukan sedikitnya jenis pencemar yang dimiliki negara
tsb. Namun jumlah paramater yang banyak juga memiliki sisi positif, negara tsb menjadi lebih detail
dalam menghadapi jenis jenis pencemar. Bisa diambil contoh Partikulat. Di Amerika partikulat
merupakan satu parameter sedangkan di India dan Indonesia partikulat dipisah menjadi 2 parameter
berdasarkan ukurannya, hal ini menunjukan dari parameter partikulat Indonesia dan India lebih
detail dan spesifik.
Waktu Pengukuran
Untuk waktu pengukuran, di Indonesia pada umumnya pengukuran baku mutu dilakukan antara
selang waktu 1 jam, 24 jam, dan 1 Tahun, kecuali Ozon dan Timbal( 1 jam dan 1 Tahun), serta
partikulat yang memiliki standar baku mutu yang mirip dengan di Amerika. Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam waktu pengukuran di India., yang berbeda adalah waktu pengukuran annual di
India yang menunjukan waktu pengukuran minimum 104 kali setahun diukur 2 kali seminggu selama
24 jam. Penentuan waktu pengukuran disesuaikan dengan prakiraan dampak yang akan terjadi
kepada manusia dan lingkungan, baik yang bersifat akut maupun kronis. Di Amerika dampak yang
diperkirakan lebih terspesifikasi lagi dengan membaginya menjadi dampak primer dan dampak
sekunder. Di India waktu pengukuran yang tertera lengkap dengan detail pengukurannya(durasi
pengukuran, batasan, dan syarat). Di Indonesia waktu pengukuran ditentukan dengan
memperkirakan waktu pencemar tersebut dapat menganggu kesehatan.
Satuan Nilai Baku Mutu
Untuk satuan nilai baku mutu, di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan satuan g/Nm3. Huruf
N sebelum satuan volume mengindikasikan bahwa volume yang dimaksud adalah volume gas pada
keadaan normal yakni pada temperatur 25oC dan Tekanan 1 atm. Di Amerika selain menggunakan
satuan massa per volume seperti di Indonesia, juga digunakan rasio satuan volume per volume
seperti ppm(part per million) dan ppb(part per billion). Di India mayoritas menggunakan satuan
g/m3. Setelah dibandingkan, nilai baku mutu tiap parameter di Indonesia, Amerika, dan India
tidaklah sama, beberapa parameter di Amerika memiliki nilai baku mutu yang lebih besar daripada di
Indonesia dan India, begitu juga sebaliknya. Penetapan nilai baku mutu disesuaikan dengan kondisi
lingkungan di suatu negara dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan di negara tersebut.
Semakin kecilnya nilai baku mutu menunjukan semakin berbahayanya parameter tersebut bagi
lingkungan kesehatan. Negara yang menetapkan baku mutu rendah menunjukan negara yang siap
dalam aspek teknologi, sosial, ekonomi untuk menghadapi permasalahan pencemaran udara.

Parameter pencemar kriteria adalah pencemar yang umum ditemui di udara. Parameter pencemar
kriteria digunakan sebagai indikator kualitas udara. Parameter Kriteria sebagai berikut:

1. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida gas tidak berwarna, tidak berbau terbentuk ketika karbon dalam bahan
bakar tidak terbakar sepenuhnya. Tingginya tingkat CO umumnya terjadi di daerah dengan
kemacetan lalu lintas yang padat. Di kota-kota, 95 persen dari seluruh emisi CO dapat berasal
dari knalpot kendaraan bermotor. Sumber emisi CO meliputi proses industri (seperti
pengolahan logam dan manufaktur bahan kimia), pembakaran kayu perumahan, dan sumber-
sumber alam seperti kebakaran hutan. Woodstoves, kompor gas, asap rokok, dan unvented gas
dan minyak tanah ruang pemanas adalah sumber dari dalam ruangan CO. Tingkat tertinggi CO
di udara luar biasanya terjadi selama musim dingin tahun ketika emisi otomotif CO lebih besar
dan kondisi inversi malam hari lebih sering. Dalam kondisi inversi polusi udara menjadi
terperangkap di dekat tanah di bawah lapisan udara hangat.

2. Sulfur oksida (SOx)
Sulfur oksida (SOx) adalah gas tidak berwarna yang dibentuk oleh belerang. SOx gas terbentuk
ketika bahan bakar yang mengandung sulfur seperti batubara dan minyak, dibakar, dan ketika
bensin diekstrak dari minyak atau logam yang diekstraksi dari bijih. Sulfur dioxide Sulfur
dioksida (SO2) adalah pencemar kriteria yang merupakan indikator dari konsentrasi sulfur
oksida di udara ambien. SO2 larut dalam p uair untuk membentuk asam , dan berinteraksi
dengan gas lainnya dan partikel di udara untuk membentuk sulfat dan produk lainnya yang bisa
berbahaya bagi masyarakat dan lingkungannya. Lebih dari 65% dari SO2 dilepaskan ke udara,
atau lebih dari 13 juta ton per tahun, berasal dari utilitas listrik, terutama yang membakar
batubara. Sumber-sumber lain dari SO2 merupakan fasilitas industri yang produk mereka dari
berasal bahan baku seperti bijih logam, batubara, dan minyak mentah, atau batubara atau
minyak bakar untuk menghasilkan panas proses. Contohnya adalah kilang minyak bumi, pabrik
semen, dan fasilitas pengolahan logam. Juga, lokomotif, kapal-kapal besar, dan beberapa
peralatan diesel nonroad saat membakar bahan bakar belerang tinggi dan rilis SO2 emisi ke
udara dalam jumlah besar.

3.Nitrogen Oksida (NOx)
Nitrogen Oksida (NOx), adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan jumlah NO,
NO2 dan oksida nitrogen lainnya. NOx adalah sekelompok gas yang sangat reaktif yang
memainkan peran utama dalam pembentukan ozon. Banyak dari nitrogen oksida yang berwarna
dan tidak berbau. Namun, salah satu polutan yang umum, nitrogen dioksida (NO2) bersama
dengan partikel di udara sering bisa dilihat sebagai lapisan coklat kemerahan di daerah
perkotaan. Nitrogen oksida terbentuk ketika bahan bakar dibakar pada suhu tinggi, seperti
dalam proses pembakaran. Sumber utama NOx adalah setiap kendaraan bermotor, utilitas
listrik, dan industri lainnya, sumber komersial, dan residensial yang membakar bahan bakar.

4. Ozon (O3)
Ozon (O3) adalah gas yang terdiri dari tiga atom oksigen. Ini adalah senyawa tidak berwarna
yang memiliki bau listrik-discharge-jenis. Ini merupakan polutan kriteria unik karena secara
eksklusif polutan sekunder. Hal ini biasanya tidak dipancarkan secara langsung ke udara, tapi
di permukaan tanah dibuat oleh reaksi kimia antara oksida nitrogen (NOx) dan senyawa organik
volatil (VOC) dgn adanya panas dan sinar matahari. Konsentrasi ozon di suatu daerah
dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk konsentrasi NO2 dan VOC di daerah, intensitas sinar
matahari, dan kondisi cuaca lokal. Ozon dan bahan kimia yang bereaksi membentuk dapat
dilakukan ratusan mil dari asal-usul mereka, menyebabkan polusi udara di atas wilayah yang
luas. Angka: sumber emisi Timbal 1.970 & 1.997

Ozon memiliki struktur kimia yang sama apakah itu terjadi mil di atas bumi atau di permukaan
tanah dan dapat menjadi "baik" atau "buruk," tergantung pada lokasi di atmosfer. "Baik" ozon
terjadi secara alami di stratosfer dan membentuk lapisan yang melindungi kehidupan di bumi
dari sinar matahari yang berbahaya atau radiasi ultraviolet. Dalam atmosfer bumi lebih
rendah, atau troposfer, tingkat ozon tanah dianggap "buruk". Ozon adalah kimia yang paling
umum ditemukan dalam polusi udara fotokimia, atau asap.

5. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) adalah logam yang ditemukan secara alami di lingkungan maupun di produk manufaktur.
Karena sifat fisik yang unik yang memungkinkan untuk menjadi mudah dibentuk dan dibentuk, timah
telah digunakan dalam berbagai aplikasi. Sumber utama emisi timbal secara historis kendaraan
bermotor (seperti mobil dan truk) dan sumber-sumber industri. Karena fase keluar dari bensin
bertimbal, pengolahan logam adalah sumber utama emisi timbal ke udara hari ini. Tingkat tertinggi
timbal di udara umumnya ditemukan di dekat peleburaner timah. Sumber tidak bergerak lainnya
adalah limbah insinerator, utilitas, dan timbal-asam produsen baterai

6. Materi partikulat
Materi partikulat adalah istilah umum yang digunakan untuk campuran heterogen partikel
padat dan tetesan cairan yang ditemukan di udara, termasuk debu, kotoran, jelaga, asap, dan
tetesan cairan. . Partikel dapat melayang di udara untuk jangka waktu yang lama. Beberapa
partikel cukup gelap atau besar untuk dilihat sebagai jelaga atau asap.. Lain sangat kecil yang
secara individual mereka hanya dapat dideteksi dengan mikroskop elektron. PM dapat menjadi
polutan primer atau sekunder. "Primer" partikel, seperti debu atau karbon hitam (jelaga)
secara langsung dipancarkan ke udara. Mereka berasal dari berbagai sumber seperti mobil,
truk, bus, pabrik, lokasi konstruksi, bidang digarap, jalan beraspal, penghancur batu, dan
membakar kayu. "Sekunder" partikel terbentuk di udara dari perubahan kimia emisi gas primer.
Mereka secara tidak langsung terbentuk ketika gas dari bahan bakar terbakar bereaksi dengan
sinar matahari dan uap air. Ini dapat disebabkan oleh pembakaran bahan bakar kendaraan
bermotor, pada pembangkit listrik, dan dalam proses industri lainnya. PM2.5 menggambarkan
"baik" partikel yang kurang dari atau sama dengan 2,5 pM dengan diameter. PM10 mengacu
pada semua partikel kurang dari atau sama dengan 10 m dengan diameter (sekitar satu-
ketujuh diameter rambut manusia).

1. SO
x

SO
x
atau belerang

mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaituSO
2
dan
SO
3
. Gas SO
2
berbau tajam dan tidak mudah terbakar sedangkan gas SO
3
bersifat sangat
reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti
proses pengkaratan (korosi) dan proses kimia lainnya. Pada gas buangan hasil pembakaran
pada umumnyamengandung gas SO
2
lebih banyak dari pada gas SO
3
. Pemakaian batubara
sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industry menyebabkan kadar gas SOx di uadara
meningkat. Reaksi antar SOx dan uap air yang ada di udara akan membentuk asam sulfit
ataupun asam sulfat apabila turun ke bumi akan mengakibatkan hujan asam. Efek hujan asam
adalah dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada manusia dan hewan SOx akan
menyebabkan gangguan pada system pernafasannya. Hal ini terjadi karena gas SOx yang
mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lender pada hidung, tenggorokan, dan
saluran nafas yang lain sampai paru-paru.
2. NO
x

NO
x
atau Nitrogen Oksida mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu
gas NO
2
dan NO. sifat gas NO
2
adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak
berwarna dan berbau. Warna gas NO
2
adalah merah kecoklatan dan berbau tajam sangat
menyengat hidung. Kandungan jumlah NOx di masing-masing wilayah berbeda tergantung
keberadaan sumber pencemar seperti banyaknya kendaraan bermotor, generator pembangkit
listrik, pembuangan sampah, industry, dan lain-lain. Sifat toksisitas gas NO
2
empat kali lebih
kuat daripada toksisitas gas NO. NO
2
sangat berbahaya karena apabila masuk ke dalam paru-
paru akan mengakibatkan pembengkakan sehingga penderita akan sulit bernafas yang dapat
menyebabkan kematian. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada
system syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bial keracunan ini berlanjut akan
menyababkan kelumpuhan. Selain berbahaya bagi manusia dan hewan NOx juga berbahaya
bagi tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada
permukaan daun, menyebabkan nekrosis atau keruasakan pada jaringan daun sehingga
tanaman tidak mampu melakukan fotosintesis.
3. O
2

Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini. Atmosfer atau udara
merupakan campuran berbagai macam gas yang bersifat homogen. Susunan utama dari udara
kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% gas-gas mulia dan 0,03% karbon
dioksida dan beberapa gas lainnya dalam jumlah yang sangat kecil (renik). Oksigen atmosfer
berperan penting selain untuk bernafas bagi manusia, oksigen juga berperan dalam reaksi
yang menghasilkan energi seperti pada pembakaran bahan bakar fosil dan digunakan oleh
orgaisme aerobic dalam proses degradasi bahan organic. Pembakaran dari bahan bakar fosil
membutuhkan banyak oksigen akan tetapi hal tersebut tidak membahayakan kontinuitas
oksigen karena semua oksigen dalam bentuk molekul yang sekarang ada dalam atmosfer
merupakan hasil dari kegiatan fotosintesis oleh organisme.
4. H
2
S
Gas H
2
S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk dari 2 unsur
Hidrogen dan 1 unsur Sulfur. Satuan ukur gas H
2
S adalah PPM ( part per milion ). Gas H
2
S
disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang atau uap bau. Gas H
2
S terbentuk akibat
adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri. Oleh karena itu gas ini dapat ditemukan di
dalam operasi pengeboran minyak / gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri,
peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.
Gas H
2
S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain :
Tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah
sehingga sering disebut sebagai gas telur busuk.
Merupakan jenis gas beracun.
Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit) 4.3% (43000
PPM) sampai UEL (Upper Explosive Limite) 46% (460000 PPM) dengan nyala api berwarna
biru pada temperature 5000 F (2600C).
Berat jenis gas H
2
S lebih berat dari udara sehingga gas H
2
S akan cenderung terkumpul di
tempat / daerah yang rendah. Berat jenis gas H
2
S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan
perbandingan berat jenis H
2
S : 1.2 atm dan berat jenis udara : 1 atm.
H
2
S dapat larut (bercampur) dengan air (daya larut dalam air 437 ml/100 ml air pada 0 0 C;
186 ml/100 ml air pada 400 C).
H
2
S bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam.
Pada kondisi normal, seseorang bernafas dengan menghirup udara yang terkandung
oksigen sebagai salah satu bagian udara bebas, selain nitrogen dan unsur-unsur lainnya.
Oksigen sangat dibutuhkan manusia untuk proses oksidasi di dalam tubuh. Oksigen yang
masuk ke dalam paru-paru akan dibawa oleh darah ke seluruh tubuh termasuk ke otak. Jika
seseorang menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H
2
S maka komposisi oksigen
yang masuk kedalam tubuh akan berkurang, sehingga kinerja otakpun akan terganggu.
Tingkat konsentrasi gas H
2
S di otak yang semakin tinggi akan mengakibatkan lumpuhnya
saraf pada indera penciuman dan hilangnya fungsi kontrol otak pada paru-paru. Akibat
fatalnya adalah paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat
hilang kesadaran dan meninggal dalam ukuran waktu tertentu.
5. CO (Karbon Monoksida)
CO atau karbonmonoksida adalah gs yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Gas ini dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -192
0
C. Sumber gas CO berasal
dari gas buang kendaraan bermotor berbahan bakar fosil, proses industry, hasil kegiatan
gunung berapi proses biologi dan lain-lain. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat
konsentrasi gas CO akan lebih tinggi. Dalam konsentrasi yang tinggi gas CO dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Keracuanan gas
CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan berupa pusing, sakit kepala dan mual. Sedangkan
untuk keadaan yang lebih berat dapat berupa menurunnya kemampuan gerak tubuh,
gangguan pada sisem kardiovaskuler, serangan jantung bahkan sampai pada kematian.
6. NO
2
(Nitrogen Dioksida)
Nitrogen merupakan salah satu pengukur atmosfer dengan kandungan yang paling
tinggi. Tidak seperti oksigen yang mengalami disosiasi hampir sempurna menjadi mono atom
di daerah atmosfer dengan altitude yang lebih tinggi, molekul nitrogen terdisosiasi secara
langsung oleh radiasi ultra violet. Senyawa NO
2
terbuang langsung ke udara bebas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Nitrogen dioksida (NO
2
) merupakan gas yang berwarna coklat
kemerahan dan berbau tajam. Senyawa NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara
bebas, akan berikatan dengan oksigen untuk membentuk NO2. Inilah yang amat berbahaya
karena senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan membentuk asam nitrat. NO
merupakan gas yang berbahaya karena mengganggu saraf pusat. reaksi kimia antara berbagai
oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang
dapat menyebabkan asap awan fotokimi (photochemical smog).

Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Alat untuk mengukur
kelembaban udara disebut hygrometer. Garis khayal di peta yang menunjukkan daerah yang sama
kelembabannya disebut isohyg. Ada dua macam kelembaban udara yaitu kelembaban absolut (mutlak) dan
kelembaban relatif (nisbi).
Kelembaban mutlak (absolut) adalah jumlah uap air dalam udara pada suatu tempat tertentu (gram dalam 1
m3).
Kelembaban nisbi (relatif) adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara yang ada dengan jumlah uap
air maksimum dalam suhu yang sama. Dinyatakan dengan persen. Rumusnya yaitu:
Kelembaban Relatif = uap air yang ada / uap air maksimum x 100%.
Suhu atau temperatur udara merupakan kondisi yang dirasakan di permukaan Bumi sebagai panas,
sejuk atau dingin. Sebagaimana Anda ketahui bahwa permukaan Bumi menerima panas dari
penyinaran Matahari berupa radiasi gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar Matahari yang
dipancarkan ini tidak seluruhnya sampai ke permukaan Bumi. Hal ini dikarenakan pada saat
memasuki atmosfer, berkas sinar Matahari tersebut mengalami pemantulan (reeksi), pembauran
(scattering), dan penyerapan (absorpsi) oleh material-material di atmosfer. Persentase jumlah peman
tulan dan pembauran sinar Matahari oleh partikel atmosfer ini dinamakan albedo.

CO (Karbon Monoksida)
Gas CO merupakan gas tak berwarna dan tak berbau yang merupakan hasil pembakaran tak
sempurna zat organik. CO bersifat racun karena lebih mudah berkaitan dengan hemoglobin
dibanding O
2
. Akibatnya fingsi Hb sebagai alat pengikat O
2
tidak berfugsi. Pembakaran tak sempurna
itu terjadi antara lain :
a) Kekurangan gas oksigrn, misalnya pembakaran di daerah daerah tercemar (kekurangan oksigen)
seperti terminal bus.
b) Rantai hidro karbon (BBM) terlalu besar , misalnya: pembakaran pada kompor minyak tanah
akan terlihat lebih berasap dibandingkan kompor elpiji. Hal ini menunjukan pembakaran elpiji lebih
sempurna dibandingkan minyak tanah.
Untuk mencegah terbentuknya gas CO atau mengurangi maka harus mengurangi atau meniadakan
pembakaran tak sempurna. Cara yang mungkin dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
a) Penggunaan bahan bakar dengan pembakaran lebih sempurna, misalnya penggunaan elpiji dan
etanol sebagai pengganti bensin dan solar.
b) Penggunaan energi listrik sebagai pengganti BBM.
c) Digunakan katalis untuk mengubah CO dan CO
2
pada knalpot kedaraan bermotor.
Karena gas CO sangat berbahaya, maka sangat dianjurkan:
a) Jangan menjalankan kendaraan di ruang tertutup dalam jangka waktu yang lama, karena gas CO
akan tertumpuk di ruangan itu.
b) Jangan merokok di tempat yang terbatas oksigen seperti ruangan ber-AC dan kendaraan umum.
c) Jangan menghidupkan AC mobil jika mobil dalam keadaan diam.

Gas karbon dioksida atau CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar
minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan
bermotor dan juga pabrik, berarti meningkat juga jumlah atau kadar CO2 di atmosfer
bumi.
Keberadaan karbon dioksida atau CO2 yang berlebihan di udara memang tidak
berakibat langsung untuk manusia, sebagaimana gas karbon monoksida atau CO yang
berbahaya buat kesehatan manusia.
Namun demikian kandungan CO2 berlebihan bias menyebabkan sinar inframerah dari
matahari diserap oleh bumi dan juga kelebihan sinar inframerah ini tidak bisa kembali ke
atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang terdapat di atmosfer dan juga
berakibat pada suhu bumi semakin panas.
Dalam mengurangi kadar karbon dioksida atau CO2 di atmosfer bumi maka butuh
dilakukan penghijauan dengan menanam pohon,membuat taman-taman kota lalu
menjaga kelestarian hutan supaya kelebihan karbondioksida bisa diserap oleh tanaman.
Kembali kepada judul entri mengenai ban mobil dan pemanasan global, pada
kendaraan bermotor atau bermesin pada hasil pembakaran sempurna menghasilkan
gas karbon dioksida atau CO2 sedangkan bila pembakaran tidak sempurna bisa
menghasilkan karbon monoksida yang beracun dan juga berbahaya buat kesehatan
manusia.
Ban mobil atau ban kendaraan pula ikut berperan pada penambahan kadar karbon
dioksida atau pun karbon monoksida apa bila kita berkendara dengan ban mobil yang
kondisi kurang tekanan angin ban.
Karena kurang tekanan angin ban akan menyebabkan beban mesin bertambah dan
juga diperlukan konsumsi bahan bakar lebih jika beban mesin bertambah yang artinya
akan menambah kadar karbon dioksida terhadap hasil pembakaran lalu menambah
kadar karbon dioksida di atmosfer
Struktur Hidrokarban (HC) terdiri dari elemen hidrogen dan korbon dan sifat fisik HC dipengaruhi
oleh jumlah atom karbon yang menyusun molekul HC. HC adalah bahan pencemar udara yang dapat
berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini akan
cenderung berbentuk padatan. Hidrokarbon dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon
akan berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan berbentuk cairan
dan padatan.
HC yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan bila berupa
cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk padatan akan membentuk
asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu. Berdasarkan struktur molekulnya,
hidrokarbon dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu hidrokarban alifalik, hidrokarbon aromatik
dan hidrokarbon alisiklis. Molekul hidrokarbon alifalik tidak mengandung cincin atom karbon dan
semua atom karbon tersusun dalam bentuk rantai lurus atau bercabang.
Hidrokarbon (HC), walaupun ada berbagai nama untuk polutan ini, mulai dari gas organik reaktif
sampai senyawa organik yang mudah menguap, tetapi semua nama tersebut mengacu pada
ribuan polutan yang terdapat dalam bensin yang tak terbakar, cairan pencuci kering, zat pelarut
untuk industri, dan berbagai jenis kombinasi lain dari hidrogen dengan karbon. Banyak jenis
hidrokarbon berbahaya secara sendiri-sendiri: benzene, suatu konstituen dari gasolin, misalnya,
dapat menimbulkan leukemia. Jenis-jenis lain bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen dalam cahaya
matahari, dan menimbulkan asap kabut atau ozon.
Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan komponen polutan udara yang berbeda tetapi
mempunyai hubungan satu dengan yang lain. Hidrokarbon merupakan polutan primer karena
dilepaskan ke udara secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia berasal dari reaksi-reaksi yang
melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak langsung. Masalah yang dihadapi karena
adanya polusi hidrokarbon harus mempertimbangkan juga adanya polusi oksidan fotokimia.
Menurut Soedomo (2001), hidrokarbon merupakan teknologi umum yang digunakan untuk
beberapa senyawa organic yang diemisikan bila bahan bakar minyak dibakar. Sumber langsung
dapat berasal dari berbagai aktivitas perminyakan yang ada, seperti ladang minyak, gas bumi
geothermal. Umumnya hidrokarbon terdiri atas methana, ethan dan turunan-turunan senyawa
alifatik dan aromatic. Hidrokarbon dinyatakan dengan hidrokarbon total (THC).
Senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzena, toluena, ethylbenzena,
dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam minyak bumi, bersifat
mutagenik dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit
mengalami perombakan di alam, baik di air maupun di darat.
JENIS-JENIS HIDRO KARBON

SUMBER DAN DISTRIBUSI
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai minyak bumi.
Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi
bahan bakar motor, minyak pelumas, dan aspal.
Sebagai bahan pencemar udara, Hidrokarbon dapat berasal dari proses industri yang diemisikan ke
udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC merupakan polutan primer karena
dilepas ke udara ambien secara langsung.
Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran dalam bentuk HC adalah industri plastik,
resin, pigmen, zat warna, pestisida dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri sebesar 10 %
berupa HC. Sumber HC dapat pula berasal dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik
akan menghasilkan HC. Pada umumnya pada pagi hari kadar HC di udara tinggi, namun pada siang
hari menurun. Sore hari kadar HC akan meningkat dan kemudian menurun lagi pada malam hari.
Adanya hidrokarbon di udara terutama metana, dapat berasal dari sumber-sumber alami terutama
proses biologi aktivitas geothermal seperti explorasi dan pemanfaatan gas alam dan minyak bumi
dan sebagainya. Jumlah yang cukup besar juga berasal dari proses dekomposisi bahan organik pada
permukaan tanah, Demikian juga pembuangan sampah, kebakaran hutan dan kegiatan manusia
lainnya mempunyai peranan yang cukup besar dalam memproduksi gas hidrokarbon di atmosfir.
DAMPAK KESEHATAN
Hidrokarbon diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang
disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat
lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.Pengaruh hidrokarbon aromatic pada kesehatan manusia dapat terlihat
pada tabel dibawah ini.

PENGENDALIAN DAMPAK
1. Mitigasi Dampak Hidrokarbon
Terdapat empat strategi dalam mitigasi dampak hidrokarbon :
Kontrol emisi kendaraan bermotor, hal ini dapat dilakukan secara periodik.
Kontrol emisi sumber stasioner seperti kilang minyak, petrokimia dengan menggunakan
metode kondensasi, evaporasi, insenerasi, absorpsi dan subsitusi..
Penghindaran reseptor dari daerah yang tercemar.
Kontrol lingkungan (Controlled environment). Ada beberapa macam teknik yang telah
digunakan untuk mengontrol emisi hidrokarbon dari sumbernya, yaitu insinerasi, adsorbsi,
absorbsi dan kondensasi.
2. Alternatif penggunaan Bahan Bakar
Alternatif mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan menggunakan energi sinar matahari
dan juga minyak-minyak sayuran (nabati). Kelebihan menggunakan bahan bakar alternatif ini adalah
melakukan penghematan, karena per liter lebih murah dibanding bahan bakar pada umumnya,
memiliki nilai tambah bagi Indonesia, dan ramah lingkungan, karena tidak akan menghasilkan gas-
gas Hidrokarbon.
Antara lain dengan menggunakan:
Minyak kelapa sawit . Ternyata sumber hidrokarbon bisa didapat dalam minyak kelapa sawit
atau biji-bijian yang lain.Padanya terdapat struktur trigliserida yang serupa dengan
hidrokarbon minyak bumi, yang memungkinkan digunakan untuk mensubstitusi minyak
bumi. Peran teknologi katalis sangat vital pada tahap ini karena mengubah struktur
trigliserida menjadi produk yang saat ini disuplai oleh minyak bumi memerlukan katalis yang
tepat. Turunan gliserida yang dapat menggantikan bahan yang disuplai dari minyak bumi
ialah bahan baker (solar dan bensin) dan bahan baku petrokimia.
Kedelai. Sekelompok peneliti dari Universitas Tasmania, Australia, mengklaim telah berhasil
menciptakan sebuah mesin yang dapat digerakkan dengan bahan bakar diesel bercampur
hidrogen. Menurut para penciptanya, jika 30 persen hidrogen ditambahkan ke dalam mesin
pembakaran, hasilnya adalah pengurangan sekitar 70 persen karbon dioksida, karbon
monoksida, dan hidrokarbon.
PENCEGAHAN
D.1.1 Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi secara berkala dan KIR kendaraan.
c) Memasang filter pada knalpot.
D.1.2 Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada cerobong asap.
b) Memodifikasi pada proses pembakaran.
D.1.3 Manusia
Apabila kadar oksidan dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (235 mg/Nm3 dengan waktu
pengukuran 1jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya:
a) Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b) Mengurangi aktifitas di luar rumah.
2. PENANGGULANGAN
a) Mengganti peralatan yang rusak.
b) Mengatur pertukaran udara didalam ruang, seperti menggunakan exhaust-fan.
c) Bila jatuh korban keracunan maka lakukan :
Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.
Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat.

Anda mungkin juga menyukai