Anda di halaman 1dari 18

STANDAR AKUNTANSI DAN

UU PAJAK
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai anggota International Federation of
Accountant (IFAC) berkewajiban mengadopsi
International Financial Reporting Standard (IFRS)
sebagai standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Pada tahun 2012 DSAK menetapkan bahwa Indonesia
secara total mengadopsi IFRS yang dikeluarkan pada
tanggal 1 Januari 2009.
Pendahuluan
Setidaknya ada beberapa kendala dalam penerapan
IFRS sebagai standar Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.Sistem Hukum dan Politik
2.Sistem Perpajakan dan Fiskal
3.Ekonomi dan Aktivitas Bisnis
4.Sistem pasar Modal dan Peraturan
5.Budaya Korporasi
6.Tekhnologi.
Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia

Penyusunan standar akuntansi keuangan berkiblat pada


2 alternatif yaitu
a. Sistim Continental (Belanda)
b. Anglo Saxon (Amerika Serikat)
Perkembangan standar Akuntansi keuangan di Indonesia
di mulai Tahun 1973 Lahirnya PAI dan dirubah menjadi
SAK dengan diuraikan pada beberapa standar :
1. PSAK Lengkap
2. PSAK ETAP
3. PSAK Syariah.
Perkembangan PSAK
Tujuan Standar Akuntansi
1. Melaporkan informasi keuangan yang memenuhi
syarat relevan (relevance)
2. Dapat diandalkan (reliable)
3. Dapat dipahami (understandable)
4. Dapat diperbandingkan (comparable)
Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK

Pengertian LK berdasarkan PSAK N0. 1 (Rev. 2009)


paragraf 9 adalah :
“ Suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas”

Tujuannya harus berlaku dengan prinsip “bertujuan


umum” agar bisa dibandingkan dengan LK periode
sebelumnya atau dengan LK entitas lain.
Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK
Unsur-unsur penyajian dalam laporan keuangan
a.Asset
b.Liabilitas
c.Ekuitas
d.Pendapatan dan beban
e.Keuntungan dan rugi
f.Kontribusi dari dan distribusi kepada
pemilik
g.Arus kas
Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK
Laporan keuangan terdiri dari (PSAK No. 1)
1.Laporan posisi Keuangan (Neraca)
2.Laporan laba rugi komperehensif selama
periode
3.Laporan perubahan equitas selama
periode
4.Laporan arus kas selama periode
5.Catatan atas laporan
6.Laporan keuangan pada awal periode
komparatif.
SAK ETAP

Digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas


publik, yaitu entitas :

1.Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan


2.Menerbitkan LK untuk tujuan umum bagi
pengguna ekternal

Korporasi/perusahaan yang termasuk dalam entitas


tanpa akuntabilitas publik yaitu perusahaan skala
menengah ke bawah (UMKM)
LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK
ETAP
Isi :
1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
a. Kas dan setara kas
b. Piutang usaha dan piutang lainnya
c. Persediaan
d. Properti investasi
e. Aset tetap
f. Aset takberwujud
g. Utang usaha dan utang lainnya
h. Aset dan kewajiban pajak
i. Kewajiban diestimasi
j. Ekuitas
LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP
2. Laporan Laba Rugi
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang
menggunakan entitas
d. Beban pajak
e. Laba atau rugi netto
3. Laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan
saldo laba
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan keuangan
PENGGUNAAN MATA UANG PADA PLAPORAN DALAM
SAK ETAP
Entitas yang menggunakan mata uang selain rupiah diatur sebagai
berikut :
1.Mata uang pencatatan adalah mata uang yang digunakan oleh
entitas untuk membukukan transaksi.
2.Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan untuk
menyajikan laporan keuangan. Entitas boleh menggunakan mata
uang asing dalam pelaporan dengan ketentuan mata uang tersebut
adalah mata uang fungsional
3.Mata uang fungsional adalah mata uang utsma dalam arti substansi
ekonominya sebagai mata uang dalam kegiatan entitas.
4. Laporan keuangan pada umumnya dilaporkan dalam mata
uang lokal.
UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN
Undang-undang perpajakan telah mengalami beberapa kali
perubahan :
PAJAK-PAJAK YANG BERLAKU SEBELUM REFORMASI
Beberapa jenis pajak di Indinesia sebelum reformasi perpajakan
dibedakan menjadi pajak negara dan pajak daerah. Sejak zaman
penjajahan Belanda diberlakukan UU yang mengatur
pembayaran pajak, yaitu sbb :
Staatsblad No 13 Th 1908 tentang Ordonansi Rumah Tangga
Staatsblad No 498 Th 1921 tentang Aturan Bea Meterai
Staatsblad No 291 Th 1931 tentang Ordonansi Bea Balik Nama
Staatsblad No 405 Th 1932 tentang Ordonansi Pajak Kekayaan
Staatsblad No 718 Th 1934 tentang Ordonansi Pajak
Kendaraan Bermotor
REFORMASI PAJAK 1983
Reformasi pajak (tax reform) atau pembaruan perpajakan, telah
dilakukan sejak tanggal 1 Januari 1984. Bersamaan dengan
dikeluarkannya serangkaian undang-undang adalah sbb :
UU No 6 Th 1983 tentang Ketetentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
UU No 7 Th 1983 tentang PPh, dan diubah menjadi UU No 7
Th 1991
UU No 8 Th tentang PPN dan PPnBM, direncanakan
diberlakukan th 1984 juga tetapi karena masih ada sesuatu
yang harus dipersiapkan lebih matang maka UU tersebut
diperlakukan mulai 1 April 1985
UU No 12 tentang PBB mulai diberlakukan tahun 1995
UU No 13 tentang Bea Meterai mulai diberlakukan tahun 1995
REFORMASI PAJAK 1994
Reformasi perpajakan terus dilakukan perubahan dan
penyempurnaan sesuai dengan tuntutan perubahan sistem
perekonomian. Setelah satu dasawarsa peraturan pajak
dilaksanakan diadakan lagi perubahan terhadap peraturan
perpajakan. UU pajak yang dikeluarkan adalah sbb :
UU No 9 Th 1994 tentang UU No 6 Th 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
UU No 10 Th 1994 tentang Perubahan atas UU No 7 Th
1983 tentang PPh
UU No 11 Th 1994 tentang UU No 8 Tahun 1983 tentang
PPN dan PPnBM
UU No 12 Th 1994 tentang Perubahan atas UU No 12
tentang PBB 
REFORMASI PAJAK 1997
Pada tahun 1997 dikeluarkan lagi serangkaian UU baru,
untuk melengkapi UU yang telah ada, adalah sbb :
UU No 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian
Sengketa Pajak
UU No 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
UU No 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa
UU No 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak
UU No 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan atas
Tanah dan Bangunan
 REFORMASI PAJAK 2000
Pada tahun 2000 seiring dengan perkembangan sosial dan
ekonomi, pemerintah kembali mengeluarkan serangkaian UU
untuk mengubah UU yang telah ada, adalah sbb :
UU No 16 Th 2000 tentang Perubahan Kedua atas UU No 6
Th 1983 tentang Ketentuan Umum & Tata Cara Perpajakan
UU No 17 Thn 2000 ttg Perubahan Ketiga atas UU No atas UU
No 7 tahun 1983 tentang PPh
UU No 18 Thn 2000 ttg Perubahan Kedua atas UU No 8 Tahun
1984 tentang PPN dan PPnBM
UU No 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa
UU No 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan
UU No 34 Thn 2000 ttg Perubahan atas UU No 18 Thn 1997
tentang Pajak Daerah & Retribusi Daerah
Pada tahun 2000 untuk lebih memberikan rasa
keadilan dan kepastian hukum, pemerintah akhirnya
mengeluarkan UU No 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak pengganti UU No 17 Tahun 1997
tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak yang
kurang berpihak pada WP.
Pada tanggal 27 Juli 2007 pemerintah mengesahkan
UU No 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
UU No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan agar lebih memberikan
kepastian.
Kemudian pada tahun 2008 PPh diubah dengan UU
No 36 Tahun 2008 dan PPn dan PPnBM diubah dengan
UU No 42 Tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai