Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“POTENSI DIRI SEBAGAI BEKAL WIRAUSAHA”

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Kewirausahaan di Bidang Pendidikan

DOSEN PENGAMPU

Endang Istikomah, S.Pd., M.Ed

Disusun Oleh Kelompok 6:

1. AL KURNIASARI (166411231)
2. MERIANA SIHOTANG (166410943)
3. M. MIRWAN (166410628)

KELAS 6E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati
indahnya alam ciptaan-Nya.

Penulis disini akhirnya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang kami
berjudul “Potensi Diri sebagai Bekal Wirausaha” sebagai tugas mata kuliah ”Kewirausahaan
di Bidang Pendidikan”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pemangku Endang Istikomah, S.Pd.,
M.Ed dan juga semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan
penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.

Penulis, November 2018

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian potensi diri ..................................................................................................... 2
2.2 Pengertian Entrepreneur................................................................................................... 3
2.3 Siapakah Saja Yang Dianggap Sebagai Entrepreneur ? .................................................. 5
2.4 Perilaku Inti Para Entrepreneur ........................................................................................ 6
2.5 Menjadi Seorang Entrepreneur ........................................................................................ 8
2.6 Karakteristik Entrepreneur ............................................................................................... 9
2.7 Sikap dan Perilaku Wirausaha ......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14

LAMPIRAN.......................................................................................................................... 15

ii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Penilaian .................................................................................................. 16


LAMPIRAN 2 Hasil Diskusi .......................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak orang yang mengartikan kesuksesan itu dengan ukuran materi. Namun
kesuksesan yang sebenarnya adalah kemampuan diri kita untuk mengenali potensi yang
terdapat dalam diri kita sendiri dan memaksimalkannya menjadi sebuah kompetensi, dan
kompetensi tersebut digunakan untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Namun, dalam
realitanya di zaman yang begitu maju ini masih banyak orang tidak mampu bersaing di
dunia pekerjaan bahkan banyak yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang diambil
ketika menempuh pendidikan. Hal ini terjadi karena belum mengetahui potensi yang
dimiliki dalam dirinya, untuk itu banyak perguruan tinggi memasukkan mata kuliah
Entrepreneur dengan harapan lulusan dari satuan pendidikan itu memiliki mental seorang
wirausaha sehingga kelak mampu bersaing dengan lulusan lain. Dengan adanya masalah
itu maka dalam makalah ini penulis akan membahas potensi yang harus dimiliki seeorang
sebagai bekal wirausaha.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian potensi diri?
2. Apa pengertian Entrepreneur?
3. Bagaimana perilaku inti para Entrepreneur?
4. Apa saja karakteristik seorang Entrepreneur?
5. Bagaimana sikap dan perilaku wirausaha?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian potensi diri.
2. Untuk mengetahui pengertian Entrepreneur.
3. Untuk mengetahui perilaku inti para Entrepreneur.
4. Untuk mengetahui karakteristik seorang Entrepreneur.
5. Untuk mengetahui sikap dan perilaku Entrepreneur.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian potensi diri

Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun
yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau
dipergunakan secara maksimal. Jika dihubungkan dengan kewirausahaan berarti kemampuan,
kekuatan yang dimiliki seseorang dalam berusaha melakukan suatu usaha.

Menurut suryana (2011) penilaian potensi diri wirausaha dapat dilihat dari enam
aspek, yaitu aspek kepribadian, disiplin diri, kreativitas, dorongan/keinginan, keberanian
menghadapi resiko, dankepercayaan diri.

1. Kepribadian, merupakan keseluruhan kualitas psikis diwarisi atau diperoleh yang khas
pada seseorang yang membuatnya unik. Dengan kepribadian yang dimiliki oleh
seseorang dia dapat memikat orang lain, orang menjadi simpati padany, orang tertarik
dengan pembicaraannya, orang terkesima olehnya. Wirausaha yang memiliki
kepribadian seperti ini sering kali berhasil dalam menjalankan usahanya.
2. Disiplin diri, adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan
pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap
waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
3. Kreativitas, adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, variabel yang sudah ada
sebelumnya.
4. Dorongan atau keinginan berwirausaha dapat datang dari teman sepergaulan,
lingkungan keluarga, sahabat dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha.
5. Keberanian menghadapi resiko itu ada bilamana waktu yang akan datang tidak
diketahui. Jadi, dengan perkataan lain resiko itu ada bila ada ketidakpastian.
6. Kepercayaan diri, orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang
jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen.

2
Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, dia
memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi, objektif dan kritis.

2.2 Pengertian Entrepreneur

Entrepreneur berarti orang yang memulai sesuatu usaha bisnis baru. Yang berupaya
memperbaiki sebuah unit keorganisasian melalui serangkaian perubahan-perubahan
produktif. Fungsi yang bersifat spesifik bagi para entrepreneur adalah kemampuan untuk
mengumpulkan faktor-faktor produksi yakni tanah-tenaga kerja-dan modal, dan kemudian
memanfaatkan mereka untuk memproduksi barang-barang atau jasa-jasa baru.

Para entrepreneur dengan jeli dapat melihat dalam memanfaatkan peluang-peluang


yang tidak terlihat atau tidak dihiraukan oleh para eksekutif bisnis lain.

(Backman, dalam Winardi 2003:73) yang menyatakan bahwa pada dasarnya sang
entrepreneur melihat adanya suatu kebutuhan, hingga kemudian ia menyatukan sumber daya
manusia, bahan-bahan serta modal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Scumpeter (2008) yang mengatakan bahwa jika suatu negara memiliki banyak entrepreneur,
negara tersebut pertumbuhan ekonominya akan tinggi, yang sekaligus akan melahirkan
pembangunan ekonomi yang tinggi pula. Jika suatu negara inginmaju, jumlah entreprenur
nya harus banyak.

Menurut (ZIMMERERET AL., dalam Winardi 2003:17)Seorang entrepreneur adalah


seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru, dengan menghadapi risiko dan ketidakpastian,
dan yang bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian
peluang-peluang melalui kombinasi sumber sumber daya yang diperlukan untuk
mendapatkan manfaatnya.

Dalam kenyataan, cukup banyak orang memunculkan ide-ide muluk sehubungan


dengan aneka macam bisnis, tetapi kebanyakan di antara mereka tidak pernah
merealisasinya. Justru para entrepreneur melaksanakan ide-ide mereka. Banyak periset telah
melakukan penelitian-penelitian guna mendapatkan gambaran jelas tentang kepribadian
entrepreneurial. Marilah kita perhatikan sejumlah elemen dari profil entrepreneurial tersebut:

a. Tanggung jawab. Para entrepreneur memiliki tanggung jawab mendalam terhadap


hasil usaha yang dibentuk mereka. Mereka sangat berkeinginan untuk mampu
mengendalikan sumber-sumber daya mereka sendiri, dan memanfaatkannya untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan mereka.

3
b. Preferensi untuk menghadapi risiko moderat.

Perlu diingatkan bahwa para entrepreneur bukanlah pihak yang bersedia menerima
risiko apapun juga, tetapi mereka justru merupakan penerima risiko yang telah
diperhitungkan dengan matang (calculated risktakers). Mereka bukanlah penjudi.
Tujuan-tujuan yang ingin diraih mereka mungkin menurut persepsi orang Iain,
tinggi sekali (bahkan mungkin tidak dapat dicapai) tetapi para entrepreneur melihat
situasi yang mereka hadapi dari perspektif yang berbeda dan mereka yakin bahwa
tujuan-tujuan mereka bersifat realistik, dan dapat dicapai. Mereka biasanya melihat
peluang-peluang dalam bidang-bidang Yang merefleksi pengetahuan, latar belakang
serta pengalaman-pengalaman mereka yang meningkatkan kemungkinan mereka
meraih keberhasilan.

c. Keyakinan dalam kemampuan mereka untuk meraih keberhasilan. Para entrepreneur


secara tipikal memiliki keyakinan besar terhadap kemampuan mereka untuk
mencapai keberhasilan. Mereka cenderung bersikap optimistik, sehubungan dengan
kemungkinan-kemungkinan mereka mencapai sukses, dan biasanya optimisme
mereka berlandaskan realita.

d. Keinginan untuk mencapai umpan balik (feedback) segera.Para entrepreneur


menikmati tantangan-tantangan sehubungan dengan upaya mengelola sebuah bisnis,
dan mereka ingin mengetahui bagaimana hasil-hasil yang dicapai mereka, dan secara
konstan mereka mencari informasi) umpan balik.

e. Energi tingkat tinggi.Para entrepreneur lebih energetik, dibandingkan dengan orang


rata-rata. Energi tersebut mungkin merupakan faktor kritikal. Jam kerja lama, dan
upaya kerja keras sudah merupakan peraturan bagi para entrepreneur.

f. Orientasi ke depan.Para entrepreneur memiliki naluri kuat untuk mencari serta


menemukan peluang-peluang. Mereka melihat ke depan, dan mereka kurang begitu
memperhatikan apa saja yang telah dilakukan kemarin, dibandingkan dengan apa
yang akan dilakukan besok. Para entrepreneur melihat adanya potensi-potensi, di
mana orang lain hanya melihat adanya masalah-masalah atau tidak melihat apa-
apa.Para manajer tradisional sangat mementingkan upaya memanaje sumber-sumber
daya yang tersedia, sedangkan para entrepreneur lebih mementingkan upaya
menemukan dan memanfaatkan peluang-peluang. Adakalanya peluang-peluang dan
ide-ide muncul pada saat orang tidak menduganya sama sekali.

4
g. Membangun sebuah perusahaan dari titik nol, seakan-akan menyusun sebuah gambar
penuh liku-liku teka-teki. Para entrepreneur mengetahui cara-cara menarik dan
menempatkan orang-orang yang tepat guna melaksanakan sesuatu tugas. Melalui
upaya secara efektif mengkombinasi orang-orang dan pekerjaan, hal tersebut
memungkinkan para entrepreneur untuk mentransformasi visi mereka menjadi
realita.

h. Lebih dipentingkannya peraih prestasi dibandingkan dengan upaya mendapatkan


uang.Salah satu konsepsi keliru tentang para entrepreneur adalah bahwa mereka
hanya didorong oleh hasrat mendapatkan uang. Justru sebaliknya, pencapaian
prestasi merupakan faktor primer yang memotivasi di lingkungan para entrepreneur,
uang hanya sekedar imbalan untuk prestasi yang diraih --hal mana merupakan
sebuah simbol prestasi.

Di samping itu ada pula sejumlah ciri-ciri yang melekat pada kelompok entrepreneur,
yang sudah kita kenal sebelumnya yakni, ”tingkat komitmen tinggi”. Mendirikan dan
mengusahakan sebuah perusahaan secara berhasil memerlukan komitmen total dari seorang
entrepreneur. Hampir setiap entrepreneur harus mengatasi sejumlah kendala yang seakan-
akan tidak mungkin diatasi, guna mendirikan sebuah usaha, dan mempertahankannya. Hal
tersebut memerlukan.

2.3 Siapakah Saja Yang Dianggap Sebagai Entrepreneur ?

(SCHERMERHORNJR, dalam Winardi 2003:15) Lingkungan dinamis dewasa ini


menyebabkan organisasi organisasi dan para manajer mereka menghadapi keharusan untuk
menyesuaikan diri dan memperbaharui diri mereka agar mereka mencapai keberhasilan
dengan berlangsungnya waktu.
Orang-orang dan organisasi-organisasi bukan saja harus berubah tetapi mereka juga
harus berubah sering kali, dan dengan tempo yang dipercepat. Kesuksesan pada lingkungan-
lingkungan bisnis yang sangat kompetitif, terutama tergantung pada apa yang
dinamakan"entrepreneurship", istilah ini digunakan untuk menerangkanDalam konteks
bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha-usaha baru (newventures) yang menyebabkan
munculnya produk baru atau ide baru tentang penyelenggaraan jasa-jasa.

Ada sejumlah karakteristik tipikal entrepreneur yang antara lain mencakup :

5
a. Lokus pengendalian internal : para entrepreneur beranggapan bahwa mereka
berkemampuan untuk mengendalikan nasib mereka sendiri, mereka mampu
mengarahkan diri mereka, dan mereka menyukai otonomi.
b. Tingkat energi tinggi : para entrepreneur merupakan manusia yang persisten, yang
bersedia bekerja keras, dan mereka bersedia untuk berupaya ekstra untuk meraih
keberhasilan.

c. Kebutuhan tinggi akan prestasi : Para entrepreneur termotivasi untuk bertindak


secara individual untuk melaksanakan pencapaian tujuan-tujuan yang menentang

d. Toleransi terhadap ambiguitas : para entrepreneur merupakan manusia yang bersedia


menerima risiko ; mereka mentoleransi situasi-situasi yang menunjukkan tingkat
ketidakpastian tinggi.

e. Kepercayaan diri : para entrepreneur merasa diri kompeten, dan mereka yakin akan
diri mereka sendiri, dan mereka bersedia mengambil keputusan-keputusan.

f. Berorientasi pada action : para entrepreneur berupaya agar mereka bertindak


mendahului munculnya masalah-masalah, mereka ingin menyelesaikan tugas-tugas
mereka secepat mungkin dan mereka tidak bersedia menghamburkan waktu yang
berharga.

2.4 Perilaku Inti Para Entrepreneur

(HELLRIEGEL, dalam Winardi 2003:48) Pola-pola perilaku berkembang menjadi


kebiasaan (habits) dan kebiasaan demikian jelas lebih mudah diubah dibandingkan dengan
sifat-sifat pribadi, tetapi perlu diingat bahwa mengambil alih perilaku-perilaku yang
berhubungan dengan entrepreneurship yang berhasil, dapat menyebabkan timbulnya perasaan
gangguan dalam diri individu yang bersangkutan, andaikata ia tidak siap untuk itu.

Sebelum melaksanakan sesuatu upaya entrepreneurial, orang harus memiliki keterampilan-


keterampilan teknikal yang diperlukan, dan ia harus Pula memiliki kemampuan untuk
menangani hubungan-hubungan antara pribadi dan mengambil keputusan-keputusan.

a. Keterampilan-keterampilan Teknikal
Para entrepreneurseringkali menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat kompetensi
tinggi. Secara tipikal mereka membawa serta pengalaman tertentu yang berkaitan

6
dengan usaha-usaha bisnis mereka. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa para
pemilik perusahaan-perusahaan penjualan mobil yang berhasil, biasanyasebelumnya
telah memiliki pengetahuan teknikal mendalam tentang penjualan dan menservis mobil-
mobil, sebelum mereka membukausaha penjualan mobil.
Dalam kehidupan nyata, seringkali terbukti bahwa para entrepreneur yang berhasil telah
mengembangkan keterampilan-keterampilan, pengalaman dan sumber-sumber daya
yang diperlukan mereka, untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
b. Pengetahuan dan Pemahaman Bidang Finansial (Financial Savvy)
Para entrepreneur perlu mendapatkan informasi yang akurat, Yang berarti dan yang
tepat waktu, andaikata mereka akan mengambil keputusan-keputusan finansial tepat.
Walaupun beberapa di antara pemilik perusahaan-perusahaan kecil merupakan ahli
dalam bidang akunting, mereka tetap memerlukan pengetahuan tentang indikator-
indikator finansial pokok. Hal tersebut meliputi sebuah daftar rugi/ laba, yang
menunjukkan dicapainya laba, atau dideritanya, kerugian dan sebuah neraca, yang
memberikan suatu gambaran umum tentang posisi finansial perusahaan yang
bersangkutan. Di samping itu diperlukannya juga sebuah daftar: cashflow. Tanpa
memahami dokumen-dokumen tersebut, sang pemilik perusahaan tidak dapat mencapai
gambaran tentang posisi finansial perusahaannya.
c. Keterampilan-keterampilan Antar Perorangan (Interpersonalskill).
Guna memanfaatkan peluang-peluang, para entrepreneur perlu Pula menjadi manajer
baik. Mereka yang berhasil, telah mendapatkan keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk memanaje sumber-sumber daya manusia dan sumber daya finansial
perusahaan mereka.
Pada waktunya mereka perlu mendelegasi otoritas, serta tanggung jawab kepada
bawahan mereka, yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas yang dihadapi.
Pada saat yang bersamaan, mereka harus bersedia bertanggung jawab terhadap
keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan mereka. Mencari dan mendapatkan
feedback konstruktif merupakan bagian dari akuntabilitas (para entrepreneur).
Para entrepreneur yang berhasil, merupakan orang-orang yang bekerja keras, dan
mereka berorientasi pada tugas, tetapi mereka telah belajar untuk menahan dorongan
dan dedikasi tersebut dengan keterampilan-keterampilan antar perorangan para
pemimpin yang efektif.
Mereka merupakan kelompok yang dapat menggerakkan diri sendiri (self-starters) yang
biasanya membantu bawahan serta program-program yang ada, secara entusiastik.Di

7
samping itu, keterampilan-keterampilan berkomunikasi juga sangat penting dimiliki
para entrepreneur.

d. Keterampilan-keterampilan Mengambil Keputusan


Para entrepreneur yang berhasil, sangat cekatan dalam hal pengambilan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi operasioperasi mereka. Mereka bersifat desisif, serta
metodologikal yang berbeda sekali dengan sikap impulsif --dalam hal mengambil
keputusan-keputusan mereka. Mereka lebih banyak berpikir dengan ”otak” mereka,
daripada dengan ''perasaan” mereka. Dalam pemikiran mereka, keputusan-keputusan
adalah tepat, apabila mereka menyebabkan tercapainya tujuan yang diinginkan.
Kebanyakan entrepreneur tidak memiliki cukup banyak waktu untuk mengembangkan
model-model kuantitatif, guna memecahkan problem-problem tertentu yang bersifat
spesifik operasional. Mereka seringkali belajar melalui metode ''uji coba”
(bytrialanderror); bagaimana cara memasukkan kualitas dalam operasi-operasi
mereka.Mereka mengalami pengalaman bahwa hanya sedikit problem-problem kualitas
yang dapat dipecahkan secara sempurna, dan bahwa tidak banyak problem dapat
diselesaikan secara final dan tuntas.

2.5 Menjadi Seorang Entrepreneur

(HELLRIEGEL, 1996: 716-717) Hasil riset yang dilakukan orang menunjukkan


bahwa sebelum memasuki dunia bisnis, para entrepreneur yang berhasil, secara tipikal
menyusun rencana mereka secara lebih hati-hati, dibandingkan dengan para entrepreneur
yang mengalami kegagalan. Salah satu alat yang kiranya dapat membantu mereka adalah apa
yang dinamakan rencana bisnis (thebussiness plan). Sebuah rencana bisnis, merupakan
sebuah gambaran garis besar, tindakan-tindakan langkah demi langkah tentang bagaimana
cara sesuatu perusahaan berekspektasi mengubah ide-ide menjadi kenyataan, atau realita.
Sebuah rencana bisnis, memberikan gambaran kepada para calon investor, dan informasi
tentang bisnis baru yang bersangkutan.

8
2.6 Karakteristik Entrepreneur

Riset tentang karakteristik-karakterstik entrepreneur, telah memusatkan perhatian


pada sejumlah sifat yang pada umumnya dimiliki oleh mayoritas individu-individu yang
memulai dan mengoperasikan usaha-usaha baru. Seorang yang bernama John Hornaday
merupakan salah seorang pertama yang memanfaatkan survei-survei dan wawancara-
wawancara intensif guna mengembangkan suatu daftar terpadu tentang ciri-ciri dan sifat
entrepreneur.

Menurut Hornaday

1. Kepercayaan pada diri sendiri (self-confidence)


2. Penuh energi, dan bekerja dengan cermat (diligence)
3. Kemampuan untuk menerima resiko yang diperhitungkan
4 Memiliki kreatifitas
5. Memiiliki fleksibilitas
6. Memiliki reaksi positif terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi
7. Memiliki jiwa dinamis dan kepemimpinan
8. Memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang-orang
9. Memiliki kepekaan untuk menerima saran-saran
10. Memiliki kepekaan terhadap kritik-kritik yang dilontarkannya terhadapnya
11. Memiliki pengetahuan (memahami) pasar
12. Memiliki keuletan dan kebulatan tekad untuk mencapai sasaran-sasaran
(preseveranc, determination)
13. Memiliki banyak akal (resourcefulness)
14. Memiliki rangsangan atau kebutuhan akan prestasi
15. Memiliki inisiatif
16. Memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri (independent)
17. Memiliki pandangan tentang masa yang akan datang (foresigh)
18. Berorientasi pada laba
19. Memiliki sikap perseptif (perceptiveness)
20. Memiliki jiwa optimisme
21. Memiliki keluwesan (versatility)
22. Memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang produk dan teknologi
Tabel. Ciri-ciri para entrepreneur yang berhasil
9
2.7 Sikap dan Perilaku Wirausaha

Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting
dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus
ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service,
sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan tingkah laku
menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus diberikan
sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu.

Menurut Naffziger (1994) menyatakan bahwa keputusan untuk berperilaku wirausaha


adalah hasil dari interaksi:

1. Karakteristik pribadi.
2. Lingkungan pribadi (status keluarga, jenis kelamin, latar belakang wirausaha, dan
pendidikan).
3. Lingkungan bisnis (sikap masyarakat, iklim ekonomi, ketersediaan dapat diakses,
dana, jaringan pendukung kewirausahaan dan inkubator).
4. Ide.
5. Tujuan pribadi.
6. Perbandingan ekspektasi hasil.
7. Persepsi implementasi hasil.

Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh
karyawan adalah sebagai berikut.

1. Jujur dalam bertindak dan bersikap

Sikap jujur merupakan modal utama seseorang karyawan dalam melayani


pelanggan. Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun bertindak. Kejujuran
inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan yang diberikan.

2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas

Seorang karyawan dituntut untuk rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama
dalam melayani pelanggan. Di samping itu, karyawan juga dituntut untuk cekatan
dalam bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa. Hal
yang paling penting adalah hilangkan sifat pemalas bagi seluruh karyawan.
3. Selalu murah senyum

10
Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang karyawan harus selalu murah
senyum. Jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita
mampu meruntuhkan hati pelanggan untuk menyukai produk atau perusahaan kita.
Pelanggan biasanya akan tersanjung dengan senyum yang ditunjukkan oleh karyawan.

4. Lemah lembut dan ramah-tamah

Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu hendaknya
dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-tamah. Sikap seperti ini dapat
menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan perusahaan.

5. Sopan santun dan hormat

Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan hendaknya selalu bersikap sopan


dan hormat. Dengan demikian, pelanggan juga akan menghormati pelayanan yang
diberikan karyawan tersebut.
6. Selalu ceria dan pandai bergaul

Sikap selalu ceria yang ditunjukkan karyawan dapat memecahkan kekakuan yang
ada. Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan pelanggan merasa
cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu berjalan lancar.

7. Fleksibel dan suka menolong pelanggan

Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan pengertian dan


mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu ada
jalan keluarnya dengan cara yang fleksibel. Tidak ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan asalkan mengikuti peraturan yang berlaku.

Karyawan juga diharapkan suka menolong pelanggan Yang mengalami kesulitan


sampai menemui jalan keluarnya.

8. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab

Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dan sungguh-sungguh.


Karyawan harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau
yang suka ngeyel. Selain serius, karyawan juga harus mampu bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya sampai pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan.

9. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi

11
Seorang karyawan harus merasa memiliki perusahaan sebagai milik sendiri. Rasa
memiliki perusahaan yang tinggi akan memotivasi karyawan untuk melayani
pelanggan. Di samping itu, karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan
setia terhadap perusahaan.

Dalam pekerjaan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat niat wirausaha , peran


untuk pendidikan (Linan, 2010) dialokasikan parameter berikut berdampak pada
pilihan:

 Kesadaran akan kalayakan


 Kesadaran akan norma sosial
 Persetujuan teman terhadap kegiatan bisnis
 Kepemimpinan, keterampilan, komunikasi, dan ketersediaan kontak
profesional
 Inovasi, kreativitas, kemampuan mengenali peluang.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun
yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau
dipergunakan secara maksimal. Jika dihubungkan dengan kewirausahaan berarti kemampuan,
kekuatan yang dimiliki seseorang dalam berusaha melakukan suatu usaha.

Entrepreneur berarti orang yang memulai sesuatu usaha bisnis baru. Yang berupaya
memperbaiki sebuah unit keorganisasian melalui serangkaian perubahan-perubahan
produktif. Fungsi yang bersifat spesifik bagi para entrepreneur adalah kemampuan untuk
mengumpulkan faktor-faktor produksi yakni tanah-tenaga kerja-dan modal, dan kemudian
memanfaatkan mereka untuk memproduksi barang-barang atau jasa-jasa baru. Sebelum
melaksanakan sesuatu upaya entrepreneurial, orang harus memiliki keterampilan-
keterampilan teknikal yang diperlukan, dan ia harus Pula memiliki kemampuan untuk
menangani hubungan-hubungan antara pribadi dan mengambil keputusan-keputusan.

 Keterampilan-keterampilan Teknikal
 Pengetahuan dan Pemahaman Bidang Finansial (Financial Savvy)
 Keterampilan-keterampilan Antar Perorangan (Interpersonalskill).
 Keterampilan-keterampilan Mengambil Keputusan

Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian penting
dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku yang harus
ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di customer service,
sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap dan tingkah laku
menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus diberikan
sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu.

B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini bermenfaat lebih khusus bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini nantinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2017. KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Krueger, Norris F. (2013). Entrepreneurial Potential & Potential Entrepreneurs.


Entrepreneurship Theory and Practice, january 1994.

Malik, Abdul., & Edy Mulyono, Sungkowo. (2017). Pengembangan Kewirausahaan Berbasis
Potensial Lokal Melalui Pemberdayaan Masyarakat. Journal of nonformal education
community empowerment, 89.

Nurabish. (2014). Development of Entrepreneurial Potential of Student through System of


Professional Educatin. Procedia – Sosial and Behavioral Sciences, 143, (2014) 615-620.

Suwena, Kadek. (2015). PENTINGNYA PENILAIAN POTENSI DIRI WIRAUSAHA


SEBAGAI PONDASI UNTUK MENSUKSESKAN PROGRAM MAHASISWA
WIRAUSAHA (PMW). Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 654-655

Winardi. 2003. ENTREPRENEUR dan ENTREPRENEURSHIP. Jakarta: Prenamedia Group

14
LAMPIRAN

15
Lampiran 1

Penilaian

1. Instrumen Penilaian (Soal Uraian)

No Soal Jawaban Skor

1. Jelaskan menurut anda apa Potensi diri merupakan kemampuan,


yang dimaksud dengan kekuatan, baik yang belum terwujud
potensi diri? maupun yang telah terwujud, yang
dimiliki seseorang, tetapi belum
sepenuhnya terlihat atau dipergunakan 30
secara maksimal. Jika dihubungkan
dengan kewirausahaan berarti
kemampuan, kekuatan yang dimiliki
seseorang dalam berusaha melakukan
suatu usaha.
2. Sebutkan 10 karakteristik Karakteristik Entrepreneur menurut
Entrepreneur menurut Hornaday
Hornaday?
1) Kepercayaan pada diri sendiri (self-
confidence)
2) Penuh energi, dan bekerja dengan
cermat (diligence)
3) Kemampuan untuk menerima resiko
yang diperhitungkan
35
4) Memiliki kreatifitas
5) Memiiliki fleksibilitas
6) Memiliki reaksi positif terhadap
tantangan-tantangan yang dihadapi
7) Memiliki jiwa dinamis dan
kepemimpinan
8) Memiliki kemampuan untuk bergaul
dengan orang-orang
9) Memiliki kepekaan untuk menerima

16
saran-saran
10) Memiliki kepekaan terhadap kritik-
kritik yang dilontarkannya
terhadapnya
11) Memiliki pengetahuan (memahami)
pasar
12) Memiliki keuletan dan kebulatan
tekad untuk mencapai sasaran-sasaran
(preseveranc, determination)
13) Memiliki banyak akal
(resourcefulness)
14) Memiliki rangsangan atau kebutuhan
akan prestasi
15) Memiliki inisiatif
16) Memiliki kemampuan untuk berdiri
sendiri (independent)
17) Memiliki pandangan tentang masa
yang akan datang (foresigh)
18) Berorientasi pada laba
19) Memiliki sikap perseptif
(perceptiveness)
20) Memiliki jiwa optimisme
21) Memiliki keluwesan (versatility)
22) Memiliki pengetahuan atau
pemahaman tentang produk dan
teknologi
3. Sebutkan sikap dan perilaku sikap dan perilaku yang harus dijalankan
yang harus dijalankan oleh oleh pengusaha dan seluruh karyawan:
pengusaha dan seluruh 1) Jujur dalam bertindak dan bersikap
karyawan? 35
2) Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas

3) Selalu murah senyum

4) Lemah lembut dan ramah-tamah

17
5) Sopan santun dan hormat

6) Selalu ceria dan pandai bergaul

7) Fleksibel dan suka menolong


pelanggan

8) Serius dan memiliki rasa tanggung


jawab

9) Rasa memiliki perusahaan yang tinggi

Skor Total 100

2. Kriteria Penilaian

No Kriteria Skor
1. Tidak Menjawab 0
2. Menjawab Seadanya, tidak lengkap. 1/10
3. Menjawab lengkap, kurang detail. 2/20
4. Menjawab sangat lengkap detail 3/20

3. Rekap Nilai

No. Nama Mahasiswa Nilai

1 Adis Ornelia 100

2 Afif Norma Lidya 100

3 Aninda Dwi Oktavia 98

4 Annisa dwisanty 98

5 Dame Anju Sinaga 100

6 Dayanti Septia 100

7 Dessy Mirawanti 100

8 Elsa Desprina 100

18
9 Gina Rahayu Ramadhani 100

10 Jhoni Ramadhan 100

11 Kesa Surya Manurung 100

12 Laula Anhadini 100

13 Nurbaiti 100

14 Palendra 0

15 Raja Risma Imesia 100

16 Risma Novianti 100

17 Safitri Ramadani 100

18 Samira Kesumawati 98

19 Shenia Aurelia Purwandari 100

20 Suhanda 100

21 Suryani Dwi Astuti 100

22 Syania Vera Winanda 100

23 Syinthia Duwi Putri Candra 100

24 Tria Wahyuni 100

25 Widia Yana 100

26 Winda Dianartasi 100

27 Winni Permata Putri 98

28 Yolanda Susanti 100

29 Yusniar Marta 100

19
Lampiran 2

Hasil diskusi kelompok

Pertanyaan dari audience

1. Adis Ornelia
Apa perbedaan seorang entrepreneur dengan wirausahawan?
Jawab:

Beberapa orang masih menganggap pengusaha dan entrepreneur itu sama, sekilas
mereka memang terlihat sama. Dwi Larso, Ph.d, seorang pengajar di School of Business
Management, Institut Teknologi Bandung mengatakan bahwa pengusaha adalah orang
yang memiliki bisnis skala besar maupun kecil dan tidak semua pengusaha memiliki jiwa
entrepreneur. Sedangkan seorang entrepreneur pasti memiliki jiwa pengusaha, di mana
mereka dapat memanfaatkan peluang dari setiap bisnisnya atau orang yang terjun ke
dalam suatu bisnis. Di mana, jika kita memiliki jiwa entrepreneur, dapat dipastikan
bisnis yang akan dijalani akan dapat terus bertahan.

Tujuan
Seorang pengusaha biasanya akan menjalankan bisnis untuk mendapatkan keuntungan,
keuangan yang lebih stabil, dan menjadi sukses. Sedangkan entrepreneur lebih peduli
pada perubahan di sekitar dan mengejar passion untuk mencapai tujuan akhir yang
memberikan kesenangan dan kepuasan. Entrepreneur kurang tertarik pada keuntungan
secara finansial, tapi mereka fokus dalam mengembangkan produk/jasa yang akan
mereka tawarkan.

Waktu
Pengusaha tidak suka membuang waktu, mereka akan selalu mengecek jam untuk
memastikan tidak ada pekerjaan atau kegiatan yang tertunda dan harus diselesaikan di
luar jam kantor. Entrepreneur bisa menghabiskan waktu lebih lama untuk menyelesaikan
pekerjaannya dan membuat produknya lebih sempurna. Karena menurut seorang
entrepreneur, produk adalah sebuah karya besar yang harus ia kembangkan untuk
memuaskan pelanggannya.

Sikap

20
Pengusaha biasanya akan merasa nyaman dengan apa yang telah dan rutin mereka
lakukan. Mereka melakukan sesuatu tanpa berharap adanya perubahan dan hanya
mementingkan bisnisnya berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Sebaliknya,
entrepreneur akan terus menyesuaikan dan mengikuti perkembangan zaman dan
mengubah pola pikir untuk membuat perusahaan mereka sebesar mungkin tanpa ada
batasan.

Risiko
Pengusaha akan selalu melakukan perhitungan dalam menjalankan bisnis, karena mereka
akan mengambil risiko yang telah dihitung dan dikelola. Kalaupun bisa, mungkin mereka
tidak menginginkan uangnya hilang sedikitpun atau mengalami kebangkrutan. Berbeda
dengan seorang entrepreneur, mereka dapat mengambil risiko yang tidak masuk akal
sekalipun. Demi mengejar passion, mereka tidak peduli terhadap waktu dan uang yang
mereka habiskan. Meski begitu, mereka melakukannya dengan senang dan penuh
semangat, sehingga banyak dari entrepreneur yang mengambil risiko besar justru
mendapatkan hasil yang luar biasa.

Ide
Dari segi ide, seorang pengusaha biasanya akan memilih ide yang sedang tren di
sekitarnya dan terlihat memiliki keuntungan yang besar. Sedangkan seorang
entrepreneur adalah seorang pencipta ide produk atau bisnis pertama kalinya. Mereka
rela menghabiskan waktu, energi, dan uang untuk membuat ide bisnisnya sendiri.
Entrepreneur biasanya memiliki ide orisinil dan berbeda dari yang pernah ada, bahkan
terkadang idenya unik dan di luar dugaan kita.

Definisi Sukses
Sukses menurut pengusaha adalah keberhasilan bisnis dan pelaksana kepentingan bisnis
yang meliputi dirinya sendiri, partner bisnis, karyawan, pelanggan, investor, dan juga
komunitas. Sedangkan menurut entrepreneur melakukan pekerjaannya dan membiarkan
perjalanan bisnisnya yang akan mendefinisikan kesuksesan yang ia capai.

2. Dayanti Septia
sejumlah elemen dari profil entrepreneurial salah satunya adalah preferensi untuk
menghadapi rsiko moderat, jelaskan maksud dari resiko moderat dan berikan contohnya?

21
Jawab:
risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil
itu harus nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi
kelancaran kegiatannya.

3. Palendra
Bagaimana kita memaksimalkan potensi diri yang belum sepenuhnya terlihat atau
dipergunakan secara maksimalkan?
Jawab:
Cara Ampuh Memaksimalkan Potensi Diri Sendiri
a. Cobalah Hal Baru
Langkah pertama untuk memaksimalkan potensi diri adalah dengan mencoba hal
baru. Jangan pernah takut untuk gagal dalam mencoba hal baru adalah kunci untuk
ini. Cobalah suatu hal baru yang belum pernah Anda pelajari sebelumnya. Pelajari
itu dengan tekun dan kuasai sampai Anda menjadi mahir. Apakah ada sesuatu yang
selalu ingin Anda coba, tapi tidak pernah ada waktunya? Bisa jadi sesuatu yang
berjiwa petualang, seperti scuba diving atau skydiving. Atau mungkin Anda selalu
ingin memanfaatkan sisi artistik Anda dan belajar melukis dengan cat air atau
mengambil kelas fotografi. Apa pun itu, cobalah meluangkan waktu untuk
mengeksplorasi aktivitas, keterampilan, atau keahlian baru yang diinginkan. Berikan
diri Anda sedikit kejutan dengan mendorong diri sendiri berada di luar zona
kenyamanan. Melakukan hal itu akan memberi dorongan inovatif bagi Anda.
Ditambah lagi, Anda juga akan menemukan sesuatu yang baru tentang diri Anda –
mungkin bakat tersembunyi atau kemampuan untuk mempelajari sesuatu yang tidak
pernah diduga sebelumnya. dengan mencoba hal baru, ingatlah juga untuk memberi
diri Anda waktu bersenang-senang, rileks dan menghilangkan stres yang ada.
Waktu-waktu ini akan memberi otak Anda kesempatan untuk mengisi ulang dan
menjadi terbuka terhadap pengalaman baru. Mengisi semua waktu Anda dengan
pekerjaan, tugas dan kewajiban akan membuat Anda merasa kelelahan secara mental
dan fisik. Lakukan work life balance dengan baik.

22
b. Mengejar Impian Anda

Apakah ada hal yang Anda inginkan lebih dari apapun? Apa sesungguhnya tujuan
Anda dalam hidup? Inilah beberapa pertanyaan penting yang harus diajukan pada
diri sendiri untuk membuka kunci akan siapa diri Anda. Mengejar impian Anda akan
memberi tekad untuk melihat tujuan Anda, yang kemudian akan memicu kreativitas
dan inspirasi. Di samping itu, Anda juga akan melakukan sesuatu yang bukan hanya
pekerjaan semata, tapi juga mampu memberikan Anda kebahagiaan karena telah
melakukannya. Bagi banyak orang, bagian tersulit adalah mengidentifikasi tujuan
yang ingin dikejar. Anda mungkin perlu mencari kesempatan yang berbeda untuk
melihat apa yang ada dan apa yang tidak. Anda mungkin ingin fokus pada masalah
yang ingin Anda selesaikan atau masalah yang Anda sukai. Ingat, tujuan dan ambisi
dapat berubah seiring berjalannya waktu – dan tentunya ini tidak apa-apa! Satu-
satunya peraturan yang harus Anda perhatikan adalah bahwa impian Anda harus
datang dari dalam diri Anda – mereka seharusnya tidak menjadi cerminan dari apa
yang orang lain inginkan untuk Anda atau apa yang Anda pikir seharusnya Anda
lakukan. Jika Anda mengejar sesuatu semata-mata demi penghasilan yang bagus,
atau untuk memenuhi harapan orang lain, Anda akan gagal.

c. Sempurnakan Motivasi Anda

Kita semua pastinya memiliki masa-masa down dalam kehidupan. Hari-hari ketika
otak kita tidak akan berjalan, dan kita lebih suka melakukan hal apapun selain
bekerja. Tapi meski berada dalam masa ini, Anda harus menemukan cara untuk terus
bergerak maju. Ingat, kemajuan bersifat jangka panjang. Anda harus menemukan
cara untuk menjaga semangat, dan terus memelihara keinginan yang dalam untuk
berusaha mencapainya. Jagalah motivasi Anda agar tidak turun dengan meluangkan
waktu setiap hari untuk menyalakan kembali semangat itu. Baca blog dan buku atau
dengarkan pembicaraan atau podcast TED terhadap topik-topik yang menarik minat
Anda. Tuliskan tujuan Anda dan taruh itu disuatu tempat yang akan Anda lihat
setiap harinya. Simpan buku catatan dan catat gagasan saat sesuatu Anda
mendapatkan suatu ilham. Bila Anda merasa membutuhkan dorongan, luangkan
waktu untuk melihat kembali impian yang telah Anda buat. Hal ini akan
menginspirasi Anda sekali lagi dan membantu Anda mendapatkan kembali
momentum Anda.
23
d. Ciptakan Kebiasaan Baik

Manusia secara alami adalah makhluk kebiasaan. Setiap kebiasaan akan tertanam
dalam benak Anda, apakah itu kebiasaan baik yang telah Anda tanamkan, atau
kebiasaan buruk yang akan membuat Anda kehilangan tujuan. Kebiasaan baik yang
diciptakan akan membuat Anda terus maju saat Anda lebih suka mengendur.
Mengembangkan kebiasaan mungkin akan membutuhkan waktu dan pengulangan,
namun Anda tetap harus menciptakannya. Tujuannya adalah untuk membuat
perubahan drastis pada gaya hidup Anda yang akhirnya menjadi cara hidup. Ingat
bahwa kebiasaan kecil sekalipun bisa memiliki efek kumulatif yang kuat. Misalnya,
jika Anda memiliki tujuan untuk menulis buku, kembangkan kebiasaan duduk dan
menulis setiap hari, bahkan jika itu hanya selama 30 menit. Demikian pula, jika
Anda ingin memiliki kesehatan yang lebih baik, mulailah berolahraga 20 menit
sehari dan kerjakan dengan cara Anda.

e. Fokus Pada Perawatan Diri

Jika Anda ingin memberikan kinerja terbaik yang dimiliki, Anda harus memasukkan
perawatan diri ke dalam rutinitas harian Anda. Apakah Anda makan makanan
bergizi dan memiliki jam tidur yang cukup? Jangan lupa bahwa kesehatan mental
Anda juga perlu dipupuk. Luangkan waktu untuk bermeditasi dan fokus pada hal-hal
yang Anda syukuri. Meluangkan waktu untuk mengisi kembali pikiran dan jiwa
Anda sangat penting untuk mempertahankan kesehatan mental dan memberi Anda
rasa kesejahteraan. Dan itu adalah kunci untuk menjadi diri terbaik Anda, sekarang
dan dalam jangka panjang.

f. Selalu Menjadi Seseorang yang Open Minded

Di saat Anda telah berhasil untuk selalu menjadi diri terbaik Anda setiap harinya,
maka kreatifitas dan inovasi bisns dapat mulai berkembang dengan sendirinya.

4. Dessy Mirawanti
Jika anda seorang entrepreneur, bagaimana anda membuat usaha dengan modal sedikit
tetapi mendapatkan keuntungan?
Jawab:

24
Sebuah bisnis atau usaha dapat berkembang besar jika diiringi dengan pertumbuhan
modal yang didapat dari keuntungan usaha tersebut. Keuntungan memiliki peran yang
sangat penting bagi sebuah usaha untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Semua
pengusaha mengharapkan untung besar dengan modal kecil agar usaha cepat
berkembang. Berikut beberapa cara mendapatkan keuntungan besar dengan modal kecil.

a. Harga Produk yang Tepat

Harga produk sangat berpengaruh terhadap banyaknya kentungan yang akan


didapatkan. Ketika Anda menginginkan untung besar dengan modal kecil, hal
pertama yang harus dilakukan adalah mematok harga yang tepat. Jika produk yang
Anda jual merupakan produk yang berkualitas, jangan pernah takut untuk
memberikan harga tinggi. Dengan harga yang tinggi, persentase keuntungan yang
Anda dapatkan juga akan meningkat. Selain itu, harga yang tinggi juga memiliki
nilai prestige tersendiri bagi beberapa konsumen, sehingga mereka akan merasa
bangga dan puas telah membeli produk Anda.

b. Kurangi Pengeluaran

Pengeluaran dalam proses produksi maupun distribusi sangat berpegaruh terhadap


keuntungan. Oleh karena itu, perhitungkan pengeluaran yang tidak terlalu penting
dengan tepat. Sebagai contoh, jika tempat usaha Anda ramai pada waktu-waktu
tertentu, Anda bisa mempekerjakan karyawan paruh waktu untuk mengurangi biaya
gaji. Jadi, laba perusahaan tidak akan terbuang terlalu banyak dan Anda
mendapatkan untung yang besar.

c. Memperbanyak Produk

Setiap produk yang Anda produksi atau Anda jual pasti memiliki laba dari harga
belinya. Semakin banyak produk yang Anda jual atau produksi, semakin besar pula
kenuntungan yang akan Anda dapatkan. Untuk mendapatkan untung yang besar
dengan modal kecil, Anda bisa memperbanyak produk dalam waktu bersamaan.
Dengan begitu, otomatis Anda akan berbelanja bahan dalam jumlah besar. Biasanya,
jika kita membeli bahan dalam jumlah besar, harga beli bahan menjadi lebih murah

25
dan biaya transportasi yang dikeluarkan juga cenderung lebih kecil karena dilakukan
dalam waktu yang sama.

d. Memperluas Jaringan

Memperluas jaringan mungkin memerlukan modal yang cukup besar, namun


bagaimana jika perluasannya melalui usaha waralaba? Hasilnya pasti berbeda!
Ketika produk yang Anda jual sudah banyak diminati orang, Anda bisa menjual
bisnis Anda dengan sistem waralaba. Dengan sistem ini, usaha bisa berkembang
dengan modal yang dibayarkan oleh orang yang membelinya. Anda tidak perlu
mengeluarkan banyak modal tetapi bisa mendapatkan keuntungan setiap bulannya.

e. Pemasaran yang Tepat

Pemasaran sebuah produk memengaruhi calon konsumen yang akan membeli


produk Anda. Jika promosi tepat, akan ada banyak konsumen yang datang untuk
mencoba produk yang Anda jual. Banyak sekali cara berpromosi yang bisa Anda
lakukan, namun Anda harus memilih dengan tepat cara mana yang paling efektif.
Pilihlah cara promosi dengan biaya yang sedikit namun dapat menarik banyak
konsumen.

f. Mengambil Peluang Bisnis Lain

Banyak pelaku bisnis saat ini yang tidak hanya menjalankan satu usaha saja untuk
mendapatkan banyak keuntungan. Anda juga bisa menggunakan cara ini untuk
mendapatkan banyak untung. Mulailah dari peluang bisnis yang sekiranya bisa Anda
jalani bersama dengan usaha awal Anda. Misalnya jika Anda membuka usaha
berjualan ikan segar, Anda bisa juga menyediakan bumbu yang dibutuhkan untuk
mengolah ikan tersebut, atau membuat olahan berbahan dasar ikan yang siap
dikonsumsi. Dengan menjalankan peluang bisnis yang sama, pasar Anda menjadi
lebih luas, tanpa harus melakukan promosi secara terpisah untuk setiap produk. Ini
sangat menghemat biaya dan dapat menambah keuntungan bisnis Anda.

26

Anda mungkin juga menyukai