Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

Kewirausahaan di Bidang Pendidikan


“Profil Usaha Kecil dan Cara Pengembangannya”

DOSEN PEMANGKU :
Endang Istikomah, S.Pd., M.Ed.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

Safitri Ramadhani (166410027)


Syinthia Duwi Putri Candra (166410592)
Winda Dianartasi (166410308)

Kelas 6E

PROGAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas Rahmat dan
Karunia-NYA maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Profil Usaha
Kecil dan Cara Pengembangannya” sebagai bahan materi pembelajaran.
Penyusunan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas agar mahasiswa terlatih
guna meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.Dalam penyusunan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan baik teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada Ibu Endang Istikomah, S.Pd., M.Ed. selaku dosen pembawa mata kuliah
Kewirausahaan di Bidang Pendidikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sendiri sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Wassalam.

Pekanbaru, 23 Januari 2019

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i


Daftar Isi ...................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................2
BAB II Pembahasan ....................................................................................................3
2.1 Arti dan Lingkup Usaha ...........................................................................................3
2.2 Profil Usaha Kecil (UK) ..........................................................................................3
2.2.1 Pengertian Usaha Kecil (UK) .........................................................................3
2.2.2 Karakteristik Usaha Kecil (UK)......................................................................5
2.2.3 Alasan Usaha Kecil (UK) Perlu Dikembangkan ............................................5
2.2.4 Masalah yang Dihadapi Usaha Kecil (UK) ....................................................6
2.2.5 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil (UK) .................................................7
2.3 Cara Pengembangan Usaha Kecil (UK) ..................................................................9
2.4 Lembaga-Lembaga Pendukung Pengembangan Usaha Kecil (UK) ......................12
2.5 Menganalisa dengan Metode SWOT Terhadap Suatu Usaha ................................13
2.5.1 Pengertian Metode SWOT ............................................................................13
2.5.2 Tujuan dan Manfaat Analisis dengan Metode SWOT ..................................13
2.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Analisis dengan Metode SWOT ......................14
2.5.4 Cara Menggunakan Analisis dengan Metode SWOT ...................................14
2.5.5 Contoh Analisis dengan Metode SWOT pada Usaha Kecil ........................15
BAB III Penutup ........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................17
3.2 Saran ....................................................................................................................17
Daftar Pustaka ...........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini persaingan di dunia kerja semakin berat dan pengangguran semakin
bertambah banyak. Memaksakan pemerintah agar segera mengatasi pengangguran dengan
memperluas lapangan pekerjaan adalah hal yang mustahil. Pengangguran tidak hanya
berasal dari masyarakat yang tidak mempunyai keahlian dalam bidang tertentu tetapi juga
dari para karyawan-karyawan yang dipensiunkan secara dini oleh perusahaan, baik
perusahaan besar maupun kecil. Dengan demikian bisa dibayangkan berapa banyak
masyarakat Indonesia yang tidak mempunyai pekerjaan. Dalam hal ini harus ada
kesadaran dari seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi pengangguran,
salah satunya yaitu dengan membuka usaha kecil. Dengan adanya usaha kecil ini dapat
membuka lapangan kerja unuk orang lain.
Dan di era pasar terbuka saat ini masyarakat harus merubah pola pikirnya dari pencari
kerja tetapi dapat berwirausaha atau menciptakan lapangan pekerjaan (entrepreneur).
Untuk itulah kami menyusun makalah ini untuk membahas tentang usaha kecil dan
bagaimana cara pengembangannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti dan lingkup dari suatu usaha ?
2. Apa pengertian dari usaha kecil (UK) ?
3. Apa karakteristik dari usaha kecil (UK) ?
4. Mengapa usaha kecil (UK) perlu dikembangkan ?
5. Apa saja masalah yang dihadapi usaha kecil (UK) ?
6. Apa saja kekuatan dan kelemahan usaha kecil (UK) ?
7. Bagaimana cara pengembangan usaha kecil (UK) ?
8. Lembaga-lembaga apa saja yang mendukung pengembangan usaha kecil (UK) ?
9. Apa pengertian dari metode SWOT ?
10. Apa tujuan dan manfaat analisis dengan metode SWOT ?
11. Apa saja faktor yang mempengaruhi analisis dengan metode SWOT ?
12. Bagaimana cara menggunakan analisis dengan metode SWOT ?
13. Bagaimana contoh analisis dengan metode SWOT pada usaha kecil ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dan lingkup dari suatu usaha.
2. Untuk mengetahui pengertian dari usaha kecil (UK).
3. Untuk mengetahui karakteristik dari usaha kecil (UK).
4. Untuk mengetahui alasan usaha kecil (UK) perlu dikembangkan.
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi usaha kecil (UK).
6. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan usaha kecil (UK).
7. Untuk mengetahui cara pengembangan usaha kecil (UK).
8. Untuk mengetahui lembaga-lembaga pendukung pengembangan usaha kecil (UK).
9. Untuk mengetahui pengertian dari metode SWOT.
10. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat analisis dengan metode SWOT.
11. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi analisis dengan metode SWOT.
12. Untuk mengetahui cara menggunakan analisis dengan metode SWOT.
13. Untuk mengetahui contoh analisis dengan metode SWOT pada usaha kecil.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti dan Lingkup Usaha
Menurut Daryanto (2012: 3), “Usaha dalam artian sempit adalah segala kegiatan yang
menghasilkan uang”. Sedangkan dalam artian luas, “Usaha adalah suatu ide yang
diwujudkan dalam suatu rencana dan dilaksanakan dalam suatu kegiatan”. Secara
sederhana, setiap kegiatan dapat disebut sebagai usaha jika dilaksanakan melalui langkah-
langkah berikut:
1) Mencari ide;
2) Membuat rencana;
3) Melaksanakan rencana;
4) Terdapat kegiatan yang jelas; dan
5) Adanya imbalan atau penghargaan atas kegiatan tersebut.
Dengan memahami konsep usaha sebagaimana pengertian diatas, dapat dipahami
bahwa setiap orang dapat mewujudkan usaha sendiri. Dengan kata lain, pengusaha tidak
dibatasi dengan jenis kelamin, umur, kepercayaan, suku, atau unsur-unsur pembeda yang
lain.

2.2 Profil Usaha Kecil (UK)


2.2.1 Pengertian Usaha Kecil (UK)
Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi
usaha kecil menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp1
miliar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tahanan dan bangunan tempat
usaha, paling banyak Rp 200 juta (Sudisman dan Sari, 1996: 5). Kedua, menurut
kategori Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan
industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah
pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri
kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99
orang; serta (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999:
250).
Menurut Mel Scott and Richard Bruce (1987: 45) dalam five stages of growt
in small business menyatakan bahwa “Small businesses have several
characteristics:

3
 Management is independent. Usually managers are also owners ;
 Capital is supplied and ownership is held by an individual or small group ;
 Area of operations is mainly local. Workers and owners are in one home
community, but markets need not be local”.

Menurut Daryanto (2012:7), usaha kecil memiliki ciri-ciri :


1. Manajemen tergantung pemilik (bebas ditentukan oleh pemilik).
2. Modal disediakan oleh pemiliki.
3. Daerah operasi lokal.
4. Berukuran/skala relatif kecil.

Menurut Daryanto (2012:7-8), fakta-fakta tentang usaha kecil :


1. Di banyak negara, hampir 99 persen dari semua bisnis adalah usaha kecil.
2. Lebih 49 persen dari pekerja di sektor usaha di banyak negara, bekerja di
sektor usaha kecil.
3. Sekitar 40 persen dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha
kecil.
4. Sekitar 75 persen dari pekerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil.
5. 50 persen dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama.
6. 60 persen dari uang yang digunakan untuk merintis usaha kecil berasal dari
sumber swasta, seperti tabungan pribadi dan pinjaman dari teman.
7. Biaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui usaha kecil hanyalah
sebagian kecil dari apa yang diperlukan untuk menciptakan lapangan
pekerjaan pada usaha besar.
8. Usaha kecil menampung porsi terbesar pegawai dalam industri ritel, grosir
dan jasa.
9. Usaha kecil menyumbang bagian terbesar dari penjualan dan jumlah
pegawai di segmen tertentu di sektor manufaktur.
10. Manajemen yang buruk adalah penyebab terbesar kegagalan usaha kecil.
11. Peluang sebuah bisnis baru untuk bertahan hidup lebih dari lima tahun
adalah satu banding empat.
12. Di hampir semua negara, usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan.

4
Menurut Daryanto (2012:8), alasan tertarik mendirikan usaha kecil :
1. Terdapat sejumlah besar orang yang terlibat dalam usaha kecil.
2. Usaha kecil menawarkan banyak kesempatan kerja.
3. Usaha kecil mengurangi kemiskinan dan memiliki sumbangan terhadap
pembangunan ekonomi nasional.

2.2.2 Karakteristik Usaha Kecil (UK)


Menurut Kuncoro (2007:265), usaha kecil (UK) mempunyai karakteristik
yang hampir seragam yakni:
1. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan
operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang
merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan serta
memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekat.
2. Rendahnya akses industri kecil terhadap terhadap lembaga-lembaga kredit
formal, sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan
usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga,
kerabat, pedangang perantara, bahkan rentenir.
3. Sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum memiliki status badan
hukum.
4. Dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian
dari seluruh industri kecil bergerak pada kelompok usaha industri makanan,
minuman, tembakau, lalu diikuti oleh industri barang galian bukan logam,
industri tekstil, dan industri kayu, bambu, rotan, rumput, dan sejenis
termasuk perabotan rumah tangga masing-masing berkisar 21% hingga
22% dari seluruh usaha kecil yang ada. Sebalikknya yang bergerak pada
usaha kelompok usaha industri kertas dan kimia masih sangat sedikit, yaitu
kurang dari 1%.

2.2.3 Alasan Usaha Kecil (UK) Perlu Dikembangkan


Sejak tahun 1983, pemerintah secara konsisten telah melakukan berbagai
upaya deregulasi sebagai upaya penyesuaian struktural dan restrukturisasi
perekonomian. Kendati demikian, banyak yang mensinyalir deregulasi dibidang
perdagangan dan investasi tidak memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan
kecil dan menengah, bahkan justru perusahaan besar dan konglomeratlah yang
mendapatkan keuntungan.

5
Studi empiris membuktikan bahwa pertambahan nilai tambah ternyata tidak
dinikmati oleh perusahaan skala kecil, sedang, dan besar, tetapi justru perusahaan
skala konglomerat dengan tenaga kerja lebih dari 1000 orang yang menikmati
kenaikan nilai tambah secara absolut maupun per rata-rata perusahaan (Kuncoro dan
Abimanyu, 1995).
Dalam hal inilah, perhatian untuk menumbuh kembangkan industri kecil dan
rumah tangga (IKRT) setidaknya dilandasi oleh suatu alasan, yaitu IKRT menyerap
banyak tenaga kerja. Kecenderungan menyerap banyak tenaga kerja umumnya
membuat banyak IKRT intensif pula dalam menggunakan sumber daya alam lokal.
Apalagi karena lokasinya banyak dipedesaan, pertumbuhan IKRT akan
menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja,
pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan
pembangunan ekonomi dipedesaan (Kuncoro, 1996). Dari sisi kebijakan, IKRT
jelas perlu mendapatkan perhatian karena tidak hanya memberikan penghasilan bagi
sebagian besar angkatan kerja Indonesia, tetapi juga merupakan ujung tombak
dalam upaya pengentasan kemiskinan.

2.2.4 Masalah yang Dihadapi Usaha Kecil (UK)


Pembinaan pengusaha kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Namun, disadari pula
bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat
kemampuan, keterampilan, keahlian, manajeman sumber daya manusia,
kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan
sumber daya manusia mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan
usahanya dengan baik. Menurut Koncoro (2007:368), masalah –masalah dasar yang
dihadapi oleh pengusaha kecil, yaitu:
1. Kelemahan memperoleh peluang pasar.
2. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk
memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.
3. Kelemahan dibidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia.
4. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antara pengusaha kecil (sistem
informasi).
5. Ilkim usaha yang kurang kondusif karena persaingan yang saling
mematikan.
6
6. Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya
kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.

2.2.5 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil (UK)


Menurut Daryanto (2012:9), ada beberapa kekuatan dan kelemahan dalam
usaha kecil (UK), yaitu:
KELEMAHAN KEKUATAN
 Modal terbatas  Sentuhan pribadi
 Permasalahan Pegawai  Motivasi yang lebih tinggi
 Tingginya biaya langsung  Fleksibilitas yang tinggi
 Terlalu banyak telur dalam satu  Kurangnya birokrasi
keranjang
 Kredibilitas  Produk/jasa tidak menarik perhatian
(kurang mencolok)
 Keterbatasan kualitas produk  Melayani pasar lokal/domestik

Tabel 1. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil

Kelemahan usaha kecil :


1. Keterbatasan Modal
Menyeimbangkan “uang masuk” dan “uang keluar” adalah sebuah perjuangan,
terutama ketika mencoba melakukan perluasan usaha. Selain itu, kebanyakan
usaha kecil memiliki masalah untuk tetap bertahan selama periode menunggu
produk mereka dapat diterima pasar.

2. Permasalahan Kepegawaian
Usaha kecil tidak mampu membayar gaji yang besar, serta menyediakan
kesempatan dan status yang biasanya terdapat pada perusahaan besar.
Pemilik usaha kecil harus berkonsentrasi pada permasalahan sehari-hari dalam
menjalankan bisnis dan biasanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan tujuan
atau rencana jangka panjang.

3. Biaya Langsung yang Tinggi


Usaha kecil tidak dapat membeli bahan baku, mesin, atau persediaan seperti
perusahaan besar. Jadi biaya produksi per unit biasanya lebih tinggi untuk usaha
kecil, tetapi pada umumnya biaya operasional (overhead) biasanya lebih rendah.

7
4. Terlalu Banyak Telur dalam Keranjang
Sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak sektor usaha dapat saja
mengalami hambatan di salah satu usahanya, tapi mereka tetap kuat. Hal ini tidak
berlaku bagi usaha kecil yang hanya memiliki sedikit produk. Usaha kecil sangat
rentan jika produk baru mereka tidak laku, atau jika salah satu pasarnya terkena
resesi, atau jika produk lamanya tiba-tiba menjadi ketinggalan zaman.

5. Rendahnya Kredibilitas
Masyarakat menerima produk perusahaan besar karena namanya dikenal dan
biasanya dipercaya. Usaha kecil harus berjuang untuk membuktikan setiap kali
menawarkan sebuah produk baru atau memasuki pasar baru. Reputasi dan
keberhasilan dimasa lalu di pasar jarang diperhitungkan.

Kekuatan usaha kecil :


1. Sentuhan Pribadi
Pelanggan seringkali membayar harga yang lebih mahal untuk perhatian
pribadi. Bahkan, pada banyak industri di mana perbedaan produk dan harganya
tipis, faktor kehadiran manusia menjadi keuntungan utama dalam menghadapi
persaingan.

2. Motivasi Lebih Tinggi


Manajemen kunci dalam usaha kecil biasanya terdiri atas pemilik.
Konsekuensinya, mereka bekerja keras, lebih lama, dan memiliki lebih banyak
keterlibatan personal. Laba dan rugi memiliki banyak arti bagi mereka dari pada
gaji dan bonus yang diperoleh para pegawai perusahaan besar.

3. Fleksibilitas Lebih Tinggi


Sebuah usaha kecil memiliki fleksibilitas sebagai keunggulan kompetitif
utama. Lingkup produknya sempit, pasarnya terbatas, serta pabrik dan gudangnya
dekat.

4. Kurangnya Birokrasi
Para eksekutif perusahaan besar sering kali kesulitan memahami gambaran
besar atau persoalan. Hal ini menyebabkan terjadinya in-efisiensi. Dalam usaha
kecil, seluruh permasalahan dapat mudah dimengerti, keputusan dapat cepat
dibuat, dan hasilnya dapat segera diperiksa dengan mudah.

8
5. Tidak Mencolok
Karena tidak terlalu diperhatikan, perusahaan baru dapat mencoba taktik
penjualan yang baru atau memperkenalkan produk tanpa menarik perhatian atau
perlawanan yang berlebihan.

2.3 Cara Pengembangan Usaha Kecil (UK)


1) Perencanaan Pengembangan Usaha
Pada tahap awal sebelum memulai membuat sebuah konsep perencanaan
pengembangan usaha, baik para pemilik usaha kecil ini melakukan identifikasi terhadap
usahanya, yang secara garis besar meliputi :
1. Kekuatan yang dimiliki.
2. Kelemahan atau kendala apa yang dihadapi.
3. Peluang-peluang apa yang muncul yang bisa diamati.
4. Ancaman apa yang bisa menghambat berkembangnya usaha selain itu juga
dimaksudkan untuk mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi,
serta memasarkan produk usaha kecil. Langkah-langkahnya antara lain mencakup:
1. Pasar mana yang dimasuki.
2. Produk baru apa yang bisa dikembangkan.
3. Cara apa yang bisa dilakukan untuk lebih mengenalkan produk.
4. Berapa harga yang seharusnya ditetapkan untuk dapat bersaing dengan usaha
sejenis.
5. Pihak-pihak mana saja yang bisa diajaka bekerjasama untuk memasarkan
produk.

2) Pengorganisasian Rencana dan Pelaksanaannya


Setelah rencana pengembangan usaha dibuat maka untuk lebih menertibkan
pelaksanaan dari rencana tersebut, perlu ditindak lanjuti dengan mengorhanisasikan
rencana dan pelaksanaannya. Apabila memungkinkan tugas ini dapat dibantu oleh para
pegawai yang dianggap memiliki kemampuan untuk itu. Kegiatan yang dilakukan
meliputi:
1. Melakukan kunjungan ketempat pemasaran dan mengumpulkan informasi.
2. Mencari informasi ke pihak-pihak yang terkait dengan yang direncanakan.

9
3) Mengadakan Evaluasi Terhadap Rencana
Evaluasi terhadap rencana pengembangan usaha penting dilakukan agar dapat
dideteksi secara dini persoalan yang timbul dalam pengelolaan usaha. Hal ini penting
dilakukan agar rencana yang tidak bisa dilaksanakan dapat segera diperbaiki dan
sekaligus memperkirakan masalah apa yang mungkin mungkin muncul untuk diambilkan
pencegahan. Beberapa upaya yang dapat mengembangkan usaha kecil sebagai berikut :
1. Pendekatan makro untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi tumbuh
dan berkembangnya usaha kecil.
2. Menghilangkan monopoli terutama pada industri hulu. Juga menghilangkan kolusi
yang mendorong munculnya monopoli.
3. Mengembangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar dan di
dasarkan saling menguntungkan kedua belah pihak.
4. Usaha kecil juga perlu meningkatkan efisiensi usaha.
5. Bagi sektor usaha kecil yang belum memiliki asosiasi perlu dibentuk asosiasi.

Pembinaan dan pengembangan UK dilakukan melalui langkah-langkah sebagai


berikut:
1. Identifikasi potensi dan masalah yang dihadapi oleh UK.
2. Penyiapan program pembinaan dan pengembangan sesuai potensi dan masalah
yang dihadapi oleh UK.
3. Pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan.
4. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program pembinaan dan
pengembangan bagi UK.

Pembinaan dan pengembangan UK di bidang produksi dan pengolahan, dilaksanakan


dengan:
1. Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengolahan.
2. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan.
3. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan
pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan.
4. Menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang produksi dan pengolahan.

Pembinaan dan pengembangan UK di bidang pemasaran, dilaksanakan dengan:


1. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran.
2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran.

10
3. Menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji coba pasar.
4. Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi.
5. Memasarkan produk UK.
6. Menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang pemasaran.
7. Menyediakan rumah dagang dan promosi UK.
8. Memberikan peluang pasar.

Pembinaan dan pengembangan UK di bidang sumber daya manusia, dilaksanakan


dengan:
1. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.
2. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial.
3. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan, dan konsultasi
UK.
4. Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultan UK.
5. Menyediakan modul manajemen UK.
6. Menyediakan tempat magang, studi banding, dan konsultan untuk UK.

Pembinaan dan pengembangan UK di bidang teknologi, dilaksanakan dengan:


1. Meningkatkan kemampuan di bidang teknologi produksi dan pengendalian mutu.
2. Meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk mengembangkan desain
dan teknologi baru.
3. Memberikan insentif kepada UK yang menerapkan teknologi baru dan
melestarikan lingkungan hidup.
4. Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam memenuhi standardisasi teknologi.
6. Menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan pengembangan di
bidang desain dan teknologi bagi UK.
7. Menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang teknologi.
8. Memberikan bimbingan dan konsultasi berkenaan dengan hak atas kekayaan
intelektual.

Menurut Elizabeth Walker and Alan Brown (2004: 578) dari Cowan University
menyatakan bahwa “Small business success can be measured by financial and non-
financial criteria although the former has been given most attention in the literature.

11
Traditional measures of business success have been based on either employee numbers or
financial performance, such as profit, turnover or return on investment. Implicit in these
measures is an assumption of growth that presupposes all small business owners want or
need to ‘grow’ their businesses. For businesses to be deemed successful these financial
measurements require increases in profit or turnover and/or increased numbers of
employees”.

2.4 Lembaga-Lembaga Pendukung Pengembangan Usaha Kecil (UK)


Lembaga Pendukung Peran yang Dilakukan Program atau Intervensi
1. Pemerintah
1.1 Deperin Perumusan kebijakan  Pendidikan dan pelatihan.
pengembangan, implementasi  Pelayanan teknis melalui
program, dan penyediaan UPT.
fasilitas.  Pelayanan informasi dan
konsultasi.
1.2 Depdikbud  Peningkatan SDM melalui  Program magang.
semua jalur: formal,  Pelatihan melalui
informal, dan nonformal. pendidikan masyarakat.
 Konsep link dan match  Pembinaan kursus-kursus
antara dunia pendidikan informal.
dengan usaha.
1.3 Depnaker  Pembinaan dan penempatan  Pelatihan melalui BLK.
tenaga kerja.  Pengembangan pusat
 Perumusan kebijakan informasi.
ketenagakerjaan.  Penetapan KUM dan
monitoring-nya.
 Pengembangan usaha kecil
dan usaha mandiri lebih
ditunjukkan mengatasi
pengangguran ketimbang
pengembangan usaha.
1.4 Depsos Pembinaan UK sebagai bagian Pelatihan-pelatihan.
upaya pengentas kemiskinan.
1.5 Depkeu  Merancang kebijakan  Pembentukan dan
ekonomi yang kondusif bagi pembinaan UK, antara lain
pengembangan UK. melalui alokasi 1-5% dana
 Kontrol pelayanan finansial keuntungan BUMN.
bagi usaha kecil.
1.8 Pemda bersama  Pengaturan perizinan usaha.  Penyediaan fasilitas tempat
Bappeda dan  Pengaturan tata kota. usaha (sentra atau pusat
Dinas Tata Kota perdagangan).
 Lokalisasi UK seringkali
sangat merugikan karena
memisahkan UK dari system
sosial yang ada.

12
2. Lembaga swasta Peningkatan SDM melalui  Pengembangan SDM.
dan perorangan pendidikan dan latihan.  Perantara dalam pasar kerja.
3. LSM  Lembaga pelayanan  Pengembangan berbagai
alternatif bagi usaha kecil kelompok swadaya
yang berfungsi sebagai masyarakat.
lembaga perantara untuk  Pelatihan teknis produksi
menjembatani keterbatasan dan pengolahan atau
pemerintah dan swasta administrasi.
dalam menjangkau usaha  Penelitian dan konsultasi.
kecil.
 Sangat berpotensi menjadi
partner UK karena
kedekatan hubungannya
dengan UK.
4. Asosiasi Pengusaha Idealnya, asosiasi seperti ini  Pengorganisasian pengusaha
Kecil terlibat langsung dalam kecil harus dibangun dengan
negosiasi, perumusan tujuan spesifik dan dikaitkan
kebujakan, monitoring, dan dengan pemberdayaan.
evaluasi.  Distribusi informasi.

Tabel 2. Lembaga-Lembaga Pendukung Pengembangan Usaha Kecil (UK)

2.5 Menganalisa dengan Metode SWOT Terhadap Suatu Usaha


2.5.1 Pengertian Metode SWOT
Kepanjangan dari SWOT adalah Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman). Menurut Fredi Rangkuti (2004: 18)
menjelaskan bahwa “Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan”. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats).

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Analisis dengan Metode SWOT


Analisis dengan metode SWOT memiliki tujuan dan manfaat, yaitu bertujuan
untuk mendapatkan aspek terpenting dari perusahaan, organisasi maupun individu.
Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kekuatan, mengurangi kelemahan,
menjauh dari ancaman, serta mencari atau membuat peluang. Perlu ditekankan
bahwa analisis SWOT hanya alat analisis untuk melihat situasi yang sedang
dihadapi.
Manfaat analisis SWOT yaitu stakeholder mampu membuat strategi agar
dapat menetapkan sarana, baik saat ini maupun di masa depan.

13
Tersedianya 4 faktor yang berhubungan dapat memberikan kemudahan bagi
perusahaan atau organisasi untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Manfaat nyata di bidang bisnis adalah perusahaan tahu harus menuju kemana di
masa depan.

2.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Analisis dengan Metode SWOT


Faktor yang memengaruhi analisis SWOT terdiri dari dua hal, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berasal dari dalam yang terdiri
dari strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Apabila kekuatan lebih banyak
dibanding kelemahan, maka akan memberi dampak baik dalam penelitian. Beberapa
komponen dari faktor internal yang terdiri dari:
 Sumber daya yang dimiliki.
 Keuangan.
 Kelebihan dan kelemahan internal.
 Pengalaman organisasi sebelumnya (baik berhasil maupun gagal).
Faktor eksternal yaitu faktor dari luar yang tidak secara langsung terlibat
dengan apa yang diteliti. Faktor ini terdiri dari opportunity (peluang) dan threats
(ancaman). Apabila perusahaan atau organisasi sudah mengetahui peluang dan
ancaman, maka mereka dapat menentukan strategi yang akan digunakan untuk
menghadapinya. Beberapa komponen dari faktor eksternal yaitu terdiri dari:
 Tren.
 Budaya, sosial politik, ideologi, ekonomi.
 Sumber modal.
 Peraturan pemerintah.
 Perkembangan teknologi.
 Peristiwa yang terjadi.
 Lingkungan.

2.5.4 Cara Menggunakan Analisis dengan Metode SWOT


a) Strength (Kekuatan)
 Kekuatan apa yang dimiliki organisasi atau perusahaan?
 Apa yang membuat organisasi atau perusahaan lebih baik dari lainnya?
 Apa keunikan yang dimiliki organisasi atau perusahaan?

14
 Apa yang menyebabkan organisasi atau perusahaan mengalami peningkatan
penjualan?
 Apa yang dilihat atau dirasakan konsumen sehingga menjadi kelebihan
organisasi atau perusahaan?

b) Weakness (Kelemahan)
 Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi atau perusahaan?
 Apa yang harus dihindari organisasi atau perusahaan?
 Apa faktor yang menyebabkan organisasi atau perusahaan kehilangan
penjualan?
 Apa yang dilihat atau dirasakan konsumen sehingga menjadi kelemahan
organisasi atau perusahaan?
 Apa yang dilakukan pesaing yang membuat mereka baik dari organisasi atau
perusahaan?

c) Opportunity (Peluang)
 Kesempatan apa yang dapat dilihat organisasi atau perusahaan?
 Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi atau perusahaan?

d) Threats (Ancaman)
 Hambatan apa yang dihadapi organisasi atau perusahaan sekarang?
 Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi atau perusahaan?
 Perkembangan teknologi apa yang menjadi ancaman untuk organisasi atau
perusahaan?
 Terjadinya perubahan Peraturan Pemerintah yang dapat menjadi ancamanbagi
kemajuan organisasi atau perusahaan?

2.5.5 Contoh Analisis dengan Metode SWOT pada Usaha Kecil


Berikut ini adalah contoh analisis dengan metode SWOT usaha kecil keripik
mangga yang merupakan bisnis rumahan.
a) Strength (Kekuatan)
1) Memiliki rasa khas, unik, manis dan berbeda dengan produk lain.
2) Bahan baku mudah didapat karena letak produksi dekat dengan
perkebunan mangga.

15
b) Weakness (Kelemahan)
1) Kurangnya promosi yang dilakukan sehingga belum meluas.
2) Sering terjadi kesalahan saat pengolahan.
3) Lokasi produksi kurang strategis.
4) Kekurangan karyawan untuk bekerja.

c) Opportunity (Peluang)
1) Produk keripik mangga masih jarang, sehingga peluang untuk
mengembangkan usaha besar.
2) Banyak bahan baku yang tersedia.
3) Keripik banyak digemari masyarakat.

d) Threats (Ancaman)
1) Masyarakat masih belum tahu tentang keripik mangga.
2) Keripik mangga kurang populer dibanding keripik singkong.

16
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Menurut Daryanto (2012: 3), “Usaha dalam artian sempit adalah segala kegiatan yang
menghasilkan uang”. Sedangkan dalam artian luas, “Usaha adalah suatu ide yang diwujudkan
dalam suatu rencana dan dilaksanakan dalam suatu kegiatan”. Secara sederhana, setiap
kegiatan dapat disebut sebagai usaha jika dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut:
1. Mencari ide;
2. Membuat rencana;
3. Melaksanakan rencana;
4. Terdapat kegiatan yang jelas;
5. Adanya imbalan atau penghargaan atas kegiatan tersebut.
Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi usaha kecil
menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi
rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp1 miliar dan memiliki kekayaan
bersih, tidak termasuk tahanan dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp200 juta
(Sudisman dan Sari, 1996: 5).Kedua, menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS), usaha
kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan
industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4
orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja
20-99 orang; serta (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999: 250).
Kepanjangan dari SWOT adalah Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunity (peluang), dan Threats (ancaman). Menurut Fredi Rangkuti (2004: 18) dalam
jurnal Zuhrotun Nisak menjelaskan bahwa “Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan”. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang mendukung untuk perbaikan makalah ini, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi.
Karena kami adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2004. Kewirausahaan. Bandung : CV Alfabeta.

Daryanto. 2012. Menggeluti Dunia Wirausaha. Yogyakarta : Gava Media.

Glendoh, Sentot Harman. 2001. Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 3, No.1. Maret.

Kuncoro, Mudrajad. 1996. Struktur dan Kinerja Indonesia Setelah 50 Tahun Merdeka:
Adakah Peluang Usaha Kecil?. Jurnal Ekonomi. Tahun II. Vol.7. Januari.

Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomi Industri Indonesia. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Machfoedz. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Scott, Mel and Richard Bruce. 1987. Five Stages of Growt in Small Business. Pergamon
Journals. Vol. 20, No. 3. Juni.

Walker, Elizabeth and Alan Brown. 2004. What Success Factors are Important to Small
Business Owners?. International Small Business Journal. Vol.22, No.6. September.

18

Anda mungkin juga menyukai